Anda di halaman 1dari 12

PERBANDINGAN PADA KESEHATAN TUBUH

PEROKOK ELEKTRIK DAN PEROKOK TEMBAKAU

Metode penelitian
Disusun oleh : Luqman akhis
30901401823
PROGRAM STUDI S1 KEPERAAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang 1.1

Sebagai seorang manusia yang berkehidupan dan beraktivitas sehari-hari ,


wajar apabila setiap individu ingin memiliki keseharian yang selalu sehat
dan terlihat segar. Segar jasmani maupun rohani dan selalu terhindar dari
berbagai penyakit. Tetapi semua keinginan untuk tetap sehat setiap hari
tersebut, tidak selamanya sesuai dengan sikap sebagian individu yang
masih melakukan kebiasaan buruk yang jelas-jelas merusak tubuh. Banyak
orang yang ingin tetap sehat setiap hari tetapi keseharian itu dibarengi
dengan kebiasaan merokok. Lebih ironisnya lagi banyak individu perokok
sudah tahu bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit
.berbahaya seperti kanker dan tumor
Banyak berbagai alasan kenapa seseorang masih merokok mesti tahu jelas
dampak terhadap tubuh sangat berbahaya. salah satu Alasan klasik adalah
dengan merokok dapat tampil lebih jantan dan keren, mungkin pemikiran
tersebut muncul karena banyak artis dalam adegan film dan sinetron yang
berperan sebagai orang yang galak dan garang dalam adegannya sering
menyedot rokok. Sudah menjadi pemikiran beberapa perokok juga bahwa
.dengan merokok juga bisa meningkatkan kedewasaan si perokok tersebut
Rokok bisa dikatakan benda beracun yang memiliki efek sugesti
rasa nyaman dan terlihat lebih jantan. Dibalik manfaat yang secuil
tersebut terdapat bahaya yang sangat mengerikan dari rokok
tersebut, orang yang merokok sendiri atau bisa dikatakan perokok
aktif dan juga berbahaya bagi orang disekitar perokok tersebut atau
bisa dikatakan perokok pasif. Meski sudah jelas tertera pada
bungkus rokok bahaya dan kandungan dalam rokok tersebut masih
banyak orang yang masih merokok bahkan perokok setiap tahun
semakin meningkat disemua kalangan dan umur. Berdasarkan data
dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalens perokok aktif
pada kelompok penduduk dewasa di Indonesia adalah 46,8% laki-
lak i dan 3,1% perempuan.4 Berdasarkan data Global Youth Tobacco
Survey tahun 2006, Indonesia memiliki prevalens perokok pada
kelompok penduduk remaja usia 13-15 tahun sebesar 23,9% lakilaki
dan 1,9% perempuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotina tabacum, nicotina rustica dan
spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau
tanpa bahan tambahan, sedangkan nikotin adalah zat, atau bahan senyawa
pirrolidin yang terdapat dalam nikotiana tabacum, nicotiana rustica dan
spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan
ketergantungan dan tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang
bersifat karsinogenik (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor.19,
Tembakau sebagai bahan utama rokok telah digunakan oleh manusia lebih
kurang pada 18.000 tahun yang lampau dan pertama sekali diolah sekitar
5000 7000 tahun yang lalu (Burns, 2007). Sekitar 1500 tahun lalu, beberapa
rumpun kesukuan di Amerika sebenarnya sudah mengolah tembakau menjadi
beberapa bentuk lain yang digunakan sebagai bahan pengobatan dan juga
termasuk untuk penggunaan dalam ritual kepercayaan di suku mereka (Burns,
2007). Meskipun lebih dulu tembakau dikenal dan sudah diolah oleh penduduk
pribumi Amerika, tetapi penemuan tembakau diklaim juga oleh beberapa
kultur di berbagai penjuru dunia (Von Gernet, 1995).
Kandungan rokok tembakau
Rokok menghasilkan bahan-bahan kimia yang bersifat toksis, baik yang
bersifat gas maupun bukan gas. Sebagian zat kimia bentuk gas yang bersifat
toksis dalam asap rokok antara lain : karbon monoksida, asetaldehida,
nitrogen oksida, hidrogen sianida, akrolein, amoniak, formaldehid, piridina,
akrilonitril, 2-nitripropan, hidrazina, uretan, dimentilnitrosamina, vinil klorida,
dan berbagai senyawa nitrosamin lainnya (Fajriwan, 1999).
Dampak rokok tembakau terhadap tubuh manusia
Efek farmakologi nikotin terhadap berbagai sistem antara lain, sistem
kardiovaskuler : meningkatkan tekanan darah, vasokonstriksi di kulit,
takikardia; efek farmakologi nikotin terhadap sistem saraf otonom : stimulasi
singkat yang diikuti depresi seluruh ganglia; efek farmakologi nikotin terhadap
kelenjar adrenal : pengeluaran adrenalin; efek farmakologi nikotin terhadap
susunan saraf pusat : stimulasi pusat muntah, vasomotor dan respirasi; efek
nikotin juga akan berpengaruh terhadap pelepasan ADH, meninggalkan asam
lemak bebas dalam serum serta meninggikan daya pengelompokan trombosit
(Subroto, 1990).
Rokok elektrik terlihat dan berfungsi seperti rokok konvensional biasa,
akan tetapi tidak membakar sejumlah tembakau. Rokok elektrik secara
umum memiliki baterai dan perangkat elektronik yang memproduksi
asap atau semacam kabut. Kandungannya selalu berisi nikotin tetapi ada
juga yang tidak memiliki kandungan nikotin sama sekali dan berisi
propilen glikol (American Legacy Foundation, 2009).
Rokok elektrik pertama sekali dibuat pada tahun 2004 di China oleh
sebuah perusahaan di Beijing yang bernama Ruyan Grup. Mereka
mengembangkan, mempatenkan dan meluncurkan produk rokok elektrik
atau e-cigarette (Pauly et all., 2007). Rokok elektrik digunakan dengan
memakai tenaga baterai yang dapat diisi ulang, berisi sirkuit
mikroelektrik yang menguapkan cairan yang tersimpan di dalam sebuah
cartridge dan memiliki sensor (Action on Smoking & Health Scotland,
2009). Di Inggris, produk rokok elektrik mulai populer sekitar tahun 2007
dan 2008 dan sampai saat ini, rokok elektrik telah terjual dan dipasarkan
di lebih 25 negara seluruh dunia (Wollscheid dan Kremzer, 2009).
Cartridge pada rokok elektrik berisi sintetis nikotin yang terlarut di dalam
propilen glikol, air dan zat pemberi rasa, selain itu terdeteksi pula bahan
tambahan berupa diethilen glikol (komponen anti pembekuan dan bersifat
toksis pada manusia) dan nitrosamin (zat bersifat karsinogen) pada setengah
dari sampel penelitian (Westenberger, 2009). Beberapa bahan yang
merupakan komponen spesifik tembakau yang bersifat berbahaya bagi
manusia (anabasine, myosamine, dan beta-nycotyrine) juga terdeteksi pada
kandungan rokok elektrik (Westenberger, 2009).
sekali yang diketahui tentang rokok elektrik serta hanya beberapa laporan
penelitian saja yang dipublikasikan (Henningfield dan Zaatari, 2009), oleh
karena itu rokok elektrik tidak dapat dijual dan dipasarkan di Australia, Brazil,
Canada, Denmark dan Switzerland (American Legacy Foundation, 2009).
Rokok elektrik kemungkinan mempunyai resiko merugikan yang lebih kecil
dibandingkan dengan rokok konvensional, tetapi rokok elektrik lebih
berbahaya bila dibandingkan dengan perangkat inhalasi nikotin
.(Westenberger, 2009; World Health Organization, 2008)

BAB 3
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan distribusi frekuensi
untuk menggambarkan perbedaan. penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
.suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002)

Populasi dan sampel 3.2


Populasi 3.2.1
Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu
(sastroasmoro &ismail,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perokok
aktif rokok tembakau dan rokok elektrik didesa karangrejo kabupaten demak
sampel 3.2.2
Sanmpel adalah subjek yaitu sebagian dari populasi yang dinilai karakteristiknya
diukur oleh penelitit dan nantinya dipakai untuk menduga karakteristik dari
populasi (sabri dan hastono, 2006). Sesuai dengan desain penelitian , pengambilan
sampel dilakukan secara incidential sampling sesuai dengan kriteria inkusi. Kriteria
inkusi adalah karakteristik umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat ikut
dalam penelitian (sastygroasmoro & ismail,2010)
Waktu dan tempat penelitian 3.3
Penelitian ini dilakukan di desa karangrejo kabupaten demak , penelitian ini
.direncanakan pada tanggal 30 mei 2016
ALAT PENGUMPULAN DATA
a. lembar observasi lembar observasi yang bertuliskan data demografi
respon (umur dan jenis kelamin)
b. lembar kuisioner untuk mengukur tingkat kinerja organ dalam seorang
perokok dengan menggunakan spinanometer dan EKG
Prosedur pengumpulan data 3.6
Prosedur administratif. 3.6
Peneliti membuat surat pemrohonan izin penelitian kepada dekan fakultas
ilmu keperawatan yang ditujuka kepada dinas kesehatan kecamatan
wonosalam dan lurah desa karangrejo. Setelah mendapat persetujuan ,
selanjutnya mengadakan sosialisasi dan menjelaskan tentang maksud
dan tujuan serta prosedur penelitian kepada kepala ruang staf
keperawatan.
Prosedur teknis
a. pada proses pengambilan data diruang pemeriksaan
kemudian peneliti memilih responden yang masuk kriteria
perokok aktif tembakau dan perokok aktif elektrik kemudian
mencatat nama , usia umur , berapa lama merokok.
Kemudian responden diberi penjelasan mengenai prosdedur
pengambilan data dan pemeriksaan. Selanjutnya responden
ditanyai apakah bersedia diperiksa. Apabila bersedia
kemudian di lakukan pemeriksaan EKG dan spinanometer
untuk mengetahui adanya gangguan pada sistem organ
.dalam tubuh responden tersebut
b. setelah selesai melakukan proses pengambilan data ,
.peneliti memeriksa kelengkapan data yang diperoleh
.c. setelah data diperoleh dilanjutkan dengan analisis data

Anda mungkin juga menyukai