Oleh:
dr. Deborah Anasthasia Pakpahan
Pendamping :
dr. Sugeng, SpB
2017
RSUD Sumberrejo
PORTOFOLIO
Perempuan, 60 tahun, sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri tulang belakang post jatuh
Deskripsi dari motor 3 hari yang lalu dengan persentasi pinggul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan suara napas
melemah dan hipersonor pada lapangan paru kanan
Menegakkan diagnosis &tatalaksana pada pasien dengan Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks +
Tujuan
hemotoraks + kontusio pulmonal
4. Lain-lain:
Hasil Pembelajaran :
Diagnosis klinis Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks + hemotoraks
Penatalaksanaan Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks + hemotoraks
Edukasi untuk pasien Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks +
hemotoraks
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :
.Sesak nafas dirasakan sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, tiba-tiba dan tidak
berkurang saat istirahat.
.Ada keluhan nyeri dada pada bagian kanan dan batuk-batuk.
.Nyeri dirasakan pada seluruh bagian paha dan bokong kiri, memberat jika pasien bergerak.
.Nafsu makan menurun dalam3 hari ini, mual (+), perut terasa kembung (+),muntah (+)
.Riwayat jatuh dari sepeda motor 3 hari yang lalu dengan persentasi pinggang.
.BAB sulit sejak 2 hari yang lalu. BAK biasa.
.Riwayat mengkonsumsi jamu jamuan atau obat dalam waktu lama tidak dijumpai.
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
2. Objektif :
Status Generalisata
Status Lokalisata
Kepala/Leher : Pupil isokor 3mm, RC(+/+), (+), CA (+/+), SI(+/+), mukosa kering (+),
mukosa sianosis (-), lidah kotor (-), THT t.a.k., TVJ d.b.n., KGB (-), trakea medial, rangsang
meningeal (-)
Thoraks
Paru : Simetris fusiformis, retraksi (+) dan otot bantu nafas (+),
stem fremitus kanan meningkat dibandingkan kiri, suara perkusi hipersonor pada bagian
paru kanan paru kiri sonor, suara nafas vesikuler menurun pada paru kanan, 35 x/menit,
ronki -/-, wheezing -/-
oJantung : s1 s2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalisata
Abdomen : Simetris, distensi (-), defans muskular (-),H/L/R lien tidak teraba, nyeri tekan seluruh
abdomen, tidak teraba massa, Ballotement (-/-), nyeri ketok CVA (-/-), timpani, peristaltik menurun (+),
turgor dbn
Ekstremitas : Akral hangat, perfusi baik, edema (-), sianosis (-), kekuatan motorik (5/5/5/5), refleks
3. Assesment
Diagnosis:
Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks + hemotoraks
Radiologi
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
S: Sesak sejak 3 hari yang lalu , batuk (-), kaki bengkak (-). Inf pz 1000 cc /24 jam
15-09-2016
Nyeri tulang belakang post jatuh dari motor 1 hari yang lalu.
Drip aminofilin 1 amp/kolf
Bab tidak bisa sejak 2 hari yang lalu, tidak bisa flatus, bak
O2 mask simple 5 lpm
lancar.
Nebul ventolin 3x/24 jam
Riwayat asma (+), hipertensi (-), DM (-).
O. Ku : sesak Kesadaran Compos mentis Inj metilprednisolon 3x1/3 amp
Ekstremitas : akral hangat, edema (-) nyeri pada seluruh perut,disertai adanya riwayat
belum bisa BAB selama 2 hari. Pada
A: observasi dispnea et causa asma bronkiale dd
pemeriksaan fisik abdomen didapatkan adanya
pneumonia susp ileus obstruktif
distensi abdomen serta penurunan bising usus.
Tanggal Perjalanan penyakit pengobatan
S : sesak bertambah berat, kesadaran menurun Pro chest pemasangan WSD
Hr : 158 x/menit
TD: 126/76 mmHg dengan dopamin 5 gamma Pada pasien ini didapatkan adanya
tanda tanda syok disertai penurunan
RR : 31x/menit
kesadaran dan sesak yg
Kepala : dispnea (+) bertambah.Pada pemeriksaaan fisik
Thorax : vesikuler menurun pada paru kanan , tidak ulang didapatkan adanya krepitasi
didapati ronki dan wheezing pada kosta 7,8,9 kanan. Sehingga
dapat didiagnosis ke tension
Teraba krepitasi (+) pada kosta 7,8,9 kanan belakang
pneumotoraks.
Abdomen : kontur bulat, bising usus menurun
O: O2 ventilator
B4 : dc (+), pu 50-100cc/jam
B5 : soepel, bu (+)
Codein 2x40 mg
Ranitidin 2x50mg
Ganti plester
Pro KRS
Nilai normal 15/09/2016 16/09/2016 18/09/2016 19/09/2016
Wbc 4.000-9.000 Wbc 15.900 Wbc 9.900 Wbc 9.500 Wbc 9.300
Rbc 3.80-5.30 jt Rbc 4.77 jt/Ul Rbc 4.54 jt/Ul Rbc 3.91 jt/ul Rbc 4.33 jt/ul
Hb 12.0-18.0 Hb 14,4 Hb 13,7 Hb 11,7 Hb 12,9
Plt 120.000-380.000 Plt 171.000 Plt 146.000 Plt 103.000 Plt 105.000
SGOT 0-42 SGOT 51,16
SGPT 0-47 SGPT 40,48
Cr 0.8-1.5 CR 1,17 Cr 1,18 Cr 1,18
Ur 20-40 Ur 111,74 Ur 122,04 Ur 122,04
Gda 65-120 Gda 167,60
Elektrolit : Elektrolit: Elektrolit:
Na 135-155 Na 136,9 Na 151,9
K 3,6-5,5 K 3,62 K 3,50
Cl 96-108 Cl 98,7 Cl 110,4
Ca 2,10-2,42 Ca 2,08 Ca 2,13
Albumin 3,5-5,2 Albumin 4,19 Albumin 3,63
Nilai normal 21/09/2016 22/09/2016 24/09/2016 27/09/2016 30/09/2016
Wbc 4.000-9.000 Wbc 11.500 Wbc 15.000 Wbc 13.600 Wbc 11.600 Wbc 6.500
Rbc 3.80-5.30 jt Rbc 3.68 jt/Ul Rbc 3.80 jt/Ul Rbc 3.82 jt/Ul Rbc 3.92 jt/Ul Rbc 3.52
Hb 12.0-18.0 Hb 11,2 Hb 11,6 Hb 11,6 Hb 12 Hb 10,6
Plt 120.000-380.000 Plt 136.000 Plt 207.000 Plt 347.000 Plt 422.000 Plt 251.000
SGOT 0-42 SGOT 14,67 SGOT 20,06
SGPT 0-47 SGPT 11,48 SGPT 13,62
Cr 0.8-1.5 Cr 0,66 Cr 0,63
Ur 20-40 Ur 21,20 Ur 25,20
Gda 65-120
Elektrolit : Elektrolit: Elektrolit: Elektrolit: Elektrolit:
Na 135-155 Na 142,5 Na 135,9 Na 136,7 Na 134,6
K 3,6-5,5 K 3,47 K 3,39 K 4,19 K 4,46
Cl 96-108 Cl 101,9 Cl 95,2 Cl 97,8 Cl 96,0
Ca 2,10-2,42 Ca 2,08 Ca 2,00 Ca 2,01 Ca 2,07
Albumin 3,5-5,2 Albumin 3,13 Albumin 3,13
ILEUS
adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda
adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan
atau tindakan
Lokasi
Ileus
obstruktif
Distensi
Kehilangan H2O dan
elektrolit
Tekanan Proliferasi bakteri yang
intralumen berlangsung cepat
Volume ECF
Iskemia dinding
usus
Kehilangan cairan
menuju ruang
peritoneum
Auskultasi
Hiperperistaltik
Borborygmus dapat terdengar keras
Bising usus terdengar keras dan bernada tinggi (metallic sound), atau tidak terdengar sama sekali
Perkusi
Meteorismus
Hipertimpani
Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada hernia.
Radiologi
1. Ileus obstruksi letak tinggi :
Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocecal junction) dan
Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)
Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen
TRAUMA TUMPUL
kontusio dan hematoma dinding toraks
fraktur tulang kosta
flail chest
fraktur sternum
trauma tumpul pada parenkim paru,
trauma pada trakea dan bronkus mayor,
pneumotoraks
hematotoraks.
Pneumotoraks
adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam pleura yang
menyebabkan kolapsnya paru yang terkena.
Klasifikasi
Pneumotoraks spontan
(terjadi secara tiba-tiba) Penumotoraks traumatik
Primer (terjadi akibat adanya suatu trauma, baik
trauma penetrasi maupun bukan, yang
tanpa diketahui sebabnya
menyebabkan robeknya pleura, dinding dada
maupun paru)
Sekunder non-iatrogenik
riwayat penyakit paru yang telah dimiliki karena jejas kecelakaan, misalnya jejas
sebelumnya pada dinding dada, barotrauma.
Iatrogenik
akibat komplikasi dari tindakan medis
Berdasarkan jenis fistulanya
Pneumotoraks Tertutup (Simple Pneumothorax)
pleura dalam keadaan tertutup,
tidak ada jejas terbuka pada dinding dada,
tidak ada hubungan dengan dunia luar.
Pada kondisi tersebut paru belum mengalami re-ekspansi, sehingga masih ada
rongga pleura, meskipun tekanan di dalamnya sudah kembali negatif.
Pneumotoraks terbuka (Open penumothorax)
terdapat hubungan antara rongga pleura dengan bronkus,
terdapat luka terbuka pada dada,
ada hubungan dengan dunia luar
Pada keadaan ini tekanan intrapleura sama dengan tekanan udara luar (tekanan intrapleura sekitar
nol)
Perubahan tekanan ini sesuai dengan perubahan tekanan yang disebabkan oleh gerakan pernapasan.
Saat inspirasi tekanan menjadi negatif dan waktu ekspirasi tekanan menjadi positif.
Saat inspirasi mediastinum dalam keadaan normal, tetapi saat ekspirasi mediastinum bergeser ke
arah sisi dinding dada yang terluka (sucking wound).
Inspirasi : udara masuk lewat luka dan menggeser mediastinum ke sisi yang sehat ( tekanan inspirasi tidak
seimbang kiri dan kanan )
Ekspirasi : udara keluar dari luka, mediastinum pindah ke sisi yang luka .
Pneumotoraks Ventil (Tension penumothorax)
tekanan intrapleura yang positif dan makin lama makin bertambah besar
karena ada fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil
Inspirasi : udara masuk melalui trakea, bronkus serta percabangannya dan selanjutnya terus
menuju pleura melalui fistel yang terbuka.
Ekspirasi : udara di dalam rongga pleura tidak dapat keluar.
tekanan di dalam rongga pleura makin lama makin tinggi dan melebihi tekanan atmosfer.
gagal napas
Inspirasi : udara masuk melalui trakea, bronkus serta percabangannya dan selanjutnya terus menuju pleura
melalui fistel yang terbuka.
Ekspirasi : udara di dalam rongga pleura tidak dapat keluar.
Gejala
Sesak napas. Seringkali sesak dirasakan mendadak dan makin lama makin
berat. Penderita bernapas tersengal, pendek-pendek, dengan mulut terbuka.
Nyeri dada.
Nyeri dirasakan tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa
lebih nyeri pada gerak pernapasan.
Batuk-batuk,
Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang kurang.
Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 5-10% pasien,
biasanya pada jenis pneumotoraks spontan primer.
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan fisik torak didapatkan:
Inspeksi :
Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiperekspansi dinding dada)
Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak
menggetar
intrapleura tinggi
Auskultasi :
Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan tampak
garis yang merupakan tepi paru
Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radio opaque
Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat
Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen
Analisa Gas Darah
CT Scan
Penatalaksaan
Tujuan utama penatalaksanaan pneumotoraks adalah untuk mengeluarkan udara dari
rongga pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi.