Fil-Pcsla 2010

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 39

FILSAFAT

Mempertanyakan substansi/objek yang


diselidiki serta menempatkan objek
pengamatan untuk difahami secara UTUH.
Ilmu yang lain hanya difahami SATU SISI
ILMU LAINNYA

Filsafat Manusia (objek material) :


menjangkau apa/siapa manusia secara utuh
Ilmu Psikologi (objek formal) : hanya menilik
manusia dari satu sisi/aspek/kebutuhan :
kejiwaan
MELALUI FILSAFAT
Seseorang dapat :
1. Mencari
2. Menemukan

Kenyataan/Kebenaran

Yang Utuh, Integral dan


Multidimensi
FILSAFAT ILMU
Penyelidikan tentang

1. Ciri pengetahuan ilmiah


2. Bagaimana memperoleh

FILSAFAT meletakkan dasar dasar suatu


pengetahuan
PENGERTIAN FILSAFAT DAN
FILSAFAT PANCASILA
Pengertian Filsafat
Istilah filsafat secara etimologis merupakan
padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy
(Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani
(philosophia).
Kata philosophia merupakan kata majemuk yang
terususun dari kata philos atau philein yang berarti
kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang
berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan,
pengetahuan.
Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti
mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau
mencintai pengetahuan.
Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan
kebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-
macam yang berbeda satu dari yang lainnya.
Istilah philosophos pertama kali digunakan oleh
Pythagoras.
Ketika Pythagoras ditanya, apakah engkau seorang

yang bijaksana?
Dengan rendah hati Pythagoras menjawab, saya

hanyalah philosophos, yakni orang yang mencintai


pengetahuan.
Ada dua pengertian filsafat, yaitu:
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai
pandangan hidup
Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti
produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti
praktis.
Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-
hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
bagi bangsa Indonesia.
Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan
pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan
ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai
refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan
dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah
yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).
PANCASILA
SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat
dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif.
Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat

Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya


secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif.
Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-

gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya,


dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-
gejala itu.
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-
bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama
untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya,
antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran
dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran
tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan,
dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat
bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa
Indonesia.
Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat
memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem
filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme,
rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.
Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem
yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak
bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya
terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat
dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan
5;
Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai
sila 3, 4 dan 5;
Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan
menjiwai sila 4, 5;
Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan
menjiwai sila 5;
Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.
Inti sila-sila Pancasila meliputi:
Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan
gotong royong
Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang
lain yang menjadi haknya.
Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti
mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila
yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia,
melainkan juga bagi manusia pada umumnya.
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek
penyelidikan ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup
kesemestaan.
Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas landasan
Ontologis Pancasila, Epistemologis Pancasila dan
Aksiologis Pancasila.
ONTOLOGI
Azas dalam menetapkan batas/ruang lingkup wujud
yang menjadi objek penelaahan (objek ontologi/objek
formal pengetahuan) serta penafsiran hakekat realitas
(metafisika)nya
EPISTEMOLOGI
Azas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan
diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh
pengetahuan
AKSIOLOGI
Azas dalam menggunakan pengetahuan yang telah
diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan
A. FILSAFAT SBG. SUATU KEBIJAK-
SANAAN YANG RASIONAL DARI
SEGALA SESUATU

B. FILSAFAT SEBAGAI SUATU SIKAP


DAN PANDANGAN HIDUP
C. FILSAFAT SEBAGAI SUATU
KELOMPOK PERSOALAN

SBG.
SBG.PANDANGAN
PANDANGANHIDUP
FILSAFAT
FILSAFAT SBG. ILMU
SBG. ILMU
HIDUP
D. FILSAFAT SEBAGAI SUATU
KELOMPOK TEORI DAN SISTEM

E. FILSAFAT SBG. SUATU PROSES


KRITIS DAN SISTEMATIS DARI
SEGALA PENGETAHUAN
MANUSIA

F. FILSAFAT SBG. SUATU USAHA


UNTUK MEMPEROLEH
PANDANG-AN YANG
KOMPREHENSIF
LINGKUP
LINGKUP PENGERTIAN
PENGERTIAN FILSAFAT
FILSAFAT
A. FILSAFAT SBG. SUATU KEBIJAKSANAAN
YANG RASIONAL DARI SEGALA SESUATU

B. FILSAFAT SEBAGAI SUATU SIKAP DAN


PANDANGAN HIDUP
C. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK
PERSOALAN

FILSAFAT
D. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK
TEORI DAN SISTEM PEMIKIRAN

E. FILSAFAT SBG. SUATU PROSES KRITIS


DAN SISTEMATIS DARI SEGALA
PENGETAHUAN MANUSIA
F. FILSAFAT SBG. SUATU USAHA UNTUK
MEMPEROLEH PANDANGAN YANG
KOMPREHENSIF
DASAR ONTOLOGIS
DASAR ONTOLOGIS
PEMIKIRANTENTANG
PEMIKIRAN TENTANG
NEGARABANGSA,
NEGARA BANGSA,
MASYARAKATDAN
MASYARAKAT DAN
MANUSIA
MANUSIA

DASAREPISTEMOLOGIS
DASAR EPISTEMOLOGIS
PANCASILA
SEBAGAISUATU
SEBAGAI SUATU
SEBAGAI
PENGETAHUANINTERN
PENGETAHUAN INTERN
SISTEM FILSAFAT
STRUKTURLOGIS
STRUKTUR LOGISDAN
DAN
KONSISTEN
KONSISTEN
IMPLEMENTASINYA
IMPLEMENTASINYA

DASAR AKSIOLOGIS
DASAR AKSIOLOGIS
YANGTERKANDUNG
YANG TERKANDUNGDI DI
DALAMNYA,HIERARKHI
DALAMNYA, HIERARKHIDAN
DAN
STRUKTURNILAI
STRUKTUR NILAIDI
DI
DALAMNYAKONSEP
DALAMNYA KONSEPETIKA
ETIKA
YANGTERKANDUNG
YANG TERKANDUNGDI DI
DALAMNYA
DALAMNYA
DASAR ONTOLOGIS
DASAR ONTOLOGIS
PEMIKIRANTENTANG
PEMIKIRAN TENTANG
NEGARABANGSA,
NEGARA BANGSA,
MASYARAKATDAN
MASYARAKAT DANMANUSIA
MANUSIA

DASAR EPISTEMOLOGIS
DASAR EPISTEMOLOGIS
SEBAGAI SUATAU
SEBAGAI SUATAU
PANCASILA
PANCASILA PENGETAHUAN INTERN
PENGETAHUAN INTERN
SEBAGAI STRUKTUR LOGIS
STRUKTUR LOGIS DAN
DAN
SEBAGAI
SISTEM KONSISTEN
KONSISTEN
SISTEM FILSAFAT
FILSAFAT IMPLEMENTASINYA
IMPLEMENTASINYA

DASAR
DASAR AKSIOLOGIS
AKSIOLOGIS
YANG
YANG TERKANDUNG
TERKANDUNG DI DI
DALAMNYA,
DALAMNYA, HIERARKHI
HIERARKHI DAN
DAN
STRUKTUR
STRUKTUR NILAI
NILAI DI
DI
DALAMNYA
DALAMNYA KONSEP
KONSEP ETIKA
ETIKA
YANG
YANG TERKANDUNG
TERKANDUNG DI DI
DALAMNYA
DALAMNYA
ESENSI
ESENSI FILSAFAT
FILSAFAT
PANCASILA
PANCASILA

ESENSI
ESENSI NEGARA
NEGARA

DASAR
ONTOLOGIS
SUBJEK
SUBJEK PENDUKUNG
PENDUKUNG
NEGARA
NEGARA

HUBUNGAN
HUBUNGAN NEGARA
NEGARA
DNG.WARGANEGARA
DNG.WARGANEGARA
SUMBER
SUMBER
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN

SISTEM
SISTEMPENGETAHUAN
PENGETAHUAN
DASAR
EPISTEMOLOGIS
DASAR
DASARKEBENARAN
KEBENARAN
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN

CARA
CARAMENDAPATKAN
MENDAPATKAN
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN
1.
1. HAKIKAT
HAKIKAT NILAI
NILAI

DASAR
DASAR 2.
2. SUMBER
SUMBER NILAI
NILAI
AKSIOLOGIS
AKSIOLOGIS

3.
3. STRUKTUR
STRUKTUR
NILAI
NILAI
SUMBER HUKUM

FORMAL
FORMAL

SUMBER NILAI
NILAI
HUKUM

MATERIAL
MATERIAL

FAKTA
FAKTA
VALUE

NORM FACT
NILAI-NILAI
NILAI-NILAIHUKUM
HUKUMTUHAN,
TUHAN,HUKUM
HUKUMKODRAT,
KODRAT,HUKUM
HUKUMETIS,
ETIS,HUKUM
HUKUM
FILOSOFIS
FILOSOFISYANG
YANGTERKANDUNG
TERKANDUNGDALAM
DALAMPEMBUKAAN
PEMBUKAANUUD
UUD1945
1945

ALINEA I HUKUM
HUKUMKODRAT
KODRAT
HUKUM
HUKUMETIS
ETIS SUMBER BAHAN

ALINEA II CITA-CITA
CITA-CITA
KEMERDEKAAN
KEMERDEKAAN
DAN

ALINEA III HUKUM


HUKUMTUHAN
TUHAN
HUKUM
HUKUMETIS
ETIS

ALINEA IV SUMBER NILAI

HUKUM
HUKUMFILOSOFIS
FILOSOFIS SUMBER BENTUK
(PANCASILA)
(PANCASILA) DAN SIFAT

PELAKSANAAN HUKUM PELAKSANAAN


NEGARA HUKUMPOSITIV
POSITIV
TRANSFORMASI
TRANSFORMASI DINAMIS
DINAMIS DALAM
DALAM BIDANG
BIDANG
KENEGARAAN
KENEGARAAN DARI
DARI DASAR
DASAR FILSAFAT
FILSAFAT NEGARA
NEGARA

DASAR FILSAFAT
NEGARA

SISTEM POLITIK NEGARA


PENJABARAN DALAM PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DAN ASPEK NORMATIF LAINNYA
DALAM NEGARA

PELAKSANAANPRAKSIS
PELAKSANAAN PRAKSISDALAM
DALAM
BERBAGAIBIDANG
BERBAGAI BIDANGDAN
DANBERBAGAI
BERBAGAI
KEBIJAKSANAANDALAM
KEBIJAKSANAAN DALAM
PELAKSANAANPROGRAM-PROGRAM
PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM
NEGARA
NEGARA
FILSAFAT PANCASILA
UNIVERSAL NILAI
DASAR FILOSOFIS NILAI
NEGARA

DERIVASI BIDANG
KOLEKTIF KENEGARAAN NORMA
NORMA

KHUSUS REALISASI
REALISASI
PRAKSIS FAKTA
FAKTA
EMPIRIS PRAKSIS
SEBAB
SEBAB PERTAMA
PERTAMA
(KAUSA
(KAUSA PRIMA)
PRIMA)
TUHAN
TUHAN -- SGL.
SGL. Sesuatu
Sesuatu
SEBAB berasal
berasal dr
dr TUHAN
TUHAN
AKIBAT -- Manusia
Manusia berasal
berasal
dari
dari TUHAN
TUHAN
-- Negara
Negaraberasal
berasaldari
dari
TIDAK MANUSIA
MANUSIA manusia
manusia
LANGSUNG -- Negara
Negara Lembaga
Lembaga
kemanusiaan
kemanusiaan
-- Negara
Negara lembaga
lembaga
Kemasya-
Kemasya-
rakatan
rakatan
NEGARA
NEGARA
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN Kesesuaian
Kesesuaianhakikat
hakikatnegara
negaradengan
denganhakikat
hakikatabstrak
abstrak
TUHAN.
TUHAN.
Keseuaian
Keseuaiandalam
dalamarti
artisebab
sebabakibat
akibatyang
yangtidak
tidak
langsung.
langsung.
HAKIKAT
HAKIKAT KODRAT
KODRAT MANUSIA
MANUSIA
AKAL
AKAL
1.JIWA
RASA
RASA
SUSUNA
SUSUNA KEHENDAK
KEHENDAK
N
N
KODRAT
KODRAT Anorganis
Anorganis
MONO DUALIS
2. RAGA VEGETATIF
VEGETATIF
ANIMAL
ANIMAL
MONO
MONO
1. MAKHLUK
PLUR
PLUR SIFAT
SIFAT INDIVIDU
ALIS
ALIS KODRAT
KODRAT
MONO DUALIS 2. MAKHLUK
SOSIAL

KEDUKA 1. MAKHLUK PRIBADI


KEDUKA
NKODRA BERDIRI SENDIRI
NKODRA
T
MONO T
DUALIS
2. MAKHLUK TUHAN
MANUSIA YANG
BERKETUHANAN
YANG MAHA ESA

MEMBENTUK
PERSEKUTUAN
NEGARA

TUJUAN
TUJUAN
KEHIDUPAN MASYARAKAT
KEHIDUPAN MASYARAKAT
YANG BERKEADILAN
YANG BERKEADILAN
Pandangan
PandanganHidup
Hidup
bangsa
bangsa
(ideologi
(ideologinasional)
nasional)
Pandangan
Pandangan Hidup
Hidup
masyarakat
masyarakat Pandangan Hidup
Negara
(Ideologi negara)
KETERLIBATAN
KETERLIBATAN SUBJEK
SUBJEK
PENDUKUNG
PENDUKUNG IDEOLOGI
IDEOLOGI
DIPENGARUHI
DIPENGARUHI 33 HAL
HAL ::
LOGOS
Rasionalitas atau penalaran

PATHOS
Transformasi.

ETHOS
Kesusilaan
PEMBUKAAN UUD 1945 MEMENUHI
SYARAT ADANYA TERTIB HUKUM R.I.

Yang meliputi 4 Syarat yaitu :


1. Adanya kesatuan subjek yang mengandakan peraturan-peraturan
hukum.
2. Adanya kesatuan asas kerokhanian yang meliputi seluruh peraturan-
peraturan hukum.
3. Adanya kesatuan waktu di mana peraturan-peraturan hukum itu
berlaku.
4. Adanya kesatuan wilayah di mana kesatuan hukum itu berlaku
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN PEMBUKAAN
PEMBUKAAN UUD
UUD 1945
1945
DLM.
DLM. TERTIB
TERTIB HUKUM
HUKUM INDONESIA
INDONESIA
Pembukaan memberikan faktor-faktor mutlak bagi
1 adanya suatu tertib hukum indonesia.

2 Memasukkan diri di dalamnya sebagai keten-tuan hukum


tertinggi

Maka Pembukaan UUD 1945 secara hukum tidak bisa di ubah.


SIFAT MUTLAK HAKIKAT
a. Hak Kodrat -Kemerdekaan hak segala
I bangsa
-Bangsa terdiri dari manusia
b. Hak Moral
c. Peri Kemausiaan Wajib Kodrat
d. Peri Keadilan Wajib Moral

a. Perjuangan bgs. Indonesia


Hak Kodrat
Dan Hak Moral
II b. Bangsa Indo. Menentukan
Menjelmakan
nasibnya sendiri atas
kemerdekaan dlm.btk.
kedaulatan.
Suatu Negara
c. Cita-cita kenegaraan.
- Merdeka Satu negara
- Bersatu Negara Persatuan
Satu wilayah
Dan bangsa
- Berdaulat, adil dan makmur
a. Nilai religius Atas berkat rahmat Allah yang Maha
Kuasa
III b. Nilai moral
Didorong oleh keinginan Luhur
Memenuhi hak Kodrat.
Kembali proklamasi
c. pernyataan

a. Tujuan Khusus
- Melindungi segenap bgs.
Indonesia dan selrh tumpah
IV 1. Tujuan darah Indonesia
- Memajukan kesejahteraan
Negara
umum mencerdaskan
kehidupan bangsa

b. Tujuan umum
melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
2. Ketentuan diadakannya
UUD negara maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia. itu dlm suatu UUD Negara
Indonesia
3. Bentuk negara yang berbentuk
dalam suatu susunan negara R.I. yang berkeadilan rakyat
4. Dasar Kerokhanian
(filsafat) Negara yang berdasar
Kepada ..

Dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945


ALINEA Tidak Rangkaian peristiwa yang mendahului
I mempunyai terben-tuknya negara, dasar-dasar
II hubungan pemikiran/ latar belakang pendorong
III kausal
terwujudnya kemerdekaan Indonesia
IV organis
dalam wujud negara Indonesia
a. Mencakup beberapa segi
UUD ditentukan akan ada
Mempunyai Yang diatur dalam UUD ialah tentang
hubungan pembentukan pemerintahan. Negara
IV yang yang memenuhi pelbagai persyaratan
bersifat dan meliputi segala. Aspek
kausal dan penyelenggaraan negara.
organis Negara Indonesia berbentuk Republik
yang berkedaulatan Rakyat
Di tetapkannya dasar kerokhanian
Negara (Pancasila).
Dijabarkan
(dikongkri
ti-sasikan)
Etika
Etika Hukum
Hukum
Etika
Etika Bisnis
Bisnis
Etika
Etika
Lingkungan
Lingkungan
Etika
Etika Profesi
Profesi
Etika
Etika Politik
Politik
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS PANCASILA

PANDANGAN HIDUP BANGSA

KEPRIBADIAN BANGSA

FILSAFAT PANCASILA

IDEOLOGI NEGARA

DASAR NEGARA RI

NORMA PERATURAN PERUNDANGAN

HAK DAN KEWAJIBAN WNI

DEMOKRASI DAN HAM

ETIKA POLITIK

GEOPOLITIK INDONESIA
GEOSTRATEGI/KETAHANAN NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai