Anda di halaman 1dari 31

Manajemen Keuangan 2

ANALISIS
BREAK EVENT POINT
Analisis Break Even Point
Analisis Break Even Point

Analisis BEP dapat dilihat dari aspek penjualan dan aspek


produksi. Dari aspek penjualan, BEP berarti volume penjualan
di mana total penghasilan (TR) sama dengan total biaya (TC),
sehinggga perusahaan dalam posisi tidak untung maupun
tidak rugi.
Sedangkan bila ditinjau dari segi produksi, BEP adalah titik
yang menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual
tetapi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian. Atau
tingkat produksi barang/jasa yang dijual, di mana total
penghasilan dan biaya dalam keadaan impas atau sama
besarnya.
Analisis Break Even Point

Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk


mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya
variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
Oleh karena analisis tersebut mempelajari
hubungan antara biaya, keuntungan dan volume
kegiatan, maka analisa tersebut sering pula
disebut Cost Profit Volume Analysis (CPV
analysis).
Analisis Break Even Point

Analisis BEP adalah alat perencanaan penjualan


sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar
perusahaan secara minimal tidak mengalami
kerugian. Selanjutnya, karena perusahaan
menginginkan keuntungan berarti perusahaan
harus berproduksi/menjual di atas BEP.
Jadi, BEP bukan tujuan tetapi merupakan dasar
penentuan kebijakan penjualan, kebijakan
produksi dan perencanaan laba.
Manfaat Analisis BEP

Menentukan jumlah penjualan minimum yang harus


dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga
jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai
untuk memperoleh laba yang telah direncanakan.
Dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus
ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
Menentukan harga jual produk
Menganalisis efek perubahan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadap keuntungan yang
diperoleh.
C, R TR

TC

Profit

BEP VC

Loss
FC

0 Q

ANALISIS BEP DENGAN GRAFIK


Asumsi-Asumsi
dalam Analisis BEP
Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang
dianalisis.
Seluruh biaya dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya
variabel.
Besarnya biaya tetap tidak berubah meskipun ada
perubahan volume produksi/penjualan.
Besarnya biaya variabel berubah secara proporsional
dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa
biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.
Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk.
Apabila diproduksi lebih dan satu macam produk, maka
sales mix atau komposisi barang yang dijual adalah tidak
berubah (konstan).
Perhitungan BEP
TR = TC
P.Q = FC + VC.Q
P.Q VC.Q = FC
(P VC) Q = FC

Q BEP = FC
dimana :
P VC
BEP (Rp) = FC TR = Total
Revenue
1 VC TC = Total Cost
P P = Price
Q = Quantity
FC = Fixed Cost
VC = Variable
Cost
Contoh Analisis BEP
Selama tahun 2011, perusahaan ABC menjual 100.000 unit
produk dengan harga Rp 20.000,00/unit. Biaya variabel/unit
adalah Rp 14.000,00 dan biaya tetap jumlahnya Rp
79.200.000,00.
1.Tentukan BEP dalam unit dan rupiah

2.Berapa laba operasi yang diperoleh perusahaan pada tahun

2011
3.Berapa unit yang harus dijual agar perusahaan memperoleh

laba operasi Rp 90.000.000,00


4.Berapa unit yang harus dijual jika perusahaan menginginkan

laba bersih setelah pajak 20% adalah Rp 240.000.000,00?


Contoh Analisis BEP
Jawab:
a. Q BEP = FC
P VC
= 79.200.000
20.000 14.000
Q BEP = 13.200 unit

BEP (Rp) = FC
1 VC
P
= 79.200.000
1 - 14.000
20.000
BEP (Rp) = Rp 264.000.000,00

Jadi, kuantitas yang harus dijual agar perusahaan berada


dalam kondisi impas adalah 13.200 unit atau nilai penjualannya
adalah Rp 264.000.000,00
Contoh Analisis BEP
Jawab:

b. Laba operasi = TR TC
= (P.Q) (FC+VC.Q)
= (20.000x100.000)
(79.200.000+(14.000x100.000))
Laba operasi = Rp 520.800.000,00

Jadi, laba operasi perusahaan pada tahun


2011 dimana kuantitas yang dijual sebanyak
100.000 unit adalah Rp 520.800.000,00.
Contoh Analisis BEP
Jawab:

c. Laba operasi = TR TC
= (P.Q) (FC+VC.Q)
90.000.000 = 20.000Q (79.200.000 +
14.000Q)
169.200.000 = 6.000Q
Q = 28.200 unit

Jadi, agar perusahaan memperoleh laba


operasi Rp 90.000.000,00 maka kuantitas
yang harus dijual adalah 28.200 unit.
Contoh Analisis BEP
Jawab:
Atau :

c. Q (laba Rp 90 juta) = FC + laba target


P VC
= 79.200.000 + 90.000.000
20.000 14.000
Q (laba Rp 90 juta) = 28.200 unit
Contoh Analisis BEP
Atau:
c. Sales = FC + laba target
1 VC
P
= 79.200.000 + 90.000.000
1 - 14.000
20.000
Sales = Rp
564.000.000,00
Contoh Analisis BEP
d. Laba set. Pajak = (TR TC) Tax
= (TR TC) 20% (TR TC)
= 80% (TR TC)
240.000.000 = 80% (P.Q (FC+VC.Q) )
240.000.000/80% = 20.000Q (79.200.000+14.000Q)
6.000Q = 300.000.000 + 79.200.000
Q = 63.200 unit

Jadi, agar perusahaan memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp


240.000.000,00 maka unit yang harus dijual adalah 63.200 unit
Contoh Analisis BEP
Atau:
d. Q (laba bersih Rp 240 jt) = FC + laba target
__ 1 - % pajak
P VC
= 79.200.000 + 240.000.000
(1 - 20%)
20.000 14.000
Q (laba bersih Rp 240 jt) = 63.200 unit
Margin of Safety

Margin of safety adalah batas penurunan penjualan yang


bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita kerugian.
Misalnya margin of safety adalah 30%, artinya realisasi
penjualan dipertahankan jangan sampai turun lebih dari
30%. Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 30%,
maka perusahaan akan menderita kerugian, sedangkan
bila penurunan sampai 30% perusahaan dalam kondisi
break event point.
MoS = Anggaran Penjualan Penjualan pada BEP
MoS Ratio = Anggaran penjualan Penjualan pd BEP x
100%
Anggaran penjualan
Contoh Margin of Safety

Diketahui bahwa PT. ABC merencanakan


penjualan produk X pada tahun 2009
adalah sebanyak 1000 unit. Jika harga
jual/unit adalah Rp 500,00 dan BEP-nya
adalah 600 unit, berapakah Margin of
Safety-nya?
Contoh Margin of Safety

Jawab:
Anggaran penjualan (1000 unit @ Rp 500,00) = Rp 500.000,00
Penjualan pada BEP (600 unit @ Rp 500,00) = Rp 300.000,00
Margin of Safety = Rp 200.000,00

Margin of safety ratio = 200.000 x 100% = 40%


500.000

Artinya, realisasi penjualan dipertahankan jangan sampai


turun lebih dari 40%. Apabila realisasi penjualan turun lebih
dari 40%, maka perusahaan akan menderita kerugian,
sedangkan bila penurunan penjualan hingga 40% dari yang
dianggarkan maka perusahaan dalam kondisi break event
point.
BEP Jika Produknya Lebih Dari
Satu

Untuk mencari BEP dari dua produk atau lebih maka


perhitungannya agak berbeda sedikit dengan cara
mencari BEP satu jenis produk karena adanya
variable cost dan harga jual per unit yang berbeda
dari masing-masing jenis produk. Di samping itu
tingkat BEP baru dapat dihitung apabila terlebih
dahulu sudah diketahui komposisi penjualan dari
masing-masing produk.
BEP Jika Produknya Lebih Dari
Satu

Contoh: Perusahaan A yang bergerak dalam bidang


produksi kain batik dan stagen merencanakan
perluasan daerah pemasarannya meliputi wilayah Jawa
Timur, Bali, Lombok dan Sumbawa. Penjualan kain batik
direncanakan sebanyak 25.000 meter dengan harga
jual/meter Rp 3.500,00 dan stagen sebanyak 15.000
meter dengan harga jual/meter Rp 1.000,00. Variable
cost untuk masing - masing jenis produk adalah Rp
2.000,00/meter untuk kain batik, dan Rp 600,00/meter
untuk stagen, sedangkan fixed cost untuk kedua jenis
produk tersebut adalah Rp 28.275.000,00. Hitunglah
break event point untuk kedua jenis produk tersebut!
BEP Jika Produknya Lebih Dari
Satu

Keterangan Kain batik Stagen Total


Penjualan 87.500.000 15.000.000 102.500.000
Fixed Cost 28.275.000
Variabel 50.000.000 9.000.000 59.000.000
Cost

BEP = 28.275.000 = 28.275.000 = Rp


66.625.000,00
1- 59.000.000 0,42439024
102.500.000

BEP (kain batik) = 66.625.000 x 25.000 = 16.250


meter
102.500.000
BEP Jika Produknya Lebih Dari
Satu

Perhitungan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa


sales mix atau komposisi produk yang dijual atau
komposisi penjualannya adalah tidak berubah
(konstan). Dalam hal ini, maka :

Q Penjualan Kain batik : stagen = 25.000 m :


15.000 m = 5 : 3
BEP Kain batik : stagen = 16.250 m : 9.750
m =5:3
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP

Perubahan harga jual per unit terhadap BEP


Analisis BEP menggunakan asumsi bahwa harga
jual/unit konstan.
Bila harga jual/unit naik memiliki dampak yang
menguntungkan karena BEP-nya akan turun. Dalam
grafik BEP, titik break event-nya akan bergeser ke kiri,
yang berarti untuk tercapainya BEP cukup diperlukan
kuantitas yang lebih kecil.
Bila harga jual/unit turun memiliki efek yang
merugikan karena BEP-nya akan naik. Dalam grafik
BEP, titik break event-nya akan bergeser ke kanan,
yang berarti untuk tercapainya BEP diperlukan
kuantitas yang lebih besar.
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP

Perubahan biaya variabel per unit


terhadap BEP
Perubahan pada biaya variabel per unit juga
akan merubah BEP, yakni apabila biaya
variabel naik akan menaikkan BEP dan bila
turun akan menurunkan BEP.
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP

Perubahan biaya tetap terhadap


BEP
Perubahan pada biaya tetap juga akan
merubah BEP, yakni apabila biaya tetap naik
akan menaikkan BEP dan bila turun akan
menurunkan BEP.
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP

Perubahan sales mix terhadap BEP


Dalam asumsi disebutkan bahwa perusahaan
hanya menghasilkan satu macam produk, dan
bila menghasilkan lebih dari satu macam
produk, maka tidak boleh ada perubahan
dalam sales mixnya.
Sales mix menunjukkan perimbangan atau
perbandingan penjualan antara beberapa
macam produk yang dihasilkan. Apabila ada
perubahan sales mix-nya akan menyebabkan
perubahan pada BEP secara total.
Latihan Soal 1

Data dari suatu perusahaan XYZ pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Penjualan 1.000 unit
Harga jual/unit Rp 500.000,00
Biaya variabel/unit Rp 200.000,00
Biaya tetap Rp 180.000.000,00
Berapa BEP dalam unit dan rupiah?

Jika perusahaan menginginkan laba operasi sebesar Rp


3.000.000.000,00, berapa kuantitas yang harus dijual?
Berapa kuantitas yang harus dijual jika perusahaan menginginkan laba

bersih setelah pajak 20% adalah Rp 2.400.000.000,00?


Latihan Soal 2

Perusahaan Cahaya Kertas pada awalnya


memproduksi buku gambar saja, selanjutnya ada
produk baru yaitu buku tulis. Harga jual buku gambar
Rp 5.000/unit dan buku tulis Rp 8.000/unit. Biaya
variabel untuk buku gambar Rp 4.000/unit dan buku
tulis Rp 6.000/unit. Biaya tetap kedua produk adalah
Rp 574.000,00. Jika sales mix kedua produk tersebut
adalah 3 (buku gambar) : 2 (buku tulis), berapakah
BEP untuk kedua produk tersebut?
Latihan Soal 3
Tentukan BEP PT. ANDA yang produknya terdiri dari
produk A, B dan C jika diketahui biaya tetapnya Rp
500.000,00!
KETERANGAN PRODU PRODU PRODUK
KA KB C
HARGA JUAL Rp 200 Rp 300 Rp 400
BIAYA VARIABEL/UNIT Rp 100 Rp 150 Rp 200

KETERANGAN I II III
KOMPOSISI (SALES MIX)
PRODUK A 2.000 1.000 3.000
PRODUK B 1.000 2.000 2.000
PRODUK C 2.000 3.000 1.000

Anda mungkin juga menyukai