Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN
OSTEOPOROSIS
PADA LANSIA

Disusun Oleh : Kelompok


Tingkat 3-C
Lusiawati
Melani Ulfa
Masruha
Melda Mayangrani
Muhammad Fikri Hadi. I
Novi Dwi Astuti
DEFINISI
OSTEOPOROSIS

Osteoporosis didefinisikan sebagai suatu penyakit


dengan karakteristik massa tulang yang berkurang
dengan kerusakan mikroarsitektur jaringan yang
menyebabkan kerapuhan tulang dan resiko fraktur
yang meningkat. Osteoporosis adalah kelainan di
mana terjadi peneurunan massa tulang total (Lukman
Nurna Ningsih, 2013).
KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS

SEKUNDE
PRIMER
R

Penurunan densitas tulang


Osteoporosis yang cukup berat untuk
postmenopause (Tipe I) menyebabkan fraktur
Osteoporosis involutional atraumatik akibat faktor
(Tipe II) ekstrinsik seperti kelebihan
Osteoporosis idiopatik kortikosteroid, arteris
Osteoporosis juvenil reumatoid, kelaian
hari/ginajl kronis
ETIOLOGI

Osteoporosis postmenopouse terjadi karena


kekurangan estrogen (hormon utama pada
wanita), yang membantu mengatur
pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada
wanita.
Osteoporosis senilis kemungkinan
merupakan akibat dari kekurangan kalsium
hancurnya tulang dan pembentukan tulang
yang baru.
Osteopososis sekunder yang disebabkan oleh
keadaan medis lainya atau oleh obat-obatan.
PATOFISIOLOGI

Pe kartilago hialin (peyangga


& pelumas yg tidak
menimbulkan nyeri pada saat
pergerakan sendi) penipisan
dan kehilangan pelumas
sehingga kedua tulang
bersentuhan. Inilah yang
menyebabkan rasa nyeri pada
sendi lutut
MANISFESTASI
KLINIS

Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata


Nyeri timbul secara mendadak
Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yang
terserang
Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah
jika melakukan aktifitas
Deformitas vertebra thorakalis (penurunan tinggi badan)
PENCEGAHAN
Mempertahankan atau menigkatkan
kepadatan tulang dengan mengonsumi
jumlah kalsium yang cukup,
Melakukan olahraga dengan beban sesuai
batas kemapuan,
Mengonsumsi obat (untuk beberapa
orang tertentu) mengkosumsi kalsium
dalam jumlah yang cukup sangat efektif,
PENATALAKSANAAN
1. Diet : Diet tinggi kalsium dan vitamin D yang
mencukupi dan seimbang sepanjang hidup.
2. Terapi : Terapi penggantian hormon (hormone
replacement therapy) dengan estrogen dan
progesteron untuk memperlambat kehilangan
tulang.
3. Pemberian estrogen secara oral memerlukan dosis
terendah estrogen terkonyugasi sebesar 0,625 mg
per hari atau 0,5 mg/ hari estradiol
4. Obat-obatan : Kalsitoni, natrium falurida,
biofosfonat, natrium etidronat, dan alendronat
KASUS
Ibu Ha (75 tahun), tinggal dengan anak bungsunya, Um
(46 tahun). Pada saat dikunjungi oleh perawat, ibu Ha
mengeluh nyeri pada punggung dan kakinya. Nyeri yang
dialami tersebut membuat Ibu Ha sulit untuk melakukan
aktivitas seperti berjalan, berpakaian, mandi, serta BAB
dan BAK. Ibu Ha juga mengeluhkan sulit untuk istirahat
tidur.
Pada saat wawancara oleh perawat, Ibu Ha mengatakan
dirinya tidak memiliki riwayat keluarga yang mengalami
keluhan serupa. Ibu Ha juga mengatakan sudah pernah
berobat dan memeriksakan kondisinya. Hasil pemeriksaan
sebelumnya diketahui bahwa terjadi pengeroposan tulang
punggung dan ekstermitas kaki.
Anak Ibu Ha, Tn. Um mengatakan bahwa ibunya sering
sendirian di rumah bila dirinya bekerja sehingga harus
Identitas Klien
Nama : Ny. Ha
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 75 tahun
Diagnosa Medis : Osteoporosis

Status Kesehatan
Status kesehatan saat ini
Keluhan utama : Ny. Ha mengeluh nyeri pada punggung dan
kakinya dan sulit untuk istirahat tidur.
Upaya mengatasi : Berobat dan memeriksakan kondisinya

Status kesehatan masa lalu


Penyakit yang pernah dialami : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Pola Kebutuhan Dasar
1. Pola aktivitas dan latihan : Sulit melakukan
aktivitas seperti berjalan, berpakaian, mandi,
serta BAB dan BAK. Sering melakukan aktivitas
seorang diri.
2. Pola istirahat dan tidur : Sulit untuk istirahat dan
tidur
3. Pola rasa nyaman : Nyeri pada punggung dan
kakinya
. Pemeriksaan Fisik
KU: Cm
TD: 130/80 mmHg ND: 80 x/ menit RR: 20 x/ menit
SH: 37C
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS: Pengeroposan tulang Gangguan
Klien mengatakan nyeri punggung dan Mobilitas
pada punggung dan ekstermitas kaki Fisik
kakinya (osteoporosis)
DO:
Hasil pemeriksaan
terjadi pengeroposan
tulang punggung dan
ekstermitas kaki
DS: Nyeri pada punggung Gangguan
Klien mengatakan sulit dan kakinya Istirahat
untuk istirahat tidur Tidur
DO:
Ketidaknyamanan
ekstermitas
DS: Anak klien tidak Kurang
Anak klien mengatakan mengetahui apa yang Pengetahua
ibunya sering sendirian harus dilakukan untuk n
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan osteoporosis
2. Gangguan istirahat tidur berhubungan
dengan nyeri
3. Kurang pengetahuan tentang
osteoporosis
INTERVENSI KEPERAWATAN
1.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
osteoporosis

Intervensi:
. Cara medis, yaitu dengan terapi hormon pengganti pada wanita
menopause antara lain dengan estrogen dosis rendah dan dapat
dikombinasi dengan progesterone.
. Menganjurkan peningkatan intake kalsium per hari hingga 1.000 mg
. Mengonsumsi diet tinggi kalsium seperti susu, keju, es krim, ikan kaleng,
serta sayuran hijau.
. Hindari penggunaan suplemen kalsium bila lansia menderita gangguan
fungsi ginjal atau terdapat tendensi pembentukan batu ginjal.
. Penyesuaian gaya hidup sehat seperti berolahraga jalan dengan sapatu
yang cocok.
. Melakukan pembenahan terhadap risiko faktor lingkungan untuk
mencegah risiko jatuh/ trauma
2.Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri

Intervensi:
. Biasakan dan patuhi jam tidur setiap malam, bila perlu mandi hangat
sebelumnya (di sore hari)
. Hindari makanan yang mengandung kafein serta tak minum obat
setelah tengah malam. Juga hindari rokok dan alkohol, karena semua
ini tergolong stimula.
. Anjurkan minum segelas susu sebelum tidur
. Lakukan relaksasi seperti meditasi, bernapas dalam disertai relaksasi,
latihan pasif, masase kaki atau badan, mendengarkan music lembut,
atau menonton acara TV yang tidak bersifat menstimulasi.
. Anjurkan berolahraga ringan pada sore hari
. Bila terpaksa menggunakan obat tidur, maka yang penting
diperhatikan adalah karakteristik obat berupa waktu paruh usia
. Modifikasi faktor lingkungan serta hindari kegaduhan dan berbagai
upaya penunjang.
3.Kurang pengetahuan tentang osteoporosis

Intervensi:
. Jelaskan pada pasien tentang faktor yang memengarhi terjadinya
osteoporosis, intervensi, dan upaya mengurangi gejala.
. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk pemberian kalsium yang
cukup
. Jelaskan manfaat asupan kalsium
. Konsultasikan latihan pembebanan teratur
. Anjurkan modifikasi gaya hidup seperti mengurangi kafein,
berhenti merokok, dan alkohol.
. Jelaskan efek samping konsumsi kalsium, yaitu nyeri lambung
dan distensi abdomen
. Minum obat: kalsium sesuai order (missal bersama makanan
lain)
. Anjurkan banyak minum untuk mencegah pembentukan batu
ginjal

Anda mungkin juga menyukai