Anda di halaman 1dari 42

STUDI KASUS

AUDIT KINERJA ATAS


PENYELENGGARAAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
OLEH PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM (PDAM)

Disajikan oleh Kelompok 2: Rochmat Dedi Darno

Jakarta, 2 Maret
2017
Program Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam
melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana
yang mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan air minum
kepada masyarakat (PP Nomor 122 Tahun 2015 tentang SPAM).
Tujuan Penyelenggaraan SPAM:
1) Tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas air;
2) Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas
dengan harga yang terjangkau;
3) Tercapainya kepentingan yang seimbang antara
pelanggandan pengelola air minum; dan
4) Tercapainya penyelenggaraan air minum yang efektif
dan efisien untuk memperluas cakupan pelayanan air
minum.

2
Asas Penyelenggaraan SPAM
1) Asas kelestarian; Diselenggarakan dengan cara menjaga kelestarian fungsi sumber
daya air secara berkelanjutan.
2) Asas keseimbangan; Menjaga keseimbangan antara fungsi sosial, fungsi lingkungan
hidup, dan fungsi ekonomi terutama dalam memberikan akses kemudahan pada
masyarakat golongan rendah (miskin).
3) Asas kemanfaatan umum; Dilaksanakan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi kepentingan umum secara efektif dan efisien.
4) Asas keterpaduan dan keserasian; Dilakukan secara terpadu dalam mewujudkan
keserasian untuk berbagai kepentingan dg memperhatikan sifat alami air yang dinamis.
5) Asas keberlanjutan, Menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan air minum.
6) Asas keadilan; secara merata ke seluruh lapisan masyarakat
di wilayah tanah air sehingga setiap warga negara berhak
memperoleh kesempatan yang sama.
7) Asas kemandirian; Dilakukan dengan memperhatikan
kemampuan dan keunggulan sumber daya setempat, tidak
dapat dipengaruhi pihak mana pun.
8) Asas transparansi dan akuntabilitas; SPAM dilakukan secara
terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.

3
Penyelenggaraan SPAM

1) Pengembangan SPAM
Yaitu kegiatan yang dilakukan terkait dengan ketersediaan
sarana dan prasarana SPAM dalam rangka memenuhi kuantitas,
kualitas, dan kontinuitas air minum yang meliputi pembangunan
baru, peningkatan, dan perluasan. Pengembangan SPAM meliputi:
pembangunan baru, peningkatan, dan perluasan.

2) Pengelolaan SPAM
Yaitu kegiatan yang dilakukan terkait
dengan kemanfaatan fungsi sarana dan
prasarana SPAM terbangun yang meliputi:
operasi dan pemeliharaan, perbaikan,
peningkatan sumber daya manusia, serta
kelembagaan.
4
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Menetapkan Kebijakan dan Melaksanakan penyelenggaraaan SPAM


Strategi Nasional dan SPAL lintas Kab/Kota
Menyusun Kebijakan dan Strategi
Menetapkan Norma, Standar, penyelenggaraan SPAM dan SPAL Provinsi
Prosedur, dan Kriteria

Pemerintah Daerah Provinsi


Menyusun Rencana Induk Penyelenggaraan
Melaksanakan penyelenggaraan SPAM dan SPAL lintas kabupaten/kota
Pemerintah Pusat

SPAM yang bersifat KHUSUS,


Membentuk BUMD dan/atau UPTD provinsi
kepentingan strategis nasional,
sebagai pengelola air minum dan air
dan lintas provinsi
limbah

Membentuk BUMN dan/atau UPT Memberikan izin kepada badan usaha


pengelola air minum dan/atau untuk melakukan penyelenggaraan SPAM
pengelola air limbah untuk memenuhi kebutuhan sendiri

memberikan izin kepada badan Melakukan pemantauan dan evaluasi


usaha untuk melakukan penyelenggaraan SPAM dan SPAL
penyelenggaraan SPAM untuk kabupaten/kota di wilayahnya
memenuhi kebutuhan sendiri
Menyampaikan laporan hasil pemantauan
Memberikan pembinaan, dan evaluasi penyelenggaraan SPAM dan
pengendalian, dan pengawasan SPAL kepada Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah Memberikan pembinaan, pengendalian,
dan pengawasan kepada Pemerintah
Daerah kab/kota
dapat memfasilitasi penyediaan air minum
di kabupaten/kota dalam rangka
pemenuhan SPM 5
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
(lanjutan)

Melaksanakan penyelenggaraan SPAM dan SPAL Memberi pembinaan, pengendalian, dan


di wilayahnya pengawasan kepada pemerintah desa,
serta kelompok masyarakat di wilayahnya
Menyusun kebijakan dan strategi dalam penyelenggaraan SPAM dan SPAL
penyelenggaraan SPAM dan SPAL kabupaten/kota
Melakukan pemantauan dan evaluasi
Pemerintah Daerah Kab/Kota

terhadap penyelenggaraan SPAM dan SPAL


Menyusun rencana induk penyelenggaraan SPAM
di wilayahnya
dan SPAL kabupaten/kota
Menyampaikan laporan hasil pemantauan
dan evaluasi penyelenggaraan SPAM dan
Membentuk BUMD dan/atau UPTD pengelola air
SPAL kepada Pemerintah Daerah Provinsi
minum dan pengelola air limbah

Memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di


wilayahnya sesuai dengan standar pelayanan Terkait penyelenggaraan
minimal yang ditetapkan
SPAM, pemerintah kab/kota
Melakukan pencatatan untuk koperasi/ kelompok/
himpunan/ badan pengelola SPAM yang
dapat melakukan
menyampaikan laporan sebagai Pengelola Air kerjasama antar daerah
Minum
sesuai dengan peraturan
Memberikan izin kepada badan usaha untuk
melakukan penyelenggaraan SPAM untuk perundang-undangan.
memenuhi kebutuhan sendiri

Memenuhi akses pelayanan masyarakat terhadap


air limbah di wilayahnya sesuai dengan standar
pelayanan minimal yang ditetapkan
6
PENGELOLA AIR MINUM

Penyelenggaraan SPAM / Pengelola Air Minum dapat dilaksanakan oleh:


a. BUMN/BUMD;
b. UPT/UPTD;
c. Kelompok Masyarakat; dan/atau
d. Badan Usaha. Penyelenggaraan SPAM menjadi tanggung
jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah guna memenuhi kehidupan yang
Kelompok sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan
masyarakat peraturan perundang-undangan;
atau
Badan Prioritas utama pengusahaan atas air
Usaha diberikan kepada BUMN atau BUMD yang
BUMN / BUMD dibentuk oleh Pemerintah atau pemerintah
UPT
UPT/ daerah sesuai dengan kewenangannya;
D
UPTD Dalam hal penyelenggaraan SPAM belum
dapat dilayani oleh BUMN atau BUMD, maka
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
dapat membentuk UPT atau UPTD.

7
PENGELOLA AIR MINUM

Penyelenggaraan SPAM oleh BUMN


Pemerintah Pusat membentuk Perum Jasa Tirta I dan Jasa Tirta II yang bertugas untuk
menyelenggarakan pemanfaatan umum atas air dan sumber-sumber air yang bermutu
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, serta melaksanakan tugas-
tugas tertentu yang diberikan Pemerintah dalam pengelolaan wilayah Daerah Aliran
Sungai (DAS).
Penyelenggaraan SPAM oleh BUMD
Pemerintah Daerah membentuk PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang mempunyai
tugas utama melaksanakan pengelolaan dan pelayanan air bersih untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penyelenggaraan SPAM oleh selain BUMN/BUMD
Jika penyelenggaraan SPAM belum dapat dilayani oleh
BUMN/BUMD, maka Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
dapat membentuk UPT/UPTD, dan/atau melibatkan peran
serta dari kelompok masyarakat dan/atau badan usaha untuk
memenuhi kebutuhan sendiri pada kawasan yang belum
terjangkau/tersedia pelayanan air minum.

8
JUMLAH
JUMLAH PDAM
PDAM DI
DI INDONESIA
INDONESIA

Sumber: www.perpamsi.or.id
*) Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia) adalah perhimpunan perusahaan
air minum dan mewakili semua PDAM di Indonesia. 9
Kegiatan,
Kegiatan, Hak,
Hak, dan
dan Kewajiban
Kewajiban BUMN/BUMD
BUMN/BUMD dalam
dalam Penyelenggaraan
Penyelenggaraan SPAM
SPAM
KEGIATAN: HAK:
1. Menerima pembayaran jasa pelayanan sesuai
1. Pengembangan SPAM dan
dengan tarif;
Pengelolaan SPAM;
2. Menetapkan dan mengenakan denda terhadap
2. Pemantauan dan evaluasi keterlambatan pembayaran tagihan;
terhadap pelayanan air 3. Memperoleh kuantitas air baku secara kontinu
minum yang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
dilaksanakannya; izin yang telah dimiliki;
3. Penyusunan prosedur 4. Memutus sambungan langsung kepada pelanggan
operasional standar yang tidak memenuhi kewajibannya;
pengembangan SPAM dan 5. Menggugat masyarakat atau organisasi yang
pengelolaan SPAM; KEWAJIBAN:
melakukan kegiatan yang mengakibatkan
1. Menjamin pelayanan air minum yang memenuhi
4. Pembuatan laporan kerusakan sarana dan prasarana SPAM.
syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas sesuai
pengembangan SPAM dan
standar yang ditetapkan;
pengelolaan SPAM secara
2. Mengoperasikan sarana dan memberikan
transparan dan akuntabel;
pelayanan kepada pelanggan yang telah memenuhi
5. Penyampaian laporan syarat;
pengembangan SPAM dan 3. Memberikan informasi kepada pihak yang
pengelolaan SPAM kepada berkepentingan atas kejadian/keadaan khusus dan
Pemerintah Pusat dan/atau berpotensi menyebabkan perubahan atas kualitas,
Pemerintah Daerah sesuai kuantitas, dan kontinuitas pelayanan;
dengan kewenangannya; 4. Memberikan informasi laporan mengenai
6. Peningkatan sumber daya pelaksanaan pelayanan;
manusia sesuai dengan 5. Menyiapkan sarana pengaduan bagi pelanggan dan
standar kompetensi masyarakat;
pengembangan SPAM dan 6. Berperan serta pada upaya perlindungan dan
pengelolaan SPAM. pelestarian SDA dalam rangka konservasi fungsi 10
BPPSPAM
BPPSPAM

BPPSPAM adalah badan non-struktural yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Pekerjaan Umum yang dibentuk berdasarkan amanat Peraturan
Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
BPPSPAM dibentuk oleh Menteri Pekerjaan Umum melalui Peraturan Menteri No.
294/PRT/M/2005 dengan maksud untuk membantu Pemerintah dalam mencapai
tujuan pengaturan pengembangan SPAM
Peran :
1. Mendorong peningkatan Tujuan :
kinerja pelayanan 1. Pengelolaan dan
pelayanan air minum
penyelenggaraan SPAM; BPPSPAM berkualitas dengan
2. Memberikan masukan dalam
penyusunan kebijakan dan Pembina harga terjangkau;
strategi; an 2. Kepentingan yang
3. Mengembangkan sistem Monitori seimbang antara
pembiayaan dan pola konsumen dan
ng
investasi pengembangan penyedia jasa
Evaluasi pelayanan; dan
SPAM.
Pengelola 3. Peningkatan efisiensi
Pengelola dan cakupan
an Air Minum pelayanan air minum.
SPAM 11
TUGAS
TUGAS DAN
DAN FUNGSI
FUNGSI BPPSPAM
BPPSPAM

BPP SPAM bertugas mendukung dan memberikan bantuan dalam rangka


mencapai tujuan pengaturan pengembangan SPAM guna memberikan manfaat
yang maksimal bagi negara dan sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Fungsi BPP SPAM:
a) Memberikan masukan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan
dan strategi;
b) Membantu Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam penerapan norma,
standar, pedoman dan manual oleh penyelenggara dan masyarakat;
c) Melaksanakan evaluasi terhadap standar kualitas dan kinerja pelayanan
penyelenggaraan SPAM;
d) Memberikan rekomendasi tindak turun tangan terhadap penyimpangan
standar kualitas dan kinerja pelayanan penyelenggaraan;
e) Mendukung dan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dalam
penyelenggaraan SPAM oleh koperasi dan badan usaha swasta;
f) Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dalam menjaga
kepentingan yang seimbang antara penyelenggara dan masyarakat.

12
TUGAS
TUGAS DAN
DAN FUNGSI
FUNGSI BPPSPAM
BPPSPAM

Salah satu pelaksanaan fungsi BPPSPAM adalah melaksanakan evaluasi


terhadap standar kualitas dan kinerja pelayanan penyelenggaraan SPAM yang
dilaksanakan oleh PDAM.
Evaluasi kinerja PDAM dilaksanakan secara rutin dan setiap tahunnya
menghasilkan penilaian PDAM yang memiliki kinerja sehat, kurang sehat dan
sakit.
Laporan hasil evaluasi kinerja PDAM ini merupakan hasil evaluasi kinerja
yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
dan dikompilasi oleh BPPSPAM terhadap PDAM yang ada di kabupaten/kota di
Indonesia.
Evaluasi kinerja PDAM merupakan kegiatan penilaian dan pengukuran tiap-
tiap aspek penilaian kinerja sehingga dapat diketahui kualitas dan capaian
kinerja PDAM dalam memberikan pelayanan penyediaan air minum kepada
masyarakat.
Evaluasi kinerja PDAM merupakan salah satu upaya untuk melihat dan
mengukur tingkat kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan,
sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dan efektifitas pengelolaan PDAM
yang bersangkutan.
13
STRUKTUR
STRUKTUR ORGANISASI
ORGANISASI BPPSPAM
BPPSPAM

1) Bagian Umum dan Informasi


Melaksanakan pelayanan administrasi
ketatausahaan, organisasi dan
tatalaksana, kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, pengelolaan rumah
tangga BPPSPAM, penyiapan laporan,
serta pengelolaan data dan
informasi.

2) Bidang Kajian Kebijakan &


Program
Melaksanakan kajian dan menyiapkan
usulan kebijakan dan strategi, serta
usulan program penyelenggaraan
pengembangan SPAM.

3) Bidang Pemantauan dan Evaluasi


Kinerja Pelayanan
4) Bidang Analisis Keuangan, Investasi, dan Promosi Melaksanakan pemantauan dan
evaluasi penerapan standar kualitas
Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan analisis terhadap dan kinerja pelayanan
keuangan, formulasi tarif dan penyesuaiannya, pembiayaan, dan penyelenggaraan pengembangan
ketentuan tentang penyerahan/ambil alih aset SPAM yang SPAM, serta pemantauan dan evaluasi
tertuang dalam perjanjian kerjasama investasi serta membantu terhadap pemenuhan perjanjian
melaksanakan promosi investasi pengembangan SPAM. 14 penyediaan air minum.
AUDIT KINERJA PDAM
TUJUAN:
Penilaian atas pencapaian kinerja PDAM
dan memberikan saran perbaikan dalam
upaya peningkatan kinerja perusahaan
(BPKP, 2013)

Pelaksana
Persiapan Pelaporan
an
Tahap Persiapan Audit Kinerja

Tahap persiapan audit kinerja meliputi:


Pengumpulan informasi umum dalam pengenalan atas kegiatan yang
diaudit. Informasi yang dikumpulkan meliputi:
a.Struktur Organisasi PDAM;
b.Peraturan perundangan yang relevan berkaitan dengan pelaksanaan
operasional PDAM;
c. Tujuan, visi, misi, sasaran, strategi dan kegiatan usaha yang dimuat
dalam Corporate Plan maupun Business Plan;
d.Sistem dan prosedur yang diterapkan di PDAM;
e.Data keuangan meliputi Laporan Keuangan, RKAP, Laporan
Manajemen;
f. Informasi lainnya yang relevan.
. Pengidentifikasian aspek manajemen atau bidang masalah yang
menunjukkan kelemahan dan perlu dilakukan lebih lanjut;
. Pembuatan ikhtisar hasil kegiatan persiapan audit kinerja
Tahap Persiapan Audit Kinerja

Langkah kerja yang dilakukan adalah:


Lakukan pembicaraan atau wawancara dengan pejabat, staf,
maupun pegawai PDAM menyangkut kelemahan-kelemahan yang
belum ada penyelesaiannnya;
Lakukan pengamatan atau observasi fisik;
Lakukan penelaahan atas laporan manajemen;
Lakukan penelaahan atas laporan hasil audit tahun sebelumnya;
Lakukan penelaahan terhadap ketentuan perundangan yang
berlaku;
Lakukan penelaahan terhadap penerapan SOP (Standar
Operasional Prosedur);
Buat simpulan.
Tahap Pelaksanaan Audit Kinerja

A. Penilaian Kinerja berdasarkan Kepmendagri 47/1999


Indikator Kinerja yang dipakai yaitu menggunakan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tanggal 31 Mei 1999 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, dengan
kriteria sebagai berikut :
KRITERIA NILAI
Baik sekali > 75
Baik > 60 s/d 75
Cukup > 45 s/d 60
Kurang > 30 s/d 45
Tidak Baik <= 30
Tahap Pelaksanaan Audit Kinerja
A. Penilaian Kinerja berdasarkan Kepmendagri 47/1999 (lanjutan)
Prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
1. Lakukan Penilaian Kinerja sesuai indikator utama dalam Kepmendagri 47/1999 untuk 30
(tiga puluh) indikator yang dikelompokkan dalam tiga aspek yaitu aspek keuangan,
operasional dan administrasi. Untuk informasi yang berkaitan dengan keuangan, data yang
dipergunakan adalah data yang berasal dari laporan keuangan PDAM baik audited maupun
unaudited.
a. Aspek Keuangan (10 indikator), diantaranya Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif, Rasio
Laba terhadap Penjualan, Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar, Rasio Utang Jangka
Panjang terhadap Total Utang, dsb.
b. Aspek Operasional (10 indikator), diantaranya Cakupan Pelayanan, Kualitas Air Distribusi,
Kontinuitas Air, Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi, Tingkat Kehilangan Air, dsb.
c. Aspek Administrasi (10 indikator), diantaranya Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan),
Rencana Organisasi dan Uraian Tugas, Prosedur Operasi Standar, Gambar Nyata Laksana
(As Built Drawing), Pedoman Penilaian Kerja Karyawan, dsb.
2. Lakukan wawancara dengan pihak manajemen untuk mendapatkan informasi atas upaya
manajemen berupa kegiatan yang segera (action plan) untuk memperbaiki kinerja PDAM
khususnya yang memperoleh predikat kurang dan tidak baik.
Tahap Pelaksanaan Audit Kinerja
B. Pengukuran Tingkat Kesehatan PDAM berdasarkan indikator BPPSPAM
menggunakan indikator sesuai Keputusan Ketua BPPSPAM Nomor 002/KPTS/K-
6/IV/2010 tentang Penilaian Kinerja Pelayanan Penyelenggaraan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum.
Pengukuran tersebut meliputi empat aspek yaitu aspek keuangan, pelayanan,
operasional dan sumber daya manusia.
Apabila PDAM telah melakukan sendiri pengukuran tingkat kesehatan (self assessment)
maka lakukan reviu terhadap nilai input dan hasilnya.
Apabila PDAM belum melakukan self assessment maka lakukan perhitungan tingkat
kesehatan dengan kriteria yang dijabarkan lebih lanjut dalam Lampiran Perhitungan
Tingkat Kesehatan Berdasarkan Indikator BPPSPAM. Kriteria tingkat kesehatan
BPPSPAM adalah sebagai berikut:

KRITERIA TOTAL NILAI


Sehat > 2,8
Kurang Sehat 2,2 s/d 2,8
Sakit < 2,2
Tahap Pelaksanaan Audit Kinerja
B. Reviu atas Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP)
Reviu dimaksudkan untuk mengetahui capaian kinerja perusahaan serta prestasinya
apabila dibandingkan dengan tolok ukurnya.
Tujuan reviu atas penyusunan dan pelaksanaan RKAP adalah:
a. Untuk memperoleh keyakinan bahwa RKAP telah disusun sesuai dengan
ketentuan Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang
Pedoman Sistem Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) khususnya
Bagian VI Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
b. Untuk memperoleh keyakinan bahwa Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) telah dipedomani dan dilaksanakan dalam seluruh aspek kegiatan
perusahaan, baik dari segi keuangan maupun operasional.
a. Untuk memperoleh keyakinan bahwa RKAP disusun berdasarkan Rencana
Jangka Menengah Perusahaan (Corporate Plan) dengan mempertimbangkan
perencanaan pengembangan sistem penyediaan air minum yang ada dalam Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Pemerintah Kabupaten/Kota.
Tahap Pelaksanaan Audit Kinerja
B. 1. Reviu atas Penyusunan RKAP
Data dan informasi yang yang harus diperoleh dalam tahapan ini adalah:
a. Kesesuaian proses penyusunan RKAP dengan pedoman yang berlaku / kriteria yang berlaku.
b. Hasil reviu terhadap proses penyusunan RKAP.
.Prosedur pemeriksaannya sebagai berikut:
1. Lakukan analisis untuk memperoleh keyakinan bahwa penyusunan RKAP telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Kepmeneg Otoda No. 8 Tahun 2000.
2. Pastikan bahwa RKAP beserta revisinya telah mendapat persetujuan dari Badan/Dewan
Pengawas PDAM.
3. Lakukan analisis dan pastikan bahwa penyusunan RKAP telah dilakukan dengan
mempertimbangkan dasar-dasar sebagai berikut:
a. Disusun berdasarkan Rencana Jangka Menengah Perusahaan (Corporate Plan) dengan
mempertimbangkan perencanaan pengembangan sistem penyediaan air minum yang ada
dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Pemerintah Kabupaten/Kota.
b. Disusun dengan memperhatikan masukan dari masing-masing bagian dan/atau cabang,
realisasi tahun-tahun tahun sebelumnya, dan estimasi tahun berjalan yg dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Buat simpulan hasil reviu.
Tahap Pelaksanaan Audit Kinerja

B. 1. Reviu atas Pelaksanaan RKAP


Data dan informasi yang yang harus diperoleh dalam tahapan audit ini adalah:
a. Perbandingan realisasi dengan anggarannya untuk setiap unsur.
b. Penjelasan/uraian terhadap sebab dan akibat bila terjadi penurunan/kenaikan
yang signifikan dari setiap unsur pendapatan dan beban.
. Prosedur pemeriksaannya sebagai berikut:
1. Lakukan analisis capaian tahun berjalan perusahaan terhadap unsur-unsur di
dalam RKAP dan lakukan perbandingan dengan RKAP, meliputi: Perbandingan
Perhitungan Laba Rugi tahun berjalan dengan RKAP, Pendapatan Usaha, Beban
Usaha, Pendapatan dan Beban Di Luar Usaha, Produksi, Penjualan dan Kehilangan
Air, Pembelian/Pengadaan Persediaan, Investasi.
2. Peroleh, penjelasan, penyebab dan akibat apabila terdapat realisasi capaian tahun
berjalan yang memiliki perbedaan (di atas/di bawah) yang cukup signifikan jika
dibandingkan dengan RKAP.
3. Buat simpulan hasil audit.
Tahap Pelaksanaan Audit Kinerja

C. Reviu Atas Kinerja Operasional


pencapaian cakupan pelayanan,
menganalisis kapasitas produksi,
menilai pencapaian 3K (Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas),
mengidentifikasi penyebab Air Tanpa Rekening/Non Revenue Water
(NRW),
menilai Perhitungan Tarif Air dan Harga Pokok Air,
menilai kapasitas produksi,
mengidentifikasi ketersediaan sumber air baku,
memantau utang kepada Pemerintah Pusat,
mengidentifikasi bentuk penyertaan pemerintah pusat maupun daerah
yang belum ditetapkan statusnya, serta
menginformasikan kejadian penting yang terjadi tahun 2013.
Tahap Pelaksanaan Audit Kinerja

C. Reviu Sistem Pengendalian Intern


Reviu sistem pengendalian intern dalam audit kinerja PDAM dilakukan
dengan menilai lima komponen pengendalian intern menurut COSO
(Lingkungan pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian,
Informasi dan Komunikasi, dan Pemantauan)
Langkah kerja pengujian pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1. Pelajari sistem pengendalian intern yang ada di PDAM dengan
mempergunakan tools yang sesuai seperti kuesioner pengendalian intern
(ICQ), wawancara, reviu dokumen dan lain-lain;
2. Identifikasi kelemahan yang ada dan diskusikan dengan pihak PDAM
untuk mencari penyebabnya;
3. Susun rekomendasi perbaikan yang diperlukan atas komponen
pengendalian yang masih memerlukan perbaikan;
4. Buat simpulan hasil reviu atas Komponen Pengendalian Intern
LAPORAN HASIL AUDIT
KINERJA PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM
(PDAM)
KABUPATEN BIMA
TAHUN BUKU 2012
LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN BIMA
TAHUN BUKU 2012

Bab I SIMPULAN DAN Bab II URAIAN HASIL AUDIT


SARAN 1. Dasar Audit
1. Simpulan 2. Sifat dan Cakupan Audit
Kinerja PDAM 3. Informasi Umum
Aspek Kesehatan 4. Hasil Audit
Penyusunan dan a. Laporan Keuangan PDAM
Pelaksanaan RKAP b. Penilaian Kinerja berdasarkan
Cakupan Kepmendagri 47/1999
Pelayanan c. Pengukuran Tingkat Kesehatan
Kualitas, Kuantitas berdasarkan BPPSPAM
dan Kontinuitas d. Penyusunan dan Pelaksanaan RKAP
(3K) Air e. Kinerja Operasional:
dst.. Cakupan Pelayanan
Hal-hal Lainnya Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas
yang perlu (3K) Air
Mendapat Dst.
Perhatian Hal-hal Lain yg perlu Mendapat
1. DASAR AUDIT
Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen, sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 64 Tahun 2005;
Surat Menteri Pekerjaan Umum Nomor
UM.01.01-Mn/405, tanggal 21 November
2006 perihal Audit Kinerja PDAM;
Surat Tugas Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat Nomor ST-328
/PW23/4/2013 tanggal 22 April 2013.
2. SIFAT DAN CAKUPAN
AUDIT
Tujuan audit Kinerja PDAM
adalah penilaian atas capaian
kinerja PDAM tahun 2012 dan
memberikan rekomendasi
perbaikan dalam upaya
peningkatan kinerja
perusahaan.
Cakupan audit kinerja ini
adalah Kinerja PDAM Tirta Bumi
Wibawa Kota Sukabumi tahun
3. INFORMASI UMUM

a. Uraian Ringkas Perusahaan


1. Pendirian
2. Data Umum
b. Tujuan dan Fungsi Perusahaan
c. Struktur Organisasi
a. Laporan Keuangan PDAM

Laporan keuangan PDAM Kabupaten


Bima untuk Tahun Buku 2012 belum
diaudit oleh auditor independen.
Tanggung jawab auditor audit kinerja
khususnya untuk penilaian aspek
keuangan hanya sampai pada angka-
angka yang disajikan oleh manajemen
dan dengan demikian, penilaian tingkat
kinerja maupun tingkat kesehatan
PDAM dapat berubah tergantung dari
hasil audit atas laporan keuangan oleh
auditor independen.
b. Penilaian Kinerja PDAM berdasarkan
Kepmendagri Nomor 47/1999

Hasil penilaian atas kinerja PDAM


Kabupaten Bima untuk tahun 2012
adalah 39,50 dengan kategori
Kurang sedangkan untuk tahun
2011 adalah 42,79 dengan kategori
Kurang Rincian nilai capaian
kinerja
Aspek tahun 2012Nilai
Nilai 2012 dan2011
2011Naik/
adalah
(turun)
sebagai berikut:
Keuangan 21,75 22,50 (0,75)
Operasional 11,91 13,62 (1,71)
Administrasi 5,83 6,67 (0,84)
Jumlah 39,50 42,79 (3,29)
c. Pengukuran Kesehatan
berdasarkan indikator BPPSPAM
Tingkat kesehatan PDAM Kabupaten Bima yang dinilai
berdasarkan indikator BPPSPAM untuk Tahun 2012,
tergolong Sakit dengan capaian skor sebesar 1.865,
hal tersebut disebabkan oleh:
Aspek Keuangan, Sampai dengan tahun buku 2012,
perusahaan terus mengalami kerugian.
Aspek Pelayanan, cakupan pelayanan teknis PDAM
Kabupaten Bima masih rendah, kondisi tersebut
diperlambat dengan rendahnya pertumbuhan
pelanggan setiap tahun.
Aspek Operasi, tingkat kehilangan air PDAM
Kabupaten Bima masih tergolong tinggi diatas tingkat
kebocoran yang dapat ditoleransi yaitu 20%.
Aspek SDM, terjadi peningkatan rasio jumlah pegawai
dibanding jumlah pelanggan sebesar 1,82
dibandingkan tahun 2011 sebesar 12,00.. Selain itu
d. PENYUSUNAN DAN
PELAKSANAAN RKAP
PDAM Kabupaten Bima sudah menyusun
RKAP, tetapi belum sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Otonomi
Daerah Nomor 8 Tahun 2000, yaitu RKAP
hanya berisi rencana anggaran
perusahaan dan RKAP tidak memuat
indikator kinerja kunci.
Realisasi pendapatan usaha di bawah
anggarannya sebesar 14,99%, Realisasi
biaya usaha di bawah anggarannya
sebesar 4,51%.
5. KINERJA
OPERASIONAL
1. Cakupan pelayanan
9,07 % dari jumlah penduduk, 13,60 % dari jumlah
penduduk wilayah teknis
2. Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas (3K) Air
Kualitas belum memenuhi Permenkes
Kuantitas sudah memenuhi (untuk RT diatas 10
M3/bulan)
Kontinuitas 18,68 jam per hari
3. Air Tanpa Rekening/Non Revenue Water (NRW)
NRW produksi sebesar 1,72 %.
NRW distribusi sebesar 71,51%, standar 20%
4. Perhitungan Tarif Air dan Harga Pokok Air
Rata-rata harga jual (tarif) air sebesar Rp 3.949,58/M3,
harga pokok air sebesar Rp 1.733,99/M3
5. KINERJA OPERASIONAL
(cont)
5. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi terpasang 10.059.984 M3,
kapasitas yang dapat dimanfaatkan (kapasitas riil)
sebesar 7.269.048 M3 (72,26%).
6. Ketersediaan Air Baku
Dari 24 titik sumber air baku dengan kapasitas total
1.598 lt/dt, kapasitas terpasang hanya 279 lt/dt.
7. Penyertaan Pemerintah Yang Belum
Ditetapkan Statusnya (PPYBDS)
PPYBDS sebesar Rp.18.576.472.362,88, sebesar
Rp1.772.785.522,88 tidak dapat ditelusuri rinciannya
8. Utang PDAM kepada Pemerintah Pusat
Belum ikut restrukturisasi utang pemerintah pusat,
karena belum mengajukan business plan
5. KINERJA
OPERASIONAL (cont)
9. Hal-Hal Lain yang Perlu Diperhatikan
(9.1) Peristiwa Penting Sampai Saat
Audit
terdapat penjualan air ke PT Koja dan
pelanggan lain yang tidak terpantau oleh
bagian hubungan langganan
sekurangkurangnya senilai Rp17.525.000,00
dan Rp2.170.000,00 yaitu penjualan air yang
tidak dilaporkan oleh supir pengantar air ke
bagian hubungan langganan.
5. KINERJA OPERASIONAL
(cont)
(9.2) Pengendalian Intern
Unsur Lingkungan Pengendalian belum memadai, antara lain
penegakan aturan belum sepenuhnya dilaksanakan, tidak
dilakukannya penilaian terhadap kinerja pegawai, struktur
organisasi belum sesuai dengan kebutuhan, serta penerapan
kebijakan & praktek sumber daya manusia belum memadai;
Unsur Penilaian Risiko, antara lain perusahaan belum memiliki
kebijakan manajemen risiko sehingga belum melakukan
penaksiran atas risiko-risiko yang mungkin dihadapi,
mengindentifikasi faktorfaktornya, menetapkan risiko yang
berpengaruh signifikan, dan melakukan pemetaan baik pada
tingkat entitas maupun aktivitas;
Unsur Aktivitas Pengendalian, yaitu belum disusunnya SOP
secara menyeluruh dan belum memiliki indikator kinerja kunci;
Unsur informasi dan komunikasi kurang memadai yaitu
pelaporan cabang ke kantor pusat tidak tertib, tidak semua
cabang mengirimkan laporan bulanan keuangan dan teknik ke
kantor pusat;
Unsur Monitoring belum memadai yaitu Perusahaan belum
5. KINERJA
OPERASIONAL (cont)
(9.3) Hal-hal Lainnya yang perlu Mendapat Perhatian
Perda tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PDAM
Kabupaten Bima Tidak Relevan dengan Aturan yang
Berlaku.
Pengendalian penjualan air melalui mobil tanki air tidak
memadai.
Pengendalian persediaan tidak memadai.
Pengelolaan kas tidak memadai.
Terdapat Piutang Pegawai yang belum tuntas
penyelesaiannya
Kantor Cabang PDAM tidak menyelenggarakan pelaporan
secara tertib.
Direksi memperoleh penghasilan ganda.
SARAN
1) Berkoordinasi dengan Badan Pengawas PDAM untuk mengajukan usulan
revisi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1994 kepada Bupati sehingga
sesuai dengan aturan yang berlaku.
2) Menyusun standar operasi dan prosedur pengelolaan penjualan air
melalui mobil tangki air
3) Memperbaiki dan mengamankan watermeter di outlet pengisian air di
Kantor Pusat.
4) Menutup outlet pengisian tangki air di Penaraga dan memusatkan
pengisian tangki air hanya di Kantor Pusat.
5) Melalui Direktur Umum agar memerintahkan kepala seksi gudang
segera membuat kartu barang dan mengadministrasikan persediaan
barang bekas.
6) Membuat aturan batasan dan syarat-syarat pengeluaran panjar
7) Menyusun SOP pengeluaran kas tunai dan bank
8) Mengupayakan penagihan terhadap piutang pegawai yang belum
tuntas dengan menegakkan aturan sesuai aturan yang berlaku
9) Meningkatkan pembinaan terhadap kepala cabang dan memberikan
sanksi sesuai aturan yang berlaku kepada kepala cabang yang tidak
membuat dan mengirimkan laporan bulanan keuangan dan teknik.
10)Berkoordinasi dengan Badan Pengawas untuk mengusulkan kepada
Bupati Bima perubahan skema gaji Direksi dengan komponen gaji
sesuai dengan aturan yang berlaku
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai