Anda di halaman 1dari 7

Pertolongan pertama

pada korban listrik


halyang dapat dilakukan apabila melihat korban
kesetrum antara lain:

1. Jika mungkin, matikan sumber listrik atau suruhlah


orang lain untuk mematikannya.

2. Sangat penting untuk memindahkan korban dengan


hati-hati. Pakailah alas kering seperti koran, papan,
selimut, matras karet atau baju kering.

3. Jangan gunakan bahan-bahan dari besi dan bahan


yang basah. Jangan menyentuh korban sampai ia
terbebas dari sengatan.

4. Bila korban tak bernapas, buka jalan pernapasan


dan lakukan pernapasan buatan
Akibat dari sengatan aliran listrik
Arus yang mengalir melalui tubuh
(tersengat listrik) dapat mengakibatkan :
Jantung berhenti berdenyut.
Otot berkontraksi (mengerut).
Pernafasan terhenti dimana pusat saraf di
otak yang mengatur pernafasan lumpuh.
Luka bakar.
Perawatan
Minta pertolongan (berteriak).
Matikan listrik (putuskan hubungan/kontak).
Amankan penderita dari bahaya fisik yang
langsung.
Periksa denyut nadi dan pernafasan serta rawat
si korban seperlunya.
Bila pernafasan dan denyut nadi sudah pulih,
rawatlah luka bakar atau luka lainnya bila ada.
Pindahkan korban ke lokasi yang aman untuk
perawatan selanjutnya.
Korban perlu selalu ditunggui selama tim
dokter menangani korban.
Langkah-langkah Yang Dilakukan
1. Amankan korban dari bahaya.
2. Usahakan jalan udara untuk pernafasan
lancar.
Bila ada muntah/darah atau benda lain di mulut
korban, keluarkan segera.
Telentangkan si korban, tekuk kepalanya ke
belakang, tarik rahangnya ke depan agar lidah
tidak menutup lubang tenggorokan.
Lakukan pernafasan mulut ke mulut 3 4 kali
secepat mungkin.
Pulihkan fungsi jantung dengan melakukan urutan
jantung (cardiac resuscitation).
Untuk orang dewasa : Frekuensi pengurutan
dilakukan 60 kali setiap menit
Catatan:
- Hindari tekanan yang terlalu keras agar
tidak mengakibatkan tulang rusuk korban
rusak.
- Upayakan pemulihan denyut nadi
maupun pernafasan.
- Untuk anak kecil : Frekuensi pengurutan
dilakukan 90 kali setiap menit
3. Pernafasan mulut ke mulut
Telentangkan si korban, tekuk kepalanya ke
belakang.
Buka mulut dan tarik nafas Anda, kemudian tutup
mulut dan tiupkan udara ke mulut korban sekuat-
kuatnya sampai rongga paru-paru terangkat.
Pijat hidungnya agar udara yang ditiupkan tidak
keluar.
Amati turunnya dada kembali.
Faktor penentu adalah kecepatan dalam
bertindak, karena itu 3 atau 4 kali peniupan
pertama dilakukan secepat mungkin.
Peniupan selanjutnya diulang lebih kuarng 10 kali
setiap menit.

Anda mungkin juga menyukai