Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OBAT EMERGENCY
Oleh :
Mulya Ito Astari
Sistem CV
Dosis kecil : Bradikardi
Dosis Besar : Takikardi
Lanjutan
Mata
Midriasis dan siklopegia pada dosis > 1 mg
Meningkatkan TIO pd penderita glaukoma
Saluran Napas
- Mengurangi sekret sal. Napas
Efek bronkodilator lemah
Saluran Cerna
Antispasmodik
Menurunkan sekresi air liur dan lambung
Farmakokinetik
Efek Samping
sesuai dengan efek
farmakodinamiknya, seperti: mulut
kering, gangguan miksi, meteorismus,
memburuknya penglihatan pada
penderita glaukoma
Dosis
Premedikasi Anastesi:
anak-anak : 0,01 0,02 mg/kgBB SC/IV
dewasa : 1 mg SC/IV
Keracunan Organofosfat :
anak-anak : 0,02 0,05 mg/kgBB, IM / IV injeksi
dewasa : 2 mg IM/IV injeksi
2. EPINEFRIN (ADRENALIN)
Merupakan prototipe obat kelompok adrenergik
Bekerja pada semua reseptor adrenergik: 1, 2, 1
dan 2
Farmakodinamik
- CV : Konstriksi arteriol kecil, hipotensi sekunder,
epinefrin reversal, inotropik dan kronotropik positif.
Sal. Cerna: Tonus dan motilitas usus dan lambung
berkurang
Uterus: Tonus dan konstraksi uterus dihambat
Pernapasan: bronkodilatasi, sekresi bronkus dan
kongesti mukosa
Mata: Midriasis
Farmakokinetik
Absorbsi: pada pemberian oral
epinefrin tidak mencapai dosis terapi
krn sebagian besar dirusak oleh enzim
COMT dan MAO
Syok anafilaktik
Memperpanjang kerja anestetik lokal
Merangsang jantung pada pasien henti
jantung
Menghentikan perdarahan kapiler
Efek Samping
Dapat menimbulkan gejala spt gelisah,
nyeri kepala berdenyut, tremor dan
palpitasi
Penyuntikan IV dosis besar dapat
menimbulkan perdarahan otak
Epinefrin dapat menimbulkan aritmia
ventrikel
Sediaan:
1 mg dalam ampul 1 mL
Dosis
1. Kardiopulmoner arrest: encerkan 1 ampul 1 mg
dlm 9 mL aqua bidest untuk mendapatkan lar.
0,1 mg epinefrin per mL
Anak dan dewasa: 0,01-0,02 mg/kgBB/IV injeksi
diulangi tiap menit jika belum ada respon
2. Syok Anafilaktik
Anak : 0,25 mg diencerkan dlm 9 mL aqua
bidest, diberikan scr IV pelan, mL per mL,
tergantung TD dan nadi, sampai perbaikan
terjadi
Dewasa 1 mg diencerkan dlm 9 mL aqua bidest,
diberikan scr IV pelan, per mL, tergantung
tekanan darah dan nadi samapi perbaikan
terjadi
Dosis
3. Hipotensi yg diinduksi oleh spinal
anestesi (yg tidak berespon thd efedrin) :
encerkan 1 ampul yg berisi 1 mg dlm 9
mL aqua bidest untuk mendapatkan
lar.0,1 mg epinefrin per mL
Dewasa : 0,1 0,2 mg (1 2 mL
larutan yg telah diencerkan) / IV
injeksi, diulangi tiap menit sampai
tekanan darah stabil
Durasi : tergantung respon klinis
3. EFEDRIN
Farmokodinamik
Efek serupa dengan epinefrin tapi efedrin
bukan katekolamin
Efek CV serupa dgn epi tapi berlangsung 10x
lebih lama
Bronkorelaksasi oleh efedrin lebih lemah tapi
berlangsung lebih lama
Indikasi
Hipotensi yg diinduksi oleh regional anestesi
(spinal dan epidural anestesi)
Pengobatan pilihan utama syok anafilaktik
pada wanita hamil
Sediaan
Oral : kapsul 25 mg
Parenteral : 50 mg/mL dan 30 mg/mL
Dosis
Encerkan 1 ampul 30 mg dalam 9 mL
aqua bidest untuk mendapatkan
larutan berisi 3 mg efedrin per mL
Dewasa 3-6 mg scr injeksi IV pelan (1-2
ml larutan yg diencerkan), diulangi tiap
menit hingga TD stabil
4. DOBUTAMIN
Memiliki struktur senyawa yg mirip dopamine
Menimbulkan efek inotropik yg lebih kuat
daripada efek kronotropik
Resistensi perifer relatif tidak berubah
Indikasi
Gagal jantung
Efek Samping
Takikardia
Aritmia
Sedian dan Posologi
Sediaan: Parenteral 12,5 mg/mL dalam
vial 20 ml & 25 mg/ml dlm vial 10 ml
Sediaan:
1 mg/ml dalam ampul 4 ml
Dosis:
Encerkan 4 ml dlm 1000 ml Dex 5%
berikan scr infus IV dgn kecepatan
awal 2 3 ml/mnt, maintenance 0,5
1 ml/mnt
7. NITROGLISERIN
1. Angina Pektoris
2. Infark Jantung : mengurangi luas
infark, memperbaiki fungsi
jantung, dikombinasikan dgn
lisinopril
3. Gagal Jantung Kongestif :
dikombinasikan dgn hidralazin
Efek Samping
Pada awal terapi sering
ditemukan sakit kepala, flushing
krn dilatasi arteri serebral
Dapat terjadi hipotensi postural
Ketergantungan nitrat organik
dapat terjai, penghentian obat
harus dilakukan bertahap agar
tak timbul rebound angina.
Sedian dan Posologi
Sediaan: ampul 10 mg/10 ml
dan 50 mg/10 ml
Angina yg tak stabil: dosis awal
10 mcg/mnt, dgn peningkatan
10 mcg/mnt dgn interval 30
menit tergantung pd besarnya
kebutuhan
8. AMINOFILIN
Derivat xantin yg terdiri dari kafein,
teofilin & teobromin ialah alkaloid yg
trdapat dlm tumbuhan
Farmakodinamik
Teofilin menghambat enzim
fosfodiesterase shg mencegah
pemecahan cAMP & cGMP masing-
masing 5-AMP & 5-GMP
Teofilin merupakan suatu antagonis
kompetitif pd reseptor adenosin
Lanjutan...
SSP : teofilin & kafein merupakan
perangsang SSP yg kuat
Sistem CV :
jantung pd kadar terapi 10-20
g/ml, menyebabkan kenaikan moderat denyut
jantung
PD dilatasi PD
sirkulasi otak resistensi PD otak naik
disertai pengurangan aliran darah & PO2 di
otak
Lanjutan...
Otot Polos : relaksasi tot polos
bronkus
Diuresis : semua xantin
meninggikan produksi urin
Sekresi lambung : menyebabkan
kenaikan sekresi lambung yg
berlangsung lama
Metabolik : peningkatan kadar
asam lemak bebas dlm plasma
dan meninggikan metabolisme
Farmokodinamik
Metilxantin cepat diabsorpsi setelah
pemberian oral, rectal atau parenteral
Menghasilkan kadar puncak plasma
dlm waktu 2 jam sedangkan kafein
dlm waktu 1 jam
Didistribusikan ke seluruh tubuh,
melewati palsenta & masuk ke ASI
Eliminasi melalui metabolisme di hati
Diekskresi bersama urin dlm bentuk
asam metilurat atau metilxantin
Indikasi
Asma Bronkial
Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Apneu pada Bayi Baru Lahir
Sediaan
Bentuk kristal putih, pahit & sedikit larut dlm air
Kapsul teofilin 130 mg
Tersedia juga dlm kombinasi dgn efedrin untuk
asma bronkial
Aminofilin merupakan garam teofilin untuk
penggunaan IV, tersedia dlm ampul 10 ml
mengandung 24 mg aminofilin setiap ml
9. AMIODARON
Merupakan anti aritmia kelas III
Farmakokinetik:
Diabsorbsi scr lambat & tak
sempurna pd pemberian per oral
Bioavailabilitasnya ialah sekitar
30% & berbeda antar individu
Pemberian per oral kadar puncak
tercapai setelah 5-6 jam
Waktu paruh: 25-60hari
Sediaan, dosis & cara pemberian
Aminodaron HCL tablet 200 mg
Loading dose: 600-800 mg/hari slm 4
minggu
Maintenance dose: dimulai dgn 400-
800 mg/hari
Penggunaan Terapi:
Dapat digunakan untuk fibrilasi atrium
berulang & untuk takikardi ventrikel
yg tak stabil & berkelanjutan
Efek Samping
Gangguan fungsi hati
Mikrodeposit pd kornea
Fotosensitivitas kulit
Bertambah beratnya aritmia
terjadi pd 2-5% pasien
10. DIAZEPAM
Menurut lama kerja dapat dibagi
dalam:
1. Senyawa yg bekerja sangat
cepat
2. Senyawa yg bekerja cepat
3. Senyawa yg bekerja sedang
4. Senyawa yg bekerja lama
Farmakokinetik
Diazepam & metabolit aktifnya
terikat pd protein plasma
Setelah pemberian diazepam
ambilan ke dlm otak & organ dgn
perfusi tinggi lainnya terjadi
sangat cepat
Dapat melewati sawar uri &
disekresi ke dlm ASI
Metabolisme terjadi 3 tahap:
desalkilasi, hidroksilasi, konjugasi
Farmakodinamik
1. SSP : tidak mampu
menghasilkan tingkat depresi
saraf
2. Pernapasan: diazepam dosis
hipnotik tak berfek pd
pernapasan orang normal
3. CV : efek umumnya ringan,
kecuali pd intoksikasi berat
4. Sal. Cerna : dapat memperbaiki
berbagai gang.saluran cerna yg
Efek Samping
Kepala ringan
Lamban
Inkoordinasi motorik
Ataksia
Gang. Fungsi mental & psikomotorik
Gang. Koordinasi berfikir
Bingung
Diastria
Amnesia retrogard
Indikasi & Dosis
1. Kejang
Anak : 0,5 mg/kgBB per rectal atau 0,3
mg/kgBB scr injeksi IV lambat, tp tidak
melebihi 10 mg
Dewasa : 10 mg per rectal / scr injeksi IV
lambat
2. Tetanus
Dosis bervariasi, tergantung beratnya
penyakit.
Anak & dewasa 0,1-0,3 mg/kgBB scr
injeksi IV pelan, diulangi setiap 1-4 jam di
bawah pengawasansketat tenaga medis
3. Agitasi, delirium tremens:
Dewasa 5-10 mg scr injeksi
IM, diulangi setelah 1 jam bila
perlu
Metabolisme : terjadinya
glukoneogenesis di hati,
glikogenesis, merangsang
lipogenesis
SSP : dapat timbul perubahan
mood, tingkah laku, EEG
Elemen pembentuk darah:
glukokortikoid dapat
meningkatkan kadar hemoglobin &
Indikasi dan Dosis
1. Sindrom inflamasi pd infeksi berat
dosis & situasi sangat bervariasi
tergantung pd derajat berat infeksi &
respon klinis:
Anak : 0,2 -0,4 mg/kgBB/hari
Dewasa : dosis awal 0,5 -24 mg/hari