Anda di halaman 1dari 45

Farmakologi

Anti Psikotik & Sedatif-Hipnotik


dr. Melviana

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
1
dr. Melviana

FARMAKOLOGI
ANTI PSIKOTIK

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2
Learning Topic
Menjelaskan neurotransmiter
Menjelaskan proses neurotransmisi
dopaminergik
Sintesis, penyimpanan, pelepasan dopamin
Jaras dopamin sentral
Reseptor dopamin
Patofisiologi psikosis
Dopamin
Serotonin
Glutamat
Farmakologi Antipsikotik
Antipsikotik tipikal
Antipsikotik atipikal

3
Apa itu neurotransmitter?

Substansi kimia endogen yang dilepaskan pada ujung saraf


oleh adanya impuls, berdifusi melewati sinaps ke serat saraf,
serat otot atau struktur lain dan menyebabkan transfer
signal/impuls 4
Jenis Neurotransmitter
SSP
Golongan Contoh
Asam amino Glutamat, aspartat, D-serine,
GABA ( aminobutyric acid),
glycine
Mono amin Dopamin, norepinefrin
(noradrenalin), epinefrin,
histamin,
serotonin (5 hidroksitriptamin, 5
HT)
Peptida Somatostatin, substance P,
peptida opioid,

Lain Adenosin, asetilkolin, NO


5
Neurotransmisi Dopaminergik: Sintesis

Tyrosin dari makanan atau sintesis hati dari prekursor


fenilalanin. Tyrosin- L DOPA-Dopamin- NE- Epinefrin
6
Reseptor
-Neurotransmitter
Reseptor hanya berikatan dengan
ligand yang sesuai
Reseptor umumnya dinamakan sesuai
ligand
Regio anatomi tertentu memiliki
distribusi reseptor tertentu
Reseptor dopamin
Reseptor NMDA (N-methyl-D-aspartat) /
reseptor glutamat

7
Neurotransmisi
Dopaminergik
Dopamin (DA) hanya mampu disintesis
oleh neuron dopaminergik
Apabila ada stimulus, Ca 2+
pelepasan DA ke celah sinaps
Sebagian akan berikatan ke reseptor
DA di neuron post sinaps, sebagian
akan berikatan ke autoreseptor DA di
presinaps
DA+ reseptor di post sinaps respons

8
Neurotransmisi
Terminasi
Dopaminergik
efek
Reuptake oleh DAT (dopamine
transporter)
Didegradasi oleh MAO (monoamin
oksidase) dan
COMT (carboksi o metil transferase)

9
Jaras Dopaminergik

10
Jaras Dopaminergik
Satu area otak memiliki beberapa jaras
neurotransmitter
Jaras utama dopaminergik
Hipothalamus eminens media inhibisi
sekresi prolaktin
Substantia nigra striatum pergerakan
Ventral tegmental area (VTA) limbik &
prefrontal regulasi mood & prilaku

11
Jaras Dopaminergik

12
Reseptor Dopamin

13
Psikosis
Psikosis: penilaian realitas terganggu
Waham, halusinasi, gangguan proses pikir,
dsb
Psikosis primer o.k penyakit psikiatri
Psikosis pada skizofrenia
Psikosis pada bipolar
Psikosis pada depresi berat
dll
Psikosis sekunder: kondisi medis,
intoksikasi zat/ putus obat, lesi fokal
otak
14
Patogenesis Skizofrenia
Skizofreniagangguan tumbuh kembang
sistem syaraf
Genetika
Hipotesis dopamin
Hiperaktifitas jaras dopaminergik psikosis
Peran dopamin sangat nyata untuk gejala
(+)
Hipotesis serotonin
Hipotesis reseptor glutamat
Gejala positif
Gejala negatif

15
Hiperaktifitas Jaras Mesolimbik

16
Hipoaktifitas Jaras Mesokortikal

17
Hipoaktifitas Jaras
Mesokortikal

18
Pembagian Obat Anti Psikotik
Tipikal Atipikal
Obat lama yang bekerja Obat baru
di resepor D2 Risperidone
Prototipe: chlorpromazine Clozapine
Olanzapine
Terdiri dari:
Quetiapine
Derivat phenotiazine
Ziprasidone
Chlorpromazine
Thioridazine Aripripazole
Fluphenazine Gejala negatif lebih
Derivat thioxantene efektif diobati gol.
Thiotixene atipikal
Gol. Butyrophenone ES ekstrapiramidal
Haloperidol <<

19
Pembagian Obat Anti
Psikotik

20
Perbandingan Potensi &
ES

21
Farmakodinamik
Afinitas terhadap reseptor berbeda-beda:
Chlorpromazine: 1 = 5-HT2A > D2 >D1

Haloperidol: D2 > 1 > D4 > 5-HT2A > D1 > H1

Clozapine: D4 = 1 > 5-HT2A > D2 = D1

Olanzapine: 5-HT2A > H1 > D4 > D2 > 1 > D1

Aripripazole: D2 = 5-HT2A > D4> 1 = H1 >>


D1

Quetiapine: H1 > 1 > M1,3 > D2 > 5-HT2A


22
Efek Samping
Tipe Manifestasi Mekanisme
SSO Hilangnya akomodasi Blokade reseptor kolin
mata, muskarinik
Mulut kering,
Susah BAK dan BAB
Hipotensi ortostatik Blokade reseptor alfa
Impotensi adrenergik
Kegagalan ejakulasi
SSP Parkinsonisme Blokade reseptor dopamin
Akathisia
Distonia
Tardive diskinesia Supersensitifitas reseptor
dopamin
Toxic confusional state Blokade muskarinik
Sistem Amenorhea Blokade reseptor dopamin
Endokrin Galactorhea hiperprolaktinemia
Infertilitas & Impotensi
Lain lain Pertambahan BB Kemungkinan oleh blokade 5- 23
Farmakokinetik
Obat Sediaan/ Nama Dagang
Chlorpromazine Tablet 10mg, 25mg, 50mg & 100mg, syrup, injeksi
Meprosetil
Fluphenazine
Thiotixene
Haloperidol 0,5 mg, 1,5 mg, dan 5 mg, injeksi Haldol
Clozapine Sizoril
Risperidone Risperdal
Olanzapine
Quetiapine
Ziprasidone
Aripripazole
24
Kelebihan & Kekurangan
Obat Kelebihan Kekurangan
Chlorpromazine Tersedia generik, murah Banyak ES t.u ES otonom
Thioridazine Generik, ES ekstrapiramid << Dosis max 800 mg/hari
cardiotoksisitas
Fluphenazine BSO Depot, enantat Peningkatan tardiv
decanoate diskinesia
Thiotixene Parenteral, ---
Haloperidol Parenteral, generik ES ekstrapiramidal >>>
Clozapine Ps resistan thd obat lain Ada ES agranulositosis
Ambang kejang menurun
Risperidone ES ekstrapiramidal <<< Pada dosis tinggi ES
hipotensi & ekstrapiramidal
Olanzapine Efektif untuk gejala (+) & (-) Penambahan BB
Ambang kejang menurun
Quetiapine Sda, penambahan BB <<< Dosis 2x/hari, t1/2 pendek
Ziprasidone Sda, parenteral Prolongasi QT
Aripripazole t1/2 panjang ---

25
Pemicu
Seorang laki-laki, usia 20 tahun datang dibawa
keluarganya karena marah-marah. Pada
pemeriksaan didapati waham (+), halusinasi
auditorik (+). Oleh dokter didiagnosis skizofrenia
dan diberi terapi haloperidol injeksi.

Bagaimana mekanisme kerja Haloperidol?


Apa yang dimaksud efek ekstrapiramidal?
Mengapa muncul efek ekstrapiramidal?
ES lain yang mungkin timbul & mekanismenya?

26
Simpulan
Obat antipsikotik terdiri dari
golongan tipikal & atipikal
Patogenesis dan patofisiologi
skizofrenia & kondisi psikosis
lainnya belum sepenuhnya
diketahui
Mekanisme kerja antipsikotik
Modulasi sistem dopaminergik ?
Modulasi serotonergik ?
NMDA ?
27
dr. Melviana

FARMAKOLOGI
SEDATIF-HIPNOTIK

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
28
Learning Topic
DefinisiHipnosis Sedatif
Golongan utama obat hipnosis
sedatif
Barbiturat
Benzodiazepine
Lain lain: Ethanol, Cloralhidrate
Neurotransmisi GABA-ergik
Farmakokinetik &
farmakodinamik
Antagonis Benzodiazepine 29
Definisi
Sedatif & hipnotik sama sama
mendepresi SSP
Sedatif: menekan aktifitas mental, menurunkan
respons terhadap rangsangan emosi penenang
(anxiolitik)

Kelompok utama: Hipnotik: menyebabkan kantuk,


Barbiturat mempermudah tidur & mempertahankan
Benzodiazepine kondisi tidur
Obat non resep:
ethanol, kloralhidrat, dll Sedasi juga bisa merupakan ES obat
golongan lain
Beberapa obat sedatif-hipnotik pelemas
otot, antiepilepsi, antiansietas, induksi
anestesi

30
Neurotransmitter inhibitorik
Neurotransmitter asam amino utama dalam
SSP
Inhibitorik: GABA ( amino butyric acid), glycin
Eksitatorik: glutamat
Mekanisme kerja neurotransmitter:
mempengaruhi konduktansi kanal ion (1 atau
beberapa)
Inhibitorik mempermudah hiperpolarisasi
membran sel saraf
Membuka kanal K+ (kalium) agar mudah efflux atau
Membuka kanal Cl- (chlorida) agar mudah influx

31
Sintesis Degradasi GABA

+ B6

32
GABA & Reseptor GABA
Hampir seluruh neuron SSP memiliki
reseptor GABA
Obat yang memodulasi GABA memiliki efek:
Keawasan (arousal) dan perhatian,
Pembentukan memori
Tidur dan kecemasan
Tonus otot
Hiperaktifitas fokal bangkitan impuls epilepsi
Reseptor GABA
A dan C : ionotropik
B: metabotropik

33
Barbiturat & Benzodiazepine

Katzung, 2012

Katzung, 2012

34
Benzodiazepine
Benzodiazepin Penggunaan Klinis Lama kerja
e
Clorazepate Gangguan cemas, kejang Pendek (3-8 jam)
Midazolam Preanestesi, general anestesi Pendek (3-8 jam)
Alprazolam Gangguan cemas, phobia Sedang (11 -20
jam)
Lorazepam Gangguan cemas, status epileptikus, Sedang (11 -20
general anestesi jam)
Chlordiazepoxid Gangguan cemas, sakau alkohol Panjang (1-3 hari)
e
Clonazepam Kejang Panjang (1-3 hari)
Diazepam Gangguan cemas, status epileptikus, Panjang (1-3 hari)
general anestesi, pelemas otot,
sakau alkohol
Triazolam Insomnia Pendek (3-8 jam)
Estazolam Insomnia Sedang (11 -20
jam)
Temazepam Insomnia Golan,(11
Sedang 2012
-20 37
Barbiturat
Barbiturat Penggunaan Klinis Lama kerja
Methohexital Induksi anestesi & Kerja sangat cepat (5-15
rumatan anestesi jangka menit)
pendek
Thiopental Induksi anestesi & Kerja sangat cepat (5-15
rumatan anestesi jangka menit)
pendek, kejang emergensi
Amobarbital Insomnia, sedasi pre Kerja cepat (3-8 jam)
operasi, kejang emergensi
Pentobarbital Insomnia, sedasi pre Kerja cepat (3-8 jam)
operasi, kejang emergensi
Secobarbital Insomnia, sedasi pre Kerja cepat (3-8 jam)
operasi, kejang emergensi
Phenobarbita Terapi kejang, status Kerja panjang (hari)
l epilepticus
40
Dosis Penggunaan Sedasi
Hipnotik

41
Efek Samping
SSP
Efek depresi SSP akan
Respirasi bertambah Bila penggunaan
bersamaan dengan anti kejang,
Pada ps dgn
alkohol, gangguan
opioid, AH, paru
anti
psikotik
Kardiovaskuler
gangguan pernafasan meski
& anti depresan
pada dosis Th/
REM Rebound Penekanan sistem KV terutama
pada hipovolemia & gagal
jantung
Terjadi pada penghentian
mendadak obat kerja singkat
(mis. Triazolam)

42
Toleransi &
Ketergantungan
Biladigunakan lebih dari 1-2 minggu
toleransi pada efek pola tidur
Pada umumnya obat sedatif-hipnotik
ketergantungan fisiologis bila
digunakan kronik
Penghentian tiba-tiba gejala putus
obat
Terdapat hubungan antara t1/2 dan
putus obat

45
Penggunaan pada kondisi
khusus
Semua obat hipnotik sedatif menembus
sawar plasenta bila diberi sebelum proses
persalinan depresi fungsi vital neonatus
Biladikonsumsi ibu menyusui efek
depresan pada bayi
Orangtua lebih sensitif terhadap efek obat
hipnotik-sedatif
Perlupertimbangan , bila digunakan pada
ps dengan penyakit paru, kardiovaskular
dan gangguan hati

46
Penanganan Overdosis

Antagonis benzodiazepine
Tidak mengantagonis obat lainnya
(ethanol, opioid, dsb)
Waktu paruh ~1 jam perlu pemberian
ulang lebih sering

47
Obat Non GABAergic
Buspirone:
Memiliki efek anxiolitik selektif , tidak memiliki
efek hipnotik, antikejang dan pelemas otot
Efek yang ditimbulkan baru muncul > 1 minggu
tidak untuk kecemasan akut, penggunaan
untuk GAD
Tidak menimbulkan efek sedasi
Bekerja agonis parsial pada reseptor 5-HT1A, dan
mungkin pada reseptor D2
Tidak mempotensiasi efek depresi bila
digunakan bersamaan dengan ethanol & anti
depresan
Orang tua tidak lebih sensitif

48
Obat Non GABA-ergic
Ramelteon:
Diresepkan untuk sulit jatuh tidur
Agonis reseptor melatonin MT1 dan
MT2
Tidak ada efek langsung pada
neurotransmisi GABA
Tidak menimbulkan rebound
insomnia maupun gejala putus obat

49
Simpulan
Obat hipnotik-sedatif terutama
bekerja dengan modulasi jaras
GABA-ergik
BZ dan BB bukan merupakan analog
GABA
ES BZ & BB perlu diperhatikan
dalam penanganan
Gunakan BZ secara intermiten untuk
mencegah terjadinya toleransi & ES
yang tidak diinginkan 50
TERIMA KASIH

51

Anda mungkin juga menyukai