Anda di halaman 1dari 52

Kekebalan

Tubuh
Hewan dan
Serangga
Disusun oleh:
- Lely Choirunnisa (13620100)
- Zainuna Zuhro (13620066)
- Nia Rahmi (136200)
Observasi Awal, Pengenalan, dan
2 Respon
Hewan terus-menerus diserang oleh patogen, agen-agen penginfeksi
yang menyebabkan penyakit. Sebagai respon hewan menyerang
kembali patogen dalam berbagai cara. Sel-sel kekebalan khusus
menjaga cairan-cairan tubuh sebagian besar hewan, mencari dan
menghancurkan sel-sel asing. Respon tambahan terhadap terhadap
infeksi terdapat dalam berbagai bentuk, termasuk protein-protein yang
melubangi membran bakteri atau menghalangi virus yang akan masuk
ke sel-sel tubuh.
3 Pertahan hewan yang paling dasar
melawan patogen adalah penghalang
(barrier). Penutup terluar, seperti
kulit atau cangkang, memberikan
hambatan yang cukup besar
terhadap invasi mikroba yang
terdapat pada tubuh. Untuk
memerangi patogen di dalam tubuh,
system kekebalan hewan harus
mendeteksi partikel-partikel dan sel-
sel asing. Salah satu system
pertahanan, kekebalan bawaan
(innate immunity), ditemukan pada
semua hewan. Respon kekebalan
bawaan segera aktif setelah terjadi
infeksi dan tetap sama terlepas dari
patogen itu pernah dijumpai
4 Sistem pertahanan kedua, ditemukan hanya pada vertebrata, adalah
kekebalan yang diperoleh (acquired immunity), juga dikenal sebagai
kekebalan adaptif. Respon-respon kekebalan yang diperoleh (adaptif)
diaktivasi setelah pertahanan kekebalan bawaan berlangsung dan
berkembang lebih lambat
Kekebalan Bawaan
5 Invertebrata
Serangga mengandalkan pada eksoskeletonnya sebagai baris
pertama pertahanan melawan infeksi.
Eksoskeleton, yang sebagian besar tersusun dari polisakarida
kitin
Pengalang berbasis kitin juga terdapat di dalam usus
serangga, yang menghalangi infeksi oleh banyak mikroba yang
tertelan bersama makanan.
Sel-sel kekebalan yang disebut hemosit bersirkulasi di dalam
hemolimfe, cairan sirkulasi serangga yang setara dengan darah.
6
Sebagian hemosit melaksanakan pertahan selular yang disebut
fagositosis .
Pertemuan dengan patogen-patogen di dalam hemolimfe juga
menyebabkan hemosit dan sel-sel lain tertentu menyekresikan
peptida antimikroba.
Hemosit berperan untuk mensitesis beberapa produk penting,
yaitu bahan sklerotisasi, tirosin dan lain-lain. Ada sekitar 7
macam hemosit, yaitu:
1. Sel induk atau pre-hemosit
2. Plasmatosit
3. Hemosit granuler
4. Koagulosit
5. Adipohemosit
6. Oenositoid
7. Sel sphenule
Dalam mengenali sel-sel asing, sel-sel respons kekebalan
7 serangga mengandalkan pada molekul-molekul unik pada
lapisan terluar fungi dan bakteri.
Sel-sel kekebalan serangga menyekresikan protein-protein
pengenalan terspesialisasi, masing-masing berikatan dengan
makromolekul yang spesifik terhadap tipe fungi atau bakteri
tertentu.
Respon-respon kekebalan berbeda-beda untuk kelas-kelas
patogen yang berbeda-beda.
8
9
10
11
12
Kekebalan
Bawaan
Vertebrata

13
Pertahanan
14 Penghalang
Pada mamalia, jaringan-jaringan epitelial
menghalangi masuknya banyak patogen
Selain kulit, sel-sel tertentu dari membran
mukus menghasilkan mukus, cairan kental
meningkatkan pertahanan dengan menjebak
mikroba mikroba dan partikel-partikel yang
lain.
Ludah, air mata, dan sekresi-sekresi mukus
yang merendam berbagai epitelia yang
terpapar akan mencuci bagian-bagian
tersebut sekaligus mencegah kolonisasi
mikroba.
Lisozim dalam saliva, sekresi mukus, dan air
mata menghancurkan bakteri yang
15
Pertahanan Seluler
Bawaan
Sel darah putih mengenali dan menelan
mikroba-mikroba yang menyerang,
menjebaknya dalam suatu vakuola.
Vakuola itu kemudian berfungsi dengan
lisosom, menyebabkan penghancuran
mikroba-mikroba dengan dua cara.
1. nitrat oksida dan gas-gas lain yang
dihasilkan di dalam lisosom meracuni
mikroba-mikroba yang ditelan.
2. lisozim dan enzim-enzim yang lain
mendegradasi komponen-komponen
mikroba.
Sel-sel fagositik
16
Neutrophil Makrofag (pemakan
Sinyal-sinyal dari besar)
jaringan yang Menyediakan
terinfeksi memikat pertahanan fagositik
neurtofil untuk yang lebih efektif.
menelan dan Makrofag di dalam
menghancurkan limpha , nodus limphe
Eosinofil
mikroba dan jaringan lain dari
Memiliki aktivitas sistem limphatik
fagositik yang rendah, diposisi yang baik
eosinofil menempel ke untuk menyerang
Sel-sel dendritik
parasil dan melepas patogen
Merangsang perkembangan
enzim penghancur kekebalanyang diperoleh
yang merusak parasit terhadap mikrobayang
ditemuinya
17
Peptida dan
Protein
18 Antimikroba

Interferon
protein-protein yang memberikan pertahanan
bawaan melawan infeksi virus. Sel-sel tubuh yang
terinfeksi oleh virus menyekresikan interferon,
menginduksi sel-sel tak terinfeksi di dekatnya untuk
menghasilkan zat-zat yang menghambat reproduksi
virus.
Sistem Komplemen
Protein ini bersirkulasi dalam keadaan inaktiv, dan
teraktivasi ketika terdapat mikroba.
Respon
Peradangan
19

White Gray Black


20 Sel Pembunuh Alami
Sel pembunuh alami (Natual Killer) membantu
mengenali dan melenyapkan sel-sel berpenyakit
tertentu pada vertebrata. Sel-sel NK yang
mengawasi tubuh melekat ke sel-sel yang sakit dan
melepaskan zat-zat kimia yang menyebabkan
kematian sel, sehingga menghambat kematian
virus atau kanker.
21

Addaptive
Immunity
Pada Kekebalan yang Diperoleh,
Reseptor Limfosit Memberikan
22
Pengenalan Spesifik-Patogen
Limfosit yang bermigrasi dari sum-sum tulang ke
timus diatas jantung, menjadi dewasa sebagai sel T
(T cell T untuk timus). Limfosit yang menjadi
dewasa di dalam sum-sum tulang berkembang
sebagai sel B (bursa Fabricius)
Sel B dan sel T mengenali dan menginaktivasi sel-
sel dan molekul-molekul asing serta berkontribusi
dalam ingatan kekebalan tubuh, respons yang
ditingkatkan terhadap molekul asing yang telah
dijumpai sebelumnya.
Sel B sel T mengenali antigen menggunakan reseptor spesifik-
antigen yang tertanam dalam membrane-membran plasmanya.
23 Sel-sel B terkadang memunculkan sel plasma yang
menyekresikan bentuk reseptor antigen terlarut. Protein hasil
sekresi ini disebut antibody atau immunoglobulin.
Reseptor antigen dan antibodi mengenali hanya sebagian kecil
antigen yang dapat diakses dan disebut epitop atau antigenik
24 determinan. Semua reseptor antigen pada satu limfosit dapat
mengenali epitop yang sama. Setiap limfosit tubuh akan
menunjukkan kespesifikannya untuk epitop tertentu.
Reseptor Antigen Sel
25 B dan Sel T
Setiap reseptor sel B (B cell receptor)
untuk suatu antigen adalah suatu
molekul berbentuk Y yang terdiri dari:
empat rantai polipeptida: dua rantai
berat (heavy chain) yang identik dan
dua rantai ringan (light chain)
jembatan disulfida yang menautkan
rantai-rantai
Wilayah transmembran di dekat
salah satu ujung setiap rantai berat
menambatkan reseptor dalam
membran plasma sel
Rantai ringan dan berat masing-masing memiliki wilayah konstan (constant
region C),
tempat sekuens-sekuens asam amino sedikit bervariasi diantara reseptor-
26 reseptor.
Wilayah C mencakup ekor sitoplasma dan wilayah transmembran rantai berat
dan semua jembatan disulfida.
Di dalam kedua ujung dari bentuk Y, rantai ringan dan berat masing-masing
memiliki wilayah variabel (variable region V), membentuk situs pengikatan
asimetris untuk suatu antigen
antigen- antigen
binding site
on antibody

variable
binding
region

each B cell
has ~50,000
antibodies
Setiap reseptor sel T (T cell receptor) untuk suatu antigen terdiri
dari dua rantai polipeptida yang berbeda, rantai ( chain) dan
rantai ( chain), terkait oleh sebuah jembatan disulfida.
27
Pada ujung luar molekul tersebut, wilayah-wilayah variabel V (V)
rantai dan membentuk suatu situs pengikatan antigen
tunggal. Bagian yang lain dari molekul tersusun atas wilayah-
wilayah konstan (C).
28

MHC
Humoral Immunity

Mechanisms in Rheumatology 2001


Cellular Mediated Immunity

Click here to run the animation

Mechanisms in Rheumatology 2001


Peran MHC
32 Pengenalan antigen oleh sel-sel T diawali dengan patogen yang
menginfeksi atau tertelan oleh sel inang, enzim-enzim di dalam sel
memotong protein-protein patogen (-fragmen antigen)
Fragmen-fragmen antigen ini kemudian berikatan ke sebuah molekul
MHC di dalam sel
Pergerakan molekul MHC dan pengikatan fragmen ke permukaan sel
menghasilkan penyajian antigen (antigen presentation)
Penyajian antigen oleh protein- protein MHC dapat mengaktivasi respon-
respon kekebalan melawan antigen tersebut atau menjadi target
penghancuran suatu sel terinfeksi yang menampilkan fragmen antigen
tersebut.
Tipe sel yang menampilkan suatu antigen,
sistem kekebalan mengandalkan pada dua kelas
33
molekul-molekul MHC:
1. Molekul MHC kelas I (Class I MHC molecule)
. Ditemukan pada hampir semua sel tubuh
(dengan pengecualian sel-sel yang tak
bernukleus, misalnya sel darah merah)
. Molekul MHC kelas I berikatan ke fragmen
peptida antigen asing yang disintesis di dalam
sel.
. Molekul MHC kelas I yang menampilkan
fragmen antigen terikat dikenali oleh
subkelompok sel-sel T yang disebut sel T
sitotoksik
2. Molekul MHC kelas II (Class II MHC molecule)
Dibuat oleh segelintir tipe sel saja,
terutama sel-sel dendritik, makrofag-
makrofag, dan sel-sel B.
Molekul MHC kelas II biasanya
34
Cara Menghasilkan Keanekaragaman Limfosit
35 melalui Penyusunan Ulang Gen
o Perbedaan dalam sekuen asam amino dari wilayah variabel merupakan
penyebab kespesifikan reseptor- reseptor antigen limfosit.
o Gen immunoglobulin (Ig) mengkode satu rantai dari reseptor sel B
o Banyak rantai yang berbeda bisa menghasilkan dari rantai gen Ig yang
sama oleh penyusunan dari DNA
o Gen-gen yang tersusun ulang ditranskripsi dan transkrip tersebut diproses
untuk translasi. Setelah translasi, membentuk reseptor antigen.
36
Asal Usul Toleransi
37 Diri
Gen-gen reseptor terbentuk dari antigen yang tersusun ulang secara
acak
Saat limfosit dewasa di dalam sumsum tulang atau timus, reseptor-
reseptor antigennya diuji untuk mengetahui reaktivitas terhadap diri
sendiri.
Limfosit dengan reseptor yang spesifik untuk molekul tubuh sendiri
biasanya dihancurkan melalui apoptosis atau dijadikan nonfungsional
Memperbanyak Limfosit melalui Seleksi
Klonal
38
Tubuh mengandung banyak
sekali variasi reseptor
antigen, sehingga hanya
ada sebagian kecil yang yang berumur
spesifik untuk epitop pada pendek

antigen tertentu. sel efektor


Pengikatan reseptor antigen menyerang antigen
ke antigen spesifiknya dan patogen apapun

memicu peristiwa-peristiwa Tipe Klona


yang mengaktivasi limfosit. berumur panjang
berjumlah lebih
Sel B dan sel T yang sedikit
teraktivasi memperbesar sel ingatan

respon dengan membelah membawa reseptor


yang spesifik untuk
berkali-kali. antigen
Proliferasi limfosit menjadi
klona sel-sel sebagai respon
terhadap pengikatan
39
40
Produksi sel-sel efektor dari klona limfosit selama paparan
pertama terhadap suatu antigen mempresentasikan
respon kekebalan primer (primary immune
response).
Selama masa ini, sel-sel B yang terseleksi menghasilkan
sel-sel B efektor penyekresi antibodi disebut sel plasma
(plasma cell), dan sel-sel T yang terseleksi teraktivasi
menjadi bentuk
Respon efektornya,
kekebalan yangmengandalkan
sekunder terdiri dari sel pada
penolong
dan cadangan
sel sitotoksik.
sel-sel ingatan T dan B yang dihasilkan setelah
paparan awal terhadap suatu antigen. Respon lebih kuat
dan bertahan lebih lama. Ini adalah respon kekebalan
sekunder (secondary immune response).
41

Respon imun
humoral:
melibatkan aktivasi
dan seleksi klonal
sel-sel B efektor dan
mensekresikan
antibodi yang
Respon kekebalan
bersirkulasi di dalam
diperantarai sel:
darah dan limphe
melibatkan aktivasi
an seleksi klonal sel-
sel T sitotoksik
sel T helper
membantu kedua
Sel T-Penolong: Respon Terhadap Hampir
Semua Antigen
42 sel-sel T-penolong memainkan peran sentral dalam meningkatkan
respon humoral dan respon diperantarai sel.
suatu protein yang di sebut CD4, ditemukan pada permukaan
sebagian besar sel T penolong, berikatan ke molekul MHC kelas II
CD4 membantu menjaga agar sel T penolong dan sel penyaji
antigen tetap bergabung.
aktivasi sel T penolong mensekresi sitokin yang menstimulasi
limfosit lainnya
Sel T Sitotoksik: Respon terhadap
Sel-Sel yang Terinfeksi
43
Sel-sel T sitotoksik adalah sel-sel efektor dalam respon
kekebalan diperantarai sel.
Protein permukaan yang dinamakan CD8, ditemukan pada
sebagian besar sel T sitotoksik, sehingga meningkatkan
interaksi antara sel target dan sel T sitotoksik.
Pengikatan CD8 ke molekul MHC kelas I membantu menjaga
kedua sel tetap berhubungan sewaktu sel T sitotoksik
diaktivasi.
Penghancuran yang ditergetkan dari sel yang terinfeksi sel T
sitotoksik melibatkan sekresi protein yang menyebabkan sel
robek dan mati.
Sel B: Respon terhadap Patogen
44 Ekstraselular
Aktivasi sel B oleh antigen dibantu oleh sitokin yang disekresikan dari sel
T penolong yang telah menjumpai antigen yang sama. Dirangsang oleh
antigen sekaligus sitokin, sel B berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi
klona sel plasma penyekresi antibodi dan klona sel B ingatan.
Aktivasi sel B
menyebabkan respon
humoral yang kuat:
sebuah sel B yang
teraktivasi
memunculkan klona
dari ribuan sel plasma
Kelas- kelas
antibodi
Kelas imonoglobulin Distribusi Fungsi
45 IgM (pentamer) Kelas lg pertama yang di hasilkan setelah Mendorong netralisasi dan penaut silangan antigen
paparan awal terhadap antigen konsentrasinya amat efektif dalam aktivasi sistem komplemen
di dalam darah lantas menurun

IgG (monomer) Kelas lg yang paling melimpah dalam darah Mendorong opsoniasi, netralisasi, mendorong
juga di temukan dalam cairan jaringan penaut silang antigen kurang efektif dalam aktivasi
sistem komplemen dari pada igM

IgA (dimer) Terdapat dalam sekresi seperti air mata ludah, Memberi pertahanan terlokalisasi membran mukus
mukus dan ASI. melalui penautan silang dan netralisasi antigen.

IgE (monomer) Terdapat dalam darah pada konsentrasi yang Memicu pelepasan dari sel tiang dan basofil dari
rendah histamin dan zat-zat kimia lain yang menyebabkan
reaksi alergi.

IgD (monomer) Terutama terdapat pada permukaan sel B yang Bekerja sebagai reseptor antigen di dalam
belum terpapar ke antigen proliferasi dan diferensiasi sel B yang di rangsang
oleh antigen
46
Peran Antibodi
47 dalam Kekebalan
Netralisasi, antibodi di berikan ke protein permukaan dari virus
atau bakteri sehingga menghalangi kemampuan patogen untuk
menginfeksi
Opsoniasi,sel inang.yang berkaitan ke antigen menyediakan sruktur
antibodi
yang mudah di kenali untuk makrofag sehingga meningkatkan
fagositosis.
Pengikatan kompleks antigen antibodi pada mikroba atau sel asing
ke salah satu protein komplemen memicu serangkaian aktivasi
dengan setiap protein sehingga membangkitkan kompleks serangan
membran menyebabkan sel patogen itu membengkak dan melisis.
Imunisasi aktif dan
pasif
48
Kekebalan aktif berkembang secara alami pada respon
terhadap infeksi
Kekebalan pasif: Antibodi yang di transfer di maksudkan
untuk segera membantu menghancurkan patogen apapun
yang dikenali secara spesifik oleh antibodi itu.
Kekebalan aktif maupun pasif dapat dinduksi secara artifisisal.
Kekebalan aktif dapat berkembang dari pengenalan antigen
kedalam tubuh melalui imunisasi seringkali disebut vaksinasi.
Penolakan sistem
kekebalan
49

Golongan darah :
Sel darah merah di katakan sebagai golongan A jika
memiliki molekul antigen A pada permukaannya.
Serupa dengan itu antigen B di temukan pada sel
darah merah golongan B, dan antigen A dan B di
temukan pada sel darah merah golonagn AB,
Trasplantasi jaringan danantigen
sementara organ :A dan B tidah di jumpai pada sel
, molekul MHC-lah yangmerah
darah merangsang
O. respon kekebalan yang
menyebabkan penolakan karena etiap spesies vertebrata memiliki
banyal alel yang berbeda untuk setiap gen MHC kelas I dan II,
memungkinkan penyajian fragmen- fragmen antigen dengan bentuk
dan muatan yang bervariasi sehingga bisa jadi merupakan benda asing
bagi penerima.
Gangguan dalam Fungsi Sistem Kekebalan
50 yang Memicu atau Memperparah Penyakit.
ALERGI: Alergi adalah respon- respon
yang berlebihan terhadap antigen-
antigen tertentu yang di sebut
alergen.
Penyakit- penyakit Autoimun: Pada
beberpa orang sistem kekebalan
menyerang molekul-molekul tertentu
dalam tubuh menyebabkan autoimun.
Kerja keras, stres, dan sistem
kekebalan: Banyak bentuk kerja
keras dan stres mempengaruhi fungsi
sistem kekebalan
Penyakit-penyakit
imunodefisiensi: Gangguan kelainan
atau ketiadaan kemampuan sistem
Penghindaran Sistem Kekebalan yang
51 Diperoleh dari Patogen

Variasi antigenik
Latensi
Serangan pada sistem kekebalan (HIV)
Kanker dan imunitas
52

THANK
S!
Any
questions?
You can find me at
@username
user@mail.me

Anda mungkin juga menyukai