Disiapkan untuk
Pendidikan Dan Pelatihan Pembidangan Prajabatan S1/D3
Semarang, MEI - JUNI 2010
Sudibyo
PT PLN (Persero)
1
Pengaturan Frekuensi
TUJUAN : Memahami prinsip dasar pengaturan frekuensi
dan pelaksanaannya di dalam operasi sistem
tenaga listrik
2
Operasi Sistem Tenaga Listrik
Mengoperasikan sistem pembangkitan
dan penyaluran secara rasional dan
ekonomis dengan memperhatikan mutu
dan keandalan, sehingga penggunaan
tenaga listrik dapat mencapai daya guna
dan hasil guna yang semaksimum
mungkin
3
Sasaran Operasi Sistem
Tenaga Listrik
Optimasi biaya
pengoperasian sistem
agar minimum tanpa
melanggar batasan
mutu dan keamanan
Kemampuan sistem
EKONOMI untuk menjaga agar
semua batasan operasi
terpenuhi
4
Keadaan Sistem
memperbaiki keekonomian
Normal
pemulihan cepat
menghindari
Pemulihan Siaga keadaan menuju
darurat
Darurat menyelamatkan
bagian sistem
5
Kemungkinan
Kemungkinan Gangguan
Gangguan Sistem
Sistem
Transmisi ber-
beban lebih
Jaringan Pengurangan Sistem
atau tegangan
terpisah beban collapse
rel jelek
Redundansi
jaringan Operasi
berkurang Islanding
Gangguan
transmisi
6
Tahapan
Tahapan Operasi
Operasi Sistem
Sistem
Dispatch
Pre Post
Dispatch Dispatch
7
Pre-dispatch
menentukan kombinasi sumber produksi
tenaga listrik dan unit pembangkitnya yang
akan memasok kebutuhan beban sistem
beberapa waktu ke depan
membuat prakiraan beban (load forecast) jangka
pendek,
menjadwalkan operasi unit pembangkit,
merencanakan kebutuhan daya reaktif,
mengkoordinasikan jadwal outage peralatan
(penyaluran, pembangkit)
membuat rencana switching peralatan,
membuat perbaikan rencana operasi dan tatacara
pemulihan setelah gangguan.
8
Dispatch
Melaksanakan operasi
sistem real time
memantau sistem tenaga,
peralatan sistem tenaga dan keadaan normal
keadaa n
da rura t
status-nya,
mengendalikan tenaga listrik
(power dispatch) : frekuensi,
tegangan dan aliran daya,
melakukan evaluasi Pengendalian Pengendalian
keekonomian dan sekuritas produksi
Mutu
sekuriti
sistem,
melaksanakan switching
peralatan sistem tenaga
melaksanakan pemulihan
sistem setelah gangguan.
9
Post-dispatch
Melaksanakan kegiatan pascaoperasi
Pengarsipan data kejadian (events) di sistem
dan hasil kegiatan pelaksanaan pengaturan,
Penyusunan laporan operasi sistem,
Pengumpulan data statistik (data gangguan
sistem dan sebagainya),
Perhitungan energi,
Analisis gangguan yang terjadi di dalam sistem
tenaga.
10
Frekuensi Sistem Tenaga
Mutu tenaga listrik
Reliabilitas sistem tenaga
Indikator kesetimbangan sesaat antara daya nyata
keluaran pembangkit dan yang dikonsumsi pemanfaat
listrik
Berubah bila kesetimbangan daya tersebut terganggu
perubahan beban atau
keluaran pembangkit
Pengaturan
kondisi normal, mengatur daya keluaran unit pembangkit
kondisi gangguan, respon pembangkit dan atau
mengurangi beban
tergantung cadangan putar yang tersedia
11
Pengaturan Frekuensi Sistem
menyetimbangkan daya nyata (watt) keluaran
pembangkit dengan daya nyata yang
dikonsumsi pemanfaat tenaga listrik (beban)
menambah atau mengurangi daya nyata keluaran
pembangkit sesuai perubahan konsumsi beban
mengoperasikan unit pembangkit dengan mode
primary control.
mengoperasikan unit pembangkit dengan mode
secondary control (program LFC = Load
Frequency Control atau AGC = Automatic
Generation Control).
12
Kesetimbangan
Kesetimbangan beban
beban dan
dan pembangkitan
pembangkitan
50 51
Frekuensi sistem (hertz)
49
48
52 menunjukkan
hertz
keseimbangan sesaat
antara daya nyata (MW)
yang dibangkitkan
dengan daya nyata
MW MW
(MW) yang dikonsumsi
dikonsumsi beban dibangkitkan beban.
Pada saat daya nyata
yang dibangkitkan =
daya nyata yang
dikonsumsi beban,
frekuensi = 50 hertz.
13
Pengaturan
Pengaturan Frekuensi
Frekuensi Sistem
Sistem
49 50 51
52
48 hertz
Pada saat daya nyata
yang dibangkitkan >
daya nyata yang
MW dikonsumsi beban,
dikonsumsi beban
frekuensi > 50 hertz.
MW Mengurangi daya (MW)
dibangkitkan
yang dibangkitkan, agar
frekuensi kembali ke 50
hertz.
14
Pengaturan
Pengaturan Frekuensi
Frekuensi Sistem
Sistem
49 50 51
52
48 hertz Pada saat daya nyata
yang dibangkitkan <
daya nyata yang
dikonsumsi beban,
MW frekuensi < 50 hertz.
dibangkitkan Menambah daya (MW)
MW
dikonsumsi beban yang dibangkitkan,
agar frekuensi kembali
ke 50 hertz.
15
Kondisi sistem normal
Tindakan dispatcher
menaikkan atau menurunkan MW keluaran pembangkit
perintah lisan dari pusat pengatur beban (control centre)
mengikuti rencana pembebanan pembangkit
bila frekuensi di luar rentang (50,0 0,2) Hz
Otomatis
Pengaturan primer
Pengaturan sekunder (LFC atau AGC)
Kondisi gangguan
Tindakan dispatcher
melakukan pengurangan beban: brown out, load curtailment
melakukan manual load shedding
Otomatis
automatic load shedding oleh under frequency relay (UFR) atau
oleh aplikasi melalui SCADA
pemulihan beban oleh over frequency relay
Pelaksanaan Pengaturan
Frekuensi
16
Perubahan MW keluaran pembangkit
sebagai respon terhadap perubahan
frekuensi sistem
Bersifat individu
Membawa frekuensi ke nilai referensinya
(misal 50 Hz)
Pengaturan primer
17
Pengaturan
Pengaturan Primer
Primer
R L
Speed Changer kecepatan
R bertambah,
masukan ke
turbin berkurang
Motor
L atau kecepatan
f berkurang,
masukan
Moveable collar ke
turbin
bertambah
Fluida Turbin Generator
(uap, air)
Generator akan :
menambah keluaran MW, ketika merasakan frekuensi
sistem rendah;
mengurangi keluaran MW, ketika merasakan frekuensi
sistem tinggi.
Pengaturan primer tanpa perintah dari pusat pengatur. 18
Respon
Respon Generator
Generator karena
karena Perubahan
Perubahan Frekuensi
Frekuensi
Respon frekuensi yang diberikan generator ditentukan oleh
speed regulation (droop)
deadband
ramp rate
% perubahan frekuensi
R (dalam %) 100
% perubahan keluaran daya
20
Speed
Speed regulation
regulation (droop)
(droop)
21
Speed
Speed regulation
regulation (droop)
(droop)
22
Speed
Speed regulation
regulation (droop)
(droop)
23
Deadband dari speed governor didefinisikan sebagai
besar total perubahan laju (frekuensi) yang tidak
menghasilkan perubahan katub (valve/gate) yang
dikendalikan governor
Dinyatakan dalam % dari laju (frekuensi) rated
Standar IEEE untuk :
governor turbin uap besar, maksimum 0,06 %
(IEEE Standard No. 122-1991);
governor turbin air, maksimum 0,02 % (IEEE
Standard No. 125-1988);
Efek deadband terhadap respon governor tergantung
pada nilai perubahan frekuensi (f ). Jika nilai
perubahan frekuensi lebih kecil dari deadband,
governor tidak merespon.
Deadband
24
Ramp rate unit pembangkit sangat
dipengaruhi oleh jenis penggerak mula
dan energi primer
PLTU batubara 8 MW/menit
PLTGU gas-bumi 20 MW/menit
PLTA > 20 MW/menit
Mengapa berbeda?
Ramp Rate
25
Karekteristik respon frekuensi
Sistem
Karakteristik respon frekuensi dari sistem tenaga
sering disebut dengan system stiffness (MW/Hz)
PL 1
D
f ss Req
PL = perubahan beban sistem
fss = perubahan frekuensi steady state
D = load damping constant, nilai tipikalnya 1
Reqhingga
21persen
1 1 1
R1 R2 Rn
Pengaturan Sekunder
27
Peran LFC dalam Operasi Real
Time
Beban
Keluaran unit
load follower
Deviasi load
follower Keluaran
terhadap unit ber-LFC
beban
28
Mode operasi LFC
tie-linebias : pengendalian frekuensi dan aliran
daya pada saluran interkoneksi
transfer tetap (constant net interchange) :
pengendalian aliran daya pada saluran
interkoneksi
frekuensi tetap (flat or pure frequency) :
pengendalian frekuensi
P
f
Sistem tenaga
29
Metode isyarat level LFC
Pr1 Pr2 Prj
t
P + Pi
ACE
rj 0
P
ACE dt
rj
P
ACE N
+
P0 + j j
if
f +
i
f0
f + f Pg1
P01 + NPr1 k1f
f0 sistem
tenaga
listrik
f + f Pg2
P02 + NPr2 k2f
f0
30
Nilai
Nilai isyarat
isyarat level
level
31
Keluaran
Keluaran pembangkit
pembangkit ber-LFC
ber-LFC
Pg j P0 j N Pr j k j f
Pg j = daya keluaran unit
pembangkit j
P0 j = base point LFC
Pr j = paruh rentang regulasi daya unit pembangkit
j
k j f = penyederhanaan kerja pengaturan primer
32
Perubahan
Perubahan Keluaran
Keluaran pembangkit
pembangkit ber-LFC
ber-LFC
M
W
+Pr
P0
-Pr
waktu
33
Mengendalikan frekuensi dan aliran daya
pada saluran interkoneksi
Melibatkan fungsi economic dispatch dengan
menggunakan faktor partisipasi ekonomis di
samping faktor partisipasi regulasi
Pada sistem yang besar menggunakan sinyal
berupa pulse dan nilai yang dikirim berbeda-
beda untuk tiap pembangkit
Tidak menggunakan sinyal analog seperti
pada metode isyarat level
Ptie,1
Ptie,2 Ptie,a +
Ptie,n
Ptie,s
35
Strategi
Strategi Pengendalian
Pengendalian Frekuensi
Frekuensi
Contoh
Hz
51,50
50,20
50,00 Operasi normal, frekuensi+50
0,2 Hz
49,80
Ekskursi, - 0,5 Hz, brown-out
49,50 df/dt, - 1,2 Hz/s, load shedding tahap 4, 6, 7 (1950 MW)
49,30 df/dt, - 0,8 Hz/s, load shedding tahap 6, 7 (1500 MW)
load shedding Skema A & B, frek 49,50 Hz ( 250 MW - 500 MW
49,10 df/dt, - 0,7 Hz/s, Load shedding tahap 7 (850 MW)
49,00
36
Strategi
Strategi Pengendalian
Pengendalian Frekuensi
Frekuensi
ILUSTRASI Review
Jenis
1. Sistem eksitasi arus searah,
2. Sistem eksitasi arus bolak-balik.
3. Sistem eksitasi statik.
PENGATURAN TEGANGAN (16)
ELEMEN EKSITASI GENERATOR