Anda di halaman 1dari 29

CASE REPORT

KONJUNGTIVITIS VERNALIS
Agung-Hazwan-Putri
KETERANGAN UMUM

Nama : An. Y
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Sukamulya Rt 02 / Rw 02,
Lembang, Bandung
No.Medrek : 159178
Nama Ibu : Ny. A
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : Sekolah Dasar
Pekerjaan ayah : Buruh
Tanggal Pemeriksaan : 05 September 2007
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Kedua mata sering


merah dan gatal
Anamnesa Khusus :
Sejak 2 tahun yang lalu, pasien
mengeluh sering merasa merah dan
sangat gatal yang hilang timbul pada
kedua matanya. Pasien juga sering
merasa bengkak pada kedua kelopak
matanya. Keluhan ini sering disertai
adanya kotoran yang jernih dan lengket
pada kedua mata dan terkadang
penderita mengeluh matanya berair.
Keluhan lain seperti nyeri, panas juga
silau pada kedua mata diakui. Keluhan
ini makin berat dirasakan pasien
setelah bermain layang layang pada
siang hari. Keluhan buram pada kedua
mata disangkal. Riwayat sulit untuk
membuka kedua mata pada pagi hari
diakui oleh pasien. Riwayat keluhan
yang makin sering dan berat saat
musim kemarau diakui.
Riwayat penyakit alergi pada pasien
diakui, yaitu terhadap debu, daging
ayam sejak umur 3 tahun. Riwayat
penyakit alergi di keluarga diakui oleh
ibu penderita. Riwayat trauma
disangkal. Riwayat demam dan sakit
tenggorokan disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS
Keadaan Umum :
Compos mentis, tampak sakit ringan
Lain-lain dalam batas normal
Pemeriksaan Optahlmologis
Pemeriksaan Subjektif : tidak
diperiksa
Pemeriksaan Objektif
OD OS
Muscle Orthotropia Orthotropia
balance

Pergerakan
Bola Mata
Duksi Baik Baik
Versi Baik
Sillia Tricihiasis(-) Trichiasis(-)
Apparatus Lakrimasi(+) Lakrimasi(+)
Lakrimalis

Palpebra Hiperemis Hiperemis


Superior Edema Edema
Palpebra Hiperemis Hiperemis
Inferior Edema Edema
Konjungtiva Hiperemis Hiperemis
tarsalis Papil(-),Sikatrik Papil(-),Sikatrik
superior (+) (+)
Konjungtiva Hiperemis Hiperemis
tarsalis inferior Edema Edema
Konjungtiva Injeksi Injeksi
bulbi konjungtiva(+) Konjungtiva
Hiperpigmentasi (+)
Hiperpigmentasi
Kornea Jernih Jernih
COA Sedang Sedang
Pupil Bulat,d=3mm Bulat,d=3mm
RC(+) RC(+)
Iris Sinekia(-) Sinekia(-)
Lensa Jernih Jernih
Pemeriksaan Biomikroskop (slit lamp)
OD/OS
Tidak dilakukan
Pemeriksaan TIO Palpasi
OD : Normal
OS : Normal
DIAGNOSIS BANDING :
Konjungtivitis Vernalis ODS
Konjungtivitis Bakteri ODS
Konjungtivitis Viral ODS

DIAGNOSIS KERJA :
Konjungtivitis Vernalis ODS
USULAN PEMERIKSAAN
- Laboratorium (IgE)

PENATALAKSANAAN
*Pengobatan
Conver Forte 4-6x sehari, 1-2 gtt ODS
C. Lyteers 4-6x sehari 1-2 gtt ODS
Polynel 5x sehari, 1-2 gtt ODS (10 hari
saja)
Kompres dingin
Pencegahan
- hindari bermain pada siang hari
- memakai topi dan kaca mata hitam saat
siang hari
- kompres dingin jika mulai terjadi edema
palpebra
- natrium kromoglikat 2% topikal 4-6x
sehari, 1-2 gtt

PROGNOSA
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
1. Apakah pasien ini telah
didiagnosis dengan tepat?
Pada pasien ini dari anamnesa didapatkan :
Anak laki-laki usia 7 tahun
Keluhan dimulai sejak 2 tahun yang lalu
(kronik)
Keluhan mengenai kedua mata pasien
(bilateral)
Keluhan antara lain: mata merah, gatal yang
hebat, terkadang berair, silau, nyeri/sakit,
terdapat kotoran yang jernih dan lengket,
bengkak pada kedua kelopak mata.
Riwayat alergi pada pasien dan keluarga
pasien diakui
Dari pemeriksaan fisik
OD OS
Palpebra Superior Hiperemis Hiperemis
Edema Edema
Palpebra Inferior Hiperemis Hiperemis
Edema Edema
Konjungtiva Hiperemis Hiperemis
tarsalis superior Papil(-),Sikatrik Papil(-),Sikatrik
(+) (+)
Konjungtiva Hiperemis Hiperemis
tarsalis inferior Edema Edema
Konjungtiva bulbi Injeksikonjungtiva InjeksiKonjungtiva
(+) (+)
Hiperpigmentasi Hiperpigmentasi
Kornea Jernih Jernih
BASIC THEORY..
Konjungtivitis vernalis :
proses peradangan di konjungtiva
yang
bersifat kronik
dasar alergi,
dasar imunopatogenesis gabungan
antara reaksi hipersensitivitas tipe
I dan IV.
Reaksi hipersensitivitas Tipe I

reaksi cepat (anafilaktik)


interaksi antigen-antibodi
molekul IgE (sel mast) pelepasan
mediator berupa histamin dan
prostaglandin
Diawali dengan sel mast yang diliputi IgE
tersensitasi untuk mengeluarkan
mediator pengikatan antara alergen
dan IgE pada permukaan sel
menimbulkan reaksi fase awal/immediate
phase.
Antigen berikatan dengan dua molekul
IgE pelepasan histamin dan sintesis
prostaglandin serta leukotrien
Reaksi alergi terdiri dalam dua fase:
Fase awal degranulasi sel mast
dalam hitungan menit setelah kontak
dengan alergen
Fase lambat dalam waktu 4-6 jam,
yang melibatkan eosinofil dan makrofag.
Reaksi hipersensitivitas Tipe IV

merupakan cell-mediated reaction


Pada konjungtivitis vernalis
melibatkan komponen cell-mediated
atau limfosit T yang tersensitasi.
Terjadi dalam waktu 48-72 jam
setelah kontak dan terjadi dalam
waktu beberapa minggu pada
reaksi granulomatous.
Antigen tipe IV ini (hapten)
memiliki ukuran sangat kecil
dapat melewati kulit, mukosa,
dan bersifat imunogenik saat
bersatu dengan protein
reseptor.
Pengenalan oleh limfosit T, spesifik
untuk konjugasi pembawa hapten dan
tidak untuk hapten sendiri.
Konjugasi pembawa hapten berinteraksi
dengan reseptor di permukaan limfosit T
dan melepaskan limfokin.
Terdapat pula peningkatan jumlah
induced cell atau limfosit T4 helper, sel
ini akan meransang produksi IgE.
Manifestasi Klinis Konj. Vernalis

Seperti kelainan alergi tipe I (umumnya)


gatal merupakan keluhan utama diikuti
dengan fotofobia, sensasi benda asing,
mata berair dan blefarospasme.
Secara klinis, konjungtivitis vernalis
terbagi menjadi dua tipe:
Tipe palpebra
Tipe limbal.
Tanda klasik pada tipe palpebra:
keberadaan papil yang sering
ditemukan pada konjungtiva tarsalis
superior namun tidak ditemukan pada
konjungtiva tarsalis inferior.
Bentuk papil memiliki permukaan
yang datar, sehingga dideskripsikan
sebagai papil cobblestone.
Sekret mukoid dapat ditemukan pada
jumlah banyak di papil tarsalis.
Adanya neovaskularisasi pada kornea
(jarang), namun dapat ditemukan
perubahan kornea berupa erosi epitel
punktata kornea bagian superior dan
sentral ataupun adanya shield ulcer.
Disebabkan gesekan mekanik papil
raksasa dikonjungtiva tarsalis superior
Juga boleh disebabkan toksisitas akibat
lepasnya mediator dari sel mast dan
eosinofil.
Sedangkan tipe limbal:
lebih sering pada individu berkulit gelap,
seperti didaerah Afrika dan India.
Papil lebih banyak ditemukan didaerah
limbus dan memiliki gambaran seperti
gelatin.
Dapat pula ditemukan beberapa titik putih
(bintik horner trantas) yang terdiri dari sel
epitelial yang terdegenerasi dan granulosit
dan eosinofil.
Bintik horner ini bersifat sementara,
keberadaannya jarang berlangsung lebih
dari satu minggu.
Berdasarkan data di atas, maka
kami simpulkan diagnosis
Konjungtivitis Vernalis ODS
sudah tepat.
2. Apakah penatalaksanaan pada
kasus ini sudah tepat ?
Pasien ini diberikan pengobatan:
Conver Forte 4-6x sehari, 1-2 gtt ODS
kromolin topikal
C. Lyteers 4-6x sehari 1-2 gtt ODS
artifisial tears
Polynel 5x sehari, 1-2 gtt ODS (10 hari saja)
kortikosteroid topikal
Kompres dingin
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan
pada pasien ini sudah tepat.
3. Bagaimana prognosis pada
pasien ini?

Konjungtivitis vernalis sangat jarang


menyebabkan kematian, dari data
diatas tanda vital pasien ini dalam
batas normal, sehingga prognosis
quo ad vitam: ad bonam. Prognosis
quo ad functionam: dubia ad bonam
karena sifat rekurensi dari penyakit
ini, terutama pada musim panas
Hatuur nuhuuns..^.^

Anda mungkin juga menyukai