M A S YA R A K AT
Diagnosa
Anamsesa
Pemeriksaan: Auskultasi/ palpasi
Pemeriksaan elektro kardiogram
Klasifi
kasipenyakit jantung dalam keham ilan
Kelas
e. Penanganan
Dalam kehamilan
ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang
teratur
Kerjasama dengan ahli penyakit dalam / kardiolog
Bila ada keluhan yang agak berat seperti sesak nafas, infeksi saluran
pernafasan dan sianosis penderita harus dirawat di rumah sakit
Cukup istirahat
Hindari stress
Sebaiknya penderita dirawat 1-2 minggu sebelum taksiran persalinan
Dalam persalinan
Buatlah daftar his, nadi, pernafasan, tensi tiap 15 menit pada
kala I, dan setiap 10 menit pada kala II. Bila ada tanda-tanda
payah jantung diobati dengan digitalis.
Baringkan ibu dalam posisi miring ke kiri
Pendekatan secara psikologis supaya ibu tetap tenang
Dalam kala II, bila tidak timbul tanda-tanda payah jantung persalinan
dapat ditunggu, diawasi dan ditolong secara spontan
Penanganan kelas III dan IV dilakukan secara SC
2.D iabetes M ellitus
Klasifikasi diabetes pada wanita hamil dilakukan
menurut kapan ia di diagnosa terkena diabetes.
Apabila diabetes terjadi sebelum masa hamil, maka
klasifikasinya adalah diabetes pra-kehamilan, jika ia
didiagnosis pertama kali selama masa hamil, maka ia
diklasifikasikan sebagai diabetes kehamilan. Diabetes
pra-kehamilan, seperti halnya semua diabetes yang
bukan kehamilan, digolongkan pada diabetes tipe I, II
dan III
Resiko dan komplikasi
pada janin
Resiko dan komplikasi pada ibuAnomali konginetal
Aborsi spontan Makrosomia
Hipertensi akibat kehamilan IUGR
Hidramnion Penyakit membrane hialin
Infeksi morbiditas dan mortalita
Ketoasidosis pada
Pengaruh D iabetes
Pada Kehamilan
1. Abortus dan
Partus Prematurus
2. Hidramnion
3. Preeklamsia
4. Kesalahan Letak
Janin
5. Insufisiensi Plasenta
Pada Persalinan
1. Inersia Uteri dan Atonia Uteri
Cara Pem eriksaan
Hasil kehamilan
Sebelum terapi antituberkulosis, kehamilan diduga
berefek buruk bagi perjalanan penyakit. Insiden
peralinan premature dan BBLR dan IUGR meningkat
Penanganan
Dalam kehamilan
jangan dicampurkan dengan wanita hamil lainnya pada
saat ANC
bekerjasama dengan ahli paru untuk diagnoste pasti
bagi penderita dengan proses aktif dan batuk darah
sebaiknya MRS, dalam kamar isolasi, istirahat dan makanan
yang cukup, pengobatan yang intensif dan teratur
Dalam Persalinan
bila proses tenang, persalinan berjalan seperti biasa tidak
perlu dilakukan apa-apa
bila proses aktif kala I dan kala II diusahakan seringan
mungkin. Kalai I diberikan penenang dan analgesic dosis
rendah, kala II diperpendek dengan ekstraksi vakum /
forcep
kalau ada indikasi obstetric untuk SC, dilakukan bekerja
sama dengan ahli anestesi
4.Penyakit G injal
Penyebab : Escherichia coli, stapilacoccus
aureus, basillus proteus, pseudomonas aeruginosa
Predisposisi: penggunaan kateter, air kemih
yang tertahan
Gejala
Sakit pada kandung kemih
Menggigil
Nafsu makan berkurang
Ditemukan bakteri pada saat pemeriksaan kemih
Hematuria
Tidak dapat menahan buang air kecil akibat
sistitis
Pengaruh penyakit terhadap
keham ilan
Bisa berpengaruh terhadap hasil konsepsi seperti abortus,
premature dan kematian janin
Bila cepat diobati kehamilan berjalan sampai cukup bulan
dan persalinan akan normal
Pengakhiran kehamilan biasanya tidak perlu, kecuali
penyakit tidak mempunyai respon terhadap terapi
Penanganan:
Sebaiknya hati-hati dalam pemakain kateter
kalau harus dipakai berikan obat anti bacteria
Wanita harus beristirahat berbaring miring ke sisi yang tidak sakit
Sebelum pemberian obat lakukan uji kepekaan obat, barulah
diberikan antibekteria yang tepat selama 10-12 hari
Awasi penderita untuk kemungkinan adanya residif
5.Asm a
Yaitu suatu gangguan peradangan kronik pada
jalan nafas dengan komponen herediter mayor
Obat-obatan yang umumnya aman dan
efektif mengobati asma selama kehamilan,
antara lain: bronkodiltor hirup, misal, albuterol
(proventil), metaproterenol (alupent), dan sulfat
terbutalin dalam bentuk aerosol hirup
(Brethaire).
Tanda-tanda
Obstruksi reversible jalan nafas akibat kontraksi otot polos
bronkus
Hiper sekresi mucus
Edema mukosa
peradangan jalan nafas
Efek asm a pada Keham ilan
Bila berat dapat mempengaruhi hasil kehamilan secara
bermakna. Asma dapat meningkatkan kejadian : preeklamsi,
abortus, persalinan preterm, BBLR, mortalitas perinatal.
Kematian ibu dapat terjadi akiat status asmatikus (asma
yang tidak berespon setelah terapi tipe intensif selama 30-
60 menit)
Kepribadian
Inteligensi
Minat
Genetika
Sikap
Norma sosial
Kontrol perilaku Faktor internal
pribadi Faktor eksternal
3.SIKAP D AN PERILAKU IBU PAD A M ASA
KEH AM ILAN
Cenderung malas
Lebih sensitive
Minta perhatian lebih
Mudah cemburu
Hobi shopping
Malas-malasan
Tidak mau dekat-dekat suami
Merasa sebal dan tak ingin
ketemu mertua
Marah-marah pada pasangan
Merasa cemburu atau curiga
Jadi suka merokok atau
kebiasaan buruk lainnya
Rajin bekerja/suka bersih-
bersih
4.sikap dan perilaku ibu pada m asa
persalinan
Nyeri, tegang, mulas-mulas, dan mengedan
Tak sabar untuk segera menjenguk buah hati
Mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi
Minum cairan dan makan makanan ringan bila ia
menginginkannya.
Mengikuti praktek-praktek tradisional yang tidak memberi
pengaruh yang merugikan.
Ingin segera memeluk bayinya segera setelah lahir.
Akan memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi.
Ingin selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung).
Bahagia karena harapannya untuk memiliki anak terlaksana.
Cemas dan takut terhadap bahaya, pengalaman yang tidak
menyenangkan dan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
bayi.
5.PEN YEB A B PER U B A H A N PER ILA K U PA D A IB U
H A M IL
produksi hormon progesteron tinggi
Estetika tubuh
meliputi perubahan fisik ibu di
antaranya perutnya yang semakin
gendut, pinggul lebih besar,
payudara membesar, rambut
menjadi kusam, dan sebagainya.
6.SIK A P D A N PER ILA K U B ID A N M EN G H A D A PI
K EH A M ILA N D A N PER SA LIN A N