Anda di halaman 1dari 25

Elizabeth Angelina

102012354
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan
keluhan utama demam sejak 2 hari yang lalu.
Demam sempat menghilang lalu kemudian naik
lagi. Pasien juga mengeluh mengalami
menggigil, berkeringat, sakit kepala dan mual-
mual. Sebelumnya pasien telah berobat dan
diberi minum obat panas namun gejalanya
tidak berkurang. Pasien sebelumnya tinggal di
Jakarta dan baru sebulan pindah ke Papua.
PF= suhu: 39 oC, frekuensi pernapasan:
18x/menit, denyut nadi: 98x/menit dan tekanan
darahnya 120/80 mmHg.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Tidak ada
Rumusan Masalah

Laki-laki 30 tahun demamsejak 2 hari yang lalu disertai


menggigil, berkeringat, sakit kepala dan mual-mual.
Analisis Masalah

Anamnesis Pemeriksaa
n
Prognosis
Fisik Penunjan
Pencegah g
an
RM Diagnosis
Penatalaksa
naan
WD DD

Epidemiol Patogen Etiologi


ogi esis
Komplikas
i
ANAMNESIS

Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan utama


demam sejak 2 hari yang lalu. Pada kasus ini dapat ditanyakan
bagaimana sifat demam, apakah ada faktor pencetus, apakah ada
gangguan dalam beraktivitas, apakah ada keluhan penyerta, seperti
menggigil, pusing dan mual, apa pasien sebelumnya berpergian
keluar kota, apa pasien telah melakukan perbaikan pada
penyakitnya seperti minum obat. Dari pertanyaan yang diajukan
pasien menjawab bahwa demam sempat menghilang lalu kemudian
naik lagi. Pasien juga mengeluh mengalami menggigil,
berkeringat, sakit kepala dan mual-mual. Sebelumnya pasien telah
berobat dan diberi minum obat panas namun gejalanya tidak
berkurang. Pasien sebelumnya tinggal di Jakarta dan baru sebulan
pindah ke Papua.
Pemeriksaan Fisik
suhu: 39 oC, frekuensi pernapasan: 18x/menit, denyut nadi:
98x/menit dan tekanan darahnya 120/80 mmHg.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita
meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit dan
trombosit. Dapat juga dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop cahaya,
mikroskop fluoresensi, rapid test juga Polymerase Chain Reaction (PCR).
Working Diagnosis yang dipilih Malaria

Differensial Diagnosis yang dipilih Demam Berdarah Dengue


dan Demam Tifoid
DBD
penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue
Gejala klinis:
-demam
-nyeri otot, dan/atau nyeri sendi
-lekopenia
-ruam
-limfadenopati
-trombositopenia.
Demam Tifoid
infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh
bakteri.

Gejala klinis:
-demam dengan titik puncak pada sore dan malam hari
-malaise (lemas)
-sakit kepala
-timbul bintik kemerahan
-tidak nafsu makan
-hepatomegali
-splenomegali
-gangguan pada sistem pencernaan.
Diagnosis

Pemeriksaan sediaan darah/blood smear examination


Pemeriksaan dengan mikroskop fluoresensi
Pemeriksaan dengan rapid test
Pemeriksaan dengan Polymerase Chain Reaction (PCR)
ETIOLOGI

Plasmodium terdiri dari 4 spesies yaitu :


-Plasmodium falciparum (malaria tropika)
-Plasmodium vivax (malaria tertiana)
-Plasmodium malariae (malaria quartana)
-Plasmodium ovale (malaria ovale)
PATOGENESIS
EPIDEMIOLOGI

Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika
(bagian Selatan) dan daerah Oceania dan kepulauan Caribia. Lebih dari 1,6 triliun
manusia terpapar malaria dengan dugaan morbiditas 200-300 juta dan mortalitas lebih
dari 1 juta per tahun.
Di Indonesia kawasan Timur mulai dari Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai ke Utara,
Maluku, Irian Jaya dan dari Lombor sampai Nusa Tenggara Timur serta Timor Timur
merupakan daerah endemis malaria dengan P.falciparum dan P.vivax. Beberapa daerah
di Sumatera mulai dari Lampung, Riau, Jambi dan Batam kasus malaria cenderung
meningkat. Malaria sering menyerang anak-anak dan ibu hamil.
Gejala Umum Malaria
Trias malaria:
periode dingin (15-60 menit)
periode panas
periode berkeringat
Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria :
= serangan primer

=Periode laten

=Rekrudesensi

=Rekurensi

=Relaps atau rechute


Manifestasi Klinis Malaria Tertiana (M. Vivax atau M. Benigna)

Inkubasi (12-17 hari)


Gejala: panas iregular, kadang remiten atau intermiten, perasaan dingin atau menggigil
jarang terjadi. Di akhir minggu tipe panas menjadi intermiten dan periodik setiap 48
jam dengan gejala klasik trias malaria.
Serangan paroksismal biasanya sore hari. Pada minggu kedua limpa mulai teraba. Pada
akhir minggu kelima panas turun secara drastis. Mortalitasnya rendah namun
morbiditasnya tinggi karena relaps yang sering terjadi.

Manifestasi Klinis Malaria Malariae

Inkubasi (18-40 hari)


Gejala klinis mirip dengan malaria vivax dengan gejala lebih ringan, anemia jarang
terjadi. Serangan paroksismal terjadi tiap 3-4 hari. Jarang terjadi komplikasi
Manifestasi Klinis Malaria Ovale

Inkubasi11-16 hari
Serangan paroksismal 3-4 hari dan sering terjadi malam hari
Gejala klinis mirip vivax dengan gejala lebih ringan. Splenomegali jarang teraba. Dapat
sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Manifestasi Klinis MalariaTropika

Malaria falsiparum atau malaria tropika malaria yang paling berat


Gejala klinis: panas ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang sering dijumpai
dan sering terjadi komplikasi.
Parasitemia tinggi dan menyerang semua bentuk eritrosit.
Gejala prodromal yang sering dijumpai berupa sakit kepala, nyeri belakang/tungkai,
lesu, perasaan dingin, mual, muntah dan diare.
Splenomegali ditemui lebih sering dibanding hepatomegali.
KOMPLIKASI

Umumnya disebabkan karena P.falciparum Sering terjadi


mendadak tanpa gejala-gejala sebelumnya dan sering terjadi pada
penderita yang tidak imun seperti pada orang pendatang dan pada
kehamilan.

Penderita malaria dengan komplikasi malaria berat

Komplikasi yang sering terjadi malaria serebral, gagal ginjal akut,


kelainan hati, hipoglikemia, kecenderungan perdarahan, dsb.
PENATALAKSANAAN

Berdasarkan cara kerjanya, obat antimalaria diklasifikasikan sebagai:


-Skizontosida darah (Contoh : klorokuin, kina, kuinidin, meflokuin, atovakon,
piperakuin, derivat artemisinin, antifolat dan antibiotik)
-Skizontosida jaringan (Contoh: primakuin).
-Gametosida (Contoh, klorokuin dan kina memiliki efek gametosida terhadap P.vivax,
P.ovale dan P.malariae sedangkan primakuin memiliki efek gametosida yang poten
terhadap P.falciparum. )
-Sporontosida (Belum ada obat antimalaria yang dapat digunakan sebagai
sporontosida.)
Klorokuin
Dosis klorkuin untuk pengobatan malaria klinis 10 mg/kg BB
klorokuin basa untuk hari pertama dan kedua, dilanjutkan dosis 5
mg/kg BB/hari dosis tunggal untuk hari ketiga. Jadi dosis total 25
mg/kg BB/3 hari.

Kina

Dosis kina sulfat untuk pengobatan malaria falsiparum tanpa


komplikasi adalah 10 mg/kg BB/dosis, 3 kali sehari selama 7
hari.
Primakuin
Untuk penyembuhan radikal P.vivax dan P.ovale, pengobatan
dimulai setelah serangan akut, kira-kira pada hari keempat dengan
dosis 15 mg/hari selama 14 hari (sebelumnya didahului dengan
pemberian klorokuin).

Artemisinin
Dosis untuk pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi
adalah 10 mg/kg BB/dosis, 2X sehari pada hari pertama lalu 10
mg/kg BB, dosis tunggal pada 4 hari berikutnya. Dosis pemberian
per rektal adalah 2800 mg untuk 3 hari yaitu 600 mg untuk hari
pertama, 600 mg pada 4 jam berikutnya, selanjutnya 2 x 400 mg
pada hari kedua dan ketiga.
PENCEGAHAN

-Edukasi
-Kemoprofilaksis
-Menghindari gigitan nyamuk.
PROGNOSIS
Malaria tanpa komplikasi, disebabkan oleh P.vivax, P.malariae dan
P.ovale prognosis baik (et bonam)

Malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum malaria


yang berbahaya, tingkat mortalitas tinggi, dapat menyebabkan
malaria komplikasi, pasien dapat meninggalprognosis buruk (et
malam)
KESIMPULAN

Pasien pada skenario ini mengalami malaria. Hal ini diketahui


dengan cara mencocokkan gejala-gejala klinis yang dideskripsikan
pada skenario dengan gejala klinis umum yang terjadi pada pasien
yang mengalami malaria. Untuk jenis dari malaria dapat ditentukan
secara pasti dengan pemeriksaan penunjang.

Anda mungkin juga menyukai