Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN KARDIOLOGI LAPORAN

KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN 9 Februari
2017
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

CARDIOVERSI DAN DEFIBRILASI

DISUSUN OLEH :

PEMBIMBING :

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN KARDIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
PENDAHULUAN
Defibrilasi adalah suatu tindakan terapi dengan cara
memberikan aliran listrik yang kuat dengan metode asinkron
ke jantung pasien melalui elektroda yang ditempatkan pada
permukaan dada pasien. Tujuannya adalah untuk koordinasi
aktivitas listrik jantung dan mekanisme pemompaan,
ditunjukkan dengan membaiknya cardiac output, perfusi
jaringan dan oksigenasi.1
American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar
defibrilasi diberikan secepat mungkin saat pasien mengalami
gambaran VT non-pulse atau VF, yaitu 3 menit atau kurang
untuk setting rumah sakit dan dalam waktu 5 menit atau
kurang dalam setting luar rumah sakit. Defibrilasi dapat
dilakukan diluar rumah sakit karena sekarang ini sudah ada
INDIKASI DEFIBRILASI
Defibrilasi merupakan tindakan resusitasi prioritas utama yang
ditujukan pada:
- Ventrikel fibrilasi (VF)
- Ventrikel takikardi tanpa nadi (VT non-pulse)
Meskipun defibrilasi merupakan terapi definitive untuk VF dan VT non-
pulse, penggunaan defibrilasi tidak berdiri sendiri tetapi disertai dengan
resusitasi. kardiopulmonari (RKP). Peran aktif dari penolong atau tenaga
kesehatan pada saat mendapati pasien dengan cardiac arrest, dimana
sebagian besar menunjukkan VF dan VT, untuk bertahan terbukti
meningkat. 2
PRINSIP DEFIBRILASI
1. Memberikan energi dalam jumlah banyak dalam waktu
yang sangat singkat (beberapa detik).

aliran listrik yang


berhentinya aktivitas
sangat singkat ini
listrik jantung atau
akan mendepolarisasi
biasa disebut asistole.
semua miokard

Beberapa saat setelah


berhentinya aktivitas
memungkinkan
listrik ini, sel-sel pace
jantung untuk
maker akan ber-
mengkoordinasi
repolarisasi secara
miokard untuk
spontan dan
memulai aktivitas
memungkinkan
kontraksi kembali 1,5
jantung untuk pulih
kembali.
MONOFASIK VS BIFASIK

MONOFASIK BIFASIK
arus mengalir dalam satu arah pada tahap pertama
arus mengalir dalam satu arah, dari satu elektroda ke
shock dan kemudian membalikkan untuk tahap kedua.
yang lain, menghentikan jantung sehingga memiliki
Bentuk gelombang bifasik sekarang "standar emas"
kesempatan untuk memulai kembali sendiri.
untuk alat defibrilator.
lebih efektif dan menimbulkan lebih sedikit risiko
cedera pada jantung daripada bentuk gelombang
monofasik, bahkan ketika tingkat energi kejut adalah
sama.
lebih tinggi tingkat keberhasilan konversi kejutan awal
dari VT (ventrikel takikardi) atau VF (ventrikel fibrilasi)
dibandingkan monofasic (85,2% vs 97,6% monofasic
bifasik )
khasiat sama atau lebih baik pada energi rendah dari
gelombang Monofasic tradisional defibrillator-dengan
risiko lebih kecil pasca-shock komplikasi seperti
disfungsi miokard dan luka bakar kulit.

menggunakan teknologi gelombang yang berbeda:


baik bifasik terpotong eksponensial (BTE) gelombang
atau gelombang Bifasik kotak.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN
KEBERHASILAN DEFIBRILASI
1. Lamanya kesuksesan defibrilasi tergantung dari status metabolisme
miokard dan jumlah miokard yang rusak selama periode hipoksia
karena arrest.
2. Keadaan dan kondisi miokard Hipoksia, asidosis, gangguan elektrik,
hipotermi dan penyakit dasar jantung yang berat menjadi penyulit
bagi pemulihan aktivitas kontraksi jantung.
3. ukuran pedal terlalu besar membuat tidak semua permukaan pedal
menempel pada dinding dada dan menyebabkan banyak arus yang
tidak sampai ke jantung.
4. Hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan defibrilasi adalah
posisi pedal atau pads, keduanya tidak boleh saling menyentuh atau
harus benar-benar terpisah. 9
5. Jelli berfungai sebagai media konduksi untuk penghantar arus listrik.
Tujuan dari pemberian gel adalah untuk mengurangi resistensi
transtorakal dan mencegah luka bakar pasien.
PERSIAPAN SEBELUM PROSEDUR
DEFIBRILASI Persiapan Pasien 9

Persiapan Peralatan
a. Pastikan pasien dan atau keluarga mengerti
9
prosedur yang akan dilakukan
1. Defibrillator dengan b. Letakkan pasien diatas papan resusitasi pada
monitor EKG dan pedalnya posisi supine
c. Jauhkan barang-barang yang tersebut dari
2. Jelly bahan metal dan air disekitar pasien

3. Obat-obat Emergency d. Lepaskan gigi palsu atau protesa lain yang


dikenakan pasien untuk mencegah obstruksi
(Epinephrine, Lidocain, SA, jalan nafas
Procainamid, dll) e. Lakukan RKP secepatnya jika alat-alat
defibrillator belum siap untuk mempertahankan
4. Oksigen cardiac output yang akan mencegah kerusakan
organ dan jaringan yang irreversible.
5. Face mask f. Berikan oksigen dengan face masker untuk
6. Papan resusitasi mempertahankan oksigenasi tetap adekuat
yang akan mengurangi komplikasi pada jantung
7. Peralatan intubasi dan dan otak
g. Pastikan mode defibrillator pada posisi
suction asyncrone
h. Matikan pace maker (TPM) jika terpasang.
PROSEDUR DEFIBRILASI
1. Oleskan Jelly pada pedal secara merata
2. Pastikan posisi kabel defibrillator pada posisi yang bisa menjangkau sampai ke pasien
3. Nyalakan perekaman EKG agar mencetak gambar EKG selama pelaksanaan
defibrilasi
4. Letakkan pedal pada posisi apeks dan sternum
5. Charge pedal sesuai energi yang diinginkan
6. Pastikan semua clear atau tidak ada yang kontak dengan pasien, bed dan peralatan
pada hitungan ketiga (untuk memastika jangan lupa lihat posisi semua personal
penolong)
7. Pastikan kembali gambaran EKG adalah VT atau VF non-pulse
8. Tekan tombol pada kedua pedal sambil menekannya di dinding dada pasien, jangan
langsung diangkat, tunggu sampai semua energi listrik dilepaskan.
9. Nilai gambaran EKG dan kaji denyut nadi karotis
10. Jika kejutan kedua tidak berhasil, lakukan tahapan ACLS berikutnya
11. Bersihkan jelly pada pedal dan pasien
ALGORITMA
DEFIBRILASI
PASCA DEFIBRILASI
Monitoring Pasien Setelah Dokumentasi dan laporan setelah tindakan

Defibrilasi10 1. Print out EKG sebelum, selama dan


a. Evaluasi status neurology. Orientasikan sesudah defibrilasi
klien terhadap orang, ruang, dan waktu 2. Status neurology, respirasi dan kardioversi
b. Monitor status pulmonary (RR, saturasi O2) sebelum dan sesudah defibrilasi

c. Monitor status kardiovaskuler (TD, HR, 3. Energi yang digunakan untuk defibrilasi
Ritme) setiap 15 menit 4. Semua hasil yang tidak diinginkan dan
d. Monitor EKG intervensi yang telah diberikan

e. Mulai berikan obat anti disritmia intravena


yang sesuai
f. Kaji apakah ada kulit yang terbakar
g. Monitor elektrolit (Na. K, Cl)
KOMPLIKASI DEFIBRILASI

Henti jantung-nafas dan kematian 11


Anoxia cerebral sampai dengan kematian otak
Gagal nafas
Asistole
Luka bakar
Hipotensi
Disfungsi pace-maker

KESIMPULAN

Defibrilasi adalah suatu tindakan terapi dengan cara memberikan aliran listrik yang kuat dengan metode
asinkron ke jantung pasien melalui elektroda yang ditempatkan pada permukaan dada pasien. Tujuannya
adalah untuk koordinasi aktivitas listrik jantung dan mekanisme pemompaan, ditunjukkan dengan
membaiknya cardiac output, perfusi jaringan dan oksigenasi.

Defibrilasi merupakan tindakan resusitasi prioritas utama yang ditujukan pada ventrikel fibrilasi (VF) dan
ventrikel takikardi tanpa nadi (VT non-pulse).

Gelombang Bifasik lebih efektif dan menimbulkan lebih sedikit risiko cedera pada jantung daripada
bentuk gelombang Monofasic, bahkan ketika tingkat energi kejut adalah sama. Inilah sebabnya mengapa
produsen defibrillator eksternal sekarang menggunakan bentuk gelombang bifasik di perangkat mereka.

Defibrillator bifasik menggunakan teknologi gelombang yang berbeda: baik bifasik terpotong
eksponensial (BTE) gelombang atau gelombang Bifasik kotak.

Energi Pada defibrilator monofasik energi yang diberikan 360 joule, sedangkan pada defibrilator bifasik
200J. Untuk anak-anak, energi yang diperlukan adalah 1-2 joule/kg BB, maksimal 3 j/kg BB.

Komplikasi pasca defibrilasi adalah henti jantung-nafas dan kematian, anoxia cerebral sampai dengan
kematian otak, gagal nafas, asistole, luka bakar, hipotensi, disfungsi pace-make
DAFTAR PUSTAKA
1. Ashok K Kondur. Defibrilation and cardioversion .[internet] 2012 Desember Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/80564-overview, Cited on 28 July 2013

2. Karo Karo S, Rahajoe Anna U, Sulistyo Sigit, Kosasih A. Bantuan hidup Jantung Lanjut Edisi 2011. Jakarta : Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2011 : 24 31.

3. Scheidt S . Basic Electrocardiography: Abnormalities of Electrocardiographic Patterns.Ciba : Ciba Pharmaceutical Company, 1994 ;
Vol. 6/36 Page 32 .

4. Goldman MJ . Principles of Clinical Electrocardiography, 12th ed. Los Altos, Cal : Lange Medical Publications, 1998, 460
5. Rudolph W. Koster. A Randomized Trial Com0paring Monophasic and Biophasic Waveform Shocks for external Cardioversion of Atrial
Fibrillation .[internet] 2004 Available from : http://www.medscape.com/viewarticle/477538_4, Cited on 28 July 2013

6. Schneider T, Martens PR, Paschen H, Kuisma M, Wolcke B, Gliner BE, et al.Multicenter, acak, percobaan dikontrol dari 150-J guncangan
biphasic dibandingkan dengan 200 - untuk 360-J guncangan monophasic dalam resusitasi out-of-rumah sakit korban serangan
jantung.Dioptimalkan Respon untuk PenyidikPenangkapan Jantung (ORCA).Sirkulasi 2000; 102: 1780-7.

7. Mittal S, S Ayati, Stein KM, Schwartzman D, Cavlovich D, Tchou PJ, dkk.Transthoracic kardioversi fibrilasi atrium: perbandingan kotak
guncangan sinus biphasic dibandingkan teredam gelombang Monophasic.Sirkulasi 2000; 101: 1282-7.

8. Walker RG, Melnick SB, Chapman FW, Walcott GP, PW Schmitt, Ideker RE.Perbandingan enam defibrillator eksternal klinis digunakan
pada babi.Resusitasi 2003; 57: 73-83.

9. Karo Karo S, Rahajoe Anna U, Sulistyo Sigit, Kosasih A. Bantuan hidup Jantung Dasar Edisi 2011. Jakarta : Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2011 : 10 - 23

10.Niemann JT, Walker RG, Rosborough JP.Ischemically Induced Ventricular Fibrilasi (VF): Sebuah Perbandingan defibrilasi Energi Tetap
dan Meningkat.Acad Pgl Med 2003; 10: 454.

11.Sean C Beinart, MD, FACC, FHRS. Synchronized electical cardioversion.[internet] 2013 Juni Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/1834044-overview#a15, Cited on 28 July 2013

Anda mungkin juga menyukai