Anda di halaman 1dari 34

PRESENTASI LAPORAN

KASUS
PENYAKIT PARU KRONIK OBSTURKTIF
EKSASERBASI AKUT

OLEH:
DR. LITA HERVITASARI
Pembimbing:
Dr. Andika Dwi Cahya
Dr. Teguh Riyanto
PELAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama penderita : Tn.R
Umur : 68 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Peniron 02/ 04
Status : Menikah
Pekerjaan : Pensuiunan
Tanggal datang ke RS : 12/03/2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu dan memberat sejak 5 hari sebelum
masuk Rumah Sakit
Keluhan Tambahan
Batuk berdahak sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak napas. Keluhan ini dirasakan pasien
sejak 1 minggu hari yang lalu SMRS. Sesak yang di rasakan pasien terjadi
terus menerus sepanjang hari dan semakin memberat terutama sejak 5
hari SMRS. Gelaja ini kadang disertai dengan suara ngik-ngik. Sesak
semakin memberat ketika pasien melakukan aktivitas dan berjalan jauh.
Biasanya pasien memilih untuk istirahat setengah duduk dan meminum obat
untuk mengurangi sesaknya. Pasien juga mengeluhkan batuk sejak 4 hari
SMRS. Batuk disertai dahak awalnya berwarna putih sebelum menjadi
kekuningan, kental, dan tanpa darah. Awalnya batuk merupakan batuk kering
terlebih dahulu sebelum kemudian muncul dahak. BAB pasien tidak terdapat
keluhan. BAK lancar, berwarna kuning jernih dan tidak terdapat nyeri saat
BAK. Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri dada, kaki bengkak ataupun
terbangun tiba-tiba oleh akibat sesaknya.
pertama kali pasien menderita sesak ini
sejak 15 tahun yang lalu
Riwayat keluhan terakhir dirasakan sekitar 5 bulan
yang lalu.
Penyakit riwayat penyakit darah tinggi 20 tahun yang
Dahulu
lalu.
Riwayat alergi dan Riwayat penyakit lain
disangkal
Pasien belum berobat untuk keluhan
sekarang,
Riwayat pernah mendapat uap dan pengobatan untuk
Pengobatan
keluhan sesak ini.
Pasien juga mendapat pengobatan untuk
tekanan darah yang tinggi

Riwayat Tidak ada anggota keluarga yang memiliki


Penyakit riwayat serupa seperti pasien. Riwayat
penyakit lain di keluarga pasien disangkal.
Keluarga
Pasien saat ini sudah tidak bekerja

Riwayat Pasien dulu merupakan seorang perokok aktif kurang


lebih 30 tahun lamanya.

Sosial
menghabiskan sampai 10-15 batang rokok yang
pasien linting sendiri.

Ekonomi
Sejak 2 tahun terakhir ini dapat dikatakan pasien
sudah berhenti merokok.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sesak


Kesadaran : Sadar. E4M5V6

Tanda vital :
Tekanan Darah : 180/90 mmHg
HR : 102 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR : 36 x/menit
Suhu : 38 oC axillar
Cont
Status Generalis
Kepala : Simetris, mesochepal, distribusi merata, tak tampak
jejas.
Wajah : Tampak simetris.
Mata : Pupil bulat isokor diameter 3mm/3mm, terdapat reflek
pada kedua mata, konjungtivatidak anemis, sklera
tidak ikterik.
Hidung : Pada pemeriksaan tidak ada nafas cupinghidung,
septum tidak deviasi
Mulut : Bibir tampak simetris.
Telinga : Telinga tampak simetris dan tidak tampak
discharge.
Leher : JVP meningkat 5+2 cm.
Cont
Thoraks
Pulmo
Inspeksi : Bentuk dada simetris, barrel chest(+), sela iga
melebar(+) ketinggalan gerak (-), retraksi (-),
Palpasi : Vocal fremitus kanan=kiri menurun, ketinggalan gerak (-)
Perkusi : Hipersonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikular +/+. Ronkhi basah halus -/-,
wheezing +/+, ronkhi basah kasar -/-

Cor
Inspeksi :Ictus cordis Nampak pada SIC V 2 jari lateral LMC sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V jari lateral LMC sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II LMCD
Batas jantung kiri atasSIC II LMCS
Batas jantung kanan bawah SIC IV LMCD
Batas jantung kiri bawahSIC V 2 jari lateral LMCS
Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallop(-)
Cont

Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : bisingusus (+) normal
Perkusi : tes pekak sisi (-), pekak alih (-)
Palpasi : undulasi (-), NT (-)
Ekstrimitas
Superior : deformitas (-), akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior : deformitas (-),akral hangat (+/+), edema
(-/-).
.
Status vegetatif : BAK (+) normal, BAB (+) normal, flatus
(+)
Pemeriksaan laboraturium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Normal

Darah Rutin
Hemoglobin 14,6 g/dL 13,2 17,3

Leukosit 12,7 10^3/ul 3,8-10,6

Eritrosit 41 % 40-52

Hematokrit 41 10^6/ul 4,40-5,90

Trombosit 273 10^3/ul 150-400

Diff count

Eosinofil 6,20 % 1-4

Basofil 0,30 g/dl 0-1

Nertrofil 74,90 % 50-70

Limfosit 13,70 % 22-40


Monosit 4,90 % 4-8

Kimia darah

GDS 102 mg/dl 70-120


Ureum 19 mg/dl 10-50

Kreatinin 0,73 mg/dl 0,60-1.10

SGOT 20 mg/dl 0-50

SGPT 13 mg/dl 0-50


Pemeriksaan
Jantung
RONGENT

Kesan :
Emfisematus lung
Besar Cor normal
ASSESSMENT
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Eksaserbasi Akut dengan Hipertensi
Grade II
TERAPI
Terapi di IGD Terapi di
Bangsal
02 3-4 lpm

Pukul IVFD Asering 20 tpm


Nebulaizer Ventolin :
O2 3 liter 10:30 Flexotide / 8 jam
permenit nasal
kanul KU pasien masih Inj. Ceftriaxone 2 x
Nebulizer sesak, wheezing 1g
Ventolin + +/+
Nebulizer P.O OBH syrup 3 x I
Fleksotide C
Pukul ventolin +
fleksotide dosis P.O Ambroxol 3 x 1
10:05 kedua KU tab
membaik
P.O Amlodipin 5 mg
0-0-1
HASIL
PEMBELAJARAN
Mengetahui definisi PPOK

Mengetahui faktor resiko dan


klasifikasi PPOK

Mengetahui cara penegakan


diagnosis PPOK

Mengetahui penatalaksanaan PPOK

KIE pada pasien untuk mencegah


rekurensi penyakit
LAPORAN HASIL PEMBELAJARAN

S
PENCATATA

P O
N
PERKEMBA
NGAN
PASIEN

A
SUBJEK
Keluhan subjektif berupa bertambahnya sesak adanya hambatan
aliran udara di saluran pernafasan yang bersifat progresif
nonreversibel atau reversibel parsial. Pada PPOK terjadi gangguan
paru yang bersifat obstruktif dengan perubahan saluran pernapasan
disertai perubahan mukosa dan sekresi lendir menyebabkan keadaan
sesak.
Keluhan batuk sejak 4 hari. Batuk disertai dahak awalnya berwarna
putih sebelum menjadi kekuningan, kental, dan tanpa darah. Awalnya
batuk merupakan batuk kering terlebih dahulu sebelum muncul dahak.
Keluhan batuk diakibatkan hipersekresi kelenjar pernapasan
Pasien dulu seorang perokok aktif ketika berumur 20 tahunan, dapat
menghabiskan sampai 10-15 batang rokok yang pasien linting sendiri
FAKTOR RESIKO PPOK
Keluhan pertama kali dirasakan saat usia dewasa, hal ini
menyingkirkan diagnosis asma yang sering diawali pada usia anak-
anak.
OBJEKTIF

Pada pemeriksaan status present dengan KU baik,


composmentis, TD: 180/90 mmHg, N :102/menit,
reguler, isi cukup, Suhu : 38C, RR :36/menit
menunjukkan keadaan temperatur yang tinggi
mengarah ke suatu infeksi.
Didapatkan kesan barrel chest, sela iga melebar, fokal
fremitus menurun dan hipersonor pada perkusi serta
wheezing pada kedua lapangan paru menunjukkan
kekhasan tanda suatu PPOK. Pada PPOK ditemui adanya
Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal
yang sebanding) sesuai dengan patofosiologi PPOK
dengan keadaan udara seakan trapping pada paru-paru.
Assesment
Anamnesis meliputi keluhan sesak, awal munculnya
keluhan sesak, keluhan batuk, riwayat merokok atau
terpapar zat iritan atau polusi udara.

pemeriksaan fisik yang teliti sampai

pemeriksaan penunjang : DL : leukosit, EKG dalam


batas normal, pemeriksaan RO : kesan PPOK

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik sudah


didapatkan data yang mengarah ke suatu penyakit
PPOK
Pemeriks
aan
spirometr
i

Pemberia
Edukasi n 02
4lpm

planni
ng
Pemberia Nebulaiz
n terapi er
di Ventolin :
bangsal Flexotid

Rawat
inap
Pemberian 02 3-4 lpm
meningkatkan oksigen untuk mencegah hipoksia
tanpa menambah timbunan karbon dioksida
Nebulasi ventolin: flexotid
Nebulasi
Ventolin
Flexotide kortikosteroid long-term medicines
mengurangi inflamasi, mengurasi sekresi mukus,
menghambat proses inflamasi
Terapi di bangsal
Inj cefriaxone 1 gr/12 jam
P.O OBH syrup 3 x I C
P.O Ambroxol 3 x 1 tab
P.O Amlodipin 5 mg 0-0-1
mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan,
Eduk melaksanakan pengobatan yang maksimal,

asi mencapai aktiviti yang optimal,


meningkatkan kualitas hidup

pengetahuan dasar tentang PPOK


obat-obatan, manfaat dan efek sampingnya
cara pencegahan perburukan penyakit
menghindari pencetus (berhenti merokok)
penyesuaian aktivitas

Derajat ringan : mencegah penyakit menjadi berat dengan


menghindari pencetus, antara lain berhenti merokok, segera
berhenti merokok bila timbul gejala
Derajat sedang :menggunakan obat dengan tepat, mengenal
dan mengatasi eksaserbasi dini, program latihan fisik dan
pernapasan
HASIL FOLLOW-UP
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Penyakit atau gangguan paru yang memberikan kelainan


ventilasi berupa ostruksi saluran pernapasan yang bersifat
progresif dan tidak sepenuhnya reversible

- diagnosis klinis
pembentukan mukus
PPOK

Bonkhitis Kronis yang meningkat dan


bermanifestasi sebagai
batuk kronik

diagnosis patologi
perubahan anatomis
parenkim paru:
Empisema pembesaran alveoulus
dan duktus alveolaris
serta destruksi dinding
alveolar.
Asap rokok
Infeksi saluran napas bawah
berulang
Polusi Udara
Asma
Tumbuh
kembang
Sosial
paru
ekomo
ge
ni
n

Faktor Resiko
PATOFISIOLOGI
DERAJAT KLINIS FAAL PARU
Gejala klinis Normal

(batuk, produksi sputum)

Derajat I: Gejala batuk kronik dan produksi FEV1/FVC < 70%
PPOK sputum ada tetapi tidak sering. Pada FEV1> 80% predicted
Ringan derajat ini pasien sering tidak
menyadari bahwa fungsi paru mulai
menurun
Derajat II : Gejala sesak mulai dirasakan saat FEV1/FVC < 70%
PPOK aktivitas dan kadang ditemukan gejala 50% < FEV1< 80% predicted
Sedang batuk dan produksi sputum. Pada
derajat ini biasanya pasien mulai
memeriksakan kesehatannya

Derajat III Gejala sesak lebih berat, penurunan FEV1/FVC < 70%
PPOK aktivitas, rasa lelah dan serangan 30% < FEV1< 50% predicted
Berat eksaserbasi semakin sering dan
berdampak pada kualitas hidup pasien

Derajat IV: Gejala di atas ditambah tanda-tanda FEV1/FVC < 70%
PPOK gagal napas atau gagal jantung kanan FEV1< 30% predicted or
Sangat dan ketergantungan oksigen. Pada FEV1< 50% predicted plus
Berat derajat ini kulitas hidup pasien chronic respiratory failure
memburuk dan jika eksaserbasi dapat
mengancam jiwa
DIAGNOSIS
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernafasan.
Riwayat terpapar zat iritan dalam jumlah bermakna di tempat
kerja.
anamnes Riwayat penyakit emfisema pada keluarga.
is Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya
berat badan lahir rendah (BBLR) atau prematur, infeksi saluran
pernafasan berulang, lingkungan dengan asap rokok dan polusi
udara.
Batuk berulang dengan atau tanpa bunyi mengi
Inspeksi : Pursed-lips breathing ,Barrel chest ,retraksi dinding
dada, hipertropi otot bantu nafas, pelebaran sela iga,Penampilan
pink puffer atau blue bloater
Palpasi : vokal fremitus melemah dan sela iga melebar
p.fisik Perkusi : Hipersonor dan batas jantung mengecil
Auskultasi : Suara nafas vesikuler normal, atau melemah,
terdapat mengi pada waktu bernafas biasa atau pada ekspirasi
paksa, ekspirasi memanjang

Pemeriks Spirometri
aan Darah Rutin
Penunjan Radiologi
Pemeriksaan Khusus (tidak rutin)
g
PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan PPOK mencakup beberapa


komponen yaitu:
Mengurangi gejala
Mencegah progresifitas penyakit
Meningkatkan toleransi latihan
Meningkatkan status kesehatan
Mencegah dan menangani komplikasi
Mencegah dan menangani eksaserbasi
Menurunkan kematian
PENATALAKSANAAN SECARA
UMUM

Penatalaksanaan menurut derajat PPOK


FARMAKOLOGI

Obat-obat
an PPOK
Derajat
dan Obat-obata
rekomenda n
si PPOK
berdasarka
pengobata n
n gejala
PPOK
Penatalaksa POLIKLINIK : Mencegah
eksarsebasi, menghindari
naan Pada terjadi gagal nafas,
Keadaan mengatasi komplikasi
RUMAH : penggunaan
Stabil obat-obat yang tepat

Penatalaksa Ringan : penambahan


dosis obat atau dengan
naan Pada mengubah bentuk
Eksaserbasi bronkodilator
Sedang berat : di
Akut lakukan di RS
Gagal
nafas
Infeksi Cor
berula pulmo
ng nal
Komplik
asi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai