DTM Xiii. Kerusakan BHN Pangan
DTM Xiii. Kerusakan BHN Pangan
BAKTERI :
1. Pembentuk spora : tahan pemanasan
2. Pembentuk lendir : mutu dan higiene hasil pertanian jadi
menurun
- degradasi
- hidrolisis
Mis : KH Gula alkohol asam
Protein NH3 (gas)
Lemak gliserol & asam lemak
Acetobacter :
1. Mengubah etanol menjadi asam asetat
2. Contoh : A. xylinum mengeluarkan lendir
(dimanfaatkan untuk produksi nata de coco)
Achromobacteriaceae :
1. Dapat tumbuh di suhu lemari es
2. Memproduksi lendir
3. Contoh : Alcaligenes menimbulkan lendir pada susu
Lactobacillae :
1. Mengubah gula menjadi asam laktat
2. Contoh : Lactobacillus dan Leuconostoc
Halobacteriaceae :
1. Dapat tumbuh di substrat dg kadar garam tinggi
2. Contoh : bintik merah pada ikan asin
KAPANG :
Kapang yang tidak diharapkan menimbulkan kerugian :
1. Rupa bahan menjadi tidak menarik
2. Komposisi bahan berubah (kualitas menjadi turun)
3. Menghasilkan racun (mycotoxin)
KHAMIR :
1. Merusak bahan yang memiliki kadar gula tinggi
2. Saccharomyces dan Hansenula : fermentatif dan oksidatif
merubah gula menjadi alkohol dan CO2 dan H2O
3. Rhodotorula : mempunyai pigmen merah, bersifat fermentatif,
merusak daging dan asinan (komposisi dan warna berubah)
Bijibijian/kacang-kacangan :
1. Setelah dipanen pd umumnya tdk mengalami pengolahan shg membawa
mikroba dlm jumlah banyak
2. Kadar air agak rendah kapang tumbuh. Dg bertambahnya kdr air
selama penyimpanan khamir dan bakteri tumbuh
3. Komposisi :
- Pati
- Gula
- Protein Kdr air tinggi fermentasi asam oleh BAL
fermentasi alkohol oleh khamir membentuk lapisan
- Mineral
pada permukaan
A. Daging :
Keamanan Salmonella
Staphylococcus aureus
Clostridium perfringens
Clostridia mesofilik
Sanitasi Total hitungan cawan aerobik pd 35-37oC
Koliform
E coli
Enterokoki
Daya tahan simpan Total hitungan cawan aerobik pd 4-10 oC dan 20-
30oC
Kapang dan khamir
Bakteri asam laktat
Pseudomonad
Cara meningkatkan keamanan produk
daging dan unggas
1. Penetapan proses terkontrol (suhu dan waktu tepat untuk
pemanasan dan pendinginan; mencegah kontainasi silang
antara daging mentah dg yang masak)
2. Formulasi produk (menambah senyawa anti mikroba pathogen,
mis : asam, asap cair, garam, natrium nitrit)
3. Penggunaan wadah pengemas dan label yang tepat
4. Kombinasi cara di atas
Ada 2 grup :
1) tidak terbentuk gas flat sour
Bakteri : B.stearo thermophilus
B.coagulans
kimia
Warna hitam (H2S)
mikrobiologi
C.nigrificans
B.betanigrificans
2) terbentuk gas kaleng gembung (terutama CO2 & H2)
Keracunan makanan
Intoksikasi
Infeksi : penyakit yang disebabkan memakan makanan/
minuman yang mengandung bakteri patogen
Bahan pengawet :
a. Asam benzoat , asam sorbat:
1. pH : 4.5
2. Dosis maks 0.1 %
3. Mekanisme : permeabilitas membran sel mikroba thd asam
dimana di dalam sel, asam akan terdisosiasi shg ion H >>>. pH
sel menjadi rendah, akibatnya organ sel rusak (harusnya pH
netral)
b. Bumbu-bumbu : senyawa aktif antimikroba
c. Propilen dan etilen oksida; anti bakteri dan jamur
d. Antibiotika : contoh nisin (polipeptida untuk pengawet keju)
e. Amoniak : prinsip sama dg penambahan asam sebabkan pH naik,
organ dalam sel mikroba terganggu
f. Garam Na Cl :2-5 % NaCl pada suhu rendah menghambat mikroba
psikrofilik.
Prinsip :
plasmolisis membran sel mikroba karena tekanan osmotik NaCl tinggi
NaCl higroskopis shg dpt menyerap air (aw <)
kurangi kelarutan O2 shg hambat mikroba aerob
g. SO2 dan garam sulfit
cegah browning
cegah pertumbuhan mikroba karena terjadi reaksi SO2 dg gugus karbonil
karbohidrat (shg tdk dpt digunakan sbg sumber energi mikroba). Selain
itu SO2 mereduksi ikatan disulfida protein enzim mikroba
h. H2O2 kurangi jumlah mikroba dlm susu (oksidasi sulfhidril dalam
protein enzim yang digunakan mikroba untuk metabolisme susu) . Hrs
ditambah katalase untuk hilangkan sisa H2O2
Penggunaan Irradiasi :
1. Menggunakan energi pancaran seperti sinar gama
2. Untuk membunuh mikroba pada permukaan dan dalam bahan,
serangga (telur, pupa atau dewasa)
3. Dapat mencegah pertunasan umbi
4. Radiasi : panas (gelombang panjang) dan ion (gelombang
pendek)