TIGA
TUBERCULOSIS
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
Dipiro,penurunan
Joseph T. DiPiro, Robert L.system kekebalan
Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke
Barbara G. Wells, L. Michael Posey. 2015.Pharmacotherapy A
tubuh Pathophysiologic Approach 9 edition. McGraw-Hill
th
KLASIFIKASI TB
Tuberkulosis paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan
Tuberkulosis Ekstra Paru
dahak, dibagi dalam:
Dibagi berdasarkan tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu:
1) Tuberkulosis Paru BTA Positif.
Sekurang-kurangnya 2 dari 3
1) TB Ekstra Paru Ringan
spesimen dahak SPS hasilnya
Misalnya: TB kelenjar limphe,
BTA positif.
pleuritis eksudativa unilateral,
Spesimen dahak SPS hasilnya
tulang (kecuali
BTA positif dan foto rontgen
tulang belakang), sendi, dan
dada
kelenjar adrenal.
menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif.
2) TB Ekstra-Paru Berat
Misalnya: meningitis, millier,
2) Tuberkulosis Paru BTA
perikarditis, peritonitis,
Negatif
pleuritis eksudativa duplex, TB
Pemeriksaan 3 spesimen dahak
tulang belakang, TB usus, TB
SPS hasilnya BTA negatif dan
saluran kencing dan alat
foto rontgen
kelamin.
dada menunjukkan gambaran
TRANSMISI
Adanya kavitas
diapeks, efusi pleura
dan pneumotoraks
dapat terjadi.
MANAGEMENT THERAPY
Pemerintah melalui Program Nasional Pengendalian TB telah
melakukan
berbagai upaya untuk menanggulangi TB, yakni dengan strategi
DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcourse).
Chest
XRay
Main
sympto
ms
Dipiro, Joseph T. DiPiro, Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke Barbara G.
Wells, L. Michael Posey. 2015.Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 9 th
edition. McGraw-Hill
TERAPI FARMAKOLOGI
Ritter, J.M., Lewis, L.D., Mant, T.G. & Ferro, A., 2008. A Textbook of Clinical
Pharmacology and Therapeutics. 5th ed. London: Hodder Arnold.
TERAPI
FARMAKOLOGI
Untuk memperoleh efektifitas pengobatan, maka
prinsip-prinsip yang dipakai adalah :
Menghindari penggunaan monoterapi. Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk
kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan
kategori pengobatan (mencegah timbulnya
kekebalan terhadap OAT)
Isoniazid,
Rifampisin,
Pirazinamid,
Etambutol
diberikan setiap
hari selama 2
bulan. Kemudian
diteruskan dengan
tahap lanjutan
yang terdiri dari
(HR) Isoniazid,
Rifampisin
diberikan tiga kali
dalam seminggu
REGIMEN DOSIS
Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program
Nasional Penanggulangan TB oleh Pemerintah Indonesia :
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3.
Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3.
Kategori 3 : 2 HRZ/4H3R3.
Disamping ketiga kategori ini, disediakan paduan obat
sisipan (HRZE)
REGIMEN DOSIS
KATEGORI-1
(2HRZES/HRZE/5H3R3E
3)
Banyak Olahraga
Udara
Istirahat Menjaga Mengkonsum yg cukup
segar
Kebersihan si makanan
diri dan bergizi
lingkungan
TERAPI FARMAKOLOGI
Rifampisin FDA (Kategori Kehamilan) : C
Dosis
Tuberculosis (I.M.) Dewasa
Terapi harian: 15 mg/kg/hari (maksimal: 1 g)
Directly observed therapy (DOT), duakali per minggu: 25-
30 mg/kg (maksimal: 1.5 g)
Directly observed therapy (DOT), 3 kali/minggu: 25-30
mg/kg (maksimal: 1.5 g)
(I.M.) Anak
Terapi harian: 20-40 mg/kg/hari (maksimal: 1 g/day)
Directly observed therapy (DOT), dua kali per minggu: 25-
30 mg/kg (maksimal: 1.5 g)
Directly observed therapy DOT, 3 kali/minggu: 25-30 mg/kg
(maksimal: 1.5 g)
MONITORING TERAPI
Untuk pasien BTA (+) dilakukan
uji sputum setiap 1-2 minggu
sampai 2 specimen negative
(untuk mengevaluasi respon
terapi)
Saat maintenance therapy,
dilakukan uji sputum setiap bulan
hingga 2 specimen negative saat
2-3 bulan. Jika uji sputum tetap
positif maka dilakukan uji drug
susceptibility dan konsentrasi
serum obat dicek.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, Joseph T. DiPiro, Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke
Barbara G. Wells, L. Michael Posey. 2015.Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach 9th edition. McGraw-Hill
Bertram G.Katzung. 2010. Farmakologi Dasar Dan Klinik 10th Ed. Jakarta:
EGC
Ritter, J.M., Lewis, L.D., Mant, T.G. & Ferro, A., 2008. A Textbook of Clinical
Pharmacology and Therapeutics. 5th ed. London: Hodder Arnold.