Anda di halaman 1dari 42

9.

8
Rangkaian
Chopper Thyristor
KELOMPOK EMPAT

12
08 11
MIFTAHUL HUDA

FADI ROHMAN
09 LUTTHFIA
PRADANA
ROHADHATUL
LUTHFIANI
HELMI SUKMA AIZY
ALDI
Rangkaian Chopper thyristor
menggunakan thyristor turn-off yang
cepat sebagai saklar dan
memerlukan rangkaian komutasi
untuk memberhentikannya. Ada
bermacam-macam cara
memberhentikan thyristor dan hal ini
dijelaskan secara mendalam pada
bab 7. Selama perkembangan awal
tahap thyristor turn-off yang cepat,
sejumlah rangkaian chopper telah
dikembangkan
Rangkaian yang
beragam adalah . Namun dengan perkembangan device
hasil untuk kriteria pensaklaran (misalnya transistor daya.
tertentu : GTO), aplikasi rangkaian chopper thyristor
(1) mengurangi batas dibatasi hanya untuk tingkat daya yang
tinggi terutama untuk kontrol motor.
minimum waktu. Beberapa rangkaian chopper yang
(2) Operasi dengan digunakan industri manufaktur kontrol
frekuensi yang motor akan dibicarakan pada bab ini.
tinggi
(3) Operasi yang
reliable.
9.8.1 Chopper terkomutasi Impuls
Chopper terkomutasi impuls adalah
rangkaian dengan dua thyristor yang
telah dikenal. Rangkaian ini ditunjukkan
pada Gambar 9-16 dan dikenal juga dengan
nama chopper klasik. Pada permulaan
beroperasinya, thyristor T2 firing dan ini
menyebabkan kapasitor komutasi C mengisi
muatan melalui positif terhadap lempeng B.
Cara kerja rangkaian dapat dibagi menjadi
lima mode. Rangkaian ekuivalen untuk
kondisi dalam keadaan tunak ditunjukkan
pada Gambar 9-17. Kita akan
mengasumsikan bahwa arus beban tetap
konstan pada nilai puncak Im selama
berlangsungnya proses komutasi. Kita juga
mendefinisikan bahwa waktu awal t=0 adalah
Mode 1

Mode 1 dimuai saat T1


firing. Beban terhubung ke
sumber, kapasitor komutasi
C membalik. Demikian pula
dengan muatannya
melewati rangkaian balik
resonansi yang dibentuk
oleh Tv , Dv dan Lm . Arus
resonansi diberikan sebagai
berikut

int
Po
erw
Po
of
er
ow
eP
Th
Rangkaian Ekivalen Mode
Mode 2

Mode 2 dimulai pada saat thyristor


komutasi T2 firing. Tegangan balik Vc
melalui thyristor utama T1 dan menjadi off.
Kapasitor C membuang muatan ke beban, dari
Vc menjadi nol dan waktu pembuangan muatan
ini disebut juga waktu turn-off rangkaian yang
memiliki persamaan

int
Po
erw
Po
of
er
ow
eP
Th
Dengan Im adalah beban puncak. Waktu turn-off rangkaian, t off
harus lebih besar dibandingkan waktu turn-off thyristor t q toff
bervariasi sesuai arus beban dan harus dirancang untuk kondisi
yang terburuk, yang biasanya terjadi pada nilai maksimum arus
beban dan nilai minimum tegangan kapasitor.
Waktu yang diperlukan kapasitor untuk mengisi
ulang kembali tegangan sumber disebut disebut pula
waktu recharging dan ini diberikan melalui
persamaan

int
Po
erw
Po
of
er
ow
eP
Th
Maka waktu penting keseluruhan yang diperlukan
kapasitor untuk mengisi atau membuang muatan
disebut waktu komutasi (commutation time),yaitu

int
Po
Mode ini berakhir pada t=tcyaitu pada saat kapasitor

erw
komutasi C membuang muatan ke Vx dan diode

Po
of
freewheeling Dm mulai terhubung.

er
ow
eP
Th
Mode 3
Mode 3 dimulai pada saat diode freewheeling D m
mulai terhubung dan arus beban mengecil. Energi
yang tersimpan pada induktansi sumber Ls
(ditambah dengan induktansi lain pada rangkaian)
dipindahkan ke kapasitor. Arusnya adalah
Mode 4 dimulai pada saat pengisian telah selesai dan arus
beban mengecil. Penting untuk diperhatikan bahwa mode
ini ada disebabkan adanya Diode D1 karena dione ini
menyebabkan osilasi resonansi pada mode 3 berlangsung
Mod melalui rangkaian yang dibentuk oleh D m, D1, C dan

e sumber. Hal ini akan mengisi kapasitor komutasi C dan arus


undercharging yang melalui kapasitor ini diberikan
4

Tegangan kapasitor komutasi adalah


Bila tidak ada muatan lebih, maka tidak ada undercharge.
Mode
5

Mode 5 dimulai saat proses komutasi selesai dan arus beban terus berkurang
melalui diode DM . Mode ini selesai ketika thyristor utama firing kembali pada
permulaan siklus berikutnya. Bentuk gelombang yang berbeda untuk arus
dan tegangan ditunjukkan pada Gambar 9-18

int
Po
erw
Po
of
er
w
Po
t i k a n d a r i
r an ra t a - d i p e r h a
ga n ke lu a D a pa t
Tegan c h o p pe r a m a a n d i s a m p i n g
rata pe rs
n k = 0 ,
s k i p u
adalah ba h w a m e
j a d i
u a r a n m en
n k e l
teganga

int
Po
erw
Po
of
er
ow
eP
Th
Lunch Time :D
Duty cycle minimum

Tegangan keluaran rata-rata minimum


Tegangan keluaran minimum, V0(min) dapat
Lunch Time :D
divariasikan dengan mengatur frekuensi chopping. Biasanya
V0(min) tetap sesuai nilai yang diijinkan pada waktu mendesain.
Nilai maksimum duty cycle juga dibatasi agar kapasitor
komutasi dapat mengisi dan membuang muatan.Nilai
maksimum duty cycle diberikan
Chopper thyristor ideal tidak memiliki (1)
waktu on minimum, (2) waktu on
maksimum, (3) tegangan keluaran
minimum, dan (4) frekuensi chopping
maksimum. Waktu turn-off, toff.
Seharusnya bebas dari arus beban. Pada
frekuensi yang lebih tinggi, arus ripple
beban dan arus harmonis sumber
menjadi lebih kecil. Selain itu, jumlah
filter masukkan berkurang.
Rangkaian chopper ini sangat sederhana karena hanya memerlukan
dua thyristor dan satu diode. Namun, thyristor utama T1 harus
membawa arus balik resonansi, yang mengakibatkan meningkatnya
rating arus puncak dan membatasi tegangan keluaran minimum.
Waktu pembuangan dan pengisian muatan kapasitor komutasi
bergantung pada arus beban, ini merupakan batas kerja frekuensi
tinggi, terutama pada arus beban rendah. Chopper ini tidak dapat diuji
tanpa menghubungkan batas kerja frekuensi tinggi, terutama pada
arus beban rendah. Chopper ini tidak dapat diuji tanpa
menghubungkan beban. Rangkaian ini memiliki banyak kerugian.
Catatan:
Namun,waktu turn-off
chopper toff, waktu komutasi
ini menjelaskan tc, dan
masalah tengangan
komutasi lebih, lebih
thyristor.
banyak bergantung pada arus beban puncak Im dibandingkan dengan nilai
arus rata-rata Ia.

9-8.2 Akibat Sumber dan Beban


Induktansi
Induktansi sumber memainkan peran penting pada system kerja chopper,
dan induktansi ini sebaikanya sekecil mungkin untuk membatasi tegangan
transisi dalam level yang dapat diterima. Dapat dibuktikan melalui
Persamaan (9-100) bahwa kapasitor komutasi mengalami muatan lebih ,
karena induktasnsi sumber Ls, dan devais semikonduktor akan subjected
pada tegangan kapasitor.
Bila nilai maksimum sumber tidak dapat ditentukan. Maka diperlukan filter
masukan. Pada system-sistem praktis induktansi lain selalu diperlukan dan
nilainya bergantung pada jenis kawat dan komponennya. Maka Lspada
Persamaan (9-100) memiliki nilai terbatas dan kapasitor selalu mengalami
muatan lebih.
Adanya induktansi L dan diode D1 pada Gambar 9-16, kapasitor akan
s
mengalami underchanged dan hal ini dapat menimbulkan masalah komutasi
pada chopper. Persamaaan (9-20) menyatakan bahwa arus ripple beban
merupakan fungsi invers induktansi beban dan rekuensi chopping. Maka arus
beban puncak bergantung pada induktansi beban dan performansi chopper juga
dipengaruhi oleh induktansi beban. Penghambat kecil biasanya dihubungkan
secara seri dengan beban untuk membatasi arus ripple beban.
Contoh 9.9

Bila sumber pada Contoh 9.8 memiliki induktansi Ls = 4 H, tentukan


(a) tegangan puncak kapasitor, Vx , (b) waktu turn-off, t off yang
sesuai dan (c) waktu komutasi tu
Penyelesaian
9-8.3 Chopper Tiga Thyristor Terkomutasi
Impuls
Masalah undercharging dapat diatasi dengan mengganti
diode D1 dengan thyristor T3, seperti terlihat pada gambar
9.19. pada chopper yang baik, waktu komutasi, tc,
sebaiknya tidak tergantung pada arus beban. tc dapat
dibuat lebih tidak bergantung pada arus beban dengan
menambahkan diode antiparalel Df yang melalui thyristor
utama seperti yang terlihat dengan garis putus-putus pada
Gambar 9-19. Bentuk modifikasi rangkaian ditunjukkan
pada Gambar 9-20 dengan muatan balik kapasitor dibuat
tidak bergntung pada thyristor utama T1 dengan memfiring
thyristor T3. Ada empat kemungkinan mode dan rangkaian
ekivalennya seperti terlihat pada Gambar 9-21.
1 4

2 5

3 6
Mode
1

Mode 1 dimulai pada saat thyristor utama T1 firing dan beban dihubungkan
dengan sumber. Thyristor T3dapat firing pada saat yang bersamaan dengan
T1 untuk membalik muatan pada kapasitor C. Jika ini terjadi secara
independen, tegangan keluaran minimum tidak akan dibatasi karena adanya
resonansi balik seperti kasus chopper klasik pada Gambar 9-16.

int
Po
erw
Po
of
er
w
Po
Mode
2
Mode 2 dimulai pada saat thyristor komutasi T2 firing dan kapasitor C
membuang dan mengisi muatan melalui beban dengan kecepatan yang
ditentukan oleh arus beban.

Mode
3
Mode 3 dimulai ada saat kapasitor terisi kembali oleh sumber tegangan dan
diode freewheeling Dmmulai konduksi. Selama mode ini berlangsung,

int
kapasitor akan kelebihan muatan karena adanya energy yang tersimpan

Po
pada induktansi sumber, Ls, dan arus beban yang mengecil melalui Dm. Mode

er
w
Po
ini berakhir pada saat arus muatan lebih berkurang menjadi nol.

of
er
w
Po
Mode
4

Mode 4 dimulai pada saat thyristor T2berhenti konduksi. Diode freewheeling


Dm terus konduksi dan arus beban terus berkurang.

Semua persamaan untuk chopper klasik kecuali persamaan (9-101), (9-102),


dan (9-103) berlaku untuk chopper jenis ini, dan mode 4 chopper klasik tidak
diaplikasikan. Tegangan komutasi adalah

int
Po
erw
Po
of
wer
Po
Untuk chopper pada Gambar 9-20, resonansi balik tidak bergantung
pada thyristor utama dan waktu on minimum tidak terbatas.
Namun, waktu komutasi bergantung da arus beban dan operasi
pada frekuensi yang tinggi dibatasi. Rangkaian chopper tidak dapat
diuji tanpa menghubungkan beban.

int
Po
er
w
Po
of
wer
Po
9-8.4 Chopper Pulsa Resonansi

Chopper pulsa resonansi ditunjukkan pada Gambar


9-22. Apabila sumber di-on-kan, kapasitor akan terisi
oleh tegangan Vc melalui Lm, D1, dan beban. Cara
kerja rangkaian dapat dibagi menjadi enam mode.
Rangkaian ekivalennya ditunjukkan pada Gambar 9-
23. Bentuk gelombang untuk arus dan tegangan
dapat dilihat pada gambar 9-24. Pada analisis berikut
ini kita akan mendefinisikan bahwa waktu mula t=0
pada permulaan semua mode.

int
Po
erw
Po
of
er
ow
eP
Th
Mode 1 dimulai saat thyristor utama T1 firing dan sumber dihubungkan ke
beban. Mode ini berlaku untuk
Mode 2 dimulai pada saat thyristor komutasi T 2 firing. Kapasitor komutasi
membalik muatannya melalui CLm2 dan T2. Arus balik adalah sebagai berikut

int
Po
er
w
Po
of
w er
Po
Mode 3 pada saat T2 mengalami komutasi sendiri dan kapasitor membuang muatan
melalui diode D1 dan T1 karena adanya osilasi resonansi. Mode ini berakhir pada
saat arus kapasitor meningkat pada level Im. Dengan mengasumsikan bahwa arus
kapasitor meningkat secara linear dari 0 ke Im dan arus thyristor turun dari Imke 0
pada waktu tx, durasi waktu untuk mode ini adalah

Lets Move On!


Dont worry. We surely support you.
MODE 4
Mode 4 diulai pada saat arus yang melewati T 1 turun menjadi 0.
Kapasitor akan terus membuang muatannya melalui beban pada
kecepatan yang telah ditentukan oleh arus beban puncak. Waktu
turn off yang sesuai adalah

Waktu yang dibutuhkan untuk kapasitor membuang muatannya


ke sumber tegangan

Waktu keseluruhan untuk membuang memuatan ke


sumber Vs adalah tc = toff + td
Add Image
MODE 6

Mode 6 dimulai pada saat muatan lebih telah selesai dan diode
D1 off. Arus beban terus menerus mengecil sampai thyristor
utama firing pada siklus berikutnya. Pada kondisi keadaan tunak.
Vc = Vx .Tegangan keluaran rata-rata diberikan

Meskipun rangkaian tidak memiliki nilai minimum duty


cycle k, pada prakteknya nilai k tidak dapat bernilai 0.
Nilai maksimum k adalah
Adanya komutasi oleh pulsa-pulsa resonansi arus
thyristor T1 dibatasi oleh induktor Lm dan ini
biasanya disebut soft commutation. Resonansi
baik tidak bergantung pada thyristor T1. Namun,
induktansi Lm menyebabkan kapasitor C kelebihan
muatan dan hal ini meningkatkan rating tegangan
komponen-komponen.
Setelah thyristor T2 firing, kapasitor harus
membalik muatannya sebelum menghentikan
thyristor T1. Adanya penundaan pada komutasi
akan membatasi waktu on minimum pada
chopper. Waktu komutasi bergantung pada arus
beban.

Anda mungkin juga menyukai