Anda di halaman 1dari 25

Referat

PEDOFILIA

Oleh :
Dwi Wahyu Setyo Irawan
21504101071

Pembimbing :
dr. Agustina Sjenny Sp.KJ

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
RSUD BLAMBANGAN BANYUWANGI
2017
Parafilia

Gangguan seksual yg dtandai oleh


khayalan seksual yg khusus dan
desakan serta praktek seksual yg
kuat, biasanya berulang kali dan
menakutkan
Definisi
Berasal dari bahasa Yunani: paidophilia
pais "anak-anak" dan philia, "cinta yang
bersahabat" atau "persahabatan
Menurut International Statistical
Classification of Diseases and Related
Health Problems mendefinisikan pedofilia
sebagai "gangguan kepribadian dewasa
dan perilaku" di mana ada pilihan seksual
untuk anak-anak pada usia pubertas atau
pada masa prapubertas awal
Prevalensi

Menurut KPAI pada th 2011 tercatat sebanyak


329 kasus (14,46%). th 2012 jumlah kasus
pun meningkat sebanyak 746 kasus (22,6%).
Lalu th 2013-Oktober, kekerasan seksual
pada anak mencapai 525 kasus(15,85%).
Laki-laki : Perempuan / 60% : 40%
Profil pelaku di hampir semua kasus
merupakan orang terdekat anak, bisa jadi
guru, paman, ayah kandung, ayah tiri, dan
tetangga.
Etiologi

Penyebab Idiopatik. Namun pedofilia


seringkali menandakan
ketidakmampuan berhubungan
dengan sesama dewasa atau adanya
ketakutan untuk menjalin hubungan
dengan sesama dewasa.
Cont..
Faktor Penyebab Pedofilia :
1.Trauma
Pengalaman selama anak-anak
sebagai korban pedofilia.
Mereka belajar dengan mengamati
bahwa kepuasan seksual dapat
diperoleh dari anak-anak.
Merasa rendah diri menyadari dirinya
adalah korban pedofilia.
Cont..
2. Kurangnya Kemampuan Sosialisasi
Mereka tidak dapat menjalin
hubungan intim dengan orang
dewasa yang sebaya. Dalam kondisi
ini, tidak ada yang lebih nyaman
selain berinteraksi dengan anak-anak,
yang mudah didekati tanpa
melakukan perlawanan sebagaimana
dahulu yang terjadi pada mereka.
Cont..
3. Merasa Harga Diri Rendah
Harga diri yang rendah juga menjadi faktor
penyebab. Menguasai anak, mengancam,
dan memanipulasinya, merupakan suntikan
bagi harga diri para pedofil.
Orang yang merasa rendah diri juga mudah
mengalami depresi dan kecemasan. Dalam
kondisi ini, melakukan pelecehan seksual
terhadap anak dijadikan cara melepaskan
ketegangan.
Cont..
4. Faktor Ekonomi
Pelaku kebanyakan mempunyai tingkat
sosial ekonomi rendah. Sebagian bahkan
tidak memiliki pekerjaan dan tingkat
pendidikan yang rendah juga, mereka sulit
menemukan cara penyelesaian masalah
yang efektif.
Akibatnya mereka mudah terkena stres dan
menggunakan anak untuk mengatasi rasa
tertekan atau ketegangannya akibat stress.
Diagnosa

Kriteria diagnostic Pedofilia menurut PPDGJ-III :


Preferensi seksual terhadap anak-anak, biasanya
prapubertas atau awal masa pubertas, baik laki-laki
maupun perempuan.
Pedofilia jarang ditemukan pada perempuan.
Preferensi tersebut harus berulang dan menetap.
Termasuk: laki-laki dewasa yang mempunyai
preferensi partner seksual dewasa, tetapi karena
mengalami frustasi yang khronis untuk mencapai
hubungan seksual yang diharapkan, maka
kebiasaan beralih kepada anak sebagai peggganti.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-
IV), seseorang dikatakan sebagai penderita pedofilia bila :

Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat


khayalan yang merangsang secara seksual,
dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan
kuat berupa aktivitas seksual dengan anak pre-
pubertas atau anak-anak (biasanya berusia 13
tahun atau kurang).
Khayalan, dorongan seksual atau perilaku
menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan
atau fungsi penting lainnya. Orang sekurangnya
berusia 16 tahun dan sekurangnya berusia 5 tahun
lebih tua dari anak-anak yang menjadi korban.
Klasifikasi
1. Pedofilia yang menetap
Menganggap dirinya terjebak pada lingkungan anak.
Jarang bergaul dengan sesama usianya, dan memiliki
hubungan yang lebih baik terhadap anak.
2. Pedofilia yang sifatnya regresi
Tidak tertarik pada anak lelaki, biasanya bersifat
heteroseks dan lebih suka pada anak perempuan
berumur 8 atau 9 tahun.
Terdapat masalah dalam perkawinan mereka dan
menyebabkan timbulnya impuls pedofilia. Mereka
menganggap anak sebagai pengganti orang dewasa, dan
menjalin hubungan layaknya sesama dewasa, dan
awalnya bersifat tiba-tiba dan tidak direncanakan.
Cont..
3. Pedofilia seks lawan jenis
Pria dengan pedofilia yang melibatkan anak perempuan,
secara tipik didiagnosa sebagai pedofilia regresi.
Pedofilia lawan jenis umumnya mereka menjadi teman dan
kemudian secara bertahap melibatkan anak tersebut dalam
hubungan seksual, dan sifatnya tidak memaksa.
Seringkali mereka mencumbu si anak atau meminta anak
mencumbunya, dan mungkin melakukan stimulasi oral, jarang
bersetubuh.
4. Pedofilia sesama jenis
Lebih suka berhubungan seks dengan anak laki-laki ataupun
anak perempuan
Anak-anak tersebut berumur antara 10 12 tahun. Aktivitas
seksnya berupa masturbasi dengan cara stimulasi oral oleh
anak-anak tersebut, dan berhubungan lewat anus.
Cont..
5. Pedofilia wanita
Meskipun pedofilia lebih banyak oleh laki-
laki, tetapi juga dilakukan oleh wanita. Hal
ini mungkin disebabkan oleh adanya
perasaan keibuan pada wanita. Dan anak
laki-laki tidak menganggap hal ini sebagai
sesuatu yang sifatnya negatif, karenanya
insidennya kurang dilaporkan. Biasanya
melibatkan anak berumur 12 tahun atau
lebih muda.
Cont..
Infantofilia, atau nepiofilia, digunakan
untuk merujuk pada preferensi seksual
untuk bayi dan balita (biasanya umur 0-3).
Pedofilia digunakan untuk individu dengan
minat seksual utama pada anak-anak
prapuber yang berusia 13 atau lebih muda.
Hebephilia didefinisikan sebagai individu
dengan minat seksual utama pada anak
prapubertas yang berusia 11 hingga 14
tahun
Bahaya Pedofilia

Anak sebagai korban dalam kasus pedofilia, secara


jangka pendek dan jangka panjang dapat
mengakibatkan gangguan fisik dan mental. :
Gangguan fisik yang terjadi adalah resiko gangguan
kesehatan. Saat melakukan hubungan kelamin pun
seringkali masih belum bersifat sempurna karena
organ vital dan perkembangan hormonal pada anak
belum sesempurna orang dewasa.
Bahaya penularan penyakit kelamin maupun HIV dan
AIDS, karena penderita pedofilia kerap disertai gonta
ganti pasangan atau korban. Bahaya lain yang
mengancam, apabila terjadi kehamilan resiko tinggi.
Cont..
Usia anak yang sedang tumbuh dan berkembang
seharusnya memerlukan stimulasi asah, asih dan
asuh yang berkualitas dan berkesinambungan.
Bila periode anak mendapatkan trauma sebagai
korban pedofilia dapat dibayangkan akibat yang
bisa terjadi. Perkembangan moral, jiwa dan
mental pada anak korban pedofila terganggu
sangat bervariasi. Tergantung lama dan berat
ringan trauma itu terjadi. Bila kejadian tersebut
disertai paksaan dan kekerasan maka tingkat
trauma yang ditimbulkan lebih berat
Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
Psikoterapi juga memungkinkan pasien meraih kembali harga dirinya
dan memperbaiki kemampuan interpersonal dan menemukan metode
yang dapat diterima untuk mendapatkan kepuasan seksual.

2. Terapi perilaku
Meningkatkan atau memfasilitasi interaksi sosial yang adekuat
dengan wanita dewasa, meningkatkan keinginan seksual terhadap
wanita dewasa, dan menurunkan dorongan seksual pada anak-anak,
mengurangi fantasi seksual dan pikiran seksual yang melibatkan
anak-anak, dan mengurangi keinginan beraktivitas seksual dengan
anak-anak.

3. Terapi obat
Termasuk medikasi antipsikotik dan antidepresan, adalah diindikasikan
sebagai pengobatan skizoprenia atau gangguan depresif, bila pedofilia
disertai dengan gangguan-gangguan tersebut.
Penatalaksanaan
1. Antipsikotik
. Obat antipsikotik dikelompokkan menjadi 2
bagian yaitu antipsikotik generasi pertama
(APG I) dan antipsikotik generasi ke dua (APG
ll).
. APG I bekerja dengan memblok reseptor D2 di
mesolimbik, dan sistem piramidal sehingga
efektif menurunkan gejala positif. (tipikal)
. APG II berafinitas terhadap Dopamine D2
receptors dan Serotonin 5HT2 receptor
sehingga bermanfaat untuk gejala positif dan
negatif. (Atipikal)
Dosis Anti Psikotik Tipikal
(APG-1)
Gol. Phenotiazine
1. Chlorpromazine Dosis 150-1800
2. Flufenazine mg/hari
3. Perpenazine Dosis 5-15 mg/hari
4. Trifluoperazine Dosis 8-24 mg/hari
Gol. Butyrophenone Dosis 10-15 mg/hari
5. Haloperidol
Gol. Dosis 1.5-30 mg/hari
Diphenylbutylpiperidine
6. Pimozide Dosis 2-4 mg/hari
Dosis Anti Psikotik Atipikal (APG-2)
Jenis Dosis mg/hari Efek Sedasi Ekstrapiramidal
Antipsikotik

Clozapine 25-100 mg/hari +++ 0/+


(Clozaril)

Olanzapine 10-20 mg/hari + 0/+


(Zyprexa)

Quetiapine 50-400 mg/hari + 0/+


(Seroquel XR)

Risperidone 2-6 mg/hari + 0/+


(Risperdal)

Aripriprazole 10-15 mg/hari


(Abilify)

Sulpiride (Dogmatil 300-600 mg/hari


Forte)
ANTIDEPRESAN
Jenis Obat Dosis Anticholinerg Sedasi
mg/hari ik

Amitryptilin 75-150 ++++ ++++


(Amitriptylin) mg/hari

Clomipramine( 75-150 +++ +++


anafranil) mg/hari

Imipramine 75-150 ++ ++
(Tofranil) mg/hari

Tetracyclic 75-150 ++ ++
Maproptiline mg/hari
(Ludiomil)
Prognosis
Prognosis tergantung dari riwayat
pasien sendiri, lama penyimpangan
seks, adanya gejala penarikan diri
secara sosial maupun seksual dan
kekuatan serta kelemahan
kepribadian pasien.
Prognosis baik jika pasien memiliki
motivasi tinggi untuk berubah, dan
jika pasien datang berobat sendiri,

Anda mungkin juga menyukai