Dentistry
pada
Pendidikan Kedokteran
Gigi
Oedijani-Santoso
Bagian/SMF Gigi dan Mulut
FK Undip/RSUP dr Kariadi
SEMARANG
Good doctors use both individual
clinical expertise and the best
available external evidence, and
neither alone is enough. Without
clinical expertise, practice risks
becoming tyrannized by evidence, for
even excellent external evidence may
be inapplicable to or inappropriate for
an individual patient.
Without current best evidence,
practice risks becoming rapidly out of
date, to the detriment of patients
(Sackett et al, 1996)
Pendahuluan
Evaluasi kemajuan terapi menunjukkan
hasil kurang efisien dan kadang-kadang
perlu proses yang membahayakan krn
tidak berdasar evidence based
medicine/ dentistry (EBM/D)
Profesi dokter tidak cukup hanya
berpedoman pd kemampuan klinik dan
pengalaman tanpa bukti penelitian
terbaru seorang dokter akan out of date
Pendidikan Dokter Gigi
Berlaku UU no 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
Populasi
pasien dg Sembuh
kondisi
Eksperimen
Tidak sembuh
Samp
el
Sembuh
Kontrol
Tidak sembuh
Studi pada binatang tidak dimasukkan
dalam uji klinik
Termasuk uji klinik :
- Percobaan pada manusia
sukarelawan sehat
- Uji lapangan vaksin
- Uji pencegahan untuk subyek dengan
gejala
- Uji kelompok pasien
Expert opinion
Randomized Control Trial
The Level of Evidence
Kendala EBD
Kendala : berkaitan dengan
memformulasikan pertanyaan yg
ingin dicari jawabannya, mengetahui
bagaimana mencari, menilai dan
menerapkan bukti ilmiah (evidence),
krn praktisi umumnya mempunyai
keterbatasan waktu.
Fakta dan Solusi
Fakta terkini : banyak informasi dapat
diperoleh dari internet, dari pendidikan
berkelanjutan.
Solusi sbg upaya menjaga performance
klinis yg up to date, (1) belajar sendiri
bagaimana mempraktikan EBD, (2) cari
& terapkan ringk EBD yg telah dilakukan
pihak lain, (3) terapkan strategi EBD unt
perbaiki perilaku klinis.
Ringkasan
Evidence-based dentistry adalah
suatu pendekatan pada pelayanan
kedokteran gigi, yang memerlukan
integrasi dari keahlian klinis (clinical
expertise) individual drg, penilaian
sistematik bukti ilmiah (scientific
evidence) klinis relevan, berkaitan dg
riwayat oral dan medik pasien, dan
kebutuhan akan perawatan pasien
Ringkasan
Pendekatan Evidence-based
merupakan proses yang terstruktur
untuk mengatasi masalah klinis
dengan menggunakan informasi
terkini yang berkaitan dengan
tehnik, material dan terapi.
Ringkasan
Penerapan 5 tahap EBD :
1. Pertanyaan yg akan dicari
jawabannya
2. Penelusuran the best evidence
3. Critically-appraising the evidence
4.Integrasi evidence dg keahlian klinis
serta nilai dan kondisi biologis pasien
5. Evaluasi diri thd proses EBD.
Ringkasan
EBD memungkinkan drg untuk
menerapkan hasil pen terkini yg
relevan bagi pasiennya
Bila evidence telah ditemukan, dinilai
apakah dapat dipercaya dan
diterapkan
Ditent level of evidence berdasarkan
kekuatan : RCT - L tertinggi, laporan
kasus dan pendapat ahli L terendah
Ringkasan
Terapi diberikan bila klinisi sudah
mempunyai kejelasan tentang tujuan
terapi
Terapi diberikan berdasarkan hasil-
hasil uji klinis dengan prinsip EBD
Dalam membaca jurnal terapi,
sebaiknya dipilih jurnal dengan
metode RCT atau meta-analysis