Oleh :
Wiwik Selviana, S.Ked
Pembimbing:
dr. Alfindra Tamin, Sp.S
Agama : Islam
Alamat : RT. 40 Lrg.Mangga Kel.Lingkar Selatan,
Jambi.
Pekerjaan : Wiraswasta
MRS : 21 Oktober 2015
DAFTAR MASALAH
DATA SUBYEKTIF (ANAMNESIS
TANGGAL 21 OKTOBER 2015)
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 37oC
Respirasi : 20x/menit
Status Internus
Kepala :
Mata : CA-/-, SI -/-,
Pupil : isokor, refleks cahaya (+)
Leher : Kelenjar thyroid tidak membesar, KGB
tidak membesar, tidak ada deviasi trachea, JVP 5-2
mmhg.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi
Jantung :
LANJUTAN...
Inspeksi : Ictus cordis tampak pada SIC V, 2 jari medial LMC sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V, 2 jari medial LMC sinistra,
tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas SIC II LPS sinistra
Batas kiri bawah SIC V LMC sinistra
Batas kanan atas SIC II LPS dextra
Batas kanan bawah SIC IV LPS dextra
Auskultasi : BJ I/II reguler, bising (-), gallop (-), murmur (-)
Paru :
Inspeksi : simetris, retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-)
Palpasi : fokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Paru kanan sonor = paru kiri
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan whezzing
(-/-), Ronkhi (-/-)
LANJUTAN...
Perut
Inspeksi : datar, luka operasi (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), tak teraba
massa, hepar lien tidak teraba
Perkusi : tymphani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) N
Alat kelamin : tidak diperiksa
Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-), CRT<2 dtk
kekuatan otot : 222 555
222 555
LANJUTAN...
Status Psikitus
Sulit dinilai
Status neurologikus
Kepala
Bentuk : Normochepal
Nyeri tekan : (-)
Simetri : (+)
Pulsasi : (-)
Leher
Sikap : Normal
Pergerakan : Normal
Kaku kuduk : (-)
LANJUTAN...
LANJUTAN...
LANJUTAN...
LANJUTAN...
LANJUTAN...
LANJUTAN...
LANJUTAN...
RINGKASAN
S : Pasien datang dengan keluhan adanya kelemahan
pada anggota gerak sebelah kanan sejak 1 hari
SMRS. Kelemahan pada anggota gerak atas dan
bawah sebelah kanan dirasakan sama berat, terjadi
secara tiba-tiba setelah makan malam. Sakit kepala
(+) sejak 3hari SMRS , penglihatan gelap dan
berbayang (+), mulut mencong ke sisi kiri (+),
bicara pelo (-), mual dan muntah tidak ada, kejang
(-), gangguan menelan (-), riwayat trauma kepala
(-), BAK dan BAB tidak ada keluhan. Riwayat
hipertensi dan gula darah ada sejak 5 tahun lalu,
tidak terkontrol. Os.pernah dirawat 3 yang lalu
dengan keluhan yang sama.
LANJUTAN...
O:
Kesadaran : Samnolen, GCS: 8 E:3 M:5 V: x
Tekanan darah : 210/120 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 37oC
Respirasi : 20 x/menit
A:
Diagnosa Klinis :- Hemiparese Dextra tipe spastik e.c suspek stroke hemoragik
- Hipertensi emergensi
-Afasia
-Penurunan kesadaran
Diagnosa Topis : Hemisfer cerebri dextra
Diagnosa Etiologi : Suspek Stroke Hemoragik et.causa hipetensi emergensi
SIRIRAJ STROKE SCORE (SSS)
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3
x petanda ateroma) -12
Keterangan :
Ateroma : 0 = tidak ada ; 1 = salah satu atau lebih : diabetes, angina, penyakit pembuluh darah
Rencana pemeriksaan :
Darah Rutin
CT Scan
Prognosis:
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad malam
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Jenis Kelamin
Riwayat keluarga
Diabetes melitus
Penyakit jantung
PATOFISIOLOGI STROKE
HEMORAGIK
VIDEO
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG STROKE HEMORAGIK
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Klinis Neurologis
3. Algoritma dan penilaian dengan skor stroke.
Tabel 3.4 Siriraj Stroke Score (SSS)
Catatan : 1. SSS > 1 = Stroke hemoragik
2. SSS < -1 = Stroke non hemoragik
4. Pemeriksaan Penunjang :
a) CT Scan
b) MRI Scan
c) CT Scan dengan Angiography
d) Conventional Angiogram
e) Carotid Doppler Ultrasound
f) Tes Jantung
g) Tes Darah
Tabel 3.6 Gambaran CT-Scan Stroke Infark dan Stroke Hemoragik
TATALAKSANA STROKE TERBAGI 2:
Penatalaksanaan umum:
a. Airway and breathing
Pasien dengan GCS 8 atau memiliki jalan napas yang tidak adekuat
atau paten memerlukan intubasi.
b. Circulation (Stabilisasi hemodinamik)
c. Pengontrolan gula darah
Beberapa data menunjukkan bahwa hiperglikemia berat terkait
dengan prognosis yang kurang baik dan menghambat reperfusi pada
trombolisis.
d. Pengendalian tekanan darah.
Pemberian terapi anti hipertensi diperlukan jika pasien memiliki
tekanan darah yang ekstrim (sistole lebih dari 220 mmHg dan
diastole lebih dari 120 mmHg). Target terapi penurunan TD sebesar
20-25% dari TD awal.
e. Pengendalian suhu tubuh
f. Pengontrolan kejang
LANJUTAN.
Penatalaksanaan khusus:
a. Terapi Trombolitik
NINDS (National Institute of Neurological Disorders and Stroke) di
Amerika Serikat, rt-PA diberikan dalam waktu tidak lebih dari 3 jam
setelah onset stroke, dalam dosis 0,9 mg/kg (maksimal 90 mg) dan 10%
dari dosis tersebut diberikan secara bolus IV.
b. Terapi Antikoagulan (warfarin/heparin).
c. Hemoreologi (Pentoxyfillinediberikan dalam dosis 16/kg/hari,
maksimum 1200 mg/hari dalam jendela waktu 12 jam sesudah
onset.
d. Antiplatelet (Aspirin)
e. Terapi Neuroprotektif.
f. Operasi
PROGNOSIS STROKE HEMORAGIK
Prognosis bervariasi bergantung pada tingkat keparahan
stroke dan lokasi serta ukuran dari perdarahan.
Pada pasien dengan GCS saat masuk >9, perdarahan
kecil dan tekanan nadi < 40 mmHg, maka probabilitas
hidupnya 98%. Tapi pada pasien dengan GCS saat
masuk 3 atau koma, perdarahan besar dan tekanan
nadinya >65 mmHg, maka probabilitas hidupnya 8%.
PENCEGAHAN
a) Mengatur pola makan yang sehat
b) Melakukan olahraga yang teratur
c) Menghentikan rokok
d) Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan
e) Memelihara berat badan yang layak
f) Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang
beresiko tinggi
g) Penanganan stress dan beristirahat yang cukup
h) Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter
dalam hal diet dan obat
i) Pemakaian antiplatelet
LANJUTAN
Pada pencehagan sekunder stroke, yang harus dilakukan
adalah pengendalian faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi, dan pengendalian faktor risiko yang dapat
dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat
TIA, dislipidemia, dan sebagainya.
ANALISA KASUS
Pasien Tn. ZK usia 73 tahun datang dengan keluhan adanya kelemahan pada
anggota gerak sebelah kanan sejak 1 hari SMRS. Kelemahan pada anggota
gerak atas dan bawah sebelah kanan dirasakan sama berat, terjadi secara
tiba-tiba sehabis makan malam tanpa disertai penurunan kesadaran. Saat
serangan pasien juga mengeluh sakit kepala berat yang sudah dirasakan pasien
sejak 3 hari SMRS, Sakit kepala tidak disertai dengan mual muntah, kejang (-).
pandangan gelap/berbayang (+). Setelah beberapa jam setelah kejadian pasien
mengeluh wajah sebelah kanan terasa kebas, kesemutan pada sisi yang lemah.
Kelemahan pada anggota gerak sebelah kanan dirasakan tidak sama berat. Pasien
tidak dapat mengungkapkan isi pikiran secara lisan, tulisan dan isyarat tetapi
pasien masih dapat mengerti isi pikiran orang lain secara lisan. Pasien tidak bisa
berbicara dengan jelas, hanya seperti bergumam, sudut mulut tidak simetris, sudut
sebelah kiri lebih tinggi sedikit dari sudut bibir sebelah kanan, bicara pelo (-).
Pasien memiliki riwayat perokok berat sehari bisa habis 1 bungkus rokok, Riwayat
hipertensi dan kencing manis (+) sejak lama tidak terkontrol, Riwayat sakit
jantung disangkal, Riwayat trauma dan Riwayat penyakit keluarga disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS
8(E3M5Vx), TD 210/120 mmHg dan tanda vital
lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan motorik,
pada lengan dan tungkai kanan pergerakan menurun,
kekuatan otot 2, hipertonus, eutrofi, refleks
fisiologis meningkat dan refleks patologis
babbinsky (+). Pada pemeriksaan sensibilitas dalam
batas normal. Dari anamnesis tersebut sesuai teori,
maka dibuat diagnosis klinis hemiparese dextra tipe
spastik susp.stroke hemoragik.
LANJUTAN...
Alogaritma Gajah Mada
Penderita Stroke Akut 1. penurunan kesadaran
2. sakit kepala
3. reflek patolgis positif
Pada pasien ini : Penurunan kesadaran (+), sakit kepala (+),
refleks patologi (+) Stroke hemoragik.
Pasien juga memenuhi Siriraj Stroke Score yaitu, penurunan
kesadaran (+), muntah (-), nyeri kepala (+), tekanan darah diastolic
tinggi (+), DM (+), Angina Pektoris (-), maka total skornya adalah
Jumlah : 2,5 + 0 + 2 + 12 (-3) 12 = 7.5 ( >1
perdarahan) dan termasuk dalam stroke hemoragik
Pasien diterapi dengan pemberian O2 kanul 3-4 liter, IVFD Nacl 0,9% dengan
tujuan untuk menjaga hemodinamik stabil agar tidak terjadi hipovelemik
ataupun hipervolemik, manitol infusion 4x125cc berfungsi untuk mengurangi
tekanan intrakranial, Aspilet tab 1x80mg sebagai antitrombolitik, Citicoline inj
2x500 mg sebagai neuroprotektor dan injeksi Ranitidin 2x 50 mg (iv) untuk
mencegah terjadinya stress ulcer, Amlodipin 1x10mg dan Captopril 2x25mg
sebagai vasopressor untuk menurunkan tekanan darah, dimana sesuai teori pada
kasus ini telah memenuhi kriteria untuk pemberian obat vasopressor yaitu jika
ditemukan adanya tanda-tanda peningkatan TIK, Riwayat cerebrovaskular
sebelumnya dan adanya keadaan hipertensi emergensi.
TERIMAKASIH