Anda di halaman 1dari 18

GAGAL NAFAS

Oleh :
Popi
Novia
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
2017
DEFINISI
Gagal nafas : gangguan signifikan kapasitas
perubahan gas dalam respirasi, bisa merupakan
gagal oksigenasi dan gagal ventilasi (Praveen
Kumar).
Gagal nafas : suatu keadaan yg mengancam
kehidupan akibat tdk adekuatnya pengambilan
O2 dan pengeluaran CO2 (ditandai dgn PaO2 <
50mmHg dan PaCO2 > 50 mmHg).
Respiratory failure (lung failure) merupakan
kondisi dimana kadar O2 dalam darah menjadi
sangat rendah atau kadar CO2 sangat tinggi.
ETIOLOGI
1. Depresi sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan
yang menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan
medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal.

2. Kelainan neurologis primer


Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat
pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus
ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf
seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan
neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan
sangatmempengaruhiventilasi.

3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks


Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan
ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari,
penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal
nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran
dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi
jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks
dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal
nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas.
Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar

5. Penyakit akut paru


Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau
pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan
materi lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis,
embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang
menyababkan gagal nafas
KLASIFIKASI
Hypoxemic (Type I)
Dengan karakteristik PaO2 kurang dari 60 mmHg dengan PaCO2
normal atau rendah. penyakit paru akut secara umum meliputi
pengisian cairan atau kolap unit alveolar.
Terjadi pada cardiogenic atau noncardiogenic pulmonary edema,
pneumonia, dan pulmonary hemorrhage
Penyebab umum hypoxemic (Type I) :
Chronic bronchitis dan emphysema (COPD)
Pneumonia
Pulmonary edema
Pulmonary fibrosis
Asthma
Pneumothorax
Pulmonary embolism
Pulmonary arterial hypertension
Hypercapnic (Type II)
PaCO2 lebih dari 50 mm Hg.
Terjadi padadrug overdose, neuromuscular disease, chest wall
abnormalities, dan severe airway disorders [COPD].
Chronic bronchitis and emphysema (COPD)
Severe asthma
Drug overdose
Poisonings
Myasthenia gravis
Polyneuropathy
Poliomyelitis
Primary muscle disorders
Acut
Acute hypercapnic respiratory failure
berkembang dari beberapa menit sampai
beberapa jam oleh karena itu pH kurang dari
7.3.
Chronic
Chronic respiratory failure berkembang
beberapa hari atau lebih lama, terjadi
kompensasi renal dan terjadi peningkatan
konsentrasi bikarbonat pH biasanya menurun
sedikit
Pathway
Tanda awal berkaitan dengan gangguan
oksigenasi : gelisah, fatigue, headache,
dyspnea, sesak, tachycardia, dan TD
meningkat.
Tanda hypoxemia: confusion, lethargy,
tachycardia, tachypnea, cyanosis sentral,
diaphoresis, dan akhirnya henti nafas.
Pemeriksaan fisik: acute respiratory distress:
penggunaan otot nafas tambahan, menurunnya
suara nafas jika ventilasi tidak adekuat.
Keluhan dan gejala berdasarkan tipe gagal nafas :
Tipe 1 : Hipoksemia tanpa hiperkapnia (lung failure), keluhan dan gejala :
a. Gangguan nafas pendek (sesak) yang akut
b. Kejadian penyakit akut
c. Takipnea ( > 35 menit)
d. Takikardia
e. Hipotensi
Tipe 2 : Hipoksemia dengan hiperkapnia (pump failure), keluhan dan gejala :
a. Perifer masih hangat
b. Nadi tidak teratur
c. Tremor( retensi CO2)
d. Sakit kepala
e. Confusion
f. Pupil mengecil
g. Vena retina melebar
h. Papil edema
i. Refleks tendon menurun
j. Koma
Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaO2 < 40 mmHg

Pemeriksaan rontgen dada


Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses
penyakit yang tidak diketahui

EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi
kanan
Disritmia
PENATALAKSANAAN GAGAL NAFAS

1. Prinsip terapi pada gagal nafas akut :


a. Koreksi terhadap kekurangan O2
. Konsentrasi tinggi > 50 % dapat diberikan lebih dari
12 24 jam
. Pada keadaan akut dari gagal nafas kronik,
konsentrasi O2 24 28 %

b. Koreksi asidosis Respiratorik


c. Mempertahankan curah jantung dan transport O2
d. Terapi terhadap penyakit dasar
e. Pencegahan kompilkasi
1). Terapi oksigen:
Diperlukan apabila PaO2 kurang dari 45 mmHg
atau saturasinya kurang dari 75%. Pemberian O2
harus diusahakan jangan menyebabkan
peningkatan PaCO2.
Tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan
venturi type mask sehingga kadar oksigen yang
diberikan dapat lebih akurat.
Pemberian O2 tidak boleh terlalu tinggi dan harus
secara kontinu karena pemberian intermiten akan
membahayakan.
2) Antibiotik.
Kuman penyebab infeksi terbanyak pada
kasus ini adalah Haemophilus influensa.
3) Bronkhodilator.
Walaupun beberapa bronchioli
mengalami kerusakan yang ireversibel
tetapi bronkhodilatasi di tempat yang
masih reversibel akan sangat membantu.
Biasanya diberikan aminophyllin.
Pengobatan non spesifik meliputi:
Mengatasi hipoksemia : terapi oksigen
Mengatasi hiperkarbia : terapi ventilasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai