Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bedasarkan penyebab :
Hepatitis oleh virus ( Hepatitis A,B,C,D,E )
Hepatitis oleh bakteri
Hepatitis oleh obat-obatan
Berdassarkan perjalanan penyakit :
Hepatitis akut
Hepatitis Kronis
Hepatitis B
Hepatitis B Merupakan penyakit infeksi akut yang
menyebabkan peradangan hati yang disebabkan oleh Virus
Hepatitis B. Infeksi HBV mempunyai 2 fase akut dan kronis
Akut, infeksi muncul segera setelah terpapar virus itu.
beberapa kasus dapat berubah menjadi hepatitis
fulminan.
Kronik, bila infeksi menjadi lebih lama dari 6 bulan.
Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah satu infeksi
kronis yang sering diderita manusia, dan merupakan salah
satu penyebab utama penyakit hati kronis, sirosis hepatis
(SH), karsinoma hepatoseluler (KHS)
Epidemiologi Hepatitis
B Hepatitis B merupakan penyakit endemis di seluruh
dunia, tetapi distribusi carier virus hepatitis B sangat
bervariasi dari satu negara ke negara lainnya. Di area
dengan prevalensi tinggi seperti Asia Tenggara, Cina,
dan Afrika, lebih dari setengah populasi pernah terinfeksi
oleh virus hepatitis B pada satu saat dalam kehidupan
mereka, dan lebih dari 8% populasi merupakan pengidap
kronik virus ini. Keadaan ini merupakan akibat infeksi
VHB yang terjadi pada usia dini.
Penyakit hepatitis merupakan maslah kesehatan
masyarakat di Negara berkembang di dunia, termasuk
Indonesia. VHB telah menginfeksi sejumlah 2 milyar
orang di dunia dan sekitar 240 juta merupakan pengidap
virus hepatitis B kronis. Indonesia merupakan Negara
dengan pengidap hepatitis B nomor 2 terbesar sesudah
Myanmar di antara negara Asia Tenggara
Masa inkubasi 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari)
Viremia berlangsung selama beberapa minggu
sampai bulan setelah infeksi akut
Sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonatus dan 50%
bayi akan berkembang menjadi hepatitis kronik dan
viremia yang persisten
Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis
kronik, sirosis, dan kanker hati.
HBV ditemukan di darah, semen, sekret
servikovaginal, saliva, cairan tubuh lain
Cara transmisi Hepatitis
B Melalui darah : penerima produk darah, pasien
hemodialisis, pekerja kesehatan, pekerja yang
terpapar darah
Transmisi seksual
Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa :
tertusuk jarum, penggunaan ulang alat medis
yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau
cukur, tato, akupuntur, penggunaan sikat gigi
bersama.
Transmisi maternal neonatal
Tak ada bukti penyebaran fecal-oral
Etiologi
PENCEGAHAN
Dasar utama imunoprofilaksis adalah pemberian
vaksin hepatitis B sebelum paparan
Terapi Oksigen Hiperbarik
Definisi : pemberian oksigen tekanan tinggi untuk pengobatan yang
dilaksanakan dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT).
Fisiologi TOHB
Hukum Boyle
emergensi :
Keracunan karbon monoksida
Cedera remuk
Keracunan gas sianida
Penyakit dekompresi
Meningkatnya penyembuhan luka pada (ulkus
diabetik, ulkus statis venosus, ulkus dekubitus dan
ulkus insufisiensi arterial), anemia
Infeksi jaringan lunak bernekrosis (selulitis anaerob,
gangren bakterial progesif, fascistic nekrosis)
Gas gangrene, osteomyelitis refrakter
Karena radiasi, tandur kulit (skin grafts and flaps) dan
luka bakar
Non emergensi :
neoplasma malignan digabung dengan kemoterapi-
radioterapi gangguan sirkulasi perifer
paresis saraf motorik (sebagai sekuel lanjut dari
serangan serebrovaskuler
kraniotomi, dan cedera parah pada kepala)
gejala yang muncul lambat pada keracunan CO
neuropati sumsum tulang belakang
osteomyelitis dan nekrosis karena radiasi
Krangka Konsep
Terapi oksigen hiperbarik dapat menurunkan
terjadinya degenerasi dan nekrosis sel hepatosit,
dapat meningkatkan aliran darah pada pembuluh
darah hepar sehingga distribusi nutrisi dan oksigen
meningkat, memicu regenerasi sel kupffer, dan
meningkatkan limphosit.
Namun pemberian terapi oksigen hiperbarik ini tidak
dapat menghilangkan jaringan fibrosis. Pemberian
terapi oksigen hiperbarik ini paling efektif diberikan
pada stadium awal dan menengah pengobatan.
Selain itu terapi oksigen hiperbarik ini juga berperan
menekan PGE2 dan Nf-kB yang memiliki peran pada
reaksi inflamasi ini.
Kesimpulan
Terapi oksigen hiperbarik merupakan suatu perlakuan dimana
pasien menghirup 100% oksigen murni di dalam suatu ruangan
tertutup yang diberi tekanan lebih besar dari tekanan di atas
permukaan laut (1 ATA). Peningkatan tekanan yang dilakukan harus
sistemik and diberikan di dalam suatu monoplace atau multiplace
chambers
Hepatitis B yang resiko tinggi menjadi hepatitis kronis dan dapat
menjadi komplikasi sirosis hepatis atau hepatoma. pemberian
terapi oksigen hiperbarik pada hepatitis ini efektif dan dianjurkan.
Hal tersebut dikarenakan terapi oksigen hiperbarik dapat
menurunkan terjadinya degenerasi dan nekrosis sel hepatosit,
selain itu dapat meningkatkan aliran darah pada pembuluh darah
hepar sehingga distribusi nutrisi dan oksigen meningkat, memicu
regenerasi sel kupffer, dan meningkatkan limphosit. Namun
pemberian terapi oksigen hiperbarik ini tidak dapat menghilangkan
jaringan fibrosis. Pemberian terapi oksigen hiperbarik ini paling
efektif diberikan pada stadium awal dan menengah pengobatan.
Selain itu terapi oksigen hiperbarik ini juga berperan menekan
PGE2 dan Nf-kB yang memiliki peran pada reaksi inflamasi ini.