Skenario 1
Blok Perilaku Kesehatan
Adikku bingung dan ketakutan
tanpa sebab
Nn. A mengeluhkan adiknya Tn. D, 25 tahun yang 2 hari ini sering tampak
bingung dan ketakutan tanpa sebab. Ia sering tampak disorientasi,
gelisah, bicara sendiri, dan logorrhea, sambil berhalusinasi auditorik dan
visual. Ia sering menunjuk-nunjuk ke kakaknya seolah tak mengenal :
Makhluk apa kamu.. Apa maumu.. Jangan sakiti kami lalu ..dimana aku
ini..
Saat diajak bicara Tn.D bisa merespon tapi tak lama kemudian menunjuk-
nunjuk lagi, kali ini ke tempat kosong. Kadang-kadang Tn.D bahkan tak
menghiraukan lawan bicaranya dan tampak somnolens. Perilaku kacaunya
ini muncul terutama saat malam hari, sehingga ia insomnia dan membaik
saat siang hari, tapi saat siang banyak mengantuk.
Selama 3 hari sebelumnya Tn.D badannya panas, mengeluh sakit kepala,
mual muntah dan kaku kuduk. Selain itu, ia juga mengalami fotopobia.
Pada pemeriksaan didapatkan Kernig Sign + dan Brudzinski Sign +.
Insight Tn.D sangat buruk, diperlukan usaha yang keras untuk bisa
membawanya berobat.
Sehari setelah berobat tiba-tiba Tn.D mengalami tortikolis, hemibalismus,
krisis okulogirik, hipersalivasi dan tremor. Nn. A sangat khawatir dan
bingung apa yg terjadi pada adiknya.
Keyword
Tn. D 25 tahun
Bingung
Ketakutan
Disorientasi
Gelisah
Bicara sendiri
Logorrhea
Halusinasi
Insomnia
Insight buruk
Setelah berobat : tortikolis, hemibalismus, krisis
okulogirik, hipersalivasi, tremor
Klarifikasi istilah
1. Disorientasi : ketidaksanggupan seseorang untuk
mengetahui posisi dirinya dalam hubungannya dengan
waktu, tempat/benda tertentu di lingkungannya
(Baihaqi, et all, 2013)
2. Logorrhea : banyak berbicara, dari yang isi bicara
wajar, menceracau dengan kata yang membingungkan
(Yayan, 2009)
3. Tortikolis : kekakuan leher yang menimbulkan spasme
otot yang secara klinis bermanifestasi sebagai leher
yang bengkok atau terputar (Imelda; Angeline, 2013)
4. Hemibalismus : gerakan lebih kasar dan menyentak,
terbatas pada satu sisi tubuh, terjadi akibat kerusakan
nukleus subtalamus kontralateral (Nita, 2014).
5. Krisis okulogirik : reaksi distonia
akut pada otot okuler yang di
karakteristikkan dengan peningkatan
distonik bilateral pada penglihatan
visual berlangsung selama beberapa
detik hingga beberapa jam (Koban,
2014).
6. Insight : kesadaran dan pemahaman
pasien terhadap keadaan sakitnya
(Maramis, 2013).
Rumusan Masalah
1. Apa hubungan keluhan pasien dengan RPD?
2. Mengapa setelah diterapi pasien mengalami
keluhan berbeda?
3. Mengapa muncul gejala pada malam hari?
4. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan
pasien?
5. Apa kemungkinan Dx dan DD nya?
6. Pemeriksaan apa yang seharusnya dilakukan?
7. Bagaimana tatalaksana yang harus dilakukan
pada pasien?
Hipotesis
1. Apa hubungan keluhan pasien
dengan RPD?
Jawab :
Kemungkinan pasien terkena infeksi
mengaktivasi mikroglia primer
meningkatkan sitokin imbalance
neurotransmiter gangguan pada
komunikasi sinaps muncul
keluhan.
2. Mengapa setelah diterapi pasien mengalami
keluhan berbeda?
Jawab :
Pemeriksaan kaku kuduk +, kernig sign
+, Brudzinski + mengindikasikan
adanya iritasi pada selaput
meningen.
5. Apa kemungkinan Dx dan DD nya?
Jawab :
Dx : Delirium et causa meningitis
DD : demensia, GMO
6. Pemeriksaan apa yang seharusnya dilakukan?
Jawab :
- Pemeriksaan CT scan
- LP
- Pmx. Lab (elektrolit, DL)
- Cek status mental
7. Bagaimana tatalaksana yang harus dilakukan pada
pasien?
Jawab :
- Non farmakologis : psikoterapi
- Farmakologis :
Obati meningitis dulu delirium bisa turun
jika etiologi dapat di atasi.
Karena suspect pasien sudah diberikan
haloperidol dan timbul gejala :
dosis haloperidol di turunkan
ganti dengan obat generasi 2 : risperidone
(EPS tidak ada/minimal)
Learning Objective
1. Delirium
2. Demensia
3. POMR
LO 1
Delirium
Definisi
Delirium merupaakan suatu kondisi
akut penurunan perhatian dan
disfungsi kognitif, umumnya terjadi
pada orang lanjut usia dan merujuk
pada gangguan global akut, persepsi
yang dicirikan dengan kesadaran yang
terganggu, tidak perhatian, tidak
sabar, mudah marah dan agresif dapat
terlihat, juga perilaku aneh dan delusi
Etiologi
Demensia
Definisi
Demensia
Suatu gangguan fungsi
intelektual yang didapatkan
setelah lahir, dan berdasarkan
atas suatu penyakit organik di
otak. (Jika terjadi sebelum
lahir disebut oligofreni).
Gangguan
wandering, disihibisi,
sundowning syndrome dan
gejala lainnya.
non Keluhan tersering adalah
depresi, gangguan tidur dan
kognisi gejala psikosa seperti delusi
dan halusinasi. Gangguan
motorik berupa kesulitan
berjalan, bicara cadel dan
gangguan gerak lainnya
dapat ditemukan disamping
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF
keluhan kejang mioklonus.
INDONESIA ,2015
PEDOMAN DIAGNOSTIK DEMENSIA
MENURUT PPDGJ III
DEMENSIA VASKULER
DEMENSIA
FRONTOTEMPORAL
DEMENSIA CAMPURAN
DEMENSIA
ALZHEIMER
Produksi beta amyloid
meningkat
Neuritik Pembentukan
plaques neurofibrillary tangles ,
oksidasi dan peroksidasi
lipid , eksositosis
glutamanergik ,
inflamasi
APOPTOSIS
Bahrudin ,
Genetik
Lingkungan
Infeksi
dan toksin
Autoimun Trauma
Bahrudin ,
2013
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinik DV :
Berdasar skala iskemik
Dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab
demensia non neurodegeneratif
dan untuk menyingkirkan
kemungkinan patologi
intraserebral dan membantu
menentukan subtipe demensia.
EEG
Penggunaan EEG hanya untuk kasus
kasus tertentu di mana ada kecurigaan
kejang, Creutzfeldt Jakob disease atau
delirium.
Komplikasi
General Complication of dementia
1. Kehilangan kemampuan untuk
berfungsi atau mengurus dirinya
sendiri
2. Kehilangan kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain
3. Masa hidup berkurang
4. Infeksi pada tubuh meningkat
Seiring dengan progresifitas penyakit , komplikasi yang dapat
bertambah diantaranya
1. Melupakan keadaan/kejadian atau percakapan yang sedang dialami
2. Kesulitan untuk mengerjakan labih dari satu tugas dalam waktu
yang bersamaan
3. Kesulitan dalam menyelesaikan masalah
4. Masalah dalam berbahasa, kesulitan mencari nama lain dari
sebuah objek
5. Perubahan kepribadian dan kehilangan sosial skill
6. Keehilangan minat pada hal yang dulu disukai, mood datar
7. Perubahan pola tidur
8. Kesulitan membaca atau menulis
9. Kesulita dalam menentukann (kehilangan kemampuan mengenali
bahaya)
10.Halusinasi, violent behavior
11.Delusi, depresi, agitasi
12.Kesulitan menelan
13.inkontinensi
Prognosis
Sebagian besar dementia mengalami
progresivitas yg tidak terelakkan. Life
expectancy pun menurun meskipun
alasannya masih belum dapat
dijelaskan. Kematian biasanya terjadi
setelah 5 hingga 8 tahun setelah
onset, dengan beberapa dementia
terutama prion disease progresifitas
terjadi jauh lebih cepat. Pasien
dengan tanda neurologis fokal atau
gejala psikotik memiliki prognosis
terburuk. (Lecture Notes: Psychiatry,