Anda di halaman 1dari 43

Vektor

dan
Pengendalian Vektor

Vitria, S.Si, M. Biomed


A. PENDAHULUAN

VEKTOR ADALAH ARTHROPODA ATAU INVERTEBRATA


LAIN YANG MEMINDAHKAN INFECTIOUS AGENTS BAIK
SECARA MEKANIS MAUPUN BIOLOGIS KEPADA
PENJAMU (HOST) BARU.
KEHIDUPAN VEKTOR ERAT DENGAN KEHIDUPAN
MANUSIA
VEKTOR DAPAT DIKENDALIKAN /DIBERANTAS / DIBASMI
MELALUI MODIFIKASI LINGKUNGAN VEKTOR DAPAT
DIKENDALIKAN
B. PROSES PENULARAN PENYAKIT

1. PENULARAN LANGSUNG
(DIRECT TRANSMISSION)

2. PENULARAN TAK LANGSUNG


(INDIRECT TRANSMISSION)
1. PENULARAN LANGSUNG(DIRECT TRANSMISSION)
DIRECT CONTACT (PHYSICALCONTACT)
(Persinggungan, gigitan,ciuman, hub sex)
INDIRECT CONTACT (Semburan titik
ludah langsung ke host baru waktu
bersin, batuk, bicara dll jarak < 1
meter)

2. PENULARAN TAK LANGSUNG


(INDIRECT TRANSMISSION)
VEHICLE-BORNE
VECTOR-BORNE
AIR-BORNE
DROPLET NUCLEI
DUST
PENULARAN TAK LANGSUNG (INDIRECT
TRANSMISSION)
a. VEHICLE BORNE
VEHICLE ADALAH BENDA-BENDA YANG
TERKONTAMINASI YANG MEMBANTU
TRANSPORTASI PENYEBAB PENYAKIT
UNTUK MASUK KEDALAM TUBUH PENJAMU
MELALUI PORTAL ENTRY YANG
TEPAT.
PADA DASARNYA AGENT TAK DAPAT
BERKEMBANG PADA VEHICLE TETAPI
MASIH TETAP BERTAHAN HIDUP.
CONTOH: ALAT DAPUR, ALAT MEDIS, AIR,
MAKANAN, MAINAN ANAK, PRODUK
BIOLOGIS DLL
PENULARAN TAK LANGSUNG (INDIRECT
RANSMISSION)
b. VEKTOR BORNE
VEKTOR ADALAH ARTHROPODA ATAU
INVERTEBRATA LAIN YANG MEMINDAHKAN
INFECTIOUS AGENTS BAIK SECARA MEKANIS
MAUPUN BIOLOGIS KEPADA PENJAMU (HOST)
BARU.

TRANSMISI MELALUI VEKTOR DAPAT SECARA


MEKANIK, ATAU BIOLOGIK.

TRANSMISI SECARA BIOLOGIS MEMERLUKAN


PERKEMBANG-BIAKAN, SIKLUS ATAU
KOMBINASI KEDUANYA
(CYCLOPROPAGATION) DARI AGENT.
PENULARAN TAK LANGSUNG (INDIRECT
TRANSMISSION)
c. AIR-BORNE ADALAH PENYEBARAN
INFECTIOUS AGENT MELALUI AEROSOL
KEDALAM TUBUH PENJAMU, BIASANYA
MELALUI SAL. PERNAFASAN.

PENYEBARAN MELALUI:
- DROPLET NUCLEI RESIDU KECIL HASIL
PENGUAPAN DARI DROPLET PENDERITA.

- DUST PARTIKEL KECILDARI BERBAGAI


UKURAN DARI LANTAI YANG TERKONTAMINASI,
PAKAIAN, TEMPAT TIDUR, TANAH DLL
C. VECTOR-BORNE DISEASES
VECTOR-BORNE DISEASES ADALAH
PENYAKIT-PENYAKIT YANG DITULARKAN
DARI HOST OLEH VEKTOR KE HOST YANG
BARU.

- JENIS PENYAKIT
- PENYEBAB Iagent)
- JENIS VEKTOR,
- CARA INFEKSI
- RESERVOIR
D. NYAMUK
1. JENIS NYAMUK DAN
PENYAKIT YANG DITULARKAN
2. SURVEILENS NYAMUK
3. PENGENDALIAN NYAMUK

1. JENIS NYAMUK & PENYAKIT


Phylum Arthropoda :
- Class Insecta
- Subclass Pterygota
- Ordo Diptera
- Sub-ordo OrthorraphaNematocera
- Famili Culicidae Mosquito) :
- Sub-famili Culicinae
Dixinae
Chaoborinae
JENIS NYAMUK & PENYAKIT
Sub-famili Culicinae
-Tribe Anophelinigenus Anophele
-Tribe Culicini - group Aedes
- group Culex
-Tribe Megarinini

JENIS NYAMUK & PENYAKIT


Anopheles
A. Sundaicus (Jawa) -Malaria
A. maculatus(Malaysia) -Malaria
A. javanensis (Jawa) -Malaria
A. quadrimaculatus (A.S.) -Malaria
A. freeborni (AS) -Malaria
A. Albimanus (AS) -Malaria
JENIS NYAMUK & PENYAKIT
Aedes:
A. aegypti -Y. fever, DBD.
A. albopictus -Chikungunya
Culex
C. pipiens -Encephalitis
C. quinqufasciatus -Encephalitis
C. tarsalis -Encephalitis
Culiseta melanura Encephalitis
E. LALAT
1. KARAKTERISTIK
- CEPAT BERKEMBANGBIAK
- GEMAR BAU BUSUK/AMIS/ANYIR
- VEKTOR PENYAKIT : SAL ALAT CERNA,
CONJUNCTIVITIS, TRACHOMA, OLIOMYELITIS.
- YANG MENUSUK-MENGISAP SBG VEKTOR
TULAREMIA, ANTHRAX

2. KEPADATAN LALAT (FLY GRILL, FLY TRAP)


3. PEMBERANTASAN
F. BINATANG PENGERAT
1. KARAKTERISTIK
- ERAT DENGAN KEHIDUPAN DAPUR DAN
SAMPAH
- DEKAT DENGAN MANUSIA TETAPI
PINTAR BERSEMBUNYI
- AKTIF DI MALAM HARI
- SELALU MENGASAH GIGINYA

2. HUBUNGANNYA DGN KESEHATAN


3. PEMBERANTASAN
BINATANG PENGERAT
2. HUBUNGANNYA DGN KESEHATAN
SBG INANG VEKTOR (Xenopsylla cheopis);

HOST DARI PENY.: Pes, Murine typhus,


Rickettsial pox, Leptospirosis,Salmonelosis.

Sylvatic plague (DARI TIKUS) menular


ke manusia bubonic plague
septicemic plague pneumonic plague.
G. KECOA
H. KUTU (LICE)
J. MOLLUSCA
PENGENDALIAN
ORGANISME
PENGGANGGU
Tujuan :
1. Mengurangi atau menekan populasi
organisme pengganggu serendah-
rendahnya sehingga tidak berarti lagi
dalam menimbulkan kerugian
2. Menghindarkan kontak antara
organisme pengganggu dan
organisme berguna/budidaya/manusia
Penggolongan :

1. Pengendalian alami (Natural


control),

2. Pengendalian buatan (Artificial /


Applied control).
I. PENGENDALIAN ALAMI
1. Gunung, lautan, danau dan
sungai yang luas merupakan
rintangan penyebaran serangga,
2. Ketinggian tertentu menyebabkan
serangga tidak tahan hidup,
3. Musim, cuaca panas, dingin,
kering, tanah tandus, angin
besar, dan curah hujan tinggi.
4. Burung, katak, cicak, binatang
lain
yang memangsa serangga.

5. Penyakit serangga.
II. PENGENDALIAN BUATAN
Dilakukan atas usaha manusia.
Macam-macamnya :
1. Pengendalian Lingkungan
(Environmental control)
Mengelola lingkungan (enviromental
management) yaitu mengatur
lingkungan sehingga tidak cocok
dan membatasi perkembangan
vektor.
a. Modifikasi lingkungan (Enviromental
Modification)
Cara ini paling aman terhadap lingkungan
karena tidak merusak keseimbangan alam
dan tidak mencemari lingkungan tetapi
harus dilakukan terus menerus. Misalnya :
a) pengaturan sistem irigasi,
b) penimbunan tempat penampung air dan
pembuangan sampah,
c) pengeringan air yang menggenang
d) pengubahan rawa menjadi sawah
e) pengubahan hutan jadi pemukiman
b. Manipulasi Lingkungan
(Enviromental Manipulation).
Membersihkan dan memelihara
secara fisik tempat perindukan atau
tempat istirahat serangga.
Contoh :
a) membersihkan tanaman air yang
mengapung seperti ganggang dan
lumut sehingga menyulitkan
perkembangan Anopheles sundaicus.
b) Mengatur kadar garam di laguna
sehingga menekan populasi An.
subpictus dan An. sundaicus,
c) Melestarikan tanaman bakau yang
membatasi tempat perindukan An.
sundaicus,
d) Membuang atau mencabut
tumbuhan
air di kolam atau rawa sehingga
menekan populasi Mansonia spp.
e) Melancarkan air got agar tidak
jadi
tempat perindukan Culex spp.
2. Pengendalian Kimiawi
Menggunakan bahan kimia yang
berkhasiat membunuh serangga
(insecticide) dan menghalau
serangga (repellent).

Kebaikan :
1. Dapat dilakukan segera,
2. Meliputi daerah yang luas.
Keburukan :
1. Bersifat sementara,
2. Menimbulkan pencemaran
lingkungan,
3. Memungkinkan timbul resistensi
serangga,
4. Membunuh juga pemangsa
serangga.
5. Penolakan penduduk karena kuatir
binatang peliharaannya mati.
Contoh :
a) Menuangkan solar atau minyak tanah di
permukaan tempat perindukan sehingga
larva tidak dapat mengambil oksigen dari
udara,
b) Pemakaian Paris green, temefos dan
fention untuk membunuh larva nyamuk,
c) Penggunaan herbisida yang mematikan
tumbuhan air di tempat perindukan,
d) Penggunaan insektisida berupa residual
spray untuk nyamuk dewasa,
e) Penggunaan gel silika dan lesitin cair.
3. Pengendalian Mekanik
Menggunakan alat yang langsung
membunuh, menangkap atau
menghalau, menyisir,
mengeluarkan serangga dari
jaringan tubuh, memakai baju
pelindung, memasang kawat kasa
di jendela untuk menghindarkan
kontak antara manusia dan vektor.
4. Pengendalian Fisik
Digunakan alat fisika untuk pemanasan,
pembekuan dan alat listrik untuk
menghasilkan angin, penyinaran cahaya
yang dapat membunuh atau
mengganggu kehidupan serangga.
Suhu 600 C dan suhu beku akan
membunuh serangga sedangkan suhu
dingin menyebabkan serangga tidak
dapat melakukan aktifitasnya.
Cara ini dilakukan di hotel, restoran
dan pasar swalayan dengan
memasang hembusan angin keras
di pintu masuk.

Memasang lampu kuning dapat


menghalau nyamuk.
5. Pengendalian Biologik
Memperbanyak pemangsa dan
parasit sebagai musuh alami bagi
serangga, yang menjadi vektor
atau hospes perantara.
Beberapa parasit dari golongan
nematoda, bakteri, protozoa, jamur
dan virus dapat dipakai sebagai
pengendali larva nyamuk.
Artropoda juga dapat dipakai sebagai
pengendali nyamuk dewasa.
Misalnya : Arrenurus madarazzi.

Predator atau pemangsa yang baik


untuk pengendalian larva nyamuk
antara lain beberapa jenis ikan,
larva nyamuk yang berukuran
besar, dan larva capung dan
Crustaceae.
Parasit dari golongan nematoda :

Romanomermis iyengari dan


R. culiciforax,

menembus badan larva nyamuk,


hidup sebagai parasit sampai larva
mati, kemudian mencari hospes
baru.
Bakteri :

Bacillus thuringiensis (sero type H-14)


untuk pengendalian larva Anopheles.
Bacillus sphaericus untuk pengendalian
larva Culex quinquifasciatus.

Bakteri lain yang dapat diharapkan :


Bacillus pumilus dan Clostridium
bifermentans.
Protozoa : Pleistophora culicis dan
Nosema algerae untuk
pengendalian larva nyamuk.

Virus sitoplasmik untuk


pengendalian larva kupu.
Jamur Langenidium giganticum dan
Coelomyces stemomilae baik
untuk pengendalian larva nyamuk.
Jamur lainnya yang potensial :
Tolypocladium silindrosporum dan
Culicinomyces clavisporus.
Jamur-jamur tsb. untuk pengendalian
larva Anopheles, Aedes, Culex,
Simulium dan Culicoides.
Ikan untuk pengendalian larva nyamuk :
Panchax panchax (ikan kepala timah),
Lebistus reticularis (guppy),
Gambusia affinis (ikan gabus),
Poecilia reticulata,
Trichogaster trichopterus,
Cyprinus carpio,
Tilapia nilotica,
Puntious binotatus,
Rasbora lateristriata.
Larva Toxorhynchitis amboinensis,
Culex fuscanus, capung.

Crustaceae : Mesocyclops.
6. Pengendalian Genetik
Tujuan : mengganti populasi serangga
yang berbahaya dengan polulasi
baru yang tidak merugikan.
Cara :
1. Mengubah kemampuan reproduksi
serangga :
a) jantan
b) jantan dan betina
a) disebut sterile male technic release:
bahan kimia (TEPA) dan radiasi
(Cobalt 60) merusak DNA kromosom
sperma tanpa mengganggu proses
pematangan,
radiasi dapat juga mengubah letak
susunan kromosom : chromosome
translocation,
antimitotik, antimetabolit, bazarone
(ekstrak tanaman Aeorus calamus).
b) Jantan dan betina di alam disterilkan
menggunakan chemosterilants
dicampur makanan kesukaan
serangga.
Telah dicoba pada lalat rumah (Musca
domestica) yang diberi TEPA dicampur
67% tepung jagung, 15% gula, 15%
susu bubuk dan 2,5% tepung telur.
Keuntungan : tak perlu memelihara
serangga dalam jumlah banyak dalam
laboratorium.
2. Perkawinan antar strain
menyebabkan sitoplasma telur tidak
dapat ditembus oleh sperma
sehingga tidak terjadi pembuahan,
disebut : cytoplasmic
incompatibility.
3. Perkawinan antar spesies terdekat
menghasilkan jantan steril, disebut
hybrid sterility.
4. Memindahkan sifat rentan terhadap
insektisida.
7. Pengendalian Legislatif
Mencegah tersebarnya serangga
berbahaya antar daerah, pulau
maupun negara melalui peraturan.
Pencegahan dilaksanakan dengan
penyemprotan insektisida di
bandara, pelabuhan, stasiun,
terminal dsb. dan disediakan
karantina.

Anda mungkin juga menyukai