Anda di halaman 1dari 66

Presentasi Portofolio

Suspek Ileus obstruktif + pneumotoraks + hemotoraks


+kontusio pulmonal

Oleh:
dr. Deborah Anasthasia Pakpahan
Pendamping :
dr. Sugeng, SpB
2017
RSUD Sumberrejo
PORTOFOLIO
Perempuan, 60 tahun, sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri tulang belakang post jatuh
Deskripsi dari motor 3 hari yang lalu dengan persentasi pinggul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan suara napas
melemah dan hipersonor pada lapangan paru kanan

Menegakkan diagnosis &tatalaksana pada pasien dengan Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks +
Tujuan
hemotoraks + kontusio pulmonal

Data Utama untuk Bahan Diskusi :

1. Diagnosis / Gambaran Klinis :


Perempuan, 60 tahun, datang ke IGD RSUD Sumberejo dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Sesak nafas
dirasakan saat menarik nafas maupun membuang nafas. Sesak dirasakan tiba-tiba dan tidak berkurang saat istirahat. Terkadang disertai nyeri
dada bagian kanan bagian bawah. Pasien menyangkal adanya batuk, demam, mual, muntah, serta penurunan berat badan. Nyeri dirasakan pada
seluruh bagian paha dan bokong kiri. Buang air kecil lancar. Pasien mengeluhkan buang air besar sulit sejak 2 hari yang lalu, tidak bisa flatus.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan suara napas melemah di lapangan paru kanan.
2. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Riwayat asma (+), riwayat penyakit Paru, penyakit ginjal, alergi, DM, hipertensi disangkal.

3. Riwayat Keluarga dan Pekerjaan :


Tidak ada anggota keluarga ataupun di lingkungan terdekat yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien.

4. Lain-lain:
Hasil Pembelajaran :
Diagnosis klinis Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks + hemotoraks
Penatalaksanaan Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks + hemotoraks
Edukasi untuk pasien Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks +
hemotoraks
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif :
.Sesak nafas dirasakan sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, tiba-tiba dan tidak
berkurang saat istirahat.
.Ada keluhan nyeri dada pada bagian kanan dan batuk-batuk.
.Nyeri dirasakan pada seluruh bagian paha dan bokong kiri, memberat jika pasien bergerak.
.Nafsu makan menurun dalam3 hari ini, mual (+), perut terasa kembung (+),muntah (+)
.Riwayat jatuh dari sepeda motor 3 hari yang lalu dengan persentasi pinggang.
.BAB sulit sejak 2 hari yang lalu. BAK biasa.
.Riwayat mengkonsumsi jamu jamuan atau obat dalam waktu lama tidak dijumpai.
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

2. Objektif :
Status Generalisata

Keadaan Umum : sesak nafas


Kesadaran : Compos mentis, kooperatif (GCS 15 E4M6V5)
Tekanan darah : 131/66 mmHg
Nadi : 153 x/menit, reguler, tekanan/volume cukup
Frek. Nafas : 35 x/menit, reguler
Suhu : 37,3C
2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik

Status Lokalisata
Kepala/Leher : Pupil isokor 3mm, RC(+/+), (+), CA (+/+), SI(+/+), mukosa kering (+),
mukosa sianosis (-), lidah kotor (-), THT t.a.k., TVJ d.b.n., KGB (-), trakea medial, rangsang
meningeal (-)
Thoraks

Paru : Simetris fusiformis, retraksi (+) dan otot bantu nafas (+),
stem fremitus kanan meningkat dibandingkan kiri, suara perkusi hipersonor pada bagian
paru kanan paru kiri sonor, suara nafas vesikuler menurun pada paru kanan, 35 x/menit,
ronki -/-, wheezing -/-
oJantung : s1 s2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik

Status Lokalisata

Abdomen : Simetris, distensi (-), defans muskular (-),H/L/R lien tidak teraba, nyeri tekan seluruh
abdomen, tidak teraba massa, Ballotement (-/-), nyeri ketok CVA (-/-), timpani, peristaltik menurun (+),
turgor dbn
Ekstremitas : Akral hangat, perfusi baik, edema (-), sianosis (-), kekuatan motorik (5/5/5/5), refleks

fisiologis dbn, refleks patologis (-)


15/09/2016 16/09/2016 18/09/2016 19/09/2016 20/09/2016

Wbc 15.900 Wbc 9.900 Wbc 9.500 Wbc 9.300 Cr 0,77


Rbc 4.77 jt/Ul Rbc 4.54 jt/Ul Rbc 3.91 jt/ul Rbc 4.33 jt/ul Ur 67,82
Hb 14,4 Hb 13,7 Hb 11,7 Hb 12,9 Elektrolit :
Plt 171.000 Plt 146.000 Plt 103.000 Plt 105.000 Na 148,2
SGOT 51,16 Albumin 4,19 Cr 1,18 Cr 1,18 K 3,46
SGPT 40,48 Ur 122,04 Ur 122,04 Cl 105,5
CR 1,17 Albumin 3,63 Ca 2,01
Ur 111,74 Elektrolit:
Gda 167,60 Na 151,9
Elektrolit: K 3,50
Na 136,9 Cl 110,4
K 3,62 Ca 2,13
Cl 98,7
Ca 2,09
21/09/2016 22/09/2016 24/09/2016 27/09/2016 30/09/2016
Wbc 11.500 Wbc 15.000 Wbc 13.600 Wbc 11.600 Wbc 6.500
Rbc 3.68 jt/Ul Rbc 3.80 jt/Ul Rbc 3.82 jt/Ul Rbc 3.92 jt/Ul Rbc 3.52 jt/Ul
Hb 11,2 Hb 11,6 Hb 11,6 Hb 12 Hb 10,6
Plt 136.000 Plt 207.000 Plt 347.000 Plt 422.000 Plt 251.000
Elektrolit: Elektrolit: Albumin 3,43 Albumin 3,13
Na 142,5 Na 135,9 Cr 0,66 Cr 0,63
K 3,47 K 3,39 Ur 21,20 Ur 25,20
Cl 101,9 Cl 95,2 SGOT 14,67 SGOT 20,06
Ca 2,08 Ca 2,00 SGPT 11,48 SGPT 13,62
Elektrolit: Elektrolit:
Na 136,7 Na 134,6
K 4,19 K 4,46
Cl 97,8 Cl 96,0
Ca 2,08 Ca 2,07
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

3. Assesment

Diagnosis:
Suspek ileus obstruktif + pneumotoraks + hemotoraks
Radiologi
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
S: Sesak sejak 3 hari yang lalu , batuk (-), kaki bengkak (-). Inf pz 1000 cc /24 jam
15-09-2016
Nyeri tulang belakang post jatuh dari motor 1 hari yang lalu.
Drip aminofilin 1 amp/kolf
Bab tidak bisa sejak 2 hari yang lalu, tidak bisa flatus, bak
O2 mask simple 5 lpm
lancar.
Nebul ventolin 3x/24 jam
Riwayat asma (+), hipertensi (-), DM (-).
O. Ku : sesak Kesadaran Compos mentis Inj metilprednisolon 3x1/3 amp

Gcs : 456 Inj ranitidin 2x 50 mg


Tensi : 131/66 , RR :35x/menit
Inj cefotaxime 3x1g
Nadi :153x/menit, SpO2: 86%
Pembahasan
Kepala/leher : anemis (-)/ ikterik(-)/ sianosis(-)/dispnea (+)
Pada anamnesis didapatkan pasien
Thorax : S1S2 tunggal reguler, murmur (-) memiliki keluhan sesak nafas, pasien
Vesikuler menurun pada paru kanan, ronki -/-, wheezing (+) juga memiliki riwayat asma. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya
Abdomen : rounded, bu menurun, nyeri tekan seluruh regio
abdomen wheezing pada seluruh lapang pandang
paru sehingga dapat diarahkan ke asma
Ext : akral hangat, edema -/-
bronkiale serangan berat
A: Asma bronkiale serangan berat
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
S: Nyeri perut memberat, sesak nafas memberat O2 mask reservoar 8 lpm
O.
Inf PZ 500cc/24 jam
Ku: sesak
Gcs : 456
TD : 138/79 Nebule ventolin 3 kali sehari
Hr : 174x/menit
SpO2 96% Inj metilprednisolon 3x1/3 vial
Kepala : anemis (-)/ ikterik (-) /
Inj ranitidin 2x50 mg
sianosis(-)/dispnea(+)
Inj cefotaxime 3x1 gr
Thorax : S1S2 tunggal reguler, murmur (-)
Drip aminophilin 1 amp/fl
Vesikuler menurun pada paru kanan, ronki pada
paru kanan, wheezing (-) Pro foto hips AP/Lat

Abdomen : kontur bulat, distensi, bising usus Pembahasan

menurun Selain itu didapatkan pasien memiliki keluhan

Ekstremitas : akral hangat, edema (-) nyeri pada seluruh perut,disertai adanya riwayat
belum bisa BAB selama 2 hari. Pada
A: observasi dispnea et causa asma bronkiale dd
pemeriksaan fisik abdomen didapatkan adanya
pneumonia susp ileus obstruktif
distensi abdomen serta penurunan bising usus.
Tanggal Perjalanan penyakit pengobatan
S : sesak bertambah berat, kesadaran menurun Pro chest pemasangan WSD

O : ku : sesak , Gcs : 215 Konsul bedah dan anastesi

SpO2 95% dgn O2 reservoar Acc masuk ok

Hr : 158 x/menit

TD: 126/76 mmHg dengan dopamin 5 gamma Pada pasien ini didapatkan adanya
tanda tanda syok disertai penurunan
RR : 31x/menit
kesadaran dan sesak yg
Kepala : dispnea (+) bertambah.Pada pemeriksaaan fisik
Thorax : vesikuler menurun pada paru kanan , tidak ulang didapatkan adanya krepitasi
didapati ronki dan wheezing pada kosta 7,8,9 kanan. Sehingga
dapat didiagnosis ke tension
Teraba krepitasi (+) pada kosta 7,8,9 kanan belakang
pneumotoraks.
Abdomen : kontur bulat, bising usus menurun

Ekstremitas : akral dingin, edem (-)

A : Tension pneumotoraks dekstra et causa fraktur iga 7,8,9


Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

19-09-2016 S: pasien terintubasi Head up 30

O: O2 ventilator

B1 : airway bebas, terintubasi, RR 18x/mnit, Fisioterapi nafas

SpO2 96% Nebul pz + bisolvon 6x/hari

B2 : TD 163/78 mmHg , HR 124x/menit Suction

B3 : GCS 4x6 Inf D5 1500cc/hari

B4 : dc (+), pu 100 cc/jam Inj ranitidin 2x50 mg

B5 : bu (+), soepel Inj ciprofloxacin 2x200mg

B6 : akral hangat Po. Omeprozol 1x40 mg

A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks Vit K 3x1


dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio
pulmonal dekstra
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
20-09-2016 S: pasien terintubasi Head up 30
O:
O2 ventilator
B1 : airway bebas, terintubasi , RR 20x/menit,
Fisioterapi nafas
SpO2 97%
B2 : TD 140/67 mmHg,HR 102x/menit Nebul pz + bisolvon 6x/hari
B3: GCS 4x6
Suction
B4 : dc (+), pu 50cc/jam
Inf D5 1500cc/hari
B5 : soepel, bu (+)
B6 : akral hangat Inj ranitidin 2x50 mg
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks
Inj ciprofloxacin 2x200mg
dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio
Po. Omeprozol 1x40 mg
pulmonal dekstra
Vit K 3x1
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
21-09-2016 S: pasien terintubasi Head up 30
O2 ventilator
O:
Fisioterapi nafas
B1 : airway bebas, terintubasi , RR 20x/menit, SpO2 99%
Sonde entrasol E1E2 50cc
B2 : TD 134/73 mmHg, HR 104x/menit E3E4 100cc, E5E6 150 cc

B3: GCS 4x6 Nebul pz + bisolvon 6x/hari


Suction sesuai indikasi
B4 : dc (+), pu 50cc/jam
Inf D5 1500cc/hari
B5 : soepel, bu (+) Inj ranitidin 2x50 mg

B6 : akral hangat Inj ciprofloxacin 2x200mg


Inj lasix 2x1
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks dekstra +
Inj metronidazole 3x500mg
hemotoraks dekstra + kontusio pulmonal dekstra
Inj dexametason 1x1
Inj parasetamol 3x500mg (k/p)
Po. Vit K 3x1
Vit B1 1 x100 mg
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

22-09-2016 S: pasien terintubasi Head up 30


O2 ventilator
O:
Fisioterapi nafas
B1 : airway bebas, terintubasi , RR 19x/menit,
Sonde entrasol 6x150cc
SpO2 99%
Nebul pz + bisolvon 6x/hari
B2 : TD 150/66 mmHg, HR 98x/menit Suction sesuai indikasi

B3: GCS 4x6 Inf kaenMg3 1000cc/hari


Inj ranitidin 2x50 mg
B4 : dc (+), pu 150cc/jam
Inj ciprofloxacin 2x200mg
B5 : soepel, bu (+) Inj lasix 2x1 amp

B6 : akral hangat, edema (-) Inj metronidazole 3x500mg


Inj dexametason 1x1
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks
Inj parasetamol 3x500mg (k/p)
dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio
Po. Vit K 3x1
pulmonal dekstra
Vit B1 1x100 mg
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

23/09/2016 S: pasien terintubasi Head up 30


O: O2 ventilator
B1 : airway bebas, terintubasi , RR 20x/menit, SpO2 Fisioterapi nafas
97% Sonde entrasol 6x200cc
B2 : TD 147/64 mmHg, HR 97x/menit Nebul pz + bisolvon 6x/hari
B3: GCS 4x6 Suction sesuai indikasi
B4 : dc (+), pu 50cc/jam Inf kaenMg3 1000cc/hari
B5 : soepel, bu (+) Inj ranitidin 2x50 mg
B6 : akral hangat, edema (-)
Inj ciprofloxacin 2x200mg
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks
Inj lasix 2x1 amp
dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio pulmonal
Inj metronidazole 3x500mg
dekstra
Inj dexametason 1x1
Inj parasetamol 3x500mg (k/p)
Po. Vit K 3x1
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
24/09/2016 S: keluhan (-) Lepas drain
Lepas NGT
O:
O2 nasal kanul 3 lpm
B1 : airway bebas,O2 nasal kanul 3 lpm , Mobilisasi miring kiri
Inf KaenMg3 1000cc/hari
RR 26x/menit, SpO2 97%
Head up 30
B2 : TD 142/72 mmHg, HR 100x/menit O2 ventilator

B3: GCS 456 Fisioterapi nafas


Sonde entrasol 6x200cc
B4 : dc (+), pu 50cc/jam Nebul pz + bisolvon 6x/hari

B5 : soepel, bu (+), NGT aff Suction sesuai indikasi


Inf kaenMg3 1000cc/hari
B6 : akral hangat, edema (-)
Inj ranitidin 2x50 mg
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks Inj parasetamol 3x500mg (k/p)
dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio Inj omeprazole 1x40 mg

pulmonal dekstra Po. Vit K 3x1


Vit B1 1x100 mg
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
25/09/2016 S: keluhan (-) Head up 30
O: O2 nasal 3 lpm
Fisioterapi nafas
B1 : airway bebas, O2 nasal kanul 3 lpm ,
Nebulizer pz+ ventolin 6x/hari
RR 24x/menit, SpO2 98%
Suction sesuai indikasi
B2 : TD 134/71 mmHg, HR 104x/menit Entrasol 3x200cc
B3: GCS 456 Alphameta 3x1 takar

B4 : dc (+), pu 50cc/jam Inf kaenMg3 1000 cc/hari+


drip B1 1x100 mg
B5 : soepel, bu (+) Inj omeprazole 1x40 mg
B6 : akral hangat, edema (-) Po. Cefixim 3x100 mg

A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks Parasetamol 3x500 mg


dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio pulmonal Codein 3x20 mg
dekstra
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

26/09/2016 S: keluhan (-) Head up 30


O2 nasal 3 lpm
O:
Fisioterapi nafas
B1 : airway bebas, O2 nasal kanul 3 lpm ,
Nebulizer pz+ ventolin 6x/hari
RR 24x/menit, SpO2 97% Suction sesuai indikasi

B2 : TD 136/68 mmHg, HR 98x/menit Entrasol 3x200cc


Alphameta 3x1 takar
B3: GCS 456
Inf kaenMg3 1000 cc/hari+ drip B1
B4 : dc (+), pu 100cc/jam 1x100 mg
Inj omeprazole 1x40 mg
B5 : soepel, bu (+)
Po. Cefixim 3x100 mg
B6 : akral hangat, edema (-) Parasetamol 3x500 mg

A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks dekstra Codein 3x20 mg

+ hemotoraks dekstra + kontusio pulmonal dekstra KSR tab 1x1


Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

27/09/2016 S: keluhan (-)


O: Terapi lanjut
B1 : airway bebas, O2 nasal kanul 3 lpm ,
RR 24x/menit, SpO2 97%
B2 : TD 140/68 mmHg, HR 96x/menit
B3: GCS 456
B4 : dc (+), pu 50-100cc/jam
B5 : soepel, bu (+)
B6 : akral hangat, edema (-)
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks
dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio
pulmonal dekstra
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
28/09/2016 S: keluhan (-) Terapi lanjut
O:

B1 : airway bebas, O2 nasal kanul 3 lpm ,

RR 22x/menit, SpO2 98%

B2 : TD 138/70 mmHg, HR 98x/menit

B3: GCS 456

B4 : dc (+), pu 50-100cc/jam

B5 : soepel, bu (+)

B6 : akral hangat, edema (-)

A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks dekstra


+ hemotoraks dekstra + kontusio pulmonal dekstra
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

29/09/2016 S: keluhan (-) Terapi lanjut


O:
B1 : airway bebas, O2 nasal kanul 3 lpm ,
RR 24x/menit, SpO2 99%
B2 : TD 142/71 mmHg, HR 102x/menit
B3: GCS 456
B4 : dc (+), pu 100cc/jam
B5 : soepel, bu (+)
B6 : akral hangat, edema (-)

A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks


dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio
pulmonal dekstra
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
30/09/2016 S: keluhan (-), nyeri (-) Acc pindah lantai 2
O: Head up 30
B1 : airway bebas, O2 nasal kanul 3 lpm , O2 nasal 3 lpm
RR 20x/menit, SpO2 99% Fisioterapi nafas
B2 : TD 111/78 mmHg, HR 98x/menit Nebulizer pz+ ventolin 3x/hari
B3: GCS 456 Entrasol 3x200cc
B4 : dc (+), pu 50-100cc/jam Alphameta 3x1 takar
B5 : soepel, bu (+) Inf kaenMg3 1000 cc/hari+
B6 : akral hangat, edema (-) Inj vit B1 1x100 mg
Inj omeprazole 1x40 mg
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks Po. Cefixim 3x100 mg
dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio pulmonal Parasetamol 3x500 mg
dekstra + post pemasangan chest tube + WSD Codein 3x20 mg
KSR 1x1 tab
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

01/10/2016 S: keluhan (-) Head up 30


O2 nasal 3 lpm
O: Fisioterapi nafas
Td 130/70 mmHg Nebulizer pz+ ventolin 3x/hari
Hr 100x/menit Entrasol 3x200cc
Rr 24x/menit Alphameta 3x1 takar
Temp 37,4C Inf kaenMg3 1000 cc/hari+
Status generalisata : dbn Inj vit B1 1x100 mg
Inj omeprazole 1x40 mg
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks dekstra Po. Cefixim 3x100 mg
+ hemotoraks dekstra + kontusio pulmonal dekstra + Parasetamol 3x500 mg
post pemasangan chest tube + WSD Codein 3x20 mg
KSR 1x1 tab
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

02/10/2016 S: terasa nyeri Head up 30


O2 nasal 3 lpm
O: Fisioterapi nafas
Td 150/60 mmHg Nebulizer pz+ ventolin 3x/hari
Hr 100x/menit Entrasol 3x200cc
Rr 24x/menit Alphameta 3x1 takar
Temp 36 C Inf kaenMg3 1000 cc/hari+
Status generalisata : dbn Inj vit B1 1x100 mg
Po. Cefixim 3x100 mg
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks Parasetamol 3x500 mg
dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio pulmonal Codein 3x20 mg
dekstra + post pemasangan chest tube + WSD KSR 1x1 tab
Amlodipin 1x10 mg
Inj ketorolac 3x1
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan
03/10/2016 S: nyeri (+) Head up 30
O2 nasal kanul 3 lpm
Fisioterapi nafas
O:
Nebulizer pz+ ventolin 3x/hari
Td 130/90 mmHg
Entrasol 3x200cc
Hr 80x/menit
Alphameta 3x1 takar
Rr 20x/menit Inf kaenMg3 1000 cc/hari+
Temp 36,3C Drip vit B1 1x100 mg
Status generalisata : dbn Inj ranitidin 2x50mg
Po. Cefixim 3x100 mg
Parasetamol 3x500 mg
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks
Codein 3x20 mg
dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio
KSR 1x1 tab
pulmonal dekstra + post pemasangan chest
Amlodipin 1x10 mg
tube + WSD
Inj ketorolac 3x1
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

04/10/2016 S: nyeri pada dada kanan, terasa kenceng-kenceng, Head up 30


hilang timbul. Dirasakan terutama saat menarik O2 nasal kanul 3 lpm
nafas. Fisioterapi nafas
Nebulizer pz+ ventolin 3x/hari
O : TD 120/80 Entrasol 3x200cc
HR 88x/mnit Alphameta 3x1 takar
RR 20x/mnit Inf kaenMg3 1000 cc/hari+
Thorak: tampak plester menutupi dada kanan Drip vit B1 1x100 mg
Abdomen : soepel, BU (+) Inj ranitidin 2x50mg
Ekstremitas: akral hangat Po. Cefixim 3x100 mg
Parasetamol 3x500 mg
A : Fraktur iga 6,7,8 dekstra + Pneumotoraks Codein 3x20 mg
dekstra + hemotoraks dekstra + kontusio pulmonal KSR 1x1 tab
dekstra + post pemasangan chest tube + WSD Amlodipin 1x10 mg
Inj ketorolac 3x1
Tanggal Perjalanan penyakit Pengobatan

05/10/2016 Parasetamol 2x500mg

Codein 2x40 mg

Ranitidin 2x50mg

Alphameta 3x1 takar

Ganti plester

Pro KRS
Nilai normal 15/09/2016 16/09/2016 18/09/2016 19/09/2016

Wbc 4.000-9.000 Wbc 15.900 Wbc 9.900 Wbc 9.500 Wbc 9.300
Rbc 3.80-5.30 jt Rbc 4.77 jt/Ul Rbc 4.54 jt/Ul Rbc 3.91 jt/ul Rbc 4.33 jt/ul
Hb 12.0-18.0 Hb 14,4 Hb 13,7 Hb 11,7 Hb 12,9
Plt 120.000-380.000 Plt 171.000 Plt 146.000 Plt 103.000 Plt 105.000
SGOT 0-42 SGOT 51,16
SGPT 0-47 SGPT 40,48
Cr 0.8-1.5 CR 1,17 Cr 1,18 Cr 1,18
Ur 20-40 Ur 111,74 Ur 122,04 Ur 122,04
Gda 65-120 Gda 167,60
Elektrolit : Elektrolit: Elektrolit:
Na 135-155 Na 136,9 Na 151,9
K 3,6-5,5 K 3,62 K 3,50
Cl 96-108 Cl 98,7 Cl 110,4
Ca 2,10-2,42 Ca 2,08 Ca 2,13
Albumin 3,5-5,2 Albumin 4,19 Albumin 3,63
Nilai normal 21/09/2016 22/09/2016 24/09/2016 27/09/2016 30/09/2016

Wbc 4.000-9.000 Wbc 11.500 Wbc 15.000 Wbc 13.600 Wbc 11.600 Wbc 6.500
Rbc 3.80-5.30 jt Rbc 3.68 jt/Ul Rbc 3.80 jt/Ul Rbc 3.82 jt/Ul Rbc 3.92 jt/Ul Rbc 3.52
Hb 12.0-18.0 Hb 11,2 Hb 11,6 Hb 11,6 Hb 12 Hb 10,6
Plt 120.000-380.000 Plt 136.000 Plt 207.000 Plt 347.000 Plt 422.000 Plt 251.000
SGOT 0-42 SGOT 14,67 SGOT 20,06
SGPT 0-47 SGPT 11,48 SGPT 13,62
Cr 0.8-1.5 Cr 0,66 Cr 0,63
Ur 20-40 Ur 21,20 Ur 25,20
Gda 65-120
Elektrolit : Elektrolit: Elektrolit: Elektrolit: Elektrolit:
Na 135-155 Na 142,5 Na 135,9 Na 136,7 Na 134,6
K 3,6-5,5 K 3,47 K 3,39 K 4,19 K 4,46
Cl 96-108 Cl 101,9 Cl 95,2 Cl 97,8 Cl 96,0
Ca 2,10-2,42 Ca 2,08 Ca 2,00 Ca 2,01 Ca 2,07
Albumin 3,5-5,2 Albumin 3,13 Albumin 3,13
ILEUS
adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda
adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan
atau tindakan
Lokasi
Ileus
obstruktif

Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen sebelah proksimal dari


letak obstruktif

Distensi
Kehilangan H2O dan
elektrolit
Tekanan Proliferasi bakteri yang
intralumen berlangsung cepat
Volume ECF
Iskemia dinding
usus

Kehilangan cairan
menuju ruang
peritoneum

Pelepasan bakteri dari toksin Peritonitis Syok hipovolemik


dari usus yang nekrotik ke
septikemia
dalam peritoneum dan
sirkulasi sistematik
Manifestasi klinis
Distensi abdomen
Nyeri abdomen disertai kembung
Muntah dan gangguan elektrolit
Dehidrasi (pengeluaran banyak cairan dan elektrolit)
Konstipasi atau obstipasi
Bising usus meningkat
Diagnosis
Anamnesa :
Penyebab ( adhesi, hernia )
Syok
Oliguri
Gangguan elektrolit
Meteorismus
Nyeri kolik
Mual dan muntah
Obstipasi
Inspeksi
Perut distensi
Tampak gerakan usus atau kejang usus

Auskultasi
Hiperperistaltik
Borborygmus dapat terdengar keras
Bising usus terdengar keras dan bernada tinggi (metallic sound), atau tidak terdengar sama sekali

Perkusi
Meteorismus
Hipertimpani

Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada hernia.
Radiologi
1. Ileus obstruksi letak tinggi :
Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocecal junction) dan

kolaps usus di bagian distal sumbatan.


Coil spring appearance

Herring bone appearance

Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)

2. Ileus obstruksi letak rendah :


Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak tinggi

Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen

Air fluid level yang panjang-panjang di kolon.


Sedangkan pada ileus paralitik , ditemukan dilatasi usus yang menyeluruh
dari gaster sampai rectum.
Tatalaksana
Puasa
Dekompresi ( pasang pipa lambung ) untuk mengurangi muntah, distensi abdomen dan
mencegah aspirasi
Perbaikan keadaan umum (Resusitasi cairan dan elektrolit )
Operasi, dilakukan bila:
Strangulasi
Obstruksi lengkap
Hernia inkarserata
Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT,
infus,oksigen dan kateter)
TRAUMA TORAKS
Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks dan atau organ intra toraks,
baik karena trauma tumpul maupun oleh karena trauma tajam

TRAUMA TUMPUL
kontusio dan hematoma dinding toraks
fraktur tulang kosta
flail chest
fraktur sternum
trauma tumpul pada parenkim paru,
trauma pada trakea dan bronkus mayor,
pneumotoraks
hematotoraks.
Pneumotoraks
adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam pleura yang
menyebabkan kolapsnya paru yang terkena.
Klasifikasi
Pneumotoraks spontan
(terjadi secara tiba-tiba) Penumotoraks traumatik
Primer (terjadi akibat adanya suatu trauma, baik
trauma penetrasi maupun bukan, yang
tanpa diketahui sebabnya
menyebabkan robeknya pleura, dinding dada
maupun paru)
Sekunder non-iatrogenik
riwayat penyakit paru yang telah dimiliki karena jejas kecelakaan, misalnya jejas
sebelumnya pada dinding dada, barotrauma.

Iatrogenik
akibat komplikasi dari tindakan medis
Berdasarkan jenis fistulanya
Pneumotoraks Tertutup (Simple Pneumothorax)
pleura dalam keadaan tertutup,
tidak ada jejas terbuka pada dinding dada,
tidak ada hubungan dengan dunia luar.

Tekanan di dalam rongga pleura awalnya mungkin positif, namun lambat-laun


berubah menjadi negatif karena diserap oleh jaringan paru disekitarnya.

Pada kondisi tersebut paru belum mengalami re-ekspansi, sehingga masih ada
rongga pleura, meskipun tekanan di dalamnya sudah kembali negatif.
Pneumotoraks terbuka (Open penumothorax)
terdapat hubungan antara rongga pleura dengan bronkus,
terdapat luka terbuka pada dada,
ada hubungan dengan dunia luar

Pada keadaan ini tekanan intrapleura sama dengan tekanan udara luar (tekanan intrapleura sekitar
nol)
Perubahan tekanan ini sesuai dengan perubahan tekanan yang disebabkan oleh gerakan pernapasan.
Saat inspirasi tekanan menjadi negatif dan waktu ekspirasi tekanan menjadi positif.
Saat inspirasi mediastinum dalam keadaan normal, tetapi saat ekspirasi mediastinum bergeser ke
arah sisi dinding dada yang terluka (sucking wound).
Inspirasi : udara masuk lewat luka dan menggeser mediastinum ke sisi yang sehat ( tekanan inspirasi tidak
seimbang kiri dan kanan )
Ekspirasi : udara keluar dari luka, mediastinum pindah ke sisi yang luka .
Pneumotoraks Ventil (Tension penumothorax)
tekanan intrapleura yang positif dan makin lama makin bertambah besar
karena ada fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil

Inspirasi : udara masuk melalui trakea, bronkus serta percabangannya dan selanjutnya terus
menuju pleura melalui fistel yang terbuka.
Ekspirasi : udara di dalam rongga pleura tidak dapat keluar.
tekanan di dalam rongga pleura makin lama makin tinggi dan melebihi tekanan atmosfer.
gagal napas
Inspirasi : udara masuk melalui trakea, bronkus serta percabangannya dan selanjutnya terus menuju pleura
melalui fistel yang terbuka.
Ekspirasi : udara di dalam rongga pleura tidak dapat keluar.
Gejala
Sesak napas. Seringkali sesak dirasakan mendadak dan makin lama makin
berat. Penderita bernapas tersengal, pendek-pendek, dengan mulut terbuka.
Nyeri dada.
Nyeri dirasakan tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa
lebih nyeri pada gerak pernapasan.
Batuk-batuk,

Denyut jantung meningkat.

Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang kurang.
Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 5-10% pasien,
biasanya pada jenis pneumotoraks spontan primer.
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan fisik torak didapatkan:

Inspeksi :
Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiperekspansi dinding dada)

pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal

trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat.


Palpasi :
Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar,

iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat,

fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit


Perkusi :

Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak

menggetar

batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan

intrapleura tinggi

Auskultasi :

Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang


Foto rontgen

Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan tampak
garis yang merupakan tepi paru
Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radio opaque
Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat
Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen
Analisa Gas Darah
CT Scan
Penatalaksaan
Tujuan utama penatalaksanaan pneumotoraks adalah untuk mengeluarkan udara dari
rongga pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi.

1.Observasi dan Pemberian O2


2.Tindakan dekompresi
3.Torakoskopi
4.Torakotomi
Menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk
rongga pleura tekanan udara yang positif di rongga
pleura akan berubah menjadi negatif karena mengalir ke
luar melalui jarum tersebut

Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra


ventil :
1) Dapat memakai infus set
2) Jarum abbocath
3) Pipa water sealed drainage (WSD)
insisi kulit di sela iga ke-4 pada linea mid aksilaris atau
pada linea aksilaris posterior
Pipa khusus (toraks kateter) steril, dimasukkan ke
rongga pleura dengan perantaraan troakar
Setelah troakar masuk, maka toraks kateter segera
dimasukkan ke rongga pleura dan kemudian troakar
dicabut
ujung kateter toraks yang ada di dada dan pipa kaca
WSD dihubungkan melalui pipa plastik lain
Penghisapan ini dilakukan dengan memberi tekanan
negatif sebesar 10-20 cm H2O
Komplikasi
Hemothoraks
Gangguan kardiovaskular
Bronchopleural fistula
Hematotoraks
adalah terakumulasinya darah pada rongga thoraks akibat trauma tumpul
atau tembus pada dada
Patofisiologi
Nyeri dada yang berkaitan dengan trauma dinding dada
Tanda-tanda syok, seperti hipotensi, nadi cepat dan lemah,
pucat, dan akral dingin
Kehilangan darah volume darah Cardiac output TD
Kehilangan banyak darah vasokonstriksi perifer pewarnaan
kulit oleh darah berkurang
Tachycardia
Kehilangan darah volume darah Cardiac output
hipoksia kompensasi tubuh takikardia
Klasifikasi
a. Hematothoraks ringan
Jumlah darah kurang dari 400 cc
Tampak sebagian bayangan kurang dari 15 % pada foto thoraks
Perkusi pekak sampai iga IX
b. Hematothoraks sedang
Jumlah darah 500 cc sampai 2000 cc
15% - 35% tertutup bayangan pada foto thoraks
Perkusi pekak sampai iga VI
c. Hematothoraks berat
Jumlah darah lebih dari 2000 cc
35% tertutup bayangan pada foto thoraks

Anda mungkin juga menyukai