Anda di halaman 1dari 23

5

4
3
2
1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN MAKASSAR

GROUP 3
PRESENT !!!
SCHISTOSOMA
JAPONICUM
Pengertian Schistosoma

Schistosoma
Berasal dari bahasa Yunani :
Schisis : Terbelah
Soma : Badan
Artinya, semua spesies cacing ini
tubuhnya terbelah
SCHISTOSOMA

Schistosoma Schistosoma
mansoni haemotobium
Schistosoma
japonicum
Schistosoma japonicum

Pengertian
Schistosoma japonicum adalah
trematoda darah yang menyebabkan
penyakit Schistosomiasis japonica yan
merupakan masalah kesehatan yang
signifikan terutama di daerah danau
dan rawa
Schistosoma japonicum

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Subclass : Digenea
Order : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Species : Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicum
HOSPES
1. Manusia
2. Sapi
3. Kerbau Hospes
4. Rusa perantaranya
5. Domba adalah keong air
6. Anjing tawar spesies
7. Kucing Oncommelania
8. Tikus Sawah sp.
9. Babi Hutan
DISTRIBUSI GEOGRAFIS
1. China
2. Jepang
3. Philipina
4. Muangthai
5. Vietnam
6. Malaysia
7. Indonesia
Di Indonesia terdapat di Sulawesi
Tengah (di sekitar Danau Lindu
dan Lembah Napu)
MORFOLOGI
Cacing dewasa kulit tubuhnya halus,
bersifat gonokoristik, walaupun dalam
hospes sering ditemukan berpasangan
(cacing betina berada dalam kanalis
ginekoporalis cacing jantan)
Telur berbentuk bulat agak lonjong,
berwarna kuning, dinding tampak hialin,
berukuran 70-100 x 50-65 mikron, pada
sisi dekat kutub berdapat duri
menyerupai kait, dan isi telur berupa
mirasidium
MORFOLOGI
Cacing betina berukuran 26 x 0,3 mm,
lansing dan memanjang, ovarium terletak
di posterior pertengahan tubuh, uterus
memanjang dan berisi 50-100 telur
Cacing jantan lebih gemuk seperti daun
melipat, mempunyai kanalis
ginekoforalis, berukuran 12-20 x 0,50-
0,55 mm, kulit ditutupi duri-duri halus
dan lancip, mempunyai batil hisap kepala
dan perut, serta testisnya berjumlah 6-9
buah
MORFOLOGI
SIKLUS
HIDUP
Schistosoma japonicum

Aspek Klinis
Gejala yang timbul pada infeksi primer
adalah gatal-gatal, demam tinggi,
eosinofilia, diare, dan disentri (dalam tinja
ditemukan darah dan mukus). Meskipun
cacing dewasa tidak pernah ditemukan di
otak, namun sering terjadi sindrom
serebral yang nyata.
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan dengan
menemukan telur dalam tinja atau dalam
jaringan biopsi, misalnya biopsi hati dan
rektum.
Tes serologi yang sering digunakan :
1. Circumoval Preciptine Test (COPT)
2. Indirect Haemagglutination Test (IHT)
3. Complement Fixation Test (CFT)
4. Fluorescent Antibody Test (FAT)
5. Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay
(ELISA)
Schistosoma japonicum

Pengobatan
Obat yang sering digunakan adalah
1. Prazikuantel
2. Natrium Antimoni Tartrat
PENCEGAHAN

Pencegahan dapat dilakukan dengan


mengurangi sumber infeksi, melindungi
perairan yang terkontaminasi tinja dan
urin penderita, mengawasi keberadaan
hospes perantara (keong), dan
melindungi orang dari infeksi larva
serkaria.
THANKS ^-^

Anda mungkin juga menyukai