Anda di halaman 1dari 19

Pengaruh Kecepatan Pengadukan Pada Proses

Esterfikasi Biofuel Minyak Nyamplung Pretreatment


Ampas Tebu terhadap Karakteristik Biodiesel

OLEH:
NIKEN WIDYASTUTI
5315125269

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
LATAR BELAKANG

Produksi Bahan Bakar Minyak Menurun dari 2004 2015

BP Global (Perusahaan minyak dan gas


multinasional)

2012 918
2013 882
2014 852
2015 825
SKK MIGAS
2012 860
2013 826
2014 794
2015 786

Minyak Bumi diambil dari www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/minyak-bumi/item267? Pada tanggal 2

Januari 2017 pukul 9.42


LATAR BELAKANG

Konsumsi Bahan Bakar Minyak meningkat

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Bpd 1,303 1,244 1,318 1,287 1,297 1,402 1,589 1,631 1,643 1,676 1,628

Minyak Bumi diambil dari www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/minyak-bumi/item267? Pada tanggal 2

Januari 2017 pukul 9.42


LATAR BELAKANG
Pemerintah mengeluarkan
(Permen ESDM RI No.26. Th 2016) berisi membuat
bahan bakar nabati

Minyak Nyamplung memiliki kandungan minyak


(70-73%) lebih banyak dibanding biji jarak 60% dan
biji karet 50%
Kajian Teori
Biodiesel, atau sering dikenal dengan nama FAME atau fatty acid methyl
ester (metil ester asam lemak) merupakan produk yang dihasilkan dari
minyak nabati atau hewani. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif
dari sumber daya terbarukan (renewable resources), dengan komposisi
ester asam lemak
Nyamplung

Tanaman nyamplung berbuah sepanjang tahun dan tersebar cukup luas


di indonesia. Tanaman ini biasanya tumbuh di kawasan pantai dan
dapat hidup dengan baik pada ketinggian 500 meter dari permukaan
lau. Rata-rata setiap pohon nyamplung dapat menghasilkan biji kurang
lebih sebanyak 250 kg. Biji nyamplung memiliki kandungan minyak
yang tinggi yaitu 55% pada biji segar dan 70,5% pada biji kering.
METODE PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN
ALAT
Hot Magnetic Stirrer
Gelas Kimia 500 ml
Gelas Ukur
Termometer
Piknometer 10 ml
Viskometer Oswald
ALAT DAN BAHAN
1. Minyak nyamplung
2. Ampas tebu
3. Aquades
4. Metanol
5. Asam Sulfat (H2SO4)
6. Asam Fosfat (H3PO4)
Degumming
Masukan Asam Fosfat 20% Diaduk dengan kecepatan
500 ml minyak nyamplung 400 RPM pada suhu 60C
sebanyak 0,2 % volume
disaring agar kotoran terpisah selama 30 menit
minyak
PERENDAMAN DENGAN AMPAS TEBU
Esterifikasi
Minyak nyamplung
dipanaskan hingga 60C

Diaduk 500 Diaduk 600 Diaduk 700


RPM, 60C, 60 RPM, 60C, 60 RPM, 60C, 60
menit menit menit

Metanol 99% (10%


Proses spray Didiamkan volume minyak)
selama 2 hari Asam Sulfat 98% (5%
volume minyak)
PROSES ESTERFIKASI
Proses Pengadukan Minyak
Nyamplung
Esterfikasi dengan kecepatan
pengadukan

Kecepatan Kecepatan Kecepatan


pengadukan pengadukan pengadukan
500rpm 600rpm 700rpm
Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Densitas
980.00

960.00

940.00

920.00

900.00
kg/m3
880.00

860.00

840.00

820.00
500 rpm 600 rpm 700 rpm

Densitas Yang Didapat


Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Viskositas

7.00

6.00

5.00

4.00

Cst
3.00

Hasil yang didapat SNI


2.00

SNI
1.00

0.00
500 rpm 600 rpm 700 rpm
Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Nilai Kalor

Nilai Kalor yang didapatkan

16480
16460
16440
16420
16400
16380
BTU/lb
16360
16340
16320
16300
16280
5 0 0 rp m 6 0 0 rp m 7 0 0 rp m
Pengaruh Kecepatan Pengadukan terhadap Flash Point
60

50

40

30
oC

20

10

0
500 rpm 600 rpm 700 rpm

Hasil yang didapat


KESIMPULAN
Kecepatan pengadukan berhasil menghasilkan Minyak nyamplung dengan
proses kecepatan pengadukan 700 rpm yang sesuai dengan standar kualitas
biodiesel menurut Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
No.28.K/10/DJM.T/2016. Terdiri dari densitas sebesar 879,64 kg/m3, viskositas
sebesar 2,59 Cst, flash point 54,5oC dan nilai kalor sebesar 16419,71 Lb/Tu

Anda mungkin juga menyukai