Anda di halaman 1dari 34

PENYAKIT

PARKINSON
DEFINISI
Dua istilah yang perlu dibedakan :

Penyakit Parkinson : Neurodegeneratif sistem


ekstrapiramidal (degenerasi ganglia basalis
terutama di substansia nigra pars kompakta/SNC
disertai adanya inklusi sitoplasmik
eosinofilik/lewy bodies)

Parkinsonism : sindrom yang ditandai oleh


tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesia dan
hilangnya refleks postural, akibat penurunan
dopamin dengan berbagai macam sebab
SPM NEUROLOGI, 2006
Sejarah
James Parkinson 1886 Paralisis
Agitans
Charchot 1818 PP.
Tretiakoff 1919 Konsisten lesi
substansia nigra (SN)
Bein, Carlsson, Hornykiewicz
Dopamine (DA)
MPTP neurotoxin SN DA.
Rotenone Histo PP.
Aboe Amar Joesoef, Parkinsons Disease Basic Science, 2007
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi 1% pada usia > 50 th
Prevalensi 2% pada usia > 70 th
Onset biasanya pada usia 50-59 th
Merupakan 80% dari Parkinsonism
Pria : wanita = 3:2
5 % familial

Lumbantobing, Gangguan Gerak, 2005


FAKTOR RISIKO

Usia,
Jenis kelamin ( pria )
Ras ( Kulit putih )

Riwayat Keluarga :
Trauma
Stress emosional
Kepribadian ( pemalu & mudah depresi )

Environmental Exposures
Logam ( Manganese , Iron )
Minum air sumur
Farming paparan herbisida dan pestisida
MPTP ( methyl phenyl tetrahydropiridine)
PATOLOGI
1. Kelainan Metabolisme
Bahan2 toksik : sianida, CO, MPTP,
Nitropropionik acid, Malonic acid, Rotenone,
Azida
Kerusakan
mitokondria

Kemampuan sbg
ATP buffer ion Ca++ hilang

Toksisitas Ca++
Radikal bebas
2. Eksitotoksisitas
Aktivitas Glutaminergik

Aktivitas reseptor NMDA

Influks Ca++

Toksisitas Ca++

Radikal Bebas Oksigen & Nitrogen


3. Stres Oksidatif
Reaksi berlebihan radikal bebas
terhadap protein, membran
lemak, dan DNA

Kematian neuron
4. Genetik
Jenis Lewy body Lokus Onset Gen
Park + 4q21 40 th -Synuclein
1
Park - 6q25 20 th Parkin
2
Park + 2p13 60 th ?
3
Park + 4q21 30 th
4
Park + 4p15 50 th UCHL1
5
Park ? 1p35 30 th Pink1
6
5. Kegagalan UPS
UPS = Ubiquitin Proteasome System
Proteasome : protease multi subunit &
multi katalitik, bertangg.jawab
mendegradasi protein yg tdk dikehendaki
keberadaannya dlm sitoplasma
Disfungsi proteasome (o.k toksin, radikal
bebas, agregrat protein, hilangnya ATP)

Akumulasi protein, pembentukan inclusion


body, rusaknya aktivitas inter & intra sel
PATOLOGI

kadar dopamin akibat kematian neuron di


substansia nigra pars kompakta
( 40 50%) disertai adanya inklusi sitoplasmik
eosinofilik ( Lewy bodies )
Lewy bodies : inklusi sitoplasmik eosinofilik
konsentrik dengan halo perifer dan dense cores

Lewy bodies ( + ) dg neuron pigmen dari


substansia nigra adalah khas , tetapi tidak
patognomonik untuk PP ( beberapa kasus
parkinsonism atipikal + )
Lewy bodies
Gambaran Patologi Anatomi
Substansia nigra PP: depigmentasi menyolok pada pars kompakta
degenerasi sel saraf yang mengandung
neuromelanin
PATOFISIOLOGI
1. KETIDAK-SEIMBANGAN NEURON DOPAMINERGIK DAN
KHOLINERGIK
Korpus striatum selain menerima persarafan dopaminergik yang
datang dari substansia nigra, juga disarafi oleh saraf kholinergik
dengan asetilkholin ( AKA ) sebagai neurotransmiternya,
pengaruh dari striatum terhadap fungsi motorik korteks ditentu-
kan oleh kegiatan kedua saraf tersebut.
Bila mana kegiatan dopaminergik meningkat dan atau kegiatan
kholinergik menurun maka pengaruh dopaminergik akan dominan
sehingga timbullah gejala hiperkinesia,
sebaliknya jika kegiatan dopaminergik menurun dan atau
kholinergik meningkat maka pengaruh kholinergik akan dominan
sehingga timbullah gejala hipokinesia (sindroma parkinson)
Ketidakseimbangan dopaminergik &
kolinergik

DA AK

NORMAL AK = ASETILKOLIN
(AK=DA) DA = DOPAMIN

PENYAKIT PARKINSON
(AK>DA)
PATOFISIOLOGI
2. KETIDAK-SEIMBANGAN JALUR LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG
Baik jalur langsung maupun tidak langsung keduanya akan
bermuara ke GPi / SNr dan selanjutnya dari sini akan
mengeluarkan output menuju talamus dan korteks, bila masukan
dari keduanya seimbang maka output-nyapun akan seimbang
pula sehingga tidak timbul kelainan gerakan motorik.
Akan tetapi manakala terjadi hiperaktif jalur langsung atau
hipoaktif jalur tak langsung maka output dari GPi dan SNr ke
arah talamo-korteks akan menurun maka akan terjadi gerakan
hiperkinesia.
Sebaliknya jika terjadi hipoaktifitas jalur langsung dan hiper-
aktifitas jalur tak langsung maka keluaran dari Gpi dan SNr akan
meningkat maka terjadi gerakan hipokinesia/sindroma parkinson.
GEJALA KLINIS
EMPAT GEJALA MOTORIK (TRAP)
1. ( T ) Tremor
2. ( R ) Rigidity
3. ( A ) Akinesia
4. ( P ) Postural instability

Gejala 1,2, dan 3 = gejala UTAMA /


KARDINAL
GEJALA KLINIS LAIN
1. MOTORIK
Freezing, festination,
propulsi.
2. OTONOMIK
Polakisuri, konstipasi, disfungsi
seksual, orthostatic hypotension.
3. SENSORIK
Nyeri otot
4. NEUROPSIKIATRIK
Ansietas, depresi, demensia,
insomnia.
5. Lain-lain
Edema, seborea, BB menurun.
DIAGNOSIS
Berdasarkan kriteria klinis:
1. Dua dari 3 gejala utama (T,R,A).
2. Tiga dari 4 gejala motorik (T,R,A,P).
3. Respon nyata terhadap terapi L-DOPA.

Kriteria Hughes :
Possible : ada 1 dari gejala utama
Probable : ada 2 dari gejala motorik
Definite : ada 3 dari gejala utama

Kriteria Hughes yang dipakai oleh Kelompok Studi


Gangguan Gerak PERDOSSI dalam menyusun
Konsensus Tatalaksana Penyakit Parkinson.
PEMERIKSAAN KLINIS

1. TREMOR
- Kepala: kepala, palpebra, bibir, dagu.
- Tangan: resting/postural tremor.
- Kaki: resting/postural tremor.

2. RIGIDITAS
Leher, siku, pergelangan tangan,
lutut,
ankle.
PEMERIKSAAN KLINIS
3. AKINESIA/BRADIKINESIA
- Kepala: masked face, palpebra, disfagia,
hipofonia
- Lengan: mikrografia.
- Badan: duduk,berbaring.
- Tungkai: Festination (langkah kecil,cepat
diseret), freezing/hesitation.

4. POSTURAL INSTABILITY
- Mudah jatuh, pulling test.
Pemeriksaan Penunjang
Neuro imaging : CT Scan

.
STAGING

STADIUM KLINIS (HOEHN and YAHR)


Stage 1 = Gejala unilateral.
Stage 2 = Bilateral.
Stage 3 = Instabilitas postural; jarang jatuh.
Stage 4 = Instabilitas postural jelas;
cenderung
jatuh.
Stage 5 = Berbaring atau duduk di kursi roda
saja.
TERAPI
3 konsep

SIMTOMATIS
Memperbaiki gejala & tanda akibat penyakit

PROTEKTIF
Menggunakan & memanfaatkan mekanisme
patofisiologi menghasilkan perlindungan terhadap
substrat yg berperanan dlm patofisiologi penyakit

RESTORATIF
Upaya penyediaan neuron-neuron baru ATAU memacu
pertumbuhan & meningkatkan fungsi sel-sel yg masih ada

Andriadi S, Update on the Management of PD


TERAPI SIMTOMATIK

1. TERAPI FARMAKOLOGIS
A. Dopaminergik
EG : LEVODOPA.
B. COMT Inhibitor
C. Dopamin Agonis
D. MAO Inhibitor
E. Antikolinergik
F. Amantadine
2. Surgical Intervention
Bila terapi dengan obat sudah tidak memberikan respon

A. Deep Brain Stimulation


. Mekanisme mendasari smp sekarang dlm jelas , ttp
perbaikan gejala 80% .
. Stimulasi dg alat stimulator yang ditanam di inti GPi dan
STN, dg frek rangsangan 130 Hz dan lebar pulsa antara 60
90 s
B. Pallidotomi
menekan gejala
Akinesia / bradi kinesia
Gangguan jalan / postural
Gangguan bicara

c. Thalamotomi
menekan gejala
Tremor
Rigiditas
Diskinesia karena obat.
3. Terapi Fisik dan Terapi Wicara

Lee Silverman Voice Treatment


( LSVT ) untuk memperbesar volume
suara
Alat elektronik Frequency-shifted
Auditory Feedback (FAF ) dapat
memperbaiki kejernihan suara pada
pasien parkinson
Terapi fisik berupa Yoga, Tai Chi dan
dansa dapat memperbaiki mobilitas
dan flexibilitas pada pasien
NEUROPROTEKSI
Dapat mengurangi progresivitas
penyakit
L-Tyrosine
Fe 2+
Vitamin C dan Vitamin E
Coenzim Q 10
Rasagiline : MAOB inhibitor
PROGNOSIS
Kronis progresif
Bila tidak diterapi rata-rata
meninggal dalam 9 thn
Dipengaruhi oleh :
- usia
- beratnya gejala yg sedang
diderita
- cepatnya mendapatkan terapi
- adanya komplikasi
- ketaatan minum obat
Kemungkinan komplikasi yg bisa
timbul:
1. Ggn kognitif
2. Depresi
3. Psikosis
4. Ggn otonomik
5. Ggn tidur
6. Nyeri otot
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai