Matematika Diskrit
Matematika Diskrit
Materi Kuliah
1. Teori Himpunan
2. Relasi & Fungsi
3. Induksi Matematik
4. Aljabar Boolean
5. Graph
Referensi :
1. Matematika Diskrit
Richard Johnson Baugh
2. Dasar-Dasar Matematika Diskrit
C.L. Liu
3. Matematika Diskrit
Rinaldi Munir
Bab I : Teori Himpunan
1.1. Definisi
a. Enumerati
Menuliskan semua elemen himpunan dalam tanda kurung
kurawal
Contoh :
Himpunan B berisi lima buah bilangan genap positip
Pertama B={2, 4,6,8,10 }
b. Simbol-Simbol Baku
Memakai Simbol-Simbol baku yang terdapat pada Himpunan
C. Notasi Pembentuk Himpunan
Himpunan di tulis dengan syarat yang harus dipenuhi
anggotanya
Notasi : { x | syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Contoh :
A adalah himpunan bilangan bulat positip yang kecil dari 5
A = { x | x P, x < 5 }
D. Diagram Venn
Menyajikan himpunan secara grafis
Mis : = { 1,2 , 6, 8 } A = { 1,,3,4,5 } B = {1, 2,,6,8 }
U 4 7
1 2 8
3 5 6
A B
1.3. Kardinalitas
Kardinalitas adalah jumlah elemen sebuah himpunan
Notasi : n ( A ) atau | A |
Contoh
B = { x | x bilangan prima yang lebih kecil dari 20 }
|B|=8
Karena B = { 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19 }
f. Perkalian Cortesian
A x B = { (a,b) | a A b B }
I.11 Sifat Operasi Himpunan
1. Hukum Identitas 2. Hukum Null
- A = A - A =
- A = A - A =
- A =A - A A=
3. Hukum Komplemen 4. Hukum Idempoten
- A A = - A A = A
- A A = - A A = A
- ( A) = A - A (A B) = A
- A (A B ) = A
7. Hukum Komutatif 8. Hukum Assosiatif
- A B = B A - A (B C) = (A B) C
- A B = B A - A (B C) = (A B) C
- A B = B A - A (B C) = (A B) C
A A . . . An
1 2 = Ai
i=1
n
A A . . . An
1 2 = Ai
i=1
n
A1 x A2 x . . . X An = Ai
i=1
n
A1 + A2 +. . . . + An
+i=1
Ai
1.13. Prinsip Inklusi - Eksklusi
|A B| = |A| + |B| - |A B|
Bab II : Relasi & Fungsi
2.1. Relasi
Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian
dari A x B
R Ax B
Contoh :
Misalkan P = { 2, 4, 8, 9, 15 }
Q = { 2, 3, 4 }
Jika didefinisikan relasi R dari P ke Q dengan ( p, q )
R jika p habis dibagi q, maka kita peroleh
R = { (2,2 ), (4,2), (4,4), (8,2), (8,4), (9,3), (15,3) }
2.2. Refresentasi Relasi
Selain dinyatakan dalam bentuk pasangan terurut, relasi bin
er dapat dinyatakan
A. Tabel
Kolom pertama menyatakan daerah asal, kolom kedua me
nyatakan daerah hasil
Contoh :
r q
2 2
4 2
4 4
8 2
8 4
9 3
15 3
B. Dengan Matriks
Misal R adalah relasi dari A = ( a1, a2, ., am ) dan
B = { b1, b2, . Bn }
Relasi R dapat disajikan dengan matriks
M = [ mij]
b1 b2 bn
a1 m11 m12 m1n
a2 m21 m22 m2n
M= . . . .
. . . .
. . . .
am am1 am2 amn
C. Dengan bentuk grafis
Jika (a,b) R maka sebuahbusur dibuat dari a ke b
Contoh : 3
2 4
15 8
A. Refleksif ( Reflexive )
Relasi R pada Himpunan A disebut reflexive jika ( a,a ) R
B. Setangkup ( Symmetric )
Relasi R pada himpunan A disebut simetric jika untuk semua
a, b A, jika (a,b) R maka (b, a ) R
C. Menghantar ( Transitive )
Relasi R pada himpunan A disebut transitive bilamana (a, b)
R dan (b, c) R maka (a, c) R, untuk a, b, c A
2.4. Mengkombinasikan Relasi
Karena Relasi Biner merupakan himpunan pasangan terurut,
maka operasi irisan, gabungan, selisih dan beda setangkup
antara dua atau lebih relasi juga menghasilkan relasi.
Contoh :
2.5. Komposisi Relasi
Misal R adalah relasi himpunan A ke himpunan B, dan S adalah
relasi dari himpunan B ke himpunan C.
Komposisi R dan S, di notasikan dengan RoS
RoS = { (a, c) | a A, c C, dan untuk beberapa b B, (a, b)
R dan (b, c) S }
Contoh :
A B
f
a b
A= daerah asal
B= Daerah Hasil
Fungsi f dikatakan satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif
(injectiv) jika tidak ada dua elemen himpunan A yang me
miliki bayangan yang sama. B
A
.1
a. .2
b. .3
c. .4
d. .5
a. .1
b. .2
c. .3
d.
Fungsi PADA
Bab III : Induksi Matematika
Induksi matematika merupakan tehnik pembuktian yang baku di
dalam matematik. Induksi matematik digunakan untuk membuk
tikan pernyataan yang khusus mengenai bilangan bulat positip.
Dengan induksi ini dapat di buktikan kebenaran pernyataan
matematik dalam jumlah langkah terbatas.
Contoh :
Tunjukkan bahwa untuk n 1, 1 + 2 + 3 + . +n = n(n+1)/2
Bukti :
Basis induksi
Untuk n = 1 maka 1 = 1 ( 1 + 1 )/2
1=1
Langkah Induksi
Andaikan untuk n 1 pernyataan 1 + 2 + 3 + ..+ n + n + 1
= ( n + 1 ) [ ( ( n + 1 ) + 1 ) ]/2
juga benar
1 + 2 + 3 + .. + n + (n + 1) = (1 + 2 + 3 + .+ n) + (n + 1)
= n (n + 1)/2 + (n + 1)
= (n2 + n)/2 + (n + 1)
= (n2 + n)/2 + (2n + 2)/2
= (n2 + n + 2n + 2)/2
= (n2 + 3n + 2)/2
= [(n + 1)(n +2)]/2
= (n + 1)[(n + 1) + 1]/2
Contoh :
Untuk semua bilangan bulat tidak negatif n, buktikan bahwa
20 + 21 + 22 + + 2n = 2n+1 - 1
Bukti :
Basis Induksi untuk n = 0
20 = 20+1 - 1 ini jelas BENAR
Langkah induksi. Andaikan bahwa untuk semua bilangan bulat
tidak negatif n
20 + 21 + 22 + + 2n = 2n+1 - 1 adalah benar (Hipotesis
induksi). Harus ditunjukkan bahwa
20 + 21 + 22 + + 2n + 2n +1 = 2 (n+1)+1 - 1 juga benar
Hal ini ditunjukkan :
20 + 21 + 22 + . + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + . +2n) +
2n+1
= (2n +1 - 1) + 2n+1
= (2n+1 + 2n+1) - 1
= (2 . 2n+1) - 1
= 2n+2 - 1
= 2(n+1)+1 - 1
karena langkah 1 dan 2 benar. Maka benar untuk semua bilang
an bulat tidak negatif.
BAB IV : Kombinatorial
Kombinatorial (Combinatoric) adalah cabang matematika yang
mempelajari pengaturan objek-objek.
Contoh :
1. Password sistem komputer panjangnya enam sampai dela
pan karakter. Tiap karakter boleh berupa huruf atau angka,
huruf besar dan kecil tidak dibedakan.
Berapa banyak password yang bisa dibuat ?
2. Plat mobil di negara X terdiri atas 5 digit angka diikuti deng
an 2 huruf. Huruf pertama tidak boleh O. Berapa banyak
plat mobil yang dapat dibuat ?
Contoh :
Berapa banyak String yang dapat dibentuk yang terdiri dari 4
huruf berbeda dan diikuti dengan 3 angka yang berbeda pula ?
p(26, 4) x p(10, 3) = 258.336.000
4.5. Kombinasi
Bentuk khusus dari permutasi adalah kombinasi. Jika pada permu-
tasi urutan kemunculan diperhitungkan, maka pada kombinasi
urutan kemunculan diabaikan urutan acb, bca, dan acb dianggap
sama dan dihitung sekali
n!
C (n, r) =
r ! (n-r) !
Contoh :
Berapa banyak cara menyusun menu nasi goreng tiga kali
seminggu ?
7!
C (7, 3) = = 35 Cara
3! 4!
BAB V : ALJABAR BOOLEAN
Det
Aljabar boolean merupakan aljabar yang terdiri atas suatu hurup
B dengan dua operator biner yang didefinisikan pada himpunan
tersebut yaitu : + (penambahan)
(perkalian)
Aksioma :
a> Closure : - a + b B
- ab B
c> Komutatif : - a + b = b + a
- ab =ba
d> Distributif : - a (b + c) = (a b) + (a c)
- a +(b c) = (a + b) (a + c)
- (a b) + c = (a +c) (b + c)
e> Komplemen : untuk setiapa B ada elemen a 1 B
sehingga
a + a 1 = 1 dan a a 1 = 0
h> Assosiatif : a + (b + c) = (a + b) + c
a (b c) = (a b) c
Secara geometris
1
e3 e4
e1
e2
2 3
e7 e6 e5
4
G
6.2. JENIS-JENIS GRAPH
A. Berdasarkan tidak adanya sisi ganda
- Graph sederhana
- Graph tidak sederhana
B. Bersisian ( Incidency )
Untuk sembarang sisi e = ( Vj, Vk ) dikatakan :
- e bersisian dengan simpul Vk
- e bersisian dengan simpul Vj
Contoh : 1
5
2 3 4
Simpul Simpul tetangga
1 2,3
2 1,4
3 1,2,4
4 3
5 -