Anda di halaman 1dari 53

Askep HIV/AIDS

DISUSUN OLEH:
Kel. 11
Anna Rananmase
Maria Rosa M.P.
Susanti
A. Pengertian
HIV ( Human immunodeficiency
Virus ) adalah virus pada
manusia yang menyerang
system kekebalan tubuh manusia
yang dalam jangka waktu yang
relatif lama dapat menyebabkan
AIDS. Sedangkan AIDS sendiri
adalah suatu sindroma penyakit
yang muncul secara kompleks
dalam waktu relatif lama karena
penurunan sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh
infeksi HIV
Acquired Immune Defiency
B. Etiologi

Aids disebabkan oleh virus yang


mempunyai beberapa nama HTL
II, LAV, RAV. Yang nama
ilmiahnya disebutkan Human
Immunodeficiency Virus ( HIV )
yang berupa agen viral yang
dikenal dengan retrovirus yang
diularkan oleh darah dan punya
afinitas yang kuat terhadap
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum
dapat dijelaskan sepenuhnya. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
virus HIVtelah ada di dalam tubuh
sebelum munculnya penyakit AIDS ini.
Namun kenyataan bahwa tidak semua
orang yang terinfeksi virus HIV ini
terjangkit penyakit AIDS menunjukkan
bahwa ada faktor-faktor lain yang
berperan di sini. Penggunaan alkohol dan
obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang
tinggi dan adanya penyakit lain terutama
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :

Periode jendela. Lamanya 4


minggu sampai 6 bulan setelah
infeksi. Tidak ada gejala.
Fase infeksi HIV primer akut.
Lamanya 1-2 minggu dengan
gejala flu likes illness.
Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-
15 atau lebih tahun dengan gejala
tidak ada.
Supresi imun simtomatik. Diatas
3 tahun dengan gejala demam,
keringat malam hari, BB
menurun, diare, neuropati,
lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
AIDS. Lamanya bervariasi antara
1-5 tahun dari kondisi AIDS
pertama kali ditegakkan.
Didapatkan infeksi oportunis
Tahap 1: Periode Jendela
HIV masuk ke dalam tubuh, sampai
terbentuknya antibody terhadap HIV
dalam darah
Tidak ada tanda2 khusus, penderita
HIV tampak sehat dan merasa sehat
Test HIV belum bisa mendeteksi
keberadaan virus ini
Tahap ini disebut periode jendela,
umumnya berkisar 2 minggu 6
bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata
selama 5-10 tahun:

HIV berkembang biak dalam tubuh


Tidak ada tanda-tanda khusus,
penderita HIV tampak sehat dan
merasa sehat
Test HIV sudah dapat mendeteksi
status HIV seseorang, karena telah
terbentuk antibody terhadap HIV
Umumnya tetap tampak sehat
selama 5-10 tahun, tergantung daya
tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di
negara berkembang lebih pendek)
Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) Sistem
kekebalan tubuh semakin turun
Mulai muncul gejala infeksi oportunistik,
misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di
seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
Umumnya berlangsung selama lebih dari 1
bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS Kondisi sistem kekebalan
tubuh sangat lemah
Berbagai penyakit lain (infeksi
oportunistik) semakin parah
Faktor resiko tinggi
Lelaki homoseksual atau biseks
Orang yang ketagian obat
intravena
Partner seks dari penderita AIDS
Penerima darah atau produk
darah (transfusi).
Bayi dari ibu/bapak terinfeksi
C. Tanda dan gejala
Stadium klinis HIV ( WHO )
Stadium klinis 1 :
Asimtomatis
Limfadenopati generalisasi
persistemt ( LGP )
(Pembesaran kelenjar getah
bening dibeberapa tempat yang
menetap)
Stadium klinis 2 :
BB menurun <10 % dari BB
semula
Kelainan kulit dan mukosa ringan
seperti : dermatitis seboroik,
infeksi jamur kuku, ulkus oral
Herpes zozter dalam 5 tahun
terakhir
Infeksi saluran napas bagian atas
Stadium klinis 3 :
BB terus menurun > 10 % dari BB
semula
Diare kronis yang tidak diketahui
penyebabnya berlangsung > 1 tahun
Demam tanpa sebab yang jelas
Kandidiasis oral
TB paru dalam 1 tahun terakhir
Infeksi bakteri berat (pneumonia)
Herpes zozter yang berkomlikasi
Stadium klinis 4 :
Badan menjadi kurus
Pneumocystis carinii pneumonia (pcp)
Toksoplasmosis pada otak
Infeksi virus heper simpleks
Mikosis ( infeksi jamur )
Kandidiasis eosofagus, trakea, bronkus
atau paru
Sarcoma koposi
Limfoma
Secara umum, tanda-tanda utama yang
terlihat pada seseorang yang sudah
sampai pada tahapan AIDS adalah:
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam
waktu singkat
Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari
satu bulan)
Diare berkepanjangan (lebih dri satu bulan)
Sedangkan gejala-gejala tambahan
berupa:
Batuk berkepanjagan (lebih dari satu
bulan)
Kelainan kulit dan iritasi (gatal)
Infeksi jamur pada mulut dan
D. Cara penularan

HIV hanya bisa hidup dalam


cairan tubuh seperti : darah,
cairan air mani (semen), cairan
vagina dan serviks, air susu ibu
maupun cairan dalam otak.
Sedangkan air kencing, air mata
dan keringat yang mengandung
virus dalam jumlah kecil tidak
berpotensi menularkan HIV.
Cara penularan melalui hubungan
seksual tanpa pengaman/kondom,
jarum suntik yang digunakan bersama-
sama, tusukan jarum untuk tatto,
transfusi darah dan hasil olahan darah,
transplantasi organ, infeksi ibu hamil
pada bayinya(sewaktu hamil,
melahirkan maupun menyusui). HIV
tidak ditularkan melalui tempat duduk
WC, sentuhan langsung dengan
penderita HIV (bersalaman,
berpelukan), tidak juga melalui bersin,
AIDS tidak ditularkan melalui:
Makan dan minum bersama, atau
pemakaian alat makan minum
bersama
Pemakaian fasilitas umum bersama,
seperti telepon umum, WC umum,
dan kolam renang.
Ciuman, senggolan, pelukan dan
kegiatan sehari-hari lainnya.
Lewat keringat, atau gigitan nyamuk
E. Pemeriksaan diagnostik
Tes untuk diagnosa infeksi HIV
ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay), untk mengidentifikasi antibody
yang secara spesifik ditujukan kepada virus
HIV. Tes ELISA tidak menegakkan diagnosis
penyakit AIDS tetapi lebih menunjukkan
bahwa seseorang pernah terkena atau
terinfeksi oleh virus HIV.
Western Blot Assay, merupakan tes yang
dapat mengenali antibody HIV dan
digunakan untuk memastikan seroposivitas
seperti yang teridentifikasi lewat prosedur
ELISA.
Tes untuk deteksi gangguan system
imun. Hematokrit
LED
CD4 limfositRasio CD4/CD limfosit
Serum mikroglobulin B2
Hemoglobulin
F. Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan bagi AIDS, sehingga
pencegahan infeksi HIV perlu dilakukan.
Pencegahan berarti tdk kontak dgn cairan
tubuh yang tercemar HIV.
1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan,mengendalikan,
dan pemulihan infeksi
opurtunistik,nasokomial, atau sepsis.
Tidakan pengendalian infeksi yang aman
untuk mencegah kontaminasi bakteri dan
komplikasi penyebab sepsis harus
dipertahankan bagi pasien dilingkungan
perawatan kritis
2. Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan
obat antiviral AZT yang efektif terhadap
AIDS, obat ini menghambat replikasi
antiviral Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dengan menghambat enzim
pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk
pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 .
Sekarang, AZT tersedia untuk pasien
dengan Human Immunodeficiency Virus
(HIV) positif asimptomatik dan sel T4 >
500 mm3
3. Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang
meningkatkan aktivitas system imun
dengan menghambat replikasi virus /
memutuskan rantai reproduksi virus pada
prosesnya. Obat-obat ini adalah :
Didanosine
Ribavirin
Diedoxycytidine
Recombinant CD 4 dapat larut
4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen
tersebut seperti interferon, maka perawat unit
khusus perawatan kritis dapat menggunakan
keahlian dibidang proses keperawatan dan
penelitian untuk menunjang pemahaman dan
keberhasilan terapi AIDS.
Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat
terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi
yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang
mengganggu fungsi imun.
Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat
mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Kiat Hidup Sehat Dengan HIV/AIDS

Makan makanan bergizi.


Tetap lakukan kegiatan dan bekerja/
beraktivitas.
Istirahat cukup.Sayangilah diri
sendiri.
Temuilah teman/ saudara sesering
mungkin.
Temui dokter bila ada masalah/
keluhan.
Berusaha untuk menghindari infeksi
Perawatan di rumah(home
care)
Melakukan pendidikan pada odha dan
keluarga tentang pengertian, cara
penularan, pencegahan, gejala-gejala,
penanganan hiv/ aids, pemberian
perawatan, pencarian bantuan dan motivasi
hidup.
Mengajar keluarga ODHA tentang bertanya
dan mendengarkan, memberikan informasi
dan mendiskusikan, mengevaluasi
pemahaman, mendengar dan menjawab
pertanyaan, menunjukkan cara melakukan
sesuatu dengan benar dan mandiri serta
pemecahan masalah.
Menghindari infeksi lain seperti dengan cuci
tangan, menggunakan air bersih dan
matang untuk konsumsi, jangan meludah
sembarang tempat, tutup mulut/ hidung
saat batuk/ bersin, buanglah sampah pada
tempatnya.
Menghindari malaria dengan menggunakan
kelambu saat tidur dan penggunaan obat
nyamuk.
Merawat anak-anak dengan HIV/ AIDS, yaitu
dengan memberikan makanan terbaik (ASI),
memberikan imunisasi, pengobatan apabila
si kecil sudah terinfeksi, serta
Mengenal dan mengelola gejala yang
timbul pada ODHA. Gejala-gejalanya
seperti demam, diare, masalah kulit,
timbul bercak putih pada mulut dan
tenggorokan, mual dan muntah,nyeri,
kelelahan dan kecemasan serta
kecemasan dan depresi.
Perawatan paliatif (untuk memberikan
perasaan nyaman dan menghindari
keresahan, membantu belajar mandiri,
menghibur saat sedih,membangun
Bagaimana mencegah penularan HIV?

Se: Selalu melakukan praktek-praktek


yang aman, seperti: A, B, C dan
universal precaution
La: Lancarkan akses ke pengobatan
anti retro viral (ARV) maupun
pengobatan infeksi sekunder
Ma: Mau diperiksa HIV secara sukarela
(Voluntary Counseling and testing)
T : Tingkatkan dukungan bagi orang
yang terinfeksi
Pencegahan
A= Abstinence, tidak melakukan hubungan
seksual atau tidak melakukan hubungan
seksual sebelum menikah
B = Being faithful, setia pada satu
pasangan, atau menghindari berganti-ganti
pasangan seksual
C = Condom, bagi yang beresiko
dianjurkan selalu menggunakan kondom
secara benar selama berhubungan seksual
D = Drugs injection, jangan menggunakan
obat (Narkoba) suntik dengan jarum tidak
steril atau digunakan secara bergantian
E = Education, pendidikan dan penyuluhan
Condom......!
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN HIV-AIDS
1. Pengkajian
A. Identitas
B. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Kehilangan BB,Demam, Diare
2. Riwayat penyakit masa lalu
Riwayat menerima tranfusi darah, Riwayat
penyakit seksual
3. Riwayat Sosial
Penggunaan obat obat terlarang, Pekerjaan,
Support sistem
4. Aktivitas / istirahat
Mudah lelah, malaise, Perubahan pola
tidur, Kelemahan otot
5. Sirkulasi
Takikardi, pucat/sianosis, batuk
6. Integritas ego
cemas, depresi, takut, menarik diri
7. Eliminasi
Diare, Nyeri panggul, rasa terbakar saat
miksi
8. Nutrisi
Anoreksia,disfagia,turgor kulit jelek,BB
turun
9. Seksualitas
Penuruunan libido
10. Interaksi sosial
Perubahan pada interaksi keluarga,isolasi
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum tampak sakit
sedang, berat
Kulit terdapat rush, steven jhonson
Mata merah, icterik, gangguan
penglihatan
Leher: pembesaran KGB
Telinga dan hidung; sinusitis
berdengung
Rongga mulut: candidiasis
Neurologis :gangguan refleks pupil,
Muskuloskletal : focal motor deifisit, lemah,
tidak mampu melakukan ADL.
Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis,
hipotensi, edem perifer, dizziness.
Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis,
menggunakan otot Bantu pernapasan,
batuk produktif atau non produktif.
GI : intake makan dan minum menurun,
mual, muntah, BB menurun, diare,
inkontinensia, perut kram,
hepatosplenomegali, kuning.
Gu : lesi atau eksudat pada genital,
2. Dx keperawatan
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup
yang beresiko.
Pola nafas tidak efektif b/d penurunan
ekspansi paru, melemahnya otot
pernafasan.
Defisit volume cairan tubuh b/d diare berat,
status hipermetabolik.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic,
dan menurunnya absorbsi zat gizi
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan, pertukaran oksigen,
malnutrisi, kelelahan.
Gangguan eliminasi (BAB) berhubungan
dengan infeksi GI
Resiko tinggi infeksi (kontak pasien)
berhubungan dengan infeksi HIV, adanya
infeksi non opportunisitik yang dapat
ditransmisikan.
Tidak efektif koping keluarga berhubungan
dengan cemas tentang keadaan yang
orang dicintai
Intervensi keperawatan
Resiko tinggi infeksi

NOC :
RISK CONTROL
IMMUNE STATUS
NIC LABEL :
INFECTION PROTECTION
INFECTION CONTROL
POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF
NOC:
REPIRATORY STATUS :AIRWAY
PATENCI / VENTILASI
VITAL SIGN STATUS
NIC LABEL :
AIRWAY MANAGEMENT
RESPIRATORY MONITORING
VITAL SIGNS MONITORING
DEVISIT VOLUME CAIRAN
NOC :
FLUID BALANCE
ELECTROLYTE BALANCE
NIC LABELS :
FLUID MANAGEMENT
FLUID MONITORING
INTRAVENOUS THERAPY
KEB. NUTRISI KURANG .........
NOC :
NUTRITIONAL STATUS
WEIGHT CONTROL
NIC LABELS :
WEIGHT GAIN ASSITANCE
FLUID MANAGEMENT
NUTRITION MANAGEMENT
WEIGHT MANAGEMENT
INTOLERANSI AKTIVITAS

NOC :
ACTIVITY TOLERANCE
SELF CARE : ADL
NIC LABELS:
ACTIVITY THERAPY
ENERGY MANAGEMENT
Ingat .....!!!

Anda mungkin juga menyukai