Anda di halaman 1dari 15

Refarat

ROSASEA
Oleh :
Irfansa Pranata Sitepu
DEFINISI

Rosasea adalah penyakit kulit kronis pada


daerah sentral wajah (yang
menonjol/cembung) yang ditandai dengan
kemerahan pada kulit dan telangiektasis
disertai episode peradangan yang
memunculkan erupsi papul, pustule, dan
edema
EPIDEMIOLOGI

Lebih sering terjadi pada bangsa


kulit putih (ras kaukasoid)
Puncak insiden dan beratnya
penyakit terjadi pada dekade ketiga
dan keempat, pada usia 30 40
tahun
Umumnya rosasea lebih sering
terjadi pada perempuan dibanding
laki-laki.
ETIOLOGI

Makanan dan minuman


Psikis/emosional
Obat-obatan
Infeksi
Musim/iklim
Imunologi
Lainnya
KLASIFIKASI
Tipe
Tipe papulopustular Rosasea phymatous
Eritematotelangiektasis

Rosasea okular
(Ocular rosacea)
PATOGENESIS
Ketidakstabilan pembuluh darah mengakibatkan
terjadinya pelepasan mediator inflamasi
Kerusakan jaringan yang disebabkan oleh
photoaging/solar aging akibat paparan sinar matahari
terjadi aktivasi sistem imun yang dapat
mengakibatkan inflamasi
Angiogenesis yang dicetuskan oleh inflamasi dapat
pula dihubungkan dengan timbulnya telangiektasis
Proses inflamasi selanjutnya berperan dalam
patogenesis eritema dan telangiektasis
Diagnosis

Manifestasi Klinik
Histopatologi
Pemeriksaan Laboratorium
Manifestasi Klinik
Rosasea terbatas pada wajah dan kulit kepala serta
bermanifestasi dalam 4 fase yaitu fase pra rosasea,
fase vaskular, fase inflamasi dan fase lanjut
Pada fase pra rosasea, pasien mengeluhkan kulit
yang kemerah-merahan, disertai dengan rasa perih
yang tidak nyaman
Pada fase vaskular, pasien mengalami eritema pada
wajah dan edema dengan telangiektasis multipel
Beberapa pasien berkembang ke tahap lanjut
rosasea, ditandai dengan hiperplasia jaringan kasar
pada pipi dan hidung (rinofima) yang disebabkan
oleh inflamasi jaringan, deposit kolagen dan
hiperplasia glandula sebasea
Manifestasi Klinik

Lesi pada kulit meliputi :


Lesi awal pada kulit, Warna kemerahan yang
terasa panas (red face)
Lesi Lanjut, Wajah berwarna merah dan papul
yang merah kehitaman dan terdapat nodul
Lesi yang khas, meliputi rinofima (pembesaran hidung),
metofima (pembesaran pada dahi), blefarofima
(pembengkakan kelopak mata), otofima (pembengkakan
daun telinga yang mirip seperti bunga kol), dan
gnatofima (pembengkakan dagu)
Histopatologi

Gambaran histopatologis yang paling sering


ditemukan pada rosasea adalah infiltrasi sel
radang limfohistiosit dalam jumlah besar
yang letaknya agak berjauhan satu dengan
yang lain di sekitar pembuluh darah kulit,
telangiektasis, edema, elastosis, dan
terdapat gangguan struktur kulit bagian atas
Pemeriksaan Laboratorium

Tidak ada tes diagnostik yang spesifik sebab


diagnosis utamanya didasarkan atas
gambaran klinik saja. Kultur bakteri dapat
dilakukan jika dicurigai terdapat infeksi
Staphylococcus aureus dan secara khusus
infestasi Demodex folliculorum
Diagnosis Banding

Papul atau pustul pada wajah


Akne vulgaris
Dermatitis perioral
Flushing atau eritema pada wajah
Dermatitis Seboroik
Lupus Eritematosus Sistemik
Dermatomiositis
Penatalaksanaan
Topikal
Menjauhkan dari bahan bahan yang dapat mengiritasi
Antibiotik efektif pada pasien dengan akne. Tetracycline,
Eritromycin dan Klindamycin dengan konsentrasi 0,5% - 2% ,
metronidazole 0,75% gel tropikal atau krim 1% dapat
menyembuhkan lesi hingga 68% 91%
Isotretinoin 0,2% yang mengurangi iritasi dan inflamasi lesi di
stage II dan stage III.
Topikal kortikosteroid bisa digunakan kecuali untuk rosasea
fulminant
Sistemik
Tetracyclin-HCL, oxytetracyclin, doxyciclin dan minocycline
Dimulai dengan dosis 1 1,5 g tetracyclin-HCL dan oxytetracyclin per
hari, serta 50 g minocycline dan doxyciclyn diberikan dua kali sehari
Prognosis
Umumnya persisten, berangsur bertambah berat
melalui episode akut.
Namun ada pula yang remisi secara spontan
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai