Anda di halaman 1dari 21

INTERAKSI SOSIAL

Interaksi
Interaksi merupakan hubungan sosial antara
orang (people), yang masing-masing individu
saling mempengaruhi satu dengan yang lain
(Chaplin, 1972). Interaksi dapat terjadi antara
individu dengan individu, individu dengan
kelompok, atau kelompok dengan individu,
kelompok dengan kelompok.
Salah satu teori mengenai sifat hakekat manusia
adalah bahwa manusia itu merupakan mahluk
individual dan sosial sekaligus. Keadaan itu
digambarkan dengan dua buah garis lurus yang
berpotongan tegak lurus.
Garis yang vertikal menunjukkan dorongan untuk
mengabdi kepada diri sendiri (Icaftingkeit),
sedangkan garsi yang horizontal menunjukkan
pengabdian kepada masyarakat (Sachilckeit)
(Kunkel, dalam Walgito, 1999) Keadaan itu dapat
digambarkan sebagai berikut
+50

A B Sachlichkeit

- 50

Ichhaftibgkeit
Karena manusia secara alami merupakan mahluk
sosial, maka secara alami manusia akan mengadakan
hubungan dengan manusia lain, atau dengan kata
lain telah adanya interaksi. Namun dalam
perkembangan selanjutnya interaksi akan
dipengaruhi oleh proses belajar, karena itu interaksi
dapat berkembang.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada orang yang
interaksi baik, sebaliknya ada orang yang
interaksinya kurang baik. Bagaimana perkembangan
interaksi ada beberapa pendapat dari para ahli,
walau pada dasarnya tidak jauh berbeda. Bagaimana
perkembangan interaksi dapat digambarkan sebagai
berikut.
Mengenai perkembangan interaksi inipun terdapat
beberapa pendapat dari para ahli, yaitu pendapat
dari Levinger, Aron dkk dan DeVito. Hal itu dapat
dikemukakan sebagai berikut
Teori perkembangan menurut Levinger dapat
digambarkan sebagai berikut.

0. Zero contact
(two unrelated personal)
P O
1. Awareness
Unilateral attitude
or impression;
no interaction P O
2. Surface Contact
Bilateral Attitude
soma Interaction P O
3. Mutuallity (a continuum)
Minor interaction
.
. P O
.
Moderate Interaction
.
. P O
.
Major Interaction

P O
(Levinger, dalam Michener & Delamater, 1999:
285)
Teori perkembangan interaksi yang
dikemukakan oleh Aron dkk dapat
dikemukakan sebagai berikut

Self Other Self Other Self Other Self Other

Self Self
Other Other Self
Other

(Aron dkk, 1992: 486, dalam Fletcher & Clark, 2003)


Beberapa teori yang dapat
menerangkan tentang interaksi
1. Teori Reinforcement
Interaksi seseorang selalu dilihat dari
sudut reinforcement
Interaksi selalu dipandang dari sudut
untung-rugi (reward-cost)
Interaksi akan menyenangkan Jika dalam
interaksi itu reward lebih besar dari cost
Dalam interaksi terdapat harapan
minimal (the comparison level -
CL) untuk melanjutkan atau
membentuk interaksi baru
Jika interaksi di atas CL maka
interaksi akan dilanjutkan
karena menyenangkan
Jika interaksi di bawah CL maka
mungkin individu akan mencari
interaksi pengganti (the
comparison level for alternatives
(CLalt)
Ia mencari interaksi pengganti
yang lebih menguntungkan
Dalam hal ini ada dua macam interaksi,
yaitu kooperatif & kompetitif
Interaksi yang kooperatif jika masing-
masing pihak berupaya mendapatkan
reward yang optimal
Interaksi yang kompetitif jika di satu
pihak ingin mendapat reward
seoptimal mungkin & di pihak lain
mendapatkan reward sesedikit
mungkin
2. Teori yang berorientasi Psikoanalisis
FIRO (Fundamental Interpersonal Relations
Orientation) dikembangkan oleh Schutz
Pola hubungan interpersonal didasari tiga
kebutuhan interpersonal, yaitu inklusi,
kontrol, dan afeksi
Kebutuhan tersebut terbentuk sejak
masa kanak-kanak dalam interaksinya
dengan orang dewasa
Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan
tersebut akan berpengaruh pada
interaksi pada masa selanjutnya
Inklusi adalah kebutuhan
bergabung dengan orang lain
(togetherness)
Ekspresinya nampak dalam
perilaku menarik orang lain dan
tertarik pada orang lain
Kebutuhan inklusi yang kuat
akan nampak melalui keinginan
untuk dikenal & terkemuka
Kontrol kebutuhan ini bervariasi
dari ingin mendominasi sampai
ingin dikontrol
Kebutuhan yang kuat untuk
mengontrol nampak dalam
perilaku memberontak, melawan.
Kebutuhan yang kuat untuk
dikontrol nampak dalam perilaku
submisif terhadap orang lain
Afeksi, ekspresi yang ekstrim
adalah cinta dan benci
Orang yang kuat kebutuhan
afeksinya maka suka bersahabat
Orang yang lemah kebutuhan
afeksinya maka akan menolak
hubungan interpersonal
Jika dua orang yang berinteraksi akan
ada dua pola perilaku yang bisa terjadi
yaitu kompatibel & tidak kompatibel
Jika kompatibel maka interaksi yang
terjadi akan menyenangkan dan
produktif
Jika tidak kompatibel maka interaksi
yang terjadi akan sulit dan tidak
produktif
Macam kompatibilitas-inkompatibilitas
1. Interchange compatibility terjadi jika dua
orang saling bertukar (exchange) keinginan-
keinginannya,
Jika tidak sama akan terjadi incompatibility
Jika keduanya menginginkan sama-sama
tinggi atau sama-sama rendah akan terjadi
compatibility
Jika yang satu menginginkan tinggi dan
yang lain ingin rendah maka akan terjadi
incompatibility
2. Originator compatibility (kompatibilitas asal
usul)
Kompatibilitas akan tercapai jika tingkatan
ekspresi inklusi, kontrol, afeksi sesuai dengan
yang diinginkan oleh masing-masing pihak
Keadaan akan kompatibel bila seseorang
yang suka mengontrol bertemu dengan
orang yang suka dikontrol
Keadaan akan kompatibel jika orang yang
ingin mengekspresikan afeksinya bertemu
dengan orang yang ingin mendapatkan
afeksi
3. Reciprocal compatibility
/kompatibilitas timbal balik
Terjadi jika dua orang saling
memuaskan secara timbal balik
Keadaan akan kompatibel jika
dua orang saling
mengekspresikan afeksinya
3. Teori yang berorientasi
kognitif
Teori interaksi yang berorientasi
kognitif adalah cognitive consistency
Teori ini didasarkan pada prinsip
keseimbangan (balance)
Ada dua macam relasi yaitu unit
relations dan sentiment relations
Unit relations terjadi jika dua orang atau lebih
bergabung menjadi satu kesatuan
Sentiment relations adalah hubungan yang
didasarkan atas perasaan, senang atau tidak
senang
Jika Ani suka terhadap Dewi, dan Ani suka
pada Indri, sementara Dewi dan Indri
merupakan satu unit maka akan terjadi
keseimbangan (balance) dalam interaksi itu
Tapi jika Ani suka pada Dewi, tapi Ani tidak
suka pada Indri padahal Dewi dan Indri
merupakan suatu unit maka akan terjadi
interaksi yang tidak seimbang
Jika Ani Suka pada Dewi tetapi Ani tidak suka
pada Indri sementara Dewi dan Indri bukan
merupakan unit maka tidak akan
menimbulkan masalah

Anda mungkin juga menyukai