Anda di halaman 1dari 56

Presentasi Kasus Nyeri Dada

Kelompok E
Pendahuluan
Nyeri dada adalah gejala yang ditemui dan
secara umum dipandang sebagai kejadian
berbahaya
Salah satu penyakit yang dipikirkan adalah
penyakit jantung koroner dengan mortalitas
tertinggi setelah struk
Spektrum nyeri dada luas sehingga
pendekatan nya umumnya dibagi menjadi 2
yaitu kardiak dan non kardiak
Ilustrasi Kasus
Nama : Tn. AS
NRM : 416-55-36
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 6 April 1967
Usia : 49 tahun
Alamat : Pamulang, Tangerang
Pekerjaan : Pegawai negeri
Pendidikan : S1
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 6 Maret 2017 (IGD RSCM)
Tanggal pemeriksaan : 6 Maret 2017
Anamnesis
Anamnesis dilakukan autoanamnesis
Nyeri dada kiri sejak 30 menit sebelum
masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri dada dirasakan pada dada sebelah kiri seperti tertekan dan menjalar ke lengan kiri.
Nyeri dirasakan saat pasien sedang duduk dan tidak melakukan aktivitas. VAS nyeri
dikatakan 5. Nyeri dikatakan terus menerus dan masih dirasakan saat pemeriksaan yaitu 30
menit setelah pasien mulai merasakan nyeri dada. Keluhan nyeri serupa sebelumnya
disangkal. Nyeri tidak membaik dengan perubahan posisi ataupun tidak memberat saat
pasien menarik napas. Nyeri tajam saat menarik napas atau batuk disangkal, nyeri bagian
lain seperti nyeri ulu hati disangkal, nyeri hebat yang terasa seperti robekan di dada juga
disangkal, nyeri yang hanya dalam durasi beberapa detik, serta nyeri yang yang menjalar ke
ekstremitas bawah juga disangkal. Keluhan nyeri dada seperti ini baru dirasakan pertama
kali oleh pasien.
Terdapat keluhan mual namun tidak muntah. Keringat dingin disangkal. Pasien juga merasa
sesak napas dan lemas. Sesak napas tidak dipengaruhi posisi serta aktivitas. Tidak ada
keluhan terbangun malam karena sesak Riwayat pingsan disangkal. Bengkak pada tubuh
terutama kaki, riwayat trauma pada bagian dada sebelumnya, nyeri bagian ulu hati, rasa
panas pada bagian dada, rasa berdebar-debar, pingsan, stres psikologis disangkal.
Pasien sudah 2 tahun diketahui menderita hipertensi dan rutin mengkonsumsi captopril 2x25
mg. Dikatakan saat kontrol tekanan darah pasien berkisar antara 120-130an/80-90 mmHg
dengan pengobatan tersebut. Diabetes mellitus disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit TB paru, asma, alergi, kanker,
ginjal, hepar disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien menderita hipertensi dan ibu
pasien sakit jantung
Riwayat DM, alergi, asma, keganasan,
penyakit paru, ginjal, hepar disangkal.
Riwayat Sosial
Pasien adalah pegawai Bapenas
Pasien telah menikah dengan 2 anak
Pasien suka mengkonsumsi makanan berlemak,
jeroan, serta makanan bersantan sejak muda.
Merokok ada 2-3 batang sehari sejak usia muda
selama kira-kira 30 tahun
Konsumsi alcohol dan narkotika disangkal
Pembayaran dengan BPJS
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 126/84 mmHg
Frekuensi nadi : 75 kali/menit, kuat, reguler, isi cukup
Frekuensi napas : 18 kali/menit, regular, abdominotorakal
Suhu : 36,5C
BB : 72 kg
TB : 170 cm
IMT : 24,9 kg/m2 (overweight)
Pemeriksaan Fisik
Kulit : kulit lembab, tidak nampak lesi, tidak kuning, turgor baik
Kepala : normosefal, simetris, tidak ada deformitas
Rambut : rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, pupil bulat, isokor,
diameter 3mm/3mm, refleks pupil cahaya langsung (+/+), refleks
cahaya tidak langsung (+/+).
Telinga : daun telinga normal, terdapat serumen, liang telinga lapang.
Gigi dan mulut : mukosa baik, lembab, tidak hiperemis, tidak terdapat
ulkus, terdapat caries gigi geraham. tidak ada oral thrush
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak teraba massa, tidak teraba pembesaran
KGB, tidak ada bruit arteri karotis, tidak ada deviasi trakea,
Dada : tidak teraba massa, tidak terdapat jejas, vesikel, spider nevi
Paru
Inspeksi : dada simetris saat statis ataupun dinamis,
retraksi otot interkostal tidak ada, diameter
anteroposterior dan laterolateral 1:2
Palpasi : tidak teraba massa, tidak nyeri, tidak
terdapat emfisema subkutis, ekspansi simetris,
fremitus kanan sama dengan kiri,
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler, tidak terdapat ronki, tidak
terdapat wheezing
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di 1 jari lateral dari linea
midklavikula kiri sela iga ke-5. Tidak teraba heaving,
thrilling, tapping, lifting
Perkusi : batas jantung kanan terletak pada linea sternalis
kanan sela iga ke-5, batas jantung kiri terletak pada 1 jari
lateral dari garis midklavikula kiri sela iga ke-5, pinggang
jantung pada linea parasternalis kiri sela iga ke-3.
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal. Tidak terdapat
murmur atau gallop
Abdomen
Inspeksi : datar, tidak tampak massa, caput
medusa, spider nevi, venektasi, jejas, jaringan
parut
Palpasi : lemas, tidak terdapat nyeri tekan dan
nyeri lepas, hepar dan lien tidak teraba,
ballottement negatif.
Perkusi : tidak terdapat shifting dullness
Auskultasi : bising usus positif normal (6 kali per
menit).
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, tidak ada edema
Pemeriksaan Hasil (7/3/2017) Nilai Rujukan
Pemeriksa (6/3/2017)
an Hemoglobin 15,6 13-16 g/dL
Hematokrit 46 40-52 %

Penunjang Leukosit 9970 5-10 x 103/uL


a. basofil 0 0,5-1%
b. eosinofil 2 1-4%
c. neutrofil batang 0 1-3%
d. neutrofil segmen 52 55-70%
e. limfosit 38 20-40%
f. monosit 8 2-8%
Trombosit 243000 150-400rb/uL
MCH 88,5 80-95 fL
MCV 30 27-31 pg
MCHC 33,9 32-36 g/dL
Natrium 143 132 147 GDS 106 107 <200 mg/dL
mEq/L
HbA1C 5,9 5.7-6.4 risiko
Kalium 3.7 3.30 5.40
DM
mEq/L
Kolesterol 189 <200 mg/dl
Klorida 104 94.0 111.0
Total
mEq/L
Kolesterol 142 130-159 :
Magnesium 2,09 1,7 2,55
LDL batas tinggi
mg/dl
Kalsium ion 1,15 1,01-1,3 mg/dl Kolesterol 33 < 40 mg/dl
PT 9.1 (10.2) 9.8-11.2 detik HDL rendah
APTT 34.8 31-47 detik Trigliserida 116 <150 mg/dl
(32.7)
Ureum 18.3 <49 mg/dL
SGOT 19 <32
SGPT 28 <49 darah
CK 294 162 0=307 UL Kreatinin 0.8 0.80 1.30
CK-MB 21.4 29 0-23 U/L
darah mg/dL
Troponin T 33.56 <14 pg/mL
HS
Foto Polos Toraks

Kesan: tidak ada kelainan radiologis jantung paru


Elektrokardiograf
Interpretasi:
Irama sinus
Normoaxis
ORS rate 75x
Gelombang P normal
PR interval 0.16 detik
Gelombang QRS 0.08 detik
T inverted di lead I, avL
v3-v6,
ST segmen normal
Resume
Pasien pria, 49 tahun, datang dengan keluhan
nyeri dada sebelah kiri sejak 30 menit SMRS. Nyeri
dikatakan muncul saat istirahat, seperti ditekan,
terus menerus, menjalar ke lengan kiri, dan VAS
5. Terdapat keluhan tambahan mual namun tidak
muntah. Pasien ada hipertensi sejak 2 tahun lalu
minum captopril 2x25mg. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal dan terdapat peningkatan
troponin T 24 jam setelah onset serta EKG
menunjukkan T inverted di V5-V6
Daftar Masalah
Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI)
Hipertensi
Dislipidemia
Pengkajian
Infark Miokard Tanpa Elevasi
Segmen (NSTEMI)
Anamnesis: laki-laki usia 49 Dipikirkan sindrom koroner akut yaitu infark
miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI)
tahun, nyeri dada saat istirahat Kilip 1 TIMI 2 Grace 85
kiri seperti ditekan yang menjalar Rencana tata laksana:
hingga lengan kiri, VAS 5, terus Rencana diagnostik: echocardiography,
menerus. Faktor risiko yaitu angiografi koroner
Rencana terapi: ISDN 5 mg bila nyeri
hipertensi sejak 2 tahun lalu, maksimal 15 mg dengan interval 5 menit,
merokok sejak muda aspirin 1x 160 mg, clopidogrel 1 x 75 mg,
Pemeriksaan penunjang: EKG bisoprolol 1 x 2,5mg, ramipril 1 x 5 mg,
lovenox 1 x 0,6 mg IV, atorvastatin 1 x 40
terdapat T inverted lead V3-V6, mg, laxadine 3 x 10 ml
pemeriksaan troponin T onset 24 Rencana edukasi: edukasi tentang penyakit,
jam menunjukkan peningkatan pilihan terapi, stop merokok, modifikasi gaya
hidup, sedia obat-obatan emergensi,
(33) kepatuhan control
Hipertensi
Atas dasar: Rencana tata laksana:
Rencana diagnostik: pemeriksaan
Anamnesis: riwayat
tekanan darah berkala,
hipertensi sejak 2 tahun funduskopi jika ada keluhan mata
lalu dan dalam pengobatan buram
kaptopril 2x25 mg. Pasien Rencana terapi: bisoprolol 1x2,5
rutin kontrol dan mg, ramipril 1x5 mg
mengecek tekanan darah Rencana edukasi: edukasi
komplikasi dari hipertensi tidak
Pemeriksaan fsik: TD terkontrolmodifkasi gaya hidup
124/86 mmHg (turunkan berat badan, diet
Dipikirkan hipertensi telah rendah garam, diet DASH,
aktivitas fsik), kepatuhan kontrol
terkontrol
Dislipidemia
Atas dasar : Rencana tata laksana:
Anamnesis: pasien kerap Rencana diagnostik: pemeriksaan
mengkonsumsi makanan profil lipid berkala
berlemak dan riwayat merokok Rencana terapi: atorvastatin 1x 40 mg
sejak muda, Rencana edukasi: edukasi komplikasi
Pemeriksaan penunjang: dari dislipidemia, perubahan gaya
kolesterol LDL 142 mg/dl hidup: mengurangi asupan lemak
(borderline tinggi) dan jenuh dan lemah trans tidak jenuh),
kolesterol HDL 33 mg/dl makanan berkolesterol, dan tinggi
kalori serta mengkonsumsi makanan
(rendah)
tinggi gizi dan kardioprotektif,
Dipikirkan dislipidemia akibat aktivitas fisik dan mengurangi berat
gaya hidup termasuk konsumsi badan, kepatuhan kontrol
makanan
Kesimpulan
Pasien pria, 49 tahun dengan masalah NSTEMI
TIMI 2 KILIP1 GRACE 85, hipertensi, dan
dislipidemia. Prognosis dari pasien ini:
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia ad bonam
Pendekatan Klinis Nyeri Dada
Klasifkasi Etiologi
Nyeri dada dapat muncul dari etiologi yang
diklasifkasikan sebagai kardiak, non-kardiak
dan psikogenik
Penyebab dari iskemi miokardium
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan peningkatan
kebutuhannya.
Nyeri dada iskemi atau angina disebabkan oleh
sumbatan pada pembuluh darah koroner
aterosklerosis
Alarm Symptom
Memberat dengan aktivitas Disertai sesak napas
dan tidak membaik setelah Disertai batuk darah atau
istirahat hemoptisis
Meningkat seiring dengan Disertai demam
perjalanan waktu
Terdapat hipotensi
Keringat dingin berlebihan
Disertai palpitasi
Disertai muntah atau mual
Terdapat gejala sindrom
Disertai sensasi terbakar Marfan
Menjalar ke lengan atau Gejala dijelaskan pasien
bahu seperti tersayat
Anamnesis Nyeri Dada
Kualitas
Ditekan dan terbakar iskemia miokard
Rasa seperti terikat atau tertindih penyakit esofageal
(spasme dan refluks> Hipertensi pulmonal dengan
iskemia ventrikel kanan
Sering bersendawa tukak peptik atau penyakit
esofageal
Nyeri berat seperti disayat diseksi aorta
Sensasi sperti ditusuk-tusuk pleuritis, perikarditis,
dan nyeri psikogenik
Nyeri tumpul dan persisten berlangsung dalam
Lokasi Penjalaran
Nyeri terasa di seluruh lapang Bahu, lengan kiri dan kanan
dada, tidak dapat terlokalisir iskemia miokard, perikarditis,
dan di daerah retrosternal penyakit tulang servikal,
pikirkan ke arah iskemia kolesistitis
miokard atau edema paru Rahang bawah, leher hingga gigi
Dilokalisir pada superfisial iskemia miokard
kulit dan memberat dengan
Belakang bahu atau regio
perabaan muskuloskeletal,
interskapular diseksi aorta,
kostokondritis
aneurisma aorta toraksika,
Regio puting kiri bawah perikarditis, penyakit esofageal,
nyeri non kardiak pankreatitis, ulkus peptic, iskemia
miokard
Ulu hati iskemia miokard,
pankreatitis, tukak peptic dan
Faktor Pencetus Faktor Peringan
Aktivitas, suhu dingin atau habis
makan berat angina pektoris
Istirahat atau nitrogliserin
Stress emosi berat angina sublingual pikirkan ke arah
pektoris atau nyeri psikogenik angina pektoris
Setelah makan pektoris dan Duduk dan bersandar ke
penyakit-penyakit gastrointestinal
depan pikirkan pankreatitis
Membungkuk setelah makan
GERD
atau perikarditis
Setelah menggerakkan leher Makanan atau antasida
penyakit di tulang servikal pikirkan ke arah ulkus
Batuk edema paru, peptik
pneumotoraks, perikarditis, pleuritis,
dan nyeri muskuloskeletal Buang napas dalam
Setelah perubahan posisi nyeri pikirkan pleuritis
muskuloskeletal dan pankreatitis
Gejala Penyerta Durasi
Mual dan muntah infark miokard 2- 20 menit iskemia
atau kelainan saluran cerna miokard akut, penyakit
esofageal, nyeri
Keringat dingin infark miokard, muskuloskeletal & psikogenik
edema paru, diseksi aorta <15 detik non
Sesak infark miokard, pneumonia, (muskuloskeletal dan
pneumotoraks, edema paru psikogenik)
Sinkop infark miokard, edema 20 menit hingga berjam-jam
infark miokard, penyakit
paru, aritmia paru, perikarditis, diseksi
Refluks asam ke mulut penyakit aorta, herpes zoster, nyeri
esofageal psikogenik atau kejadian akut
pada saluran cerna
Hemoptisis edema paru dan
pneumonia
Sindrom Koroner Akut
Definisi Patofisiologi
Gangguan aliran darah Plak ateroma robek agregrasi
trombosit & aktivasi jalur koagulasi
koroner parsial hingga total
Trombus emboli yang
ke miokard secara akut menyumbat pembuluh darah distal.
Angina pektoris tidak stabil/ Pelepasan zat vasoaktif
Unstable Angina Pectoris vasokonstriksi aliran darah
(UAP) koroner makin terhambat
Infark miokard tanpa elevasi Infark luas
segmen ST (NSTEMI) Penurunan curah jantung kongesti
Infark miokard dengan paru edema paru
elevasi segmen ST (STEMI) Ketidakseimbangan elektrolit fokal
aritmia maligna
Diagnosis
Anamnesis:
Nyeri dada tipikal
Sensasi tekanan di retrosternal menjalar ke lengan kiri, leher, rahang
Keringat, mual, nyeri perut, sesak, sinkop
Faktor risiko diabetes, hipertensi, gangguan ginjal, hiperlipidemia,
merokok, usia lanjut, pria
Mempunya penyakit aterosklerosis non koroner, infark sebelumnya
PF dapat ada murmur akibat regurgitasi mitral
EKG 12 sadapan + kanan + posterior
Normal, LBBB, elevasi segmen ST, inversi gelombang T
Lokasi Iskemia/infark berdasarkan
EKG
Tes Biomarka Jntung
Stratifikasi Risiko
TIMI prediksi kematian 30 hari dan 1 tahun
UAP/NSTEMI
GRACE mortalitas saat perawatan RS & 6 bulan
Kilip prediksi mortalitas bds gagal jantung
CRUSADE perdarahan
Skor
Kelas Kilip
TIMI
CRUSA
GRACE DE
Tata Laksana Awal
Tatalaksana suportif : O2 SpO2 <95%
Nitrat sublingual 3x interval 5 menit. Nitrogliserin IV jika
tidak respon
Morfin 1-5 mg IV diulang 10-30 jika tidak respon dengan nitrat
sublingual 3x
Terapi anti platelet
Aspirin dosis awal 160-320 mg dan dosis pemeliharaan 80-160 mg
per hari
Clopidogrel dosis awal 300 mg, pemeliharaan 75mg/hari

Tata Laksana Invasif mempertimbangkan kriteria risiko pasien


Kriteria NSTEMI
Kriteria very-high-risk Kriteria Intermediate
Syok kardiogenik atau instabilitas hemodinamik
Rekurensi nyeri dada yang refrakter terhadap
Diabetes mellitus
terapi medikamentosa Insufisiensi renal
Aritmia dan henti jantung yang mengancam
nyawa
(Egfr<60ML/MIN/1.73m2)
Komplikasi dari infark miokard Fraksi ejeksi dibawah 40% atau
Gagal jantung akut gagal jantung kongestif
Rekurensi perubahan gelombang T dengan ST
elevasi intermiten Angina post infark
Kriteria high-risk GRACE skor antara 109-140
Troponin kardiak sesuai dengan diagnosis infark
Perubahan dari segmen ST Kriteria Low-risk
GRACE skor>140 Jika tidak terdapat salah satu
diatas
Immediate invasive surgery (dibawah 2 jam) :pasien dengan
1 kriteria very-high-risk
Early invasive strategy (<24 jam) : respon pengobatan tetapi
ada risiko perburukan jantung. Kriteria pasien high-risk
Strategi invasive (<72 jam) : kriteria intermediate dapat
dirujuk maksimal 72 jam
Konservatif risiko rendan: tidak ada rekurensi dari nyeri
dada, tanda-tanda gagal jantung tidak ada, dan tidak ada
kelainan dari EKG awal atau kedua, tidka ada peningkatan
troponin
Tata Laksana Umum ACS
Beta-blocker menurunkan konsumsi oksigen miokardium
Tidak diberikan pada pasien dengan gangguan konduksi AV, asma
bronkial dan disfungsi akut ventrikel kiri
Nitrat mengakibatkan penurunan preload dan volume akhir
diastolik ventrikel kiri , vasodilatasi pembuluh darah
koroner.
Tidak diberikan pada pasien dengan TD dibawah 90/60 mmHg,
bradikardia atau takikardia berat, dan infark ventrikel kanan.
Calcium channel blocker (CCB) vasodilator arteri
Non-dihidropiridin dapat menyebabkan efek pada SA dan AV node.
Anti platelet aspirin dosis 150-300 mg dengan dosis pemeliharaan
75-100mg per hari + clopidogrel atau ticagrelor selama 12 bulan
Kontraindikasi perdarahan berlebih
Pemberian PPI riwayat ulkus peptiku, faktor risiko infeksi H.pylori atau
usia pasien diatas 65 tahun.
Antikoagulan fondaparinux, enoxaparin, dll

Penghambat ACE pasca infark miokard akut anti aterogenik


ARB diberikan jika tidak dapat mengkonsumsi ACE-I, fraksi ejeksi ventrikel
<40%.
Statin target LDL <100mg/dl. Target 70 mg/dl dianggap ideal.
Hipertensi
Peningkatan tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90
mmHg
Esensial tidak diketahui penyebab
Mekanisme diurnal seperti stres, aktivitas simpatis, variasi diurnal
Mekanisme renal seperti asupan natrium tinggi dengan retensi cairan
Mekanisme vaskuler seperti disfungsi endotel, radikal bebas, dan
remodeling pembuluh darah
Mekanisme hormonal yaitu sistem renin, angiotensin, dan aldosteron
Genetik & gaya hidup
Sekunder penyakit yang mendasari
stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, hiperaldosteronisme
Klasifikasi Hipertensi (JNC 7)
Tata Laksana Hipertensi
Dislipidemia
Kelainan pada metabolisme lipid
Kenaikan kolesterol total, kolesterol LDL, trisgliserida, dan penurunan kolesterol HDL.
Dislipidemia primer dan dislipidemia sekunder.
Dislipidemia primer genetic baik hiperkolesterolemia poligenik maupun dislipideia kombinasi
familial.
Dislipidemia sekunder sindroma metabolik, sindrom nefrotik, kortikosteroid atau diabetes
mellitus.
Faktor risiko aterosklerosis kebiasaan merokok, hipertensi, pemeriksaan lipid yang
menunjukkan HDL, dan riwayat jantung pada keluarga.
Target profil lipid non LDL adalah kolesterol total < 200 mg/dl ; HDL >40 mg/dl ;
Trigliserida <150 mg/dl.
Terapi non farmakologis mengurangi asupan lemak dan lemak jenuh, karbohidrat,
alkohol, serta konsumsi asam lemak tidak jenuh rantai tunggal dan ganda, olahaga
untuk meningkatkan HDL, apoA1, menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan
sensitivitas insulin.
Terapi farmakologis meliputi penggunaan resin, statin, asam fibrat, dan penghambat
absorbsi kolesterol
Diskusi Kasus
Pasien datang dengan nyeri dada
Rasa tertekan, penjalaran lengan kiri, 30 menit, disertai
mual curiga angina
Angina tipikal saat istirahat, pertama kali terjadi
ACS
EKG T inverted lead I, avL, V4-V6 bukan ST elevasi
UAP atau NSTEMI
Tes biomarka jantung peningkatan trop T & CKMB
Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI)
Tata Laksana Awal
Tanda vital dalam batas normal, tidak didapati kelainan jantung
lainnya, tidak ada asma tidak ada kontraindikasi pada pemberian
tata laksana awal sesuai dengan clinical pathway ACS
ISDN 5 mg dalam interval 5 menit sebanyak 3 kali
Antiplatelet Aspirin 4x80mg & Clopidogrel 4x75 mg
Beta blocker menurunkan konsumsi oksigen miokard Bisoprolol
1x2,5mg
ACE inhibitor anti aterogenik ramipril 1-5mg
Antikoagulan enoxaparin 0,6 ml
Antilipid atorvastatin 1x40mg
Pencahar laxadine 3x10 ml
Stratifikasi Risiko
TIMI score 2 (lebih 3 faktor risiko & peningkatan
marka jantung) risiko mortalitas 30 hari rendah
GRACE 85 (usia 18 + nadi 7 + TD sistolik 37 +
kreatinin 8 + peningkatan marka jantung 15)
Kilip score I tidak terdapat gagal jantung
Referensi
Bickley, LS, Szilangyi PG, Bates B. Bates guide to physical examination and history taking. 6 th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
Amsterdam EA, Wenger NK, Brindis RG, Casey DE, Ganiats TG, Holmes DR, et al. 2014 AHA/ACC Guideline for the
Management of Patients With NonST-Elevation Acute Coronary Syndromes: Executive Summary. Journal of the
American College of Cardiology. 2014 Dec;64(24):264587.
Roffi M, Patrono C, Collet J-P, Mueller C, Valgimigli M, Andreotti F, et al. 2015 ESC Guidelines for the management of
acute coronary syndromes in patients presenting without persistent ST-segment elevation: Task Force for the
Management of Acute Coronary Syndromes in Patients Presenting without Persistent ST-Segment Elevation of the
European Society of Cardiology (ESC). European Heart Journal. 2016 Jan 14;37(3):267315.
ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients presenting without persistent ST-
segment elevation. Eur Heart Journal 2011;32:2999-3054
ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients presenting with ST-segment elevation.
European Heart Journal 2012;33:2569-2619
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb C, Handler J, et al. Evidence-based guidelines for
the management of high blood pressure in adults: Report from the panel members appointed to the Eight Joint
National Committee (JNC8). JAMA.2013
Rosendorff C, Lackland DT, Aronow WS, Blumenthal RS, de Lemos JA, Findeiss L, et al. Treatment of Hypertension in
Patients with Coronary Artery Disease. 2016; Am J Med. 129: 372-8
Stone NJ, Robinson JG, Lichtenstein AH, Merz CN, Blum CB, Eckel RH, et al. 2013 ACC/AHA guideline on the treatment
of blood cholesterol to reduce atherosclerotic cardiovascular risk in adults: a report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines. J Am Coll Cardiol. 2015: 66:3024-3025.

Anda mungkin juga menyukai