Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN

KEBIDANAN

Pengertian management kebidanan menurut varney

Langkah-langkah management kebidanan menurut


varney

Kelompok 3
Pengertian Manajemen
Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu metode
proses berpikir logis sistematis.

Oleh karena itu manajemen kebidanan


merupakan alur pikir bagi seorang bidan
dalam memberikan arah/kerangka dalam
menangani kasus yang menjadi tanggung
jawabnya.
Ketuju Langkah Manajemen
Kebidanan Menurut Varney
Langkah I (pertama) : pengkajian
Langkah II (kedua) : merumuskan
diagnosa/masalah kebidanan/interpretasi data
Langkah III (ketiga) : mengantisipasi diagnosa atau
masalah potensial
Langkah IV (Keempat) :menetapkan kebutuhan
tindakan segera
Langkah V (kelima) : merencanakan asuhan yang
menyeluruh
Langkah VI (keenam) : implementasi
Langkah VII (ketujuh) : evaluasi
Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap, yaitu:

Riwayat kesehatan
pemeriksaan fisik pada kesehatan
Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi

Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yangakurat


dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
Langkah II : Merumuskan
Diagnosa/Masalah
kebidanan/Interpretasi data

Pada langkah ini dilakukan interpretasi data


yang benar terhadap diagnosa atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan di interpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik.
Langkah III : Mengantisipasi
diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan
masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil mengamati klien, bidan diharapkan
dapat bersiap-siap bila diagnosa atu
masalah potensial benar-benar terjadi.
Langkah IV : Menetapkan
kebutuhan tindakan
segera/Emergency

Mengidentifikasi perlunya tindakan


segera oleh bidan atau dokter dan/atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah V : Merencanakan
asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuahan


yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, pada langkah ini informasi/
data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
Langkah VI : Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau
sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.
Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan
mutu dari asuhan klien.
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan sebagaimana telah
diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksananya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut telah efektif sedang sebagian belum
efektif.
Kasus kasus pada
trimester III
1. Nyeri pinggang

Sebagian besar karena perubahan sikap


pada kehamilan lanjut, karena letak berat
badan pindah ke depan disebabkan perut
yang membesar. Ini diimbangi dengan
lordose yangberlebihan dan sikap ini dapat
menimbulkan spasmus dari otot pinggang
2. Varises

Dipengaruhi faktor keturunan, berdiri


lama dan terlalu banyak duduk. Dalam
kehamilan ditambah faktor hormonal dan
bendungan vena
3. Kram otot

Terjadi karena tekanan pada saraf


ekstremitas bagian bawah oleh uterus yang
membesar, akibat kekurangan daya serap
kalsium. Faktor yang mengakibatkan
kecapaian, sirkulasi perifer berkurang.
4. Sesak nafas

Nafas dangkal, terjadi pada wanita 60 %


yang hamil. Ekspansi diafragma terbatas
karena pembesaran uterus, dimana rahim
yang membesar mendesak diafragma ke
atas.
5. Sering kencing

Pada hamil tua kandung kencing


terdorong bagian terendah anak yang turun
masuk rongga panggul. Pengaruh hormon
meningkatka vaskularisasi darah
menimbulkan perubahan fungsi kandung
kencing dan saluran menjadi lebar
6. Obstipasi
Tonus otot tractus digestivus menurun sehingga
motilitas tractus digestivus juga berkurang,
makanan lebih lama di dalam lambung dan apa
yang dicerna, lama dalam usus (Winkjosastro,
2007 : 97).
Pengaruh progesteron dapat menghambat
peristaltik usus yang bisa menyebabkan
kesulitan buang air besar (Manuaba, 2005 : 125).
Tingkat progesteron yang meningkat
menyebabkan melempemnya usus. Kemampuan
bergerak otot menurun akibat relaksasi otot
rata/halus, penyerapan air dalam kolon
meningkat, tekanan uterus yang membesar atas
usus (Pusdiknakes, 2000 : 7-10).
Terima Kasih
Kelompok 3
Erika Wanda Puspita (PO7142111611017)
Hasriani
Fitriyani Rezky Amalia
Fitrianti

Anda mungkin juga menyukai