Anda di halaman 1dari 23

BRONKIOLITIS AKUT

POORNIMA GOPAL

TUTOR :
Dr. Ghandi SpA (K)
IDENTIFIKASI

Nama : An W
Umur : 4 bulan
Jenis Kelamin: Laki-laki
Berat badan : 5.9 kg
Tinggi badan : 41 cm
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Luar kota
MRS : 2 Agustus 2011
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak nafas
Keluhan tambahan: Batuk

Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, penderita mengalami
batuk berdahak dengan pilek , dan mengalami sesak nafas. Penderita
mengalami demam yang tidak terlalu tinggi, tidak terus-menerus, dan
tidak disertai menggigil, kejang, serta bintik-bintik merah di kulit.
Penderita kemudian dibawa ke dokter specialis anak, diberi obat 3
macam, namun keluhan tidak berkurang.
Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, penderita masih
mengalami penderita masih mengalami batuk dan pilek serta sesak
nafas, sesak tidak dipengaruhi oleh aktivitas, posisi, dan cuaca. Sesak
disertai dengan nafas berbunyi, wajah tidak pucat, bibir biru tidak ada.
Penderita tidak demam. Buang air besar dan buang air kecil biasa. Masih
ASI. Penderita tidak berobat kembali karena tidak ada biaya saat itu.
Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, penderita mengalami batuk
dan sesak nafas yang bertambah berat, sesak tidak dipengaruhi oleh
aktivitas, posisi, dan cuaca. Sesak disertai dengan nafas berbunyi, wajah
tidak pucat, bibir biru tidak ada. Penderita berobat kembali dan dirujuk ke
Rsud Bari.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit sesak nafas sebelumnya


disangkal
Riwayat kontak dengan penderita TBC
disangkal

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Riwayat sesak nafas dalam keluarga
disangkal
Riwayat batuk lama dalam keluarga
disangkal
Riwayat alergi dalam keluarga disangkal
Riwayat Kehamilan dan
Kelahiran
Masa kehamilan : Aterm
Partus : Spontan
Penolong : Bidan
Berat badan : 2500 gram
Keadaan saat lahir : Langsung menangis

Riwayat Makanan
0 bulan sekarang : ASI

Riwayat Vaksinasi
BCG : (+) , scar (+)
DPT : (+) 1 & 2
Polio : (+) 1 & 2
Hepatitis : (+) 1 & 2
Riwayat Perkembangan
Fisik
Tengkurap : 4 bulan

Riwayat Sosial Ekonomi


Penderita merupakan anak kedua dari dua
bersaudara. Ayah penderita berumur 26
tahun, pendidikan SD, bekerja sebagai
pedagang. Ibu penderita berumur 25
tahun, pendidikan SD, dan tidak bekerja.
Saudara pertama penderita laki-laki berusia
3 tahun. Secara ekonomi, keluarga
penderita tergolong kurang mampu.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 128 kali/ menit, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 60 kali/ menit
Suhu : 37,2 oC
Berat badan : 5.9 kg
Tinggi badan : 62 cm
Lingkar Kepala : 41 cm
Anemis : tidak ada
Sianosis: tidak ada
Ikterus : tidak ada
Turgor : baik
Tonus : eutoni
Edema umum : tidak ada
Keadaan gizi : BB/U = 89% = mild
TB/U = 98% = normal
BB/TB = 93% = normal
Kesan gizi : baik
Kulit
Keadaan Spesifik
Tidak ada kelainan
Kepala
Bentuk : bulat, simetris
UUB : belum menutup
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : mata tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya +/+, pupil bulat, isokor, 3
mm
Hidung : sekret tidak ada, nafas cuping hidung ada
Telinga : sekret tidak ada
Mulut : sianosis sirkumoral tidak ada
Tenggorok : dinding faring tidak hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugularis tidak meningkat
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : statis dan dinamis simetris, retraksi ada (IC, SC)
Palpasi : dalam batas normal
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : vesikuler +/+ dengan ekspirasi memanjang, ronkhi basah kasar di kedua lapangan paru, wheezing
ekspirasi di kedua lapangan paru.
Jantung
Inspeksi : pulsasi, iktus cordis dan voussour cardiaque tidak terlihat
Palpasi : thrill tidak teraba
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : HR=128 kali/ menit, irama reguler, murmur & gallop tidak ada
Abdomen
Inspeksi: datar
Palpasi : lemas, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal

Lipat paha dan genitalia


Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada, Laki-laki,
tidak ada kelainan

Ekstremitas
Akral hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada. CTR
<3
Pemeriksaan Neurologis

Fungsi Motorik

Tungkai Lengan
Pemeriksaan Kanan kiri Kanan kiri
Gerakan Segala arah Segala arah Segala arah Segala arah
Kekuatan +5 +5 +5 +5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - - - -
Refleks fisiologis + + + +
Refleks patologis - - - -

Fungsi sensorik : belum bisa dinilai


Fungsi nervi kraniales: dalam batas normal
Dejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-),
tidak ada kelainan
HASIL LABORATORIUM RUTIN,
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN
Darah
Hb : 10.6
Leucocyte : 18.200
Thrombocyte : 713,000
Ht : 35 %
Diff count : 0/2/1/40/52/5
RINGKASAN DATA
Sejak 2 minggu SMRS, penderita mengalami batuk
dengan dahak, dan mengalami sesak nafas. Penderita
mengalami demam yang tidak terlalu tinggi, dan tidak
terus-menerus. Penderita kemudian dibawa ke dokter
specialis anak, diberi obat 3 macam, namun keluhan
tidak berkurang. Sejak 1 minggu SMRS, penderita masih
mengalami penderita masih mengalami batuk dan pilek
serta sesak nafas. sesak disertai dengan nafas berbunyi.
Penderita tidak berobat kembali karena tidak ada biaya
saat itu. Sejak 1 hari sebelum SMRS, penderita
mengalami batuk dan sesak nafas yang bertambah
berat. Sesak disertai dengan nafas berbunyi. Penderita
berobat kembali dan dirujuk ke Rsud Bari.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, nadi 128 x/min, pernafasan
60x/min, suhu 37,2 oC. Dari pemeriksaan specifik
didapatkan nafas cuping hidung, retraksi di subcostal
DAFTAR MASALAH AWAL
M1: Masalah umum
M2: Bronkiolitis akut

RENCANA AWAL
M1: umum
Rd: DR
Rt: -

M2: Bronkiolitis Akut


Rd: Rontgen thorax Ap
Rt: O2 nasal 2 liter/ menit
IVFD D5% + NaCl 15% 6 cc gtt 20/menit (mikro)
Kloramfenikol inj 3 x 100 mg
Dexamethason inj 3 x 2 mg
Nebulizer : Ventolin 1amp + NaCl 0,9% 2cc 3x1
Suction berkala
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Bronkiolitis akut adalah infeksi pada saluran nafas
kecil atau bronkiolus yang sering terjadi pada bayi
dibawah umur 2 tahun dan pada umumnya
disebabkan oleh virus.

Epidemiologi
Respiratory Syncitial Virus (RSV) pada 60-90% dari
kasus, insiden infeksi RSV sama pada laki-laki dan
wanita
Parainfluenzae tipe 1,2, dan 3
Influenzae B,
Adenovirus tiper 1,2, dan 5
Mycoplasma
Manifestasi Klinis
Mula-mula bayi menderita gejala ISPA atas ringan berupa
pilek yang encer dan bersin. Disertai dengan adanya demam
dan nafsu makan berkurang. Kemudian tiba-tiba timbul
distres pernafasan yang ditandai oleh batuk paroksismal,
sesak nafas dan terdapat wheezing.
Bayi mengalami demam atau tidak dengan demam sama
sekali (38,5-39oC).
Terjadi distres nafas dengan frekuensi nafas lebih dari 60 kali
per menit kadang-kadan dalam beberapa kasus disertai
dengan sianosis.
Terdapat nafas cuping hidung dan retraksi. Retraksi biasanya
tidak dalam karena adanya hiperinflasi paru
(terperangkapnya udara dalam paru).
Terdapat ekspirasi yang memanjang, wheezing yang
terdengar tanpa atau dengan bantuan stetoskop.
Hepar dan lien mungkin teraba akibat pendorongan
diafragma karena tertekan oleh paru yang hiperinflasi.
Diagnosis
Diagnosis bronkiolitis berdasarkan gambaran klinis,
umur
penderita dan adanya epidemi RSV di masyarakat.
Kriteria
bronkiolitis terdiri dari
Umur 2 tahun atau kurang
Diawali dengan batuk pilek
Terkadang disertai dengan adanya demam sub-febris
Sesak nafas akut
Adanya ekspirasi memanjang
Wheezing pertama kali
Menyingkirkan riwayat atopi atau faktor lain yang
dapat menyebabkan wheezing.
Tes laboratorium rutin tidak spesifik. Hitung
leukosit biasanya normal.
Gambaran radiologis mungkin masih
normal bila bronkiolitis ringan.
Untuk menentukan penyebab bronkiolitis,
dibutuhkan pemeriksaan aspirasi atau
bilasan nasofaring.
Pemeriksaan antigen RSV dengan
menggunakan cara imunofluoresen atau
ELISA.
Diagnosis banding

Bronkiolitis akut
Bronkopneumonia
Asma bronkhiale
Penatalaksanaan
Terapi suportif
Oksigenasi
pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi
pemberian cairan dan elektrolit dengan dextrose
5% dan NaCl disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan umur dan berat badan
nutrisi yang adekuat.
Terapi simptomatik
kortikosteroid untuk mengurangi edema saluran
nafas dexamethason dengan dosis 0,3-0,5
mg/KgBB/hari dalam 3 dosis selama 2-3
Antibiotika profilaksis
antibiotik nonalergik seperti kloramphenikol,
eritomisin, dan gentamisin.
BAB III
PERMASALAHAN
Apakah diagnosis pada kasus ini sudah
tepat?
Apakah penatalaksanaan pada kasus ini
sudah tepat?
BAB IV ANALISIS KASUS
Seorang penderita laki-laki berusia 4 bulan datang
dengan keluhan utama sesak nafas. Dari anamnesis
didapatkan adanya riwayat batuk berdahak dan pilek
yang disertai demam yang tidak terlalu tinggi selama 2
minggu sebelum masuk rumah sakit. Kemudian 1
minggu sebelum masuk rumah sakit penderita masih
mengalami batuk dan pilek serta sesak nafas. Sesak
tidak dipengaruhi oleh aktivitas, posisi, dan cuaca. Sesak
disertai dengan nafas berbunyi, wajah tidak pucat, bibir
biru tidak ada. Penderita masih demam tidak terlalu
tinggi, tidak terus-menerus, dan tidak disertai menggigil,
kejang, serta bintik-bintik merah di kulit. Seterusnya 1
hari sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas, batuk dan
pilek penderita bertambah berat sehingga dirawat di
Rsud Bari. Dari anamnesis, didapatkan gejala-gejala
yang mengarah pada diagnosis bronkiolitis akut yaitu
didapatkan adanya sesak nafas untuk pertama kali yang
timbul tiba-tiba setelah adanya demam yang tidak
terlalu tinggi disertai batuk dan pilek.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya
leukositosis (leukosit= 18.200/mm2), sehingga diduga adanya
infeksi sekunder yang mengarah kepada bronkopneumonia.
Dengan demikian, diagnosis penderita ini adalah bronkiolitis
akut dengan infeksi sekunder. Maka penatalaksanaan pada
penderita ini adalah dengan pemberian oksigenasi dengan O 2
nasal 2 liter/menit, pemberian cairan dan elektrolit Dekstrose
5% dikombinasi dengan NaCl 15% 6 cc gtt 20/menit (mikro)
dengan jumlah cairan 590 cc dalam 24 jam, pemberian
kortikosteroid dengan tujuan mengurangi edema, dan antibiotik
profilaksis yakni kloramphenikol. Namun dari hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan adanya leukositosis sehingga diduga
adanya infeksi sekunder yang mengarah pada
bronkopneumonia, sehingga pemberian kortikosteroid dihentikan
dan diberikan antobiotik polifragmasi yakni kombinasi ampicilin
dan kloramphenikol. Penderita juga dinebulizer dengan Ventolin
1amp + NaCl 0,9% 2cc 3 kali dan dianjurkan suction berkala.
Prognosis penderita ini baik quo ad vitam dan quo ad
functionam adalah bonam.
KESIMPULAN

Diagnosis pada kasus ini sudah tepat berdasarkan


anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaaan
penunjang.
Penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat yaitu
dengan pemberian oksigenasi dengan O2 nasal 2
liter/menit, pemberian cairan dan elektrolit
Dekstrose 5% dikombinasi dengan NaCl 15% 6 cc
gtt 20/menit (mikro) dengan jumlah cairan 590
cc dalam 24 jam, pemberian kortikosteroid, dan
antibiotik profilaksis yakni kloramphenikol,
dinebulizer dengan Ventolin 1amp + NaCl 0,9%
2cc 3 kali dan dianjurkan suction berkala

Anda mungkin juga menyukai