Anda di halaman 1dari 13

PARTISIPASI

POLITIK

Sistem Politik Indonesia

Disusun Oleh :
Quntum Chanif F NIM
145030100111073
Adiba Jeyhan Shafira NIM
145030101111069
Ardian Prabowo NIM
145030101111148
Farah Dhiba C NIM
145030107111043
Afifatuz Zakiyah NIM
145030100111066
Pengertian Partisipasi
Politik
Secara umum partisipasi politik dapat diartikan
kegiatan-kegiatan sukarela dari warga Masyarakat melalui
mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan
penguasa, dan secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses pembentukan kebijakan umum.

Menurut Prof. Mirriam Budiarjo, partisipasi politik


adalah kegiatan seseorang atausekelompok untuk ikut serta
secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan
memilih pimpinan Negara dan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah
(public policy).

Partisipasi politik dilakukan orang dalam posisinya


sebagai warganegara bukan sebagai politikus ataupun
pegawai negeri. Sifat partisipasi politik adalah sukarela dan
bukan dimobilisasi oleh Negara mapupun partai yang
berkuasa. Partisipasi politik sangat erat sekali hubungannya
dengan kesadaran politik karena semakin sadar bahwa
dirinya diperintah maka ia akan menuntut hak untuk
Bentuk-bentuk
Partisipasi Politik
Partisipasi politik sangat terkait dengan seberapa
jauh demokrasi diterapkan dalam pemerintahan. Negara yang
telah stabil demokrasinyan, maka biasanya tingkat
partisipasi politk warganya sangat stabil, tidak fluktuatif.
Karena begitu luasnya cakupan tindakan waganegara biasa
dalam menyalurka aspirasinya, maka tak heran bila bentuk-
bentuk partisipasi politik ini sangat beragam. (Kudsiyah,
2012 :7)

a. Konvensional
b. Non Konvensional
Lanjutan a. Konvensional

Partisipasi politik konvensional adalah bentuk


kegiatan partisipasi politik yang normal dalam negara
demikrasi modern. Dimana prosedur dan waktu
partisipasinya diketahui publik secara pasti oleh semua
warga.

Bentuk partisipasi ini berupa:

Pemberian suara (votting)


Diskusi politik
Kegiatan kampanye
Membentuk atau bergabung dengan kelompok
kepentingan
Komunikasi individual dengan pejabat politik
Lanjutan a. Non Konvensional

Pertisipasi politik non-konvensional merupakan


bentuk kegiatan partisipasi politik yang legal maupun illegal.
Legal seperti petisi namun umunya illegal karena penuh
dengan kekerasan dan revolusioner. Dimana prosedur dan
waktu partisipasi ditentukan sendiri oleh anggota
masyarakat yang melakukan partisipasi itu sendiri.

Bentuk partisipasi ini berupa:

Pengajuan petisi
Berdemonstrasi, mogok dan konferensi
Tindakan kekerasan politik terhadap manusia
Perang gerilya dan revolusi
Lanjutan Thomas M. Magstadt

Bentuk Partisipasi Politik :

Opini Publik
Opini publik yang kuat dapat saja mendorong para legislator ataupun
eksekutif politik mengubah pandangan mereka atas suatu isu.

Polling
Polling adalah upaya pengukuran opini publik dan juga
memengaruhinya.

Pemilihan Umum
Pemilihan umum (Pemilu) erat hubungannya dengan polling. Pemilu
hakikatnya adalah polling "paling lengkap" karena menggunakan
seluruh warga negara benar-benar punya hak pilih (tidak seperti
polling yang menggunakan sampel).

Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung adalah suatu situasi di mana pemilih
(konstituen) sekaligus menjadi legislator.
Dimensi Subyektif
Individu
Dimensi subyektif adalah serangkaian faktor
psikologis yang berpengaruh terhadap keputusan
seseorang untuk terlibat dalam partisipasi politik.
Faktor-faktor ini cukup banyak, yang untuk kepentingan
tulisan ini hanya akan diajukan 2 jenis saja yaitu

a. Political Dissafection
b. Political Efficacy.
Lanjutan a. Political Disaffection

Political Disaffection adalah istilah yang mengacu pada


perilaku dan perasaan negatif individu atau kelompok
terhadap suatu sistem politik. Penyebab utama dari political
disaffection ini dihipotesiskan adalah media massa, terutama
televisi.

Hipotesis tersebut diangkat dari kajian Michael J.


Robinson selama 1970-an yang mempopulerkan istilah
videomalaise. Dengan banyaknya individu menyaksikan
acara televisi, utamanya berita-berita politik, mereka
mengalami keterasingan politik (political alienation).
Lanjutan a. Political Efficacy

Political Efficacy adalah istilah yang mengacu kepada


perasaan bahwa tindakan politik (partisipasi politik)
seseorang dapat memiliki dampak terhadap proses-proses
politik. Keterlibatan individu atau kelompok dalam partisipasi
politik tidak bersifat pasti atau permanen melainkan
berubah-ubah. Dapat saja seseorang yang menggunakan hak-
nya untuk memiliki di suatu periode, tidak menggunakan hak
tersebut pada periode lainnya. Secara teroretis, ikut atau
tidaknya individu atau kelompok ke dalam bentuk partisipasi
politik bergantung pada Political Efficacy ini.

Landasan Partisipasi
Politik
Landasan partisipasi politik adalah asal-usul individu atau
kelompok yang melakukan kegiatan partisipasi politik.
Huntington dan Nelson membagi landasan partisipasi
politik ini menjadi:

a. Kelas ; individu-individu dengan status sosial,


pendapatan, dan pekerjaan yang serupa.
b. Kelompok atau komunal;individu-individu dengan asal-
usul ras, agama, bahasa, atau etnis yang serupa.
c. Lingkungan; individu-individu yang jarak tempat
tinggal (domisilinya) berdekatan.
d. Partai; individu-individu yang mengidentifikasi diri
dengan organisasi formal yang sama yang berusaha
untuk meraih atau mempertahankan kontrol atas
bidang-bidang eksekutif dan legislatif pemerintahan,
dan
e. Golongan atau faksi ; individu-individu yang
dipersatukan oleh interaksi yang terus menerus antara
satu sama lain, yang akhirnya membentuk hubungan
patron-client, yang berlaku atas orang-orang dengan
Mode Partisipasi Politik

Mode partisipasi politik adalah tata cara orang melakukan


partisipasi politik. Model ini terbagi ke dalam 2 bagian
besar: Conventional dan Unconventional.

Conventional adalah mode klasik partisipasi politik


seperti Pemilu dan kegiatan kampanye. Mode partisipasi
politik ini sudah cukup lama ada, tepatnya sejak tahun
1940-an dan 1950-an.

Unconventional adalah mode partisipasi politik yang


tumbuh seiring munculkan Gerakan Sosial Baru (New
Social Movements). Dalam gerakan sosial baru ini muncul
gerakan pro lingkungan (environmentalist), gerakan
perempuan gelombang 2 (feminist), protes mahasiswa
(students protest), dan teror. (Kudsiyah, 2012 : 7)
Dampak keterkaitannya partisipasi politik di
kehidupan sehari-hari adalah memberikan ruang
kepada masyarakat untuk lebih memahami dan
turut serta dalam memahami permasalahan yang
sedang terjadi dilingkungannya. Sehingga masalah
yang sedang dihadapi dapat di selesaikan secara
bersama. Partisipasi politik membuat peran
masyarakat menjadi semakin kuat dan penting.
Sehingga seseorang dalam memutuskan sesuatu,
juga melihat aspirasi dari peran masyarakat
tersebut. Seperti seorang pemimpin yang melihat
aspirasi masyarakat dalam memutuskan kebijakan.
Terimakasi

Anda mungkin juga menyukai