Pertemuan 9 Epidemiologi CVD Wahid
Pertemuan 9 Epidemiologi CVD Wahid
CARDIO-
VASCULAR
6,2 kali DISEASES
7.586.000
CANCER 4.057.000
2.830.000
1.607.000 1.125.000
883.000 CHRONIC
HIV/ RESPIRATORY
AIDS DISEASE
TB MALARIA
DIABETES
Page 4
Page 5
Page 6
Page 7
Indonesia;
HT 52,2% HT 46,5%
Stroke 13,6% Stroke 14,3%
Page 8
Page 9
Page 10
Faktor Risiko PJK & Stroke
Page 11
Faktor Risiko
1. Klinik
Pernah mengalami serangan jantung sebelumnya
Hipertensi
Diabetes Melitus (kencing manis), sindroma
metabolik
Merokok
Usia: pria >45 tahun, wanita >55 tahun
Sedentaritas
Penebalan dinding bilik kiri jantung
Page 12
Faktor Risiko
1. Klinik (lanjutan)
Obesitas (sentral)
Riwayat PJK dalam keluarga: pria < 55 tahun,
wanita< 65 tahun
Sleep apnea
Pengguna kokain
Hipotiroid
Penyakit ginjal kronik
Aneurisma aorta
Page 13
Faktor Risiko
2. Laboratorium
Peningkatan kadar kolesterol-LDL
Penurunan kadar Kolesterol-HDL (pria <40 mg/dl,
wanita < 50 mg/dl)
Peningkatan kadar Kolesterol total (> 200 mg/dl)
Peningkatan kadar CRP
Peningkatan kadar BNP
Page 14
Empat macam PJPD yang
mendapat perhatan
1. Aterosklerosis
2. Hipertensi
3. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
4. Penyakit Cerebrovaskuler (stroke)
Page 15
ATEROSKLEROSIS
Page 16
Aterosklerosis
Page 17
Page 18
Plak
Page 19
Akibat Aterosklerosis
Page 21
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Page 22
Penyakit Jantung Koroner
Page 23
Patofisiologi PJK
Jantung dialiri oleh arteri coronaria yang mensuplai
darah kebutuhan jantung sendiri. Gangguan pada
arteri inilah yang menyebabkan terjadinya penyakit
jantung koroner (PJK).
Penyakit ini berkaitan dengan gangguan suplai
darah pada otot otot jantung sehingga jantung
akan mengalami kekurangan darah yang
menimbulkan manifestasinya.
Page 24
Patofisiologi PJK
Page 25
Patofisiologi PJK
Page 26
Patofisiologi PJK
Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu gangguan yang
mengenai pembuluh darah yang disebut
arteriosklelorosis.
Hal ini berarti menjadi kekakuan dan penyempitan lubang
pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan atau
kekurangan suplai darah untuk otot jantung.
Keadaan ini akan menimbulkan apa yang disebut iskemia
miokard
Page 27
Patofisiologi PJK
Angina pectoris terjadi akibat adanya plaque atau fissure
yang mendasari pembentukan thrombus. Episode
iskemik disebabkan oleh sumbatan thrombus total
secara intermitten atau emboli bagian distal yang
tersusun oleh palet dan kolesterol yang terlepas dari
plaque
Infark miokard akut terjadi akibat oklusi pada koroner
sehingga terjadi nekrosis miokard akibat gangguan
suplai darah yang sangat kurang
Page 28
Riwayat Alamiah PJK
Page 29
Gejala PJK
1. Nyeri dada (angina pektoris)
Seperti tertekan benda berat
Seperti diperas
Dada terasa penuh
Dada terasa terbakar
Menjalar ke leher, bahu, rahang, belikat, ulu hati,
lengan kiri
Nyeri dada saat aktivitas, nyeri hilang jika istirahat atau
setelah pemberian nitrat
Page 30
Gejala PJK
2. Berdebar (palpitasi)
3. Mual dan muntah
4. Keringat banyak
5. Sesak
6. Pucat
7. Takut
Page 31
Faktor Risiko
1. Hipertensi
- Hasil studi Framingham:
TD 160/95 mmHg, risiko terkena PJK 5x TD 110/90 mmHg
DM + HT risiko terkena PJK 2x daripada non DM
HT lebih sering ditemukan1,6 kali pada PJK dibandingkan
tanpa HT
2. Kolesterol
- LDL (Low Density Lipoprotein) bersifat atherogenik.
- HDL (High Density Lipoprotein) bersifat protektif terhadap
PJK.
3. Rokok
- Merokok kadar HDL Cholesterol.
- Resiko PJK 70% > bukan perokok.
- tergantung pada: jumlah rokok yang dihisap, lama merokok
Framingham study : > 30 batang / hari 3-5x risiko PJK
> 40 batang /hari 6,5 risiko PJK
Page 32
Faktor Risiko (contd)
Page 33
Tabel 2 Hasil penelitian MRFIT terhadap 347.978 pria berusia antara 35 - 57 t
Page 34
Pencegahan PJK
Tujuan: menurunkan risiko penyakit jantung koroner dengan cara:
Page 35
Diet
Rendah lemak
Kaya serat
Sayuran hijau
Buah yang kaya vitamin C
Kaya asam lemak omega-3
Hindari fast food
Page 36
Stop Merokok
Stop merokok selama 5 tahun dapat menurukan risiko serangan jantung
sebanyak 50-70 %
Page 37
Olahraga
Olahraga aerobik
Menurunkan 30-50% risiko penyakit kardiovaskuler
Aktivitas fisik menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler
Olahraga mendadak pada individu sedentaritas meningkatkan risiko
serangan jantung
Olahraga reguler dan jangka panjang menurunkan aktivitas aterogenik
Page 38
Kontrol kadar kolesterol
Diet dan statin dapat menurunkan kadar kolesterol-LDL menurunkan
risiko serangan jantung sebanyak 30%
Statin stabilisasi Plak
Diet rendah lemak dapat memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah
Peningkatan kadar HDL > 60 mg/dl: efek protektif
Page 39
Medikamentosa
Aspirin dosis rendah
Statin
Oral anti diabetik/insulin
Oral anti hipertensi
Vitamin / antioksidan
Page 40
Pencegahan Primer dan Upaya
Promotif
Pencegahan primer dan upaya promotif bertujuan
untuk mencegah terjadinya proses patologis yang
mendasari penyakit jantung koroner.
Pencegahan primer pada penyakit jantung koroner
terutama untuk :
- Mencegah timbulnya aterosklerosis,
dengan cara memberantas faktor-faktor risiko
- Mencegah timbulnya hipertensi dengan
membatasi konsumsi garam
Page 41
Pencegahan Primer dan Upaya
Promotif
Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat
luas mengenai faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner.
Meningkatkan pembinaan pola hidup sehat (kebersihan
perorangan dan lingkungan, tidak merokok, memeriksakan
tekanan darah secara teratur, makanan seimbang,
menjaga berat badan ideal, mengendalikan stres dan
olahraga teratur)
Perbanyak pengkonsumsian makanan yang mengandung
serat alami.
Kurangi makanan yang berlemak tinggi seperti daging
berlemak, jeroan, kuning telur, dan lain-lain
Kurangi pengkonsumsian garam
Meningkatkan upaya memperbaiki lingkungan hidup.
Page 42
Pencegahan sekunder dan tersier
Page 43
Pencegahan Sekunder
Pada penyakit jantung koroner :
- Penggunaan aspirin dan meneruskan
penanggulangan faktor risiko
- Menyebarluaskan informasi tentang tanda-
tanda serangan jantung.
- Memperbanyak orang yang mampu
melakukan bantuan hidup dasar (Resusitasi).
Pada hipertensi :
- Penggunaan obat-obatan dan meneruskan
penanggulangan faktor risiko.
Page 44
STROKE
Page 45
EPIDEMIOLOGI STROKE
(Cerebrovascular accident/CVA)
Pengertian stroke:
Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi
secara akut dengan tanda klinis fokal maupun global
yang terjadi lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian yang disebabkan oleh karena gangguan
peredaran darah otak (kriteria WHO).
Klasifikasi stroke:
1. Iskemia-Infark Serebral
Oklusi trombotik
Oklusi Embolik (arteri ke arteri, kardigenik)
2. Perdarahan Intrakranial
Perdarahan Intraserebral
Perdarahan Subarakhnoid
Page 46
Page 47
gambar 1. Stroke Hemoragik
Page 50 50
Biasanya : stroke diartikan sebagai kondisi akut
yang parah sebagai manifestasi gangguan
cerebrovaskuler
Page 51 51
Proses patologis tersebut diatas memberikan akibat
pada otak :
Ischaemia dengan atau tanpa infark
Hemorrhagia desakan
Page 52 52
SINDROMA STROKE
Page 55 55
ASPEK EPIDEMIOLOGIS
Haemorrhagia/perdarahan
430. Subarachnoid haemorrhage
431. cerebral haemorrhage
Obstruksi
432. Occlusion of pre-cerebral arteries
433. Cerebral thrombosis
434. Cerebral embolism
435. TIA (transient cerebral ischaemia)
Page 56 56
PENENTUAN INSIDENS DAN PREVALENS STROKE
Page 57 57
MORTALITAS
Page 59 59
Mortalitas berdasarkan umur, sex, ras dan pekerjaan
Diagnosis:
- gejala klinis
- pemeriksaan penunjang:
CT (Computed Tomography) scan, MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
Page 63
Page 64
Pencegahan
1. Pencegahan primer
Health education (faktor risiko dan tanda,
gejala stroke)
Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
gaya hidup yang berkaitan dengan faktor
risiko
2. Pencegahan sekunder
Pengobatan yang tepat sesuai tipe strokenya.
3. Pencegahan tersier
rehabilitasi
family support
Page 65
Page 66