Anda di halaman 1dari 29

TEORI MARTHA E.

ROGERS

Disusun oleh:

Anna Lia Minata (04.14.3885)


Gistyan Saputri (04.14.3897)
Ita Wulandari (04.14.3899)
Linda Astria W. (04.14.3902)
Malikhatunnis (04.14.3903)
Rusmiadi (04.14.3918)
Windi Syantika S. (04.14.3927)
LATAR BELAKANG
Pandangan konsep model dan teori merupakan
gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang
akan diberikan oleh perawat kepada klien dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan
tindakan dan lingkungan pekerjaan dengan arah yang
jelas dalam pelayanan keperawatan.
Terdapat beberapa model konsep keperawatan
berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan,
yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya,
tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan
keterampilan yang ada diantaranya adalah Martha E.
Rogers. Teori ini dikenal dengan konsep manusia
sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori
ini, Martha mempunyai anggapan bahwa manusia
merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat
dipisah-pisahkan, yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda (Muwarni, 2008).
Teori ini bertujuan untuk
mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan,
mencegah kesakitan, dan
merawat serta merehabilitasi
klien yang sakit dan tidak
mampu dengan pendekatan
humanistik keperawatan
(Potter dan Perry, 2005).
KONSEP KELUARGA

Menurut Departemen Kesehatan (1988)


Mendefinisikan sebagai berikut:
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap
dalam keadaan saling bergantungan.
KONSEP KESEHATAN KELUARGA

1. Definisi
Perawatan kesehatan Keluarga adalah : Tingkat
perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
sarana/penyalur. (Bailon dang maglaya,1978).

2. PERAN KELUARGA DALAM KEPERAWATAN

a. Keluarga sebagai unit pelayanan yang


dirawat
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan
karena masalah kesehatan keluarga saling
berkaitan dan saling mempengaruhi antara
sesama anggota keluarga dan akan
mempengaruhi pula keluarga-keluarga
disekitarnya atau masyarakat secara
keseluruhan.
b. Keluarga sebagai pasien
Setiap keluarga memiliki cara yang unik dalam
menghadapi masalah kesehatan para anggotanya
Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga,
dari berbagi segi :
Polakomunikasi
Pengambilan keputusan
Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga
Kebudayaan
Gaya hidup
Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan
keluarga di daerah pedesaan
Kemandirian dari tiap-tiap keluarga
3. SIKLUS PENYAKIT DAN KEMISKINAN DALAM KELUARGA
4.PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN PERAWATAN KELUARGA

Edukator (Pendidik)
Coordinator
Konselor
fasilitator
Pelaksana
Advokasi Klien (keluarga)
Kolaborator
5.HAMBATAN-HAMBATAN YANG SERING DIHADAPI DALAM MEMECAHKAN MASALAH KESEHATAN KELUARGA

1
6. PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN KELUARGA

Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan


kesehatan.
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga,
sehat sebagai tujuan utama.
Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam
mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam
merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam
menghadapi masalah kesehatan.
Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif
dan prefentif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan
prefentif.
7. LANGKAH LANGKAH PERAWAT KESEHATAN KELUARGA

Pengkajian
Merumuskan diagnosis keperawatan

Perencanaan

Implementasi

Evaluasi

Dokumentasi
DEFINISI KEPERAWATAN MENURUT MARTHA E. ROGERS

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul


manusia dan alam semesta seperti antropologi,
sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah
dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia secara utuh.
Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan
yang mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia.
Aktifitas keperawatan merupakan kegiatan yang
bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak,
pemikiran intelektual, dan hati nurani. (McEwen
& Wills, 2011)
BERDASARKAN PADA KERANGKA KONSEP YANG DIKEMBANGKAN OLEH ROGERS (1970)ADALIMA DASAR ASUMSI TENTANG MANUSIA, YAITU:

1. Manusia adalah satu kesatuan yang utuh


2. Individu dan lingkungan terus
mengalami perubahan materi dan energi
3. Mempercayai bahwa proses hidup
manusia tidak dapat diulang dan tidak
dapat diprediksi sepanjang ruang dan
waktu.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu
bentuk kesatuan yang inovatif.
5. Individu dicirikan oleh kapasitas
abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir,
sensasi dan emosi
PRINSIP HOMEODINAMIKA

integral
PENGKAJIANBERDASARKANPRINSIP-PRINSIP HEMODINAMIKROGERS:

1).Resonancy
1
2).Helicy

1
3).Integrity

Kaji
PENERAPAN TEORI MARTHA E. ROGER SEBAGAI
PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN ASUHAN
KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Terdiridari:
1.Area Pengkajian: Dikaji tentang urutan fase
antara individu dan lingkungan; riwayat sakit,
pengalaman sakit saat ini & yang akan datang.
2.Data tambahan yang meliputi kategori penyakit
dan subsistem patologinya
3.Pola penilaian secara menyeluruh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa disesuaikan dengan kasus. Rogers
mencantumkan beberapa pilihan diagnosa
antara lain: cemas (feeling), gangguan mobilisasi
(moving), gangguan pertukaran/respirasi
(exchange, spiritual (nilai), gangguan Pola tidur
dan aktivitas (weaking), gangguan Seksual
(relating)
INTERVENSI/IMPLEMENTASI
Ditekankan pada 3 faktor: resonancy, helicy dan
integrity.
-Resonancy adalah perubahan secara kontinyu
dari pola yang ada pada manusia dan lingkungan
-Helicy adalah suatu proses yang kontinyu,
inovatif dan mempunyai kemungkinan yang
tinggi untuk ditingkatkan karena adanya
perbedaan antara manusia dan lingkungan
-Integrity adalah proses hubungan yang
menguntungkan dan saling berkesinambungan
EVALUASI
Proses evaluasi berfokus pada persepsi
ketidaksesuaian yang timbul setelah pola yang
dilakukan. Penilaian terhadap proses dilakukan
secara terus menerus.
Manifestasi dari kecemasan, nyeri, ketakutan,
sedih, dan kesedihan melibatkan anggota
keluarga
KASUS

Pasien K (45 thn) Seorang kepala keluarga, Pengusaha


batu belah, korban bencana tanah longsor (Post op.
Amputasi Ankle dexstra Hari Ke-3), pasien ini
berlatar belakang pendidikan yang rendah dan
merupakan tulang punggung keluarga. Sejak setelah
di amputasi pasien terlihat sering menangis, menarik
diri dan tidak mau makan. Pasien merasa tidak
nyaman berada di RS, merasa tidak berguna lagi
dalam hidupnya dengan kondisi saat ini yang telah di
amputasi dan pasien merasa sudah tidak dapat
beraktivitas seperti biasa yang mempunyai tanggung
jawab untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Pasien
juga marah saat didekati keluarganya dan merasa
sudah tidak layak dan tidak pantas bersama mereka.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Areas of Assesment
Latar belakang pendidikan pasien rendah

Bapak merupakan tulang punggung keluarga

Supplementary Data

Pasien post op. Amputasi Ankle Dextra (Hari Ke-3)

integrasi : pasien merasa tidak nyaman berada di RS

Resonansi : pasien merasa tidak berguna dengan

kondisinya saat ini


Helicy : pasien merasa dengan amputasi yang

dilakukan dia tidak bias beraktivitas lagi.


Appraisal Pattern

Pasien K merasa tidak layak bersama keluarga

Pasien K marah setiap didekati anggota keluarga

Sejak operasi selesai dilakukan Pasien K terlihat sering

menangis, menarik diri, tidak mau makan


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Feeling:
Cemas b.d krisis situasional sekunder terhadap
tindakan amputasi
INTERVENSI(MUTUAL PATTERN)

Anxiety Reduction
Integrasi :
Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien
Identifikasi kenyamanan yang dibutuhkan pasien,
berdasarkan tingkat pemeriksaan yang dilakukan
Berikan atau memodifikasi sebuah kenyamanan
lingkungan untuk pasien
Berikan kenyamanan dan kebersihan pada tempat
tidur pasien
Batasi pengunjung
Anjurkan keluarga untuk mendampingi pasien
selama dirawat di rumah sakit.
Resonansi :

Identifikasi pasien tentang kecemasannya


Motifasi klien untuk mengungkapkan rasa
kecemasan
Berikan health education / pendidikan kesehatan
tentang kecemasan yang dialaminya
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Helicy :

Berikan motivasi untuk kesembuhannya


Berikan motivasi klien untuk dapat melakukan

aktivitas sesuai kemampuannya


Berikan health education pada keluarganya
untuk merawat klien saat di rumah
Motivasi keluarga agar tetap semangat dalam
melakukan pendekatan pada pasien
Matursuwun.
thanks,,,, for attention.

Anda mungkin juga menyukai