1. Timbunan
2. Pondasi dibawah timbunan (menjaga kestabilan)
3. Galian
4. Perkerasan jalan (struktur perkerasan)
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
fungsi pelayanan
1. Fungsi jalan.
2. Kinerja perkerasan.
3. Umur rencana.
4. Lalu lintas yang merupakan beban dari
perkerasan jalan.
5. Sifat tanah dasar.
6. Kondisi lingkungan.
JENIS STRUKTUR PERKERASAN
Lapis Lainnya :
ATB (Asphalt Treated Base)
ACWC(Asphalt Concrette Wearing Coarse)
Lapisan - Lapisan Jalan
Jenis Konstruksi Perkerasan Lentur
Bahan yang akan digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah jenis
bahan yang cukup kuat. Untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan
pengikat umumnya menggunakan material dengan nilai CBR > 50%
dn plastisitas Index (PI) < 4%. Bahan-bahan alam seperti batu
pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen (soil cement
base) dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas sesuai dengan
jenis konstruksinya adalah :
Tanah campur semen (soilcement base)
Aggregat Klas A (sistim pondasi aggregate)
Kerikil (Pondasi Macadam)
Persyaratan Agregat
Prime Coat & Tack Coat
Prime coat adalah laburan aspal pada permukaan yang belum
beraspal berfungsi untuk member ikatan antara permukaan tersebut
dengan lapisan perkerasan diatasnya. Sedangkan tackcoat adalah
leburan aspal pada permukaan yang sudah beraspal, berfungsi untuk
member ikatan antara permukaan tersebut dengan lapisan
perkerasan diatasnya.
Bahan yang digunakan untuk primacoat adalah :
1. AC 10 (penetrasi 80-100), AC 20 (penetrasi 60-70) diencerkan dengan
minyak tanah 80 PPh (80 bagian minyak dengan 100 bagian aspal) atau
disesuaikan kebutuhan dilapangan.
2. MC 30 (aspal cair/Cutback Asphalt)
3. Aspal emulsi (1 bagian air : 1 bagian pengemulsi).
Bahan yang digunakan untuk Tackcoat adalah :
1. AC 10 (penetrasi 80-100), AC 20 (penetrasi 60-70) diencerkan dengan minyak
tanah 20 sid 30 PPh (25/30 bagian minyak dengan 100 bagian aspal) atau
disesuaikan kebutuhan dilapangan.
2. Aspal emulsi (1 bagian air : 1 bagian pengemulsi)
Takaran Pemakaian
1. Untuk prime coat
2. Untuk lapisan pondasi agregat 0,4 1,3 l/m2
3. Untuk lapisan pondasi tanah semen 0,2 1,0 l/m2
4. Untuk tackcoat, sbb.
Jenis Tack Coat
Suhu Penyemprotan
Lapis Permukaan (Surface)
Parameter Perencanaan
1. Lalu Lintas
a. Jumlah Jalur dan Koefisien Distribusi kendaraan
b. Angka Ekivalen (E/EAL) Beban Sumbu Kendaraan
c. Lalu lintas harian rata-rata
Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)
Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
Lintas Ekivalen Tengah (LET)
Lintas Ekivalen Rencana (LER)
Faktor penyesuaian (FP)
2. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) & CBR
3. Faktor Regional (FR)
4. Indeks Permukaan (IP)
5. Koefisien Kekuatan Relatif (a)
6. Batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan
Bagan Alir
Perencanaan
Langkah Perhitungan
Tentukan nilai daya dukung tanah dasar, dengan menggunakan
pemeriksaan CBR
Dengan memperhatikan CBR yang diperoleh, keadaan lingkungan,
jenis dan kondisi tanah dasar di sepanjang jalan, tentukanlah CBR
segmen
Tentukan nilai Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dari setiap nilai
CBR segmen yang diperoleh dengan mempergunakan gambar 3.2
Grafik CBR mempergunakan skala logaritma,sedangkan grafik
DDT mempergunakan skala linier
Tentukan umur rencana dari jalan yang hendak direncanakan.
Umumnya jalan baru mempergunakan umur rencana 20 tahun,
dapat dengan konstruksi bertahap (stage construction) atau tidak.
Jika dilakukan konstruksi bertahap, tentukan tahapan
pelaksanaannya
Tentukan faktor pertumbuhan lalu lintas selama masa
pelaksanaan dan selama umur rencana, i %
Tentukan faktor regional (FR). Faktor regional berguna untuk
memperhatikan kondisi jalan yang berbeda antara jalan yang satu
dengan jalan lain. Bina Marga memberikan angka yang bervariasi
antara 0,5 dan 4 seperti terlihat pada tabel 3.1.
Perhitungan Angka Ekivalen
Nilai DDT yg
digunakan
Faktor Regional
Iklim I
<900
mm/th 0,5 10,5 1,0 1,5-20 1,5 2,0-2,5
Iklim II
900
mm/th 1,5 2,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-3,5
1 Perencanaan :
Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, data lalu lintas tahun 2008, seperti
di bawah ini, dan umur rencana 10 tahun.
Jalan dibuka tahun 2012 ( I selama pelaksanaan = 5% per tahun )
FR = 1,0 dan CBR tanah dasar = 3,4 %
2 Data-data :
Kendaraan ringan 2 ton 3450 kendaraan
Bus 8 ton 756 kendaraan
Truck 2 as 13 ton 472 kendaraan
Truck 3 as 20 ton 228 kendaraan
n
LEP = ? LHRj x Cj x Ej
j=1
Mencari ITP :
CBR tanah dasar = 3.4 %; DDT = 4; IP = 2; FR =1
LER = 617,55
ITP = 9,8 ( IP0 = 3.9 - 3.5 ) (dari Nomogram)
Sehingga didapat komposisi perkerasan =
Menentukan rencana tebal perkerasan :
- Asbuton (MS 744 ) = 0.40 = a1 a1 = 0,4 D1 = ? cm
- Batu pecah (CBR 100) = 0.14 = a2 a2 = 0,14 D2 = 20 cm
- Sirtu (CBR 50) = 0.12 = a3 a3 = 0,12 D3 = 25 cm
UR = 10 tahun
9.8 = 0,40.D1 + 0,14 . 20 + 0,12.10
D1 = 10 cm
Surface 10 cm
Base
20 cm
Sub Base
25 cm
BM
Sub Grade
PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)