SEKSUAL
HERYANTO SYAMSUDDIN
GONOROE
Dalam arti luas mencakup semua
penyakit yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae.
Penyakit kelamin yang pada
permulaan keluar nanah dari OUE
( Orifisium Uretra Eksternum )
sesudah melakukan hubungan
kelamin.
Etiologi
Penyebab gonokok yang ditemukan
oleh NEISSER
Termasuk ke dalam grup Neisseria
Gonokok termasuk golongan diplokok
berbentuk biji kopi berukuran 0,8 u dan
panjang 1,6 u bersifat tahan asam.
Daerah yang mudah terinfeksi ialah
daerah mukosa epitel kuboid yakni
pada vagina wanita sebelum pubertas
Epidemiologi
Pria :
balanitis, tisonitis, uretritis posterior,
prostatitis, epididimitis, dan orkitis
Wanita :
parauretritis, bartolinitis,
vulvovaginitis, dan proktitis
Prognosis
Baik
Infeksi Genital Nonspesifik
Definisi
Infeksi menular seksual berupa
peradangan di daerah uretra,
rektum, atau serviks yang
disebabkan oleh kuman nonspesifik
Etiologi & Eidemiologi
Penyebab ( diduga ) : Chlamydia
trachomatis, Ureaplasma urealyticum
dan Mycoplasma hominis,
Gardnerella vaginalis, alergi, bakteri.
Ekonomi : sosial ekonomi rendah.
Jenis Kelamin: Pria > Wanita
Heteroseksual > Homoseksual
Sosial ekonomi tinggi
Gejala & Tanda (1)
Pria :
1 -3 minggu post coitus timbul gejala
disuria ringan , sering kencing, dan
keluarnya duh tubuh seropurulen.
Perjalanan penyakit lebih lama dr GO
masa inkubasi lebih lama,
cenderung kambuh dan Gejala lebih
ringan .
Gejala & Tanda (2)
Wanita
Sering terjadi di serviks dibandingkan
di vagina, kelenjar Bartholin, uretra.
Umumnya tidak bergejala.
Sebagian kecil : ada fluor albus,
disuria ringan, sering kencing, nyeri
di daerah pelvis, dan disparenia.
Komplikasi
Prostatitis
Vesikulitis
Epididimis
Striktur Uretra
Pemeriksaan Penunjang
Px. Sediaan sitologi langsung dengan
pewarnaan Giemsa.
Px. Dengan biakan dari inokulum
Px. Deteksi antigen : Direct
Fluorescent Antibody / Enzyme
Linked Immunosorbent Assay
Px. Mendeteksi as. Nukleat : Hibridasi
DNA Probe. Amplifikasi As. Nukleat.
Penatalaksanaan
Tetrasiklin HCl 4 x 500 mg sehari selama 1 minggu
atau 4 x 250 mg sehari selama 2 minggu
Oksitetrasiklin 4 x 250 mg sehari selama 2 minggu
Doksisiklin 2 x 100 mg sehari selama 7 hari
Erotromisin ( utk pasien yang tidak tahan tetrasiklin,
wanita hamil, atau <12th, 4 x 500 mg sehari selama
1 minggu atau 4 x 250 mg sehari selama 2 minggu
Sulfa-trimetoprim 2 x 2 tab sehari selama seminggu
Azitromisin 1 gr dosis tunggal
Spiramisin 4 x 500 mg sehari selama seminggu
Ofloksasin 2 x 200 mg sehari selama 10 hari.
Prognosis
Kadang tanpa pengobatan dapat
sembuh sendiri ( 50 70 % kurang
lebih dalam 3 bln )
Setelah pengobatan kurang lebih 10
% eksaserbasi / rekurens
Sifilis
Definisi
Untuk
tersier
Prognosis pada hati
untuk atau otak
sifilis adalah
primer, buruk,ker
Resiko pria sekunder usakan
terkena sifilis dan laten tidak
lebih rendah setelah dapat
dibandingka pengobat diperbaiki
n wanita. an baik.
Limfogranuloma Venerum
Definisi
Penyakit venerik Chlamydia
trachomatis,afek primer biasanya cepat
hilang,bentuk yg tersering ialah sindrom
inguinal.
Sindrom tsb berupa limfadenitis beberapa
kelenjar getah bening inguinal medial
dengan kelima tanda radang akut dan
disertai gejala konstitusi,kemudian akan
mengalami perlunakan yang tak serentak.
Etiologi
Bakteri Chlamydia trachomatis, yang
merupakan bakteri yang hanya
tumbuh di dalam sel
Penyakit ini terutama terdapat di
negeri tropik dan subtropik.
Penderita pria lebih banyak daripada
wanita.
Faktor Resiko
Bangsa / ras : Semua bangsa; orang
kulit hitam >>
Daerah : daerah tropik dan
subtropik >>
Musim / iklim : Panas dan daerah
daerah pantai
Kebersihan / higiene : kurang
Gejala Klinis
Masa tunas penyakit ini ialah 1-4 minggu
,gejala konstitusi timbul sebelum penyakitnya
mulai dan biasanya menetap selama sindrom
inguinal. Gejalanya berupa malese, nyeri
kepala, artralgia, anoreksia, nausea dan
demam.
Gambaran klinis dapat dibagi menjadi bentuk
dini dan bentuk lanjut
Bentuk dini
Afek primer
Berbentuk tak khas dan tak nyeri dapat berupa
erosi, papul milier, vesikel, pustul dan ulkus
Umumnya soliter dan cepat hilang
Pada pria terdapat di genitalia eksterna, pada
wanita tidak terdapat di genitalia ekterna
Sindrom inguinal
Terjadi jika afek primernya di genitalia eksterna
Terjadi peradangan pada kelenjar getah ening
inguinal
Terjadi perlunakan di tengah, dapat terjadi abses
dan fistel yang multipel
Bentuk lanjut
Sindrom genital
Jika sindrom inguinal tidak diobati
fibrosis pd kelenjar inguinal medial
aliran getah bening terbendung serta
terjadi edema dan elefantiasis
Elefantiasis dapat bersifat vegetatif,
dapat terbentuk fistel-fistel dan ulkus-
ulkus.
Sindrom anorektal
Sindrom uretral
Limfogranuloma Venerum
Pemeriksaan Penunjang
Tes kulit Frei untuk melihat infeksi
klamidia
Tes ikatan komplemen untuk menilai
titer antigen yang timbul dalam
darah
Tes gate parakosta untuk menilai
kadar gama globulin
Diagnosis Banding
Skrofuloderma : Biasanya kelenjar berwarna
livide, disertai ulkus tak teratur dan ada
jembatan kulit
Limfadenitis piogenik : nodula lunak dan nyeri
tekan berwarna merah
Hernia inguinalis : tanpa tanda tanda radang
PENDAHULUAN
Ulkus mole (UM) PHS
Kuman penyebab ditemukan oleh
DUCREY
> Srg ditemukan kelompok
masyarakat sosio-ekonomi
ETIOLOGI
Epidemiologi
Penyebab : Hemophillus ducey
(Streptobacillus ducey )
Umur : hanya mengenai orang dewasa
yang aktif
Jenis kelamin : Pria >>
Faktor Resiko
Bangsa / ras : kulit berwarna >>
Iklim : daerak beriklim tropis &
subtropis >>
Kebersihan / higiene : kurang
Gejala Klinis
Ulkus Mole
SIMTOMATOLOGI
Masa inkubasi : 1 14 hari
Timbulnya lesi akb autoinokulasi
lesinya multipel, biasanya (+) di
daerah ekstra genital.
Pada laki-laki biasanya (+) di mukosa
preputium, sulkus koronarius,
frenulum penis dan batang penis.
Pada wanita (+) di di labia, klitoris,
vestibule, fourchette, serviks dan
anus.
Pada ekstra genital, lesi di bibir,
tangan, kelopak mata, dada & lidah.
Lesi awal (+) di daerah inokulasi :
papel vesiko-pustul pecah ulkus
Large single ulcer of
the prepuce
Multiple
ulceration of the
sulcus corona
Multiple ulcerations of
the sulcus corona and
the frenulum
Ulkus durum dg
ulkus di KGB
inguinal
Chancroid di penis,
kissing effect
Ulkus
mole
ULKUS MOLE
Tabel 1. Tempat predileksi lesi di daerah
ekstra genital
Lidah Umbilikus
Jari tangan Abdomen
Bibir Pubis
Payudara Paha
Konjungtiva Dada
BENTUK KLINIS
2. Dwarf chancroid
Ukuran lesi sgt kecil & menyerupai lesi erosi - herpes genitalis, bedanya tepi
lesi berdarah & dasar lesi tidak teratur.
BENTUK KLINIS
5. Giant chancroid
BENTUK KLINIS
6 Phagedemic chancroid
7. Tipe serpiginosa
SIFAT BUBO
DIAGNOSIS
Anamnesis dan
gambaran
klinis
Pemeriksaan Penunjang
Bhn pem diambil :
Dinding ulkus yg menggaung
Pemeriksaan Aspirasi bubo
sediaan Dibuat sediaan hapus pd gelas objek, pewarnaan Gram, Unna-
hapus Pappenheim, Wright, Giemsa.
I. Sistemik
1. Sulfonamid
Sulfatiazol, sulfadiazine,
sulfadimidin. Dosis I : 2 4 gr,
dilanjutkan dg 1 gr tiap 4 jam sp
sembuh sempurna (sekitar 10 14
hari)
Ko-trimoksazol - kombinasi
sulfametoksazol 400 mg +
trimetoprim 80 mg / tablet. Dosis :
2 x 2 tablet, selama 10 hari
ULKUS MOLE
PENGOBATAN
2. Streptomisin
Dosis : 1 gr tiap hari selama 10 14 hari
3. Tetrasiklin dan oksitetrasiklin
Dosis : 4 x 500 mg / hari, selama 10 20
hari. Th/ dg obat ini dpt menutupi G/ S I
4. Kanamisin
Dosis : 2 x 500 mg, i.m. tiap hari, selama
6 14 hari.
ULKUS MOLE
PENGOBATAN
5. Eritromisin
Dosis : 4x500 mg/hari selama 1 minggu.
6. Kuinolon
Ofloksasin dosis tunggal 400mg.
Ciprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari.
7. Macrolide
Azithromycin dosis tunggal 1 gram per
oral.
8. Sefalosporin
Ceftriaxone IM dosis tunggal 25 0 mg
Herpes Simpleks
Suatu lesi akut berupa vesikel
berkelompok di atas daerah yang
eritema, dapat satu atau beberapa
kelompok terutama pada atau dekat
sambungan mukokutan
Etiologi & Epidemiologi
Penyebab : Herpes virus hominis
( HVH ) dengan diameter 150 m,
merupakan virus DNA
Umur : semua umur
Jenis Kelamin : Pria = wanita
Faktor Resiko
Keturunan : virus herpes dapat
menyerang janin in utero
Lingkungan : status ekonomi rendah
jumlah karier >>
Pencetus : menstruasi, emosional,
trauma, sanggama
JENIS VIRUS
HSV-Tipe I (Herpes Simplex Virus Type
I)
Infeksi
Primer
Fase
laten
Infeksi
rekuren
Herpes
Simpleks
Diagnosis
Berdasar gejala
klinik dan
pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Virus herpes ini dapat ditemukan
pada vesikel dan dapat dibiak.
Pada keadaan tidak ada lesi dapat
diperiksa antibodi VHS.
Pada percobaan Tzanck dengan
pewarnaan giemsa dapat di temukan
sel datia berinti banyak dan badan
inklusi intranuklear.
Diagnosis Banding
Folikulitis
Ulkus mole
Sifilis LGV
Penatalaksanaan
Herpes genital
tidak dapat
disembuhkan.
Obat2 antivirus :
Pengobatan u/ me
Acyclovir u/ Untuk episode I
Obat2 topikal : manajemen infeksi
ngurangi
povidon iodine, herpes genital simptom,nyeri &
HSV primer dan dapat diberikan
idoksuridin (IDU), ketidak nyamanan
pada pasien
sitosin arabinosa dengan
Acyclovir 200 mg yg berhubungan
oral 5 kali sehari dgn perjangkitan, &
atau sitarabin, imunosupresif.
mempercepat
adenine selama 7-10 hari.
Pengobatan waktu
arabinosa atau antiviral dapat penyembuhan.
vidarabin. Pelarut memperpendek Untuk rekuren Tiga agen oral :
organik: alkohol dan mencegah
perjangkitan dapat digunakan Acyclovir,
70%, eter, timol Famciclovir, dan
40%, dan slmaperiode waktu Acyclovir 200 mg
oral 5 kali sehari Valacyclovir
seseorang
klorofom. mendapat selama 5 hari. Ke3 obat ini
pengobatan. mencegah
multiplikasi virus &
memperpendek
lama erupsi.
Prognosis
Pengobatan secara dini dan tepat
memberi prognosis yang lebih baik,
yakni masa penyakit berlangsung
lebih singkat dan rekuren lebih
jarang.
Trikomoniasis
Merupakan infeksi saluran urogenital
bagian bawah pd wanita maupun
pria,dapat bersifat akut atau
kronik,disebabkan Trichomonas
vaginalis dan penularanya mlalui
hubungan seksual.
Etiologi
Trikomoniasis vaginalis
Merupakan flagelata berbentuk
filiformis berukuran 15-18
mikron,mempunyai 4 flagella dan
bergerak seperti gelombang.
Parasit ini berkembang biak secara
belah pasang memanjang dan dapat
hidup dalam suasana pH 5-7,5. pada
suhu 0 C dapat bertahan samapai 5
hari.
Insidens
Penularanya melalui hubungan
kelamin tetapi dapat juga melalui
pakaian,handuk,atau karena
berenang.
Pada wanita lebih banyak dari pada
pria.
Patogenesis
T.Vaginalis menimbulkan peradangan pd dinding
saluran urogenital dgn cara invasi sampai
mencapai jaringan epitel dan sub epitel. Masa
tunas rata-rata 4 hari 3 minggu.
Pd kasus lanjut terdapat bagian dgn jaringan
granulasi yg jelas. Nekrosis dpt di temukan di
lap. Subepitel yg menjalar sampai di permukaan
epitel.
Di dalam vagina dan uretra parasit hidup dari
sisa-sisa sel,kuman2 dan benda lain yg terdapat
dalam sekret.
Gejala klinis
Trikomoniasis pd wanita
Yg terserang terutama di dinding vagina dapat bersifat
akut dan kronik.
Pada kasus akut
terlihat sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-
kuningan,kuning-hijau,berbau tidak
enak(malodorus),dan berbusa.
Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab.
Kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina
dan serviks.
Pada kasus berat
Gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak
berbusa.
Trikomoniasis pada laki-laki
Yang di serang terutama uretra,kelenjar
prostat,kadang-kadang preputium,vesikula
seminalis,dan epididimis.
Bentuk akut
Mirip uretritis non gonore,misalnya
disuria,poliuria,dan sekret uretra mukoid atau
mukopurulen.
Bentuk kronik
Gejalanya tidak khas : gatal pada
uretra,disuria,dan urin keruh pada pagi hari.
Trikomoniasis
Diagnosis
Pewarnaan Giemsa
Pewarnaan akridin oranye
Leishman
Gram dan papanicolau
Penatalaksanaan
Topikal
Hidrogen peroksida 1-2% dan larutan asam
laktat 4%.(bahan cairan berupa
irigasi,supositoria,jel dan krim).
Sistemik (oral)
Metrodinasol : dosis tunggal 2 g / 3 x 500
mg/hr selama 7 hari.
Nimorazol : dosis tunggal 2 g
Tinidazol : dosis tunggal 2 g
Omidazol : dosis tunggal 1,5 g
Prognosis
Umumnya baik
Vaginosis Bakterial
Infeksi menular seksual yang
disebakan oleh kuman anaerob
Gardnerella vaginalis.
Etiologi & Epidemiologi
Penyebab : Gardnerella vaginalis
Pengobatan yang tidak tuntas
rekuren
Pada wanita aktif seksual
Gejala & Tanda
Mengeluh adanya fluor albus yang ringan
sampai sedang dan berbau amis.
Bau lebih menusuk setelah hubungan
kelamin dan mengakibatkan darah
menstruasi berbau abnormal.
Iritasi daerah vagina / sekitar vagina ( gatal,
rasa terbakar ). Kadang timbul kemerahan
dan edema vulva.
Terkadang nyeri abdomen, dispareunia.
50% penderita asimtomatik.
Pemeriksaan Fisik
Fluor albus berwarna abu abu,
homogen, dan berbau amis.
Viskositas rendah atau normal.
Melekat pada dinding vagina.
Terdapat eritema pada vagina atau
vulva atau petekie pada dinding
vagina.
Gambaran serviks normal.
Vaginosis Bakterial
Pemeriksaan Penunjang
Px. Gram: G. Vaginalis bakteri batang / kokus gram positif
atau negatif.
Pada sediaan basah sekret basah terlihat clue cells
Tes Sniff : fluor albus + KOH 10% bau amin
Px. Ph vagina : 4,5 5,5
Px. Kromatografi : suksinat : laktat meninggi.
Pemebntukan as. Asetat paling banyak.
Px. Biakan dengan agar Casman, dan Protease peptone
starch agar : koloni sebesar 0.5 2 mm, licin, opak dengan
tepi yang jelas, dan dikelilingi zona hemolitikbeta.
Tes Biokimia : Rx. Oksidase, indol, dan urea negatif,
menghidrolisis hipurat dan kanji. Konfirmasi berguna utk
menyingkirkan infeksi karena T. Vaginalis dan C. albicans
Diagnosis Banding
Trichomoniasis
Kandidiasis vulvovaginalis
Penatalaksanaan (1)
Topikal
o Sulfonamid tripel sebagai acid cream
base dengan pH 3,9 dipakai setiap hari
selama 7 hari menurunkan Ph vagina
o Supositoria vaginal yang berisi
tetrasiklin / povidon iodium.
o Buffered acid gel
Penatalaksanaan (2)
Sistemik
o Metronidazol 2 x 400 / 500 mg setiap hari
selama 7 hari. Atau Tinidazol 2 x 500 mg setiap
hari selama 5 hari.
o Ampisilin / Amoksisilin 4 x 500 mg / oral selama
5 hari kandidosis vaginal.
o Tetrasiklin per oral tidak efektif kandidoasis
vaginal
o Eritromisin tidak efektif
o Klindamisin 300 mg / oral 2 x sehari selama 7
hari
Pada waktu pengobatan perlu
beberapa anjuran pada penderita :
1. Pemeriksaan dan pengobatan
terhadap pasangan seksual untuk
mencegah jangan terjadi infeksi
pingpong.
2. Jangan melakukan hubungan
seksual selama pengobatan.
3. Hindari pemakaian barang-barang
yang mudah menimbulkan
transmisi.