Anda di halaman 1dari 30

Pendahuluan

Asfiksia menyebabkan sekitar 19% dari


5 juta kematian neonatus setiap tahun
diseluruh dunia (WHO,1995).
Kejadian: sekitar 25,2% bayi baru lahir
menderita asfiksia di RS provinsi di
Indonesia (Jawa barat).
Angka kematian sekitar 41,94% di RS
pusat rujukan provinsi.
Definisi
Asfiksia neonatorum adalah : Kegagalan
napas secara spontan dan teratur pada
saat lahir atau beberapa saat setelah
lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2
didalam darah rendah (hipoksemia),
hiperkarbia (PaCO2 meningkat) dan
asidosis
Etiologi
Faktor ibu :
-Hipoksia ibu
-Gangguan aliran darah uterus :
a. Gangguan kontraksi uterus
b.Hipotensi mendadak pada ibu
c.Hipertensi pada eklampsia, peny.
Jantung sianotik, gagal pernafasan,
keracunan karbon monoksida
Etiologi
Faktor plasenta:
-solutio plasenta
- perdarahan plasenta
Faktor fetus
- tali pusat menumbung
- tali pusat melilit di leher
- komprsesi tali pusat antara janin
dan jalan lahir
Etiologi
Faktor neonatus
- pemakaian obat anestesi/analgetika
yang berlebihan pada ibu
-trauma yang terjadi pada persalinan
- kelainan kongenital pada bayi ( hernia
diafragmatika, atresia atau stenosis
saluran pernapasan, hipoplasia paru)
Patofisiologi
Bagaimana bayi memperoleh oksigen
sebelum lahir?
sebelum lahir hanya sebagian kecil
darah janin dialirkan ke paru janin
paru janin berkembang di dalam uterus,
akan tetapi alveoli di paru janin
mengalami konstriksi
Patofisiologi
Patofisiologi
Sebelum lahir hampir seluruh
darah dari jantung kanan tidak
dapat melalui paru karena
konstriksi pembuluh darah janin
Hampir seluruh darah melalui
pembuluh yang bertekanan lebih
rendah yaitu duktus arteriosus
Apa yang biasanya terjadi
pada kelahiran sehingga
bayi mendapatkan oksigen
dari paru-paru?
Patofisiologi
Secara normal, ada tiga perubahan besar
sesaat setelah lahir.
1. Cairan alveoli akan diserap ke dalam
jaringan paru dan alveoli akan berisi udara
2. Arteri dan vena umbilikalis akan menutup
dan dijepit
3. Akibat tekanan udara dan peningkatan
kadar oksigen di alveoli, pembuluh darah
paru akan mengalami relaksasi sehingga
tahanan terhadap aliran darah berkurang
Patofisiologi
Beberapa masalah yang menyulitkan pada
masa transisi normal:
Bayi mungkin tidak dapat bernafas
dengan baik untuk menyingkirkan cairan
dari alveoli atau benda-benda asing
Kehilangan banyak darah dapat terjadi
atau buruknya kontraktilitas jantung
atau bradikardia akibat hipoksia dan
iskemia
Bagaimana bayi bereaksi
terhadap kesulitan pada masa
transisi normal?
Manifestasi klinis
Tonus otot buruk
Depresi pernafasan
Bradikardia
Tekanan darah rendah
Takipnu
Sianosis
Diagnosis
Anamnesis
-Gangguan atau kesulitan waktu lahir
(lilitan tali pusat,solusio plasenta,
sungsang, ekstrasksi vakum, ekstraksi
forceps,dll
-Lahir tidak bernafas/tidak menangis
-Air ketuban bercampur mekonium
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
-Bayi tidak bernafas atau bernafas megap-megap
-Denyut jantung kurang dari 100x/menit
-Kulit sianosis pucat
-Tonus otot menurun
s
Pemeriksaan penunjang:
-Laboratorium ; Analisa gas darah, menunjukkan hasil:
-PaO2< 50 mmH2O
-PaCO2 >55mmH2O
-Ph< 7,3
Penatalaksanaan

RESUSITASI
Penatalaksanaan
Narcan( Nalokson hidroklorida 0,1
mg/kgbb) diberikan melalui subkutan,
intramuskulara, intravena, atau intratrakea
Epinefrin (0,1-0,3 ml/kg larutan 1: 10000,
intravena atau intratrakea)
Natrium bikarbonat(1-2 meq/kgbb)
Volume ekspander
- Larutan kristaloid hipotonis ( Nacl 0,9%,
ringer laktat)
-Transfusi golongan darah O negatif jika
diduga kehilangan darah banyak
Tindakan setelah resusitasi
Perawatan rutin
Pengaturan suhu tubuh
-Dengan meletakkan bayi di dada ibunya,
dikeringkan dan ditutupi dengan selimut yang
kering (skin to skin contact)
-Membersihkan jalan napas atas jika
diperlukan
-pengawasan terus-menerus terhadap usaha
napas, aktivitas dan warna kulit
Skin to skin contact
Perawatan observasi
Bayi yang memiliki resiko prenatal dan
intra partum, dengan mekonium pada air
ketuban atau pada kulit, gangguan pada
usaha napas, dan sianosismemerlukan
pengawasan yang ketat saat lahir
Dievaluasi dan ditangani dibawah alat
pemancar panas
Pengawasan kardiorespirasi tanda-tanda
vital dengan ketat
Perawatan pasca resusitasi
Bayi yang mendapat ventilasi tekanan positif atau
tindakan lebih lanjut yang memerlukan dukungan
terus menerusresiko gangguan berulang dan
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyulit pada
masa transisi yang abnormal
Tangani dalam ruangan yang dapat melakukan
pemantauan dan pengawasan yang terus menerus
Rujuk ke perawatan intensif
Orangtua diberikan kebebasan melihat bayinya
komplikasi
sistem pengaruh
SSP Ensefalopati hipoksik iskemik,
infark, perdarahan intrakranial,
kejang, edema otak, hipotonia,
hipertonia
Iskemia miokardium, kontraktilitas
Kardiovaskular jelek, bising jantung, insufisiensi
trikuspidalis, hipotensi
Sirkulasi janin persisten,
Pulmonal perdarahan paru, sindrom
kegawatan pernafasan
komplikasi
sistem pengaruh
Ginjal Nekrosis tubular akut atau korteks
Perdarahan adrenal
Adrenal Perforasi, ulserasi, nekrosis
Saluran cerna Sekresi ADH yang tidak sesuai,
Metabolik hiponatremi, hipoglikemia,
hipokalsemia, mioglobulinuria
Nekrosis lemak subkutan
Kulit
Koagulasi intravaskular tersebar
hematologi
PROGNOSA
Hasil akhir bergantung pada apakah
komplikasi metabolik dan
kardiopulmonalnya (hipoksia,
hipoglikemia, shock) dapat diobati
Hasil akhir paling jelek jika bayi preterm
Pencegahan
Pemeriksaan selama kehamilan secara
teratur dan berkualitas
Meningkatkan status nutrisi ibu
Manajemen persalinan yang baik dan
benar
Melaksanakan pelayanan neoatal esensial
terutama dengan melakukan resusitasi
yang baik dan benar yang sesuai standar

Anda mungkin juga menyukai