Anda di halaman 1dari 18

Pelayanan Kesehatan di

Pengungsian
EMERGENCY I

Christin & Yohana H


Pelayanan Kesehatan Dasar di
Pengungsian
1. Pelayanan pengobatan
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
3. Pelayanan imunisasi
4. Pelayanan gizi
5. Pemberantasan penyakit menular
dan pengendaliannya
6. Pelayanan kesehatan jiwa
7. Pelayanan promosi kesehatan

2
Pencegahan & Pemberantasan
Penyakit Menular
Masalah umum kesehatan di pengungsian.
Beberapa jenis penyakit yang sering timbul di
pengungsian memerlukan tindakan
pencegahan. Contoh penyakit tersebut antara
lain, diare, cacar, penyakit pernafasan,
malaria, meningitis, tuberkulosa, tifoid,
cacingan, scabies, xeropthal-mia, anemia,
tetanus, hepatitis, IMS/HIV-AIDS
Manajemen kasus.
Semua anak yang terkena penyakit menular
selayaknya dirawat agar terhindar dari risiko
penularan termasuk kematian
Surveilans.
Dilakukan terhadap beberapa
3 penyakit
Penjaminan Kesehatan pada
Pengungsi
Pelayanan kesehatan dapat disediakan dengan
menugaskan relawan dan pekerja kesehatan
pemerintah yang berada di pengungsian atau
meluaskan kapasitas dari fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat. Fokus dari pelayanan kesehatan harus tertuju
kepada pencegahan penyakit menular yang spesifik
dan pengadaan sistem informasi kesehatan. Apabila
pengungsi dalam jumlah besar dikondisikan untuk
tetap tinggal di penampungan sementara untuk jangka
panjang, terutama di daerah yang tidak terlayani
dengan baik oleh fasilitas kesehatan yang ada, maka
pengaturan khusus harus diadakan

4
Pengawasan & Pencegahan Penyakit
Pengawasan Penyakit menular pada
kedaruratan dilakukan sebagai berikut :
Difokuskan pada penyakit penyebab
kematian utama
Ditekankan pada pencegahan penyakit
dan perbaikan sistem sistem pelayanan
Pembentukan dan penggerakan surveilans
terhadap penyakit potensial
Potensi penyakit camapak dengan
pemberian imunisasi.
Penyuluhan kesehatan dengan melibatkan
kader kesehatan
5
Cont...
Prinsip pencegahan dan
pengawasan penyakit menular pada
kedaruratan adalah mencegah
terjadinya pajanan; melindungi
kelompok rentan dari terjadinya
infeksi; mencegah meningkatnya
penyakit infeksi, pengobatan kasus
penyakit dengan mencegah kematian,
kecacatan, dan penularan, dan
memutus rantai penularan dengan
memperbaiki lingkungan, perilaku dan
peraturan
6
Penanganan Air Bersih & Sanitasi
Tujuan utama perbaikan dan pengawasan
kualitas air adalah untuk mencegah timbulnya
risiko kesehatan akibat penggunaan air yang
tidak memenuhi persyaratan.
1. Standar minimum kebutuhan air bersih
2. Sumber air bersih dan pengolahannya
3. Beberapa cara pendistribusian air bersih
berdasarkan sumbernya
4. Tangki penampungan air bersih di tempat
pengungsian
5. Perbaikan dan Pengawasan Kualitas Air
Bersih
Surveillans Penyakit & Faktor Risiko

Surveilans penyakit dan faktor risiko pada umumnya


merupakan suatu upaya untuk menyediakan informasi
kebutuhan pelayanan kesehatan di lokasi bencana dan
pengungsian sebagai bahan tindakan kesehatan
segera. Secara khusus, upaya tersebut ditujukan untuk
menyediakan informasi kematian dan kesakitan
penyakit potensial wabah yang terjadi di daerah
bencana; mengidentifikasikan sedini mungkin
kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah;
mengidentifikasikan kelompok risiko tinggi terhadap
suatu penyakit tertentu; mengidentifikasikan daerah
risiko tinggi terhadap penyakit tertentu dan
mengidentifikasi status gizi buruk dan sanitasi
lingkungan.
Surveillans Gizi darurat
Untuk keperluan surveilans gizi pengungsi,
beberapa hal yang perlu disiapkan adalah:
1. Petugas pelaksana adalah tenaga gizi (Ahli
gizi atau tenaga pelaksana gizi) yang sudah
mendapat latihan khusus penanggulangan
gizi dalam keadaan darurat
2. Alat untuk identifikasi, pengumpulan data
dasar, pemantauan dan evaluasi:
3. Melakukan kajian data surveilans gizi
dengan mengintegrasikan informasi dari
surveilans lainnya (penyakit dan kematian).
Penanganan Gizi darurat
1. Penanganan Gizi Darurat pada Bayi dan Anak
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
makanan bayi dan anak baduta yang dihadapi di lapangan,
sebagai berikut:
. Memahami perasaan ibu terhadap kondisi yang sedang
dialami
. Memberikan prioritas kepada ibu menyusui untuk
mendapatkan distribusi makanan tepat waktu
. Anjurkan ibu agar tenang dan bangkitkan motivasi ibu
untuk menyusui bayinya
. Anjurkan ibu agar mengonsumsi makanan bergizi
seimbang yang cukup jumlahnya
. Memastikan ibu mendapat tambahan makanan dan
cairan yang mencukupi
. Beri pelayanan dan perawatan kesehatan yang memadai
Cont...
Memberikan perhatian khusus dan dukungan
terusmenerus pada ibu untuk mengatasi mitos atau
kepercayaan yang salah tentang menyusui
Memberikan penyuluhan pada tokoh masyarakat, tokoh
agama dan keluarga yang dapat mendukung ibu untuk
menyusui
Menyediakan tempat-tempat untuk menyusui yang
memadai atau kamar laktasi
Mengawasi sumbangan susu formula serta menolak
sumbangan yang tidak memiliki label, kemasan yang
rusak, bahasa yang tidak dipahami pengguna, batas
kedaluarsa (minimal 6 bulan sebelum tanggal
kadaluarsa)
Jika ibu bayi tidak ada (meninggal), ibu sakit berat,
atau ibu tidak dapat menyusui lagi, maka kepada bayi
diberikan alternatif lain yaitu:
Cont...
Mencari kemungkinan donasi ASI dari ibu yang
sedang menyusui
Khusus untuk bayi 0-6 bulan dapat diberikan
susu formula, dengan menggunakan cangkir dan
tidak boleh menggunakan botol atau dot. Susu
formula diberikan sesuai dengan petunjuk
penggunaan
Susu formula harus dipersiapkan dengan
menggunakan air masak.
Tidak dianjurkan diberikan makanan lain
Susu kental manis tidak boleh diberikan pada
bayi (<1 tahun).
Cont...
2. Penanganan Gizi Darurat pada Kelompok
Usia >24 Bulan
Memantau perkembangan status gizi
pengungsi melalui kegiatan surveilans,
menyelenggarakan pelayan-an gizi sesuai
dengan tingkat masalah gizi (tingkat
kedaruratan), dan untuk mewujudkan
koordinasi lintas program dan lintas sektor.
Upaya ini ditujukan bagi masyarakat
pengungsi terutama kelompok rawan yaitu
balita, ibu hamil, ibu meneteki dan usia lanjut.
Cont...
3. Bayi dan Anak Usia <2 Tahun (Baduta)
Menyusui sangat penting karena
terbatasnya sarana air bersih, bahan bakar
dan kesinambungan ketersediaan susu
formula dalam jumlah yang memadai.
Susu formula tidak diperkenankan
diberikan kepada bayi kecuali kepada bayi
piatu, bayi terpisah dari ibunya, ibu bayi
dalam keadaan sakit berat.
Pada keadaan sangat memerlukan susu
formula diberikan secara terbatas
Sumbangan susu formula
Cont...
4. Makanan anak usia 2-5 tahun
Makanan utama yang diberikan adalah
berasal dari makanan keluarga, yang tinggi
energi, vitamin dan mineral.
Bantuan pangan yang dapat diberikan berupa
makanan pokok, kacang-kacangan dan
minyak sayur.
Khusus pada anak yang menderita gizi
kurang atau anak gizi buruk pada fase tindak
lanjut (setelah perawatan) perlu diberikan
makanan tambahan, seperti makanan
jajanan, dengan nilai zat gizi: Energi 350 kkal
dan Protein 15 g per hari
Cont...
5. Makanan Ibu Hamil dan Menyusui
Ibu hamil perlu penambahan energi 300 Kal
dan Protein 17 gram, sedangkan ibu menyusui
perlu tambahan Energi 500 Kal dan Protein 17
gram. Suplementasi vitamin dan mineral
untuk ibu hamil adalah Fe 1 tablet setiap hari.
Khusus ibu nifas (0-42 hari) diberikan 2 kapsul
vitamin A dosis 200.000 IU, yaitu 1 kapsul
pada hari pertama, dan 1 kapsul pada hari
berikutnya (selang waktu minimal 24 jam).
Pemberian vitamin dan mineral dilakukan oleh
petugas kesehatan
Cont...
6. Makanan Usia Lanjut
Kebutuhan energi pada usia lanjut pada
umumnya sudah menurun, tetapi kebutuhan
vitamin dan mineral tidak. Oleh karena itu
diperlukan makanan porsi kecil tetapi padat
gizi. Dalam pemberian makanan pada orang
tua harus memperhatikan faktor psikologis dan
fisiologis agar makanan yang disajikan dapat
dikonsumsi habis. Selain itu, makanan yang
diberikan mudah dicerna serta mengandung
vitamin dan mineral cukup. Dalam situasi yang
memungkinkan usila dapat diberikan blended
food berupa bubur atau biskuit.
Thank you

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai