a.Pasal 20
1) Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
pelayananyangdiberikan.
2)Pelaporansebagaimanadimaksudpadaayat(1)ditujukankePuskesmaswilayahtempatpraktik.
3) Dikecualikandariketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(2)untukbidanyangbekerjadi
fasilitaspelayanankesehatan.
Lanjutan
Kepmenkes RI NO. 900/Menkes/2002
sebagaimana telah ditetapkan oleh Kepmenkes RI NO.900/MENKES/2002
tentang Registrasi dan Praktik Bidan pada bab VI pasal 27 mengenai pencatatan
dan pelaporan, yang mana bunyi pasal tersebul ialah :
a.Pasal 27
1) Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencacatan dan pelaporan
sesuaidenganpelayananyangdiberikan.
2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan ke puskesmasdan
tembusankeepaladinaskesehatankabupaten/kotasetempat
3) Pencatatan dan peaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
lampiranIVkeputusanini.
Pembimbingan dan pengawasan
Kepmenkes RI NO. 1464/Menkes/X2010
Kepmenkes RI NO. 1464/Menkes/X2010 tentang izin dan penyelenggaraan
praktek bidan pada Bab V pasal 20 sampai pasal 24 mengenai pembimbingan
dan pengawasan. Yang mana bunyi pasal tersebul ialah :
a)Pasal 20
1) PemerintahdanPemerintahDaerahmelakukanpembinaandanpengawasandan
mengikutsertakanorganisasi profesi.
2) Pembinaandanpengawasansebagaimanadimaksudpadaayat(1)diarahkan
untukmeningkatkanmutupelayanan,keselamatanpasiendanmelindungi
masyarakatterhadapsegalakemungkinanyangdapatmenimbulkanbahayabagi
kesehatan
Lanjutan
b)Pasal 21
1) Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota melakukan pembinaan
dan pengawasan dengan mengikut sertakan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia, Majelis Tenaga
KesehatanProvinsi,organisasiprofesidanasosiasiinstitusipendidikanyangbersangkutan.
2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan
mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang
dapatmenimbulkanbahayabagikesehatan.
3) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota harus melaksanakan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraanpraktikbidan.
4) Dalampelaksanaantugassebagaimanadimaksudpadaayat(1),KepalaDinasKesehatanKabupaten/
Kotaharusmembuatpemetaantenagabidanpraktikmandiridanbidandidesasertamenetapkandokter
puskesmasterdekatuntukpelaksanaantugassuperviseterhadapbidandiwilayahtersebut.
Lanjutan
c)Pasal 22
Menteri,pemerintahdaerahprovinsi,danpemerintahdaerahkabupaten/kotadapat
memberikan tindakan administrative kepada bidan yang melakukan pelanggaran
terhadapketentuanpenyelenggaraanpraktikdalamPeraturanini.
2)Tindakanadministrativesebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukanmelalui:
a.Teguranlisan;
b.Tegurantertulis;
c.pencabutanSIKB/SIPBuntuksementarapalinglama1(satu)tahun;atau
d.pencabutanSIKB/SIPBselamanya.
Pasal 24
1) Pemerintah daerah kabupaten / kota dapat memberikan sanksi berupa
ditetapkanolehorganisasiprofesi.
2) Angkakreditsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dikumpulkandari
sebagaimanadimaksudpadaayat(2)ditetapkanolehorganisasiprofesi.
4) Organisasi profesi mempunyai kewajiban membimbing dan
mendorong para anggotanya untuk dapat mencapai angka kredit yang
ditentukan.
.
.Pasal 32
Pimpinan sarana kesehatan wajib melaporkan bidan
yang melakukan praktik dan yang berhenti
melakukan praktik pada saran kesehatannya kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
tembusankepadaorganisasiprofesi.
.
c.Pasal 33
1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau
e. Pasal 35
1) Bidandalammelakukanpraktikdilarang:
a. Menjalankanpraktikapabilatidaksesuaidenganketentuanyangtercantumdalam
izinpraktik.
b. Melakukanperbuatanyangbertentangandenganstandarprofesi.
f. Pasal 36
1) KepalaDinasKesehatanKabupaten/Kotadapatmemberikanperingatanlisanatau
tertuliskepadabidanyangmelakukanpelanggaranterhadapKeputusanini.
2) Peringatan lisan atau tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
palingbanyak3(tiga)kalidanapabilaperingatantersebuttidakdiindahkan,Kepala
DinasKesehatanKabupaten/KotadapatmencabutSIPBBidanyangbersangkutan.
g. Pasal 37
. Pasal 38
1) Keputusan pencabutan SIPB disampaikan kepada bidan yang bersangkutan dalam waktu
selambat-lambatnya14(empatbelas)hariterhitungsejakkeputusanditetapkan.
2) DalamKeputusansebagaimanadimaksudpadaayat(1)disebutkanlamapencabutanSIPB.
3) TerhadappencabutanSIPBsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dapatdiajukankeberatan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah
Keputusan diterima, apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari tidak diajukan keberatan,
makakeputusantersebutdinyatakanmempunyaikekuatanhukumtetap.
4) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi memutuskan ditingkat pertama dan terakhir semua
keberatanmengenaipencabutanSIPB.
5) Sebelum prosedur keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditempuh, Pengadilan
TataUsahaNegaratidakberwenangmengadilisengketatersebutsesuaidenganmaksudPasal
48UndangundangNomor5Tahun1986tentangPengadilanTataUsahaNegara.
.
. Pasal 39
Kesehatandan/atauatasrekomendasiorganisasiprofesidapatmencabut
untuk sementara SIPB bidan yang melanggar ketentuan peraturan
perundangundanganyangberlaku
2) Pencabutan izin sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
selanjutnyadiprosessesuaidenganketentuanKeputusanini.
.
. Pasal 41
1) Dalamrangkapembinaandanpengawasan,KepalaDinas
a)Pasal 42
Bidanyangdengansengaja:
a.melakukanpraktikkebidanantanpamendapatpengakuan/adaptasisebagaimanadimaksud
dalamPasal6dan/atau;
b.melakukanpraktikkebidanantanpaizinsebagaimanadimaksuddalamPasal9
c.melakukanpraktikkebidanantidaksesuaidenganketentuansebagaimanadimaksuddalam
Pasal25ayat(1)ayat(2);dipidanasesuaiketentuanPasal35PeraturanPemerintahNomor32
Tahun1996tentangTenagaKesehatan.
.
)Pasal 44
1.Dengantidakmengurangisanksisebagaimanadimaksuddalam
Pasal42,Bidanyangmelakukanpelanggaranterhadapketentuan
yangdiaturdalamKeputusaninidapatdikenakantindakandisiplin
berupateguranlisan,tegurantertulissampaidenganpencabutanizin.
2.Pengambilantindakandisiplinsebagaimanadimaksudpadaayat
(1)dilaksanakansesuaiketentuanperaturanperundang-undangan
yangberlaku.
Ketentuan peralihan
Ketentuan Peralihan
2.4.1Kepmenkes RI NO. 1464/Menkes/X2010
Kepmenkes RI NO. 1464/Menkes/X2010 tentang izin dan penyelenggaraan
praktek bidan pada Bab VI pasal 25 sampai pasal 28 mengenai ketentuan peralihan
tentang surat penugasan dan ijin praktek. Yang mana bunyi pasal tersebul ialah :
a.Pasal 25
1) Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor900/Menkes/SK/VII/2002tentangRegistrasidanPraktikBidandanPeraturan
Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/149/1/2010 tentang Izin dan
PenyelenggaraanPraktikBidandinyatakantelahmemilikiSIPBberdasarkanPeraturanini
sampaidenganmasaberlakunyaberakhir.
2) Bidansebagaimanadimaksudpadaayat(1)harusmemperbaharuiSIPBapabila
SuratIzinBidanyangbersangkutantelahhabisjangkawaktunya,berdasarkan
Peraturanini
.
b.Pasal 26
c.Pasal 27
Bidanyangtelahmelaksanakankerjadifasilitaspelayanankesehatansebelum
ditetapkan Peraturan ini harus memiliki SIKB berdasarkan Peraturan ini paling
selambat-lambatnya1(satu)tahunsejakPeraturaniniditetapkan.
.
d.Pasal 28
Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma III (D
III) Kebidanan yang menjalankan praktik mandiri
harusmenyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini
selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak
Peraturaniniditetapkan.
.
Kepmenkes RI NO.900/MENKES/SK/VII/2002
Kepmenkes RI NO. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan
praktek bidan pada Bab XI pasal 45 mengenai ketentuan perlihan, yang mana
bunyi pasal tersebul ialah :
a) Pasal 45
tahun dan apabila telah habis, maka masa berlakunya dapat di perbaharui
sesuai ketentuan keputusan ini.