Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN HEWAN PERCOBAAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


PENDAHULUAN
Evaluasi nilai biologis pangan dapat dilakukan
secara in vivo dan in vitro.
In vivo = bioassay, dilakukan dengan manusia
atau hewan percobaan.
In vitro = dilakukan di luar tubuh, dan meniru
kondisi di dalam tubuh.
Hewan Percobaan
Alasan menggunakan hewan percobaan:
1. Banyak penelitian dalam ilmu gizi tidak dapat dilakukan
langsung pada manusia.
2. Hasil percobaan diekstrapolasi ke manusia dan diterima
sebagai asas untuk menerangkan fenomena pada
manusia sehingga dapat digunakan sebagai patokan
untuk menyusun kebutuhan gizi.
3. Ekstrapolasi didasari anggapan : semua sel mempunyai
sifat yang sama dalam hal susunan kimia, metabolisme,
struktur, fungsi kimia enzim, dll.
4. Ekstrapolasi harus dilakukan secara hati-hati karena ada
variasi biologis antar spesies.
5. Pengujian pangan yang belum diketahui keamanannya,
sehingga kita tidak perlu trial-eror dalam novel food.
Hewan percobaan
Penelitian di luar negeri banyak menggunakan
hewan percobaan, dan di Indonesia umumnya
penelitian epidemiologi.
Sudah saatnya Indonesia banyak
menggunakan hewan percobaan, karena
dalam industri makanan sering digunakan zat
pemacu tumbuh, isektisida, pengawet dan
pewarna, sehingga bisa saja berdampak
negatif bagi kesehatan.
Lanjutan..
Akan tetapi, penggunaan hewan percobaan
tidak jarang memeliki kelemahan, antara lain :
1. Hasil yang diperoleh tergantung kepada
kelengkapan zat-zat gizinya.
2. Pengijian di lab dilakukan dalam kondisi yang
baku, berbeda dengan diluar lab.
3. Hasil ekstrapolasi ke manusia tidak selalu
valid.
4. Tipe pengujian yang berbeda akan
memberikan nilai mutlak yang berbeda.
Modifikasi hewan percobaan
1. Modifikasi lingkungan mikroba
sehingga bebas dari semua
mikroba atau mikroba tertentu.
a. Germ-free (axenic) animal :
kondisi steril dan operasi cesar
menjelang kelahiran. Bayi
dipelihara dalam insulator, diberi
makanan artifisial yang steril.
b. Pathogen-free animal : hanya
bebas dari mikroba pathogen.
c. spesific pathogen-free : hanya
bebas dari mikroba pathogen
tertentu dan parasit.
Lanjutan..

2. Modifikasi melalui teknik breeding


(inbreeding)
a. Dilakukan sampai diperoleh inbret strain
(karakternya 99% sifatnya sama)
b. Dilakukan menggunakan sejumlah generasi
(misal 20 generasi) sehingga semua sifat
yang diinginkan ada pada sebagian besar
hewan.
Cth : tidak berambut, memiliki tekanan
darah tinggi, realtif terhadap kanker,
diabetes melitus, dll
3. Modifikasi operasi dan fisiologis
Pembuangan seluruh/sebagian kelenjar,
Hewan percobaan
Asas yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hewan
percobaan.
1. Penelitian harus diutamakan untuk masalah orang banyak.
2. Hasil penelitian harus dapat memberikan pemecahan masalah.
3. Etika dalam penggunaan hewan percobaan harus dijunjung
tinggi.

Hewan percobaan yang dipilih harus :


4. Cukup sensitif dan cocok untuk penelitian yang dimaksud.
5. Harus mudah diperoleh, dipelihara, dan dimanipulasi.

Klasifikasi hewan :
6. Hewan dari alam bebas.
7. Hewan peliharaan
8. Hewan laboratorium.
Mamalia yang sering digunakan umumnya terdiri dari
beberapa ordo :
1. Carnivora (anjing dan kucing)
2. Rodentia (mencit, tikus, dan marmut)
3. Lagamorpha (kelinci)
4. Primata (monyet)

Ciri mamalia :
5. Mempunyai kelenjar susu
6. Berambut
7. Melahirkan anak
8. Mempunyai 4 ruang jantung
9. Berdarah panas
Hewan percobaan
Di lab biasanya digunakan hewan percobaan yang kecil karena :
1. Biaya lebih murah : makanan, fasilitas kandang, serta tenaga
kerja.
2. Perkembangbiakan cepat, umur harapan hidup tikus <3
tahun (10 hari tikus = 1 tahun manusia)
3. Masa kehamilan dan laktasi singkat (@ 21 hari)
4. Secara genetik lebih mudah diseragamkan.

. Tikus putih telah ada di Indonesia sebelum PD II, diimpor


oleh peneliti belanda.
. Tahun 1956, Lembaga Makanan Rakyat mulai dikembangkan
dengan nama : tikus putih strain-LMR-Wistar derived.
. Sejak tahun 1963 dikembangkan defined laboratory animals
melalui perkawinan puluhan generasi
Managemen hewan percobaan
Meliputi : Bahan :
Housing Stainless stell
Galvanized metal
Breeding, feeding and disease
plastik
Handling
Sexing
Identification

Housing (sistem kandang)


Kandang biasa
Kandang metabolik
Kandang biasa
Kandang
Metabolik
Aturan
Lokasi :
Bebas TED (suara bising, asap/polutan, terpisah dari hewan lain.
Suhu 22-24 0C
RH 50-60%
Cahaya (12 jam terang/gelap)
Pertukaran udara 10-15 putaran/jam (membuang uap air,odor, CO 2,
kontaminan lain)
Ventilasi cukup

Breeding :
Tikus dikawinkan pada umur 65-110 hari, pada saat BB betina 250 g
dan jantan 300 g.
Dapat dilakukan secara monogami, poligami (1 jantan : 2-6 betina)
Siklus esterus berlangsung 4-5 hari, lama esterus 12 jam/siklus.
Masa kebuntingan 21-23 hari dengan jumlah anak 6-12 ekor
Feeding (cara pemberian ransum)
1. Ad libitum
2. Pair of feeding/control pair fed
3. Dibatasi/puasa
4. Melalui oral (oral administration)
. Bentuk ransum : pellet, tepung, semi solid
. Keuntungan pellet : tidak berdebu, lebih mudah dimakan,
mengurangi jumlah tercecer, komponen sulit dipisahkan.
. Ransum dibedakan atas :
1. Stock diet : pakan yang diberikan sehari-hari untuk
peliharaan.
2. Experimental diet : pakan yang disusun berdasarkan
tujuan panel, yang diberikan sebelum percobaan.
Data biologis dan fisiologis hewan
percobaan
Parameter Menci Tikus Marmut Kelinci Monyet
t
BB dewasa jantan 20-40 300-450 900- 4000- 9000-
(g) 18-35 250-330 1500 5000 13000
BB dewasa betina 700- 4500- 5000-
(g) 1300 5500 11000
Berat lahir (g) 1.0-1.5 5-6 75-100 100 500-700
Berat sapih 10-12 35-45 200-250 1600 900
Usia sapih 18-21 21-23 2-3 m 6-8 m 3-6 bl
hr hr
Mulai makan padat 12-13 10-12 5 hr 21 hr 15 mg
hr hr
Umur hidup (thn) 1-2 2-3 6 6-7 15
Makanan/hari (g) 4-5 12-15 30 150 150-250
Minuman/hari (ml) 4-7 25-30 80-100 300 450
Urin/hari (ml) 1-2 11-15 - - 250
TD sistolik (mmHg) 113 116 77 110 159
Zat gizi yang diperlukan :
Hampir = manusia
Karbohidrat : pati/gula, selulosa
Minyak/lemak : asam lemak esensial, bila kurang,
kulit akan bersisik, pertumbuhan terhambat,
pada kasus berat menyebabkan kematian.
Protein : 10 macam AAE.
Mineral makro : Ca, P, Mg, K, Na, Cl, S
Mineral mikro : Fe, Cu, Co, Mn, Se, I,Zn, Mo
Vitamin larut lemak : Vit A,D,E, K
Vitamin larut air : B kompleks dan C
Handling
Saat dipindahkan ke kandang
Saat ditimbang
Penggunaan sarung tangan sedapat mungkin
dihindari
Cegah rasa takut dan emosi

Sexing
Jantan memiliki papila genitalia dan jarak anogenital
> betina yaitu 5 mm pada jantan dan 2.5 mm pada
betina (pd umur 7 hari)
Puting susu pada betina terlihat sejak umur 8-15 hari
Penggunaan tikus untuk penelitian tentang
Ketuaan Arthritis
Daya kerja Hipertensi
obat Teratologi
Toksikologi Diabetes
Karies gigi melitus
Penyakit dll
kuning
Embriologi
Penyakit
menular
Metab zat gizi
Tingkah laku
Hewan percobaan
Tikus : rat = Rattus norvegicus
Yang paling banyak digunakan : albino norway rat
Tikus rumah (Rattus rattus) ; tidak digunakan
Lima basic stock/strain/galur :

1. long-evans
2. Osborne-mendel
3. Sherman
4. Wistar
5. Sparague-dawley
. Wistar : kepala lebih besar, ekor lebih pendek dari badan
. Sparague-Dawley : berwarna albino putih, berkepala kecil,
panjang ekor > badan
. Long-Evans : badannya < tikus putih, berwarna hitam pada
kepala dan tubuh bagian atas
Sifat tikus :
1. Noctural (aktif pada malam hari)
2. Tidak memiliki kantung empedu, tidak dapat
muntah
3. Tidak berhenti tumbuh
4. Laju pertumbuhan menurun setelah 100 hari
5. Kebutuhan nutrisi = hewan tingkat tinggi
6. omnivora
Mencit : mouse/mice : Mus musculus
Hewan percobaan yang paling banyak digunakan : 40-80%
Masa hamil 20 hari
Jumlah anak/induk 11 ekor

Fluid and drug administration


Pemberian obat-obatan, vaksin, anastesi dapat dilakukan
melalui :
1. Saluran pencernaan : oral melalui mulut, rektal masuk ke
dalam rektum melalui anus
2. Parenteral :
. Intravenous (IV) : melalui sistem pembuluh darah
. Intraperitoneal (IP) : melalui rongga perut
. Intramuscular (IM) : ke dalam otot
. Intradermal : di antara lapisan kulit
Anesthesia
Anesthasia untuk menghilangkan rasa sakit.
1. Inhalants : cairan menguap dan gas tertentu.
. Methoxyflurane, eter, halothane, chloroform
. Diberikan melalui sistem pernapasan.
. Keuntungan : cepat pingsan, mudah diatur, efek
samping minimal, cepat siuman.
. Ether dan chlorofom tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan iritasi selaput lendir saluran
pernapasan
2. Injectible/nonvolatile anesthesia
. Diperlukan untuk memperoleh pingsan yang lama.
. Umumnya menggunakan barbiturat/nembutal

3. Electrical anesthesia : frekuensi tinggi terhadap otak


Euthanasia
Adalah membunuh hewan dengan rasa sakit
minimal untuk pengambilan organ dan
jaringan.
Metode kimia :
a. Anesthesia dengan overdosis 2x dosis
b. Gas beracun : CO2, CO, sianida

c.Injeksi larutan Mg sulfat jenuh secara


intravena (15 mg/kg BB)
. Metode fisik

a. Mematahkan tengkuk
b. Memutuskan jantung
Pengambilan Darah
Tusuk melalui jantung, umumnya dilakukan
setelah dianastesi, dengan/tanpa membedah
tikus.
Pembuluh darah pada kaki depan, kaki
belakang, paha : kucing, anjing, monyet,
kelinci.
Pembuluh darah pada kerongkongan.
Pembuluh darah pada telinga : kelinci
Pembuluh darah pada ekor : tikus, mencit.
Untuk melebarkan vena, rendam dalam air
hangat.
Memotong ujung ekor : tikus dan mencit.
Tidak cocok untuk pengambilan darah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai