FRAKTUR
MANDIBULA
KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA
Lokasi Anatomis
Symphi
sis
Fonseca R.J. Oral and Maxillofacial Trauma. 3rd ed. St Louis: Elsevier
2
Saunders. 2005.
INSIDENSI FRAKTUR MANDIBULA
Fonseca R.J. Oral and Maxillofacial Trauma. 3rd ed. St Louis: Elsevier
Saunders. 2005.
3
Otot penggerak mandibula
TANDA DAN GEJALA KLINIS
FRAKTUR MANDIBULA
1. Perubahan oklusi
2. Deviasi mandibula saat membuka mulut
3. Terbatasnya pembukaan mulut
4. Laserasi, ekimosis dan hematoma
5. Defisit neurosensori pada n.alveolaris inferior
6. Perubahan kontur fasial dan lengkung
mandibula
7. Perdarahan pada canalis auditori external
8. Pergerakan pada segmen tulang atau adanya
step saat palpasi
Andersson L., et al Oral and Maxillofacial Surgery. 1st ed. Blackwell Publishing Ltd. 2010
5
TUJUAN PENGELOLAAN FRAKTUR
MANDIBULA
1. Mengembalikan oklusi yang stabil
2. Mengembalikan pembukaan mulut yang
adekuat
3. Mengembalikan bentuk wajah dan lengkung
rahang seperti sebelum trauma
4. Mengembalikan fungsi dan menghilangkan
nyeri
5. Mencegah internal derangement TMJ
6. Mencegah gangguan pertumbuhan pada
mandibula
Andersson L., et al Oral and Maxillofacial Surgery. 1st ed. Blackwell Publishing Ltd. 2010
6
CLOSED REDUCTION
Indikasi :
1. Fraktur mandibula yang non displaced
2. Fraktur Comminuted
3. Fraktur dengan Atropi Edentulous Mandibula
4. Fraktur Mandibula pada anak
5. Fraktur Kondilus dan Koronoideus
Andersson L., et al Oral and Maxillofacial Surgery. 1st ed. Blackwell Publishing Ltd. 2010
7
Fonseca R.J. Oral and Maxillofacial Trauma. 3rd ed. St Louis: Elsevier
TEKNIK CLOSED REDUCTION
Gunning Splint
8
APPLICATION OF ARCH BARS
Indikasi
Pasien dengan kondisi sistemik tertentu
Fonseca R.J. Oral and Maxillofacial Trauma. 3rd ed. St Louis: Elsevier
Saunders. 2005. 11
OPEN REDUCTION AND FIXATION
APPROACH
12
RIGID FIXATION
Intraosseous
wiring
Plates and
screws
13
Wire fixation
Wire fixation
Wire fixation
Nn.R/16 th/ Dx: Fraktur segmental corpus sinistra - angulus dextra
Status lokalis:
a/r frontal :
I: VE -, VL -,edema -, hematoma -,
Palp: diskontinuitas (-), hipoestesi (-)
:
I: VE -, VL - , Edema -/-, hematom periorbita +/-, injeksi konjungtiva -/-, distopia -/-, diplopia -,
proptosis/enoftalmus -,
nasal:
I: VE - , VL - , hematoma - deviasi -, depresi - , perdarahan nasal + sin, septal hematoma -, obstruksi nasal -/+,
anosmia -
RONTGEN SCHEDEL AP-LAT
RSHS, 26/11/16
ORIF MANDIBULA
1. A dan antiseptik pada rongga mulut
2. Immobilisasi maksila dan mandibula
dengan menggunakan arch bar hingga
oklusi tercapai
3. Desain daerah yang akan diinsisi dengan metilen blue 0,5 cm
di daerah mukosa pada sulkus ginggiva mandibula (yang
dilalui garis fraktur)
4. Injeksi obat vasokonstriktor pada daerah desain dengan
menggunakan pehacain
5. Insisi pada daerah yang telah di desain, dan diperdalam hingga
mencapai os. mandibula
6. Bebaskan jaringan di daerah sekitar garis fraktur dengan
menggunakan raspar, dilakukan preservasi nervus mentale
7. Dilakukan reduksi jaringan tulang mandibula yang fraktur
dengan memperhatikan oklusi yang baik.
8. Buat lubang pada lokasi fraktur
9. Fiksasi daerah fraktur dengan menggunakan miniplate rigid
ukuran 2.0 & screw no 10 dan 8
10. Dilakukan aproksimasi dengan penjahitan pada setiap lapisan
otot dan mukosa dengan menggunakan benang PGA 4-0
11. Yakinkan kembali oklusi baik
12. Operasi selesai
MANAJEMEN PASKA OPERASI
1. Puasa s/d sadar penuh dan tidak muntah
2. Diet cair, dihisap atau menggunakan sendok, jenis
makanan bebas
3. Antibiotik, analgetik
4. Oral hygiene (sikat gigi dan betadine kumur)
5. Pertahankan fiksasi arch bar selama 3 minggu
6. Foto kontrol (foto polos kepala) POD I
7. Mobilisasi duduk sampai jalan POD I
8. Kontrol untuk mengangkat karet archbar POD XIV
9. Kontrol untuk mengangkat archbar POD XXI
TERIMA KASIH