Anda di halaman 1dari 64

Definisi

Merupakan congenital anomaly


yang berupa adanya kelainan
bentuk pada struktur wajah

Klasifikasi
Cleft Lip : Hanya bibir yang terbelah bisa
unilateral atau bilateral
Cleft Lip Palate : Bagian terbelah meliputi
bibir dan palatum bisa unilateral atau
bilateral
Cleft Palate : bagian yang terbelah hanya
palatumnya (keras dan lembut)
Etiologi
Kegagalan dalam fase perkembangan
embrionik penyebab tidak diketahui
Factor keturunan
Kemungkinan berhubungan dengan
mutan gen, keabnormalan
chromosome
Insiden
Clept lip 1 : 1000 kelahiran laki-laki >
perempuan
Cleft palte : 1 : 2500, prempuan >
laki-laki
Patophysiology
Kegagalan penyatuan atau
perkembangan jaringan lunak dan atau
tulang selama fase embrio pada trimester
pertama
Cleft terjadi akibat Kegagalan proses
nasal medial dan maxilaris untuk
menyatu selama masa kehamilan 6 8
minggu
Cleft palatum terjadi akibat kegagalan
penyatuan susunan palato pada masa
kehamilan 7 12 minggu
Penggabungan komplit garis tengah atas
bibir antara 7 8 minggu masa kehamilan
Manifestasi Klinik
Pada clept Lip
Distorsi pada hidung tidak lengkapnya
bentuk bibir
Tampak sebagian atau keduanya
Adanya celah pada bibir
Pada Cleft palatum
Tampak adanya celah pada uvula, palato
lunak dank eras dan atau foramen incisive
Adanya rongga pada hidung
Distorsi hidung
Teraba adanya celah atau terbukanya
langit-langit saat diperiksa dengan jari
Komplikasi
Gangguan bicara dan
pendengaran
Otitis media
Aspirasi
Distress pernafasan
Resiko infeksi saluran nafas
Pertumbuhan dan
perkembangan terlambat
Pemeriksaan diagnostic
Rongent foto, MRI untuk evaluasi
abnormal
Pemeriksaan fisik

penatalaksanaan/Pengobatan
Tergantung pada beratnya kecacatan
Prioritas pertama adalah pemberian
nutrisi yang adequate
Mencegah komplikasi
Fasilitas pertumbuhan dan
perkembangan
Pembedahan : pada labio sebelum
kecacatan palato, perbaikan dengan
pembedahan usi 2 3 hari atau sampai usia
beberapa minggu protesis intraoral atau
ekstraoral untuk mencegah kollapas
maxillaries, merangsang pertumbuhan
tulang dan membantu dalam
perkembangan bicara dan makan, dapat
dilakukan sebelum pembedahan perbaikan.
Pembedahan pada palato dilakukan pada
waktu 6 bulan dan 5 tahun, atau antara 6
bulan dan 2 tahun, tergantng pada derajat
kecacatan. Awal fasilitas penutupan adalah
untuk perkembangan bicara.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mamupan
menelan/kesukaran dalam makan akibat
kecacatan/pembedahan
Resiko aspirasu berhubungan dengan
ketidakmampuan mengeluarkan sekresi sekunder
dari palatoskizis
Resiko infeksi berhubungan dengan
kecacatan/insisi pembedahan
Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan
dengan teknik pemberian makan/perawatan
dirumah
Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan efek anestesi, sekresi yang miningkat
Gangguan interitas kulit berhubungan dengan
insisi pembedahan
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
hospitalisasi /kecatatan pada anak
Perencanaan
Mempertahankan nutrisi yang adekuat
Mencegah Aspirasi dan obastruksi jalan
nafas
Mencegah Infeksi
Mempersiapkan orang tua untuk
menerima keadaan bayi dan merawatnya
di rumah
Meningkatkan rasa Nyaman
Mempertahankan kepatenan jalan nafas
Mempertahakan keutuhan kulit
Meningkatkan bondig orang tua anak
Perencanaan Pulang
Ajarkan pemberian
makan/minum dan cara
merangsang minum
Ajarkan orang tua
pencegahan infeksi
Ajarkan mencegah aspirasi
Ajarkan cara menangani
aspirasi dan CPR
Ajarkan cara melakukan
rangsangan bicara
Ajarkan cara merawat gigi dan
mulut
Definisi
Kegagalan esophagus untuk
membentuk saluran penghubung
antara parynx ke lambung selama fase
perkembangan embrio (4 6 minggu
gestasi). Dan biasanya berhubungan
dengan fistula trachea esophageal.
Etiology
Kegagalan perkembangan embrionik
Penyebab pasti tidak ditahui
Klasifikasi
Type I : segmen esophagus proximal dan
distal tertutup tidak ada hubungan ke
trachea ( 10 15 % kasus)
Type II : segmen esophagus proximal
terbuka masuk ke trachea melalui fistula,
segmen diatal tertutup
Type III : segmen esophagus proximal
tertutup, segmen diatal berhubungan
dengan trachea melalui fistula (80 90 %
kasus)
Type IV : atresia esophagus dengan fistula
diantara proximal dan distal akhir dari
trachea dan esophagus
Type V : kedua segmen esophagus
proximal dan distal terbuka ke trachea
melalui fistula (Type H)
Komplikasi
Pneumonia (aspirasi saliva
reflux/regurgitasi cairan lambung)
GIT anomaly, anus imferporata

Manifestasi Klinik
Ibu hamil dengan hidramnion
Terdapat sekresi yang berlebihan
Air liur menetap
Sekresi dari hidung keluar banyak
Bayi lahir menangis batuk sianosis
Distensi abdomen
Jika diberi minum/makan anak akan tersedak, batuk
dan cianosis
Bila dipasang NGT akan terhenti + 8 10 cm dari
lubang hidung
Evaluasi Diagnostik
Mengenali bayi denga TEF
(polyhidranion/premature)
Observasi gejala spesifik
yang timbul pada bayi
NGT tidak adapat masuk ke
lambung
Hasil X-Ray tampak
bayangan udara di
esophagus proximal
Penanganan/Pengobatan
Penganan segera :
Menyangga bayi dengan sudut 200
untuk mencegah reflux lambung
Gastrostomy mencegah aspirasi
Pengobatan yang sesuai untuk
keadaan patologis/komplikasi yang
timbul (pneumonia, CHF)
Supportive therapy pemberian
nutrisi, therapy cairan, antibiotic, alat
Bantu pernafasan, mempertahankan
suhu lingkungan yang normal
Tindakan operasi ( Gastrostomy,
esophageal anastomose)
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
adanya sekresi yang meningkat pada nasopharinx
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan obstruksi akibat sekresi
Intake nutrisi tidak adequate berhubungan dengan
reflux tracheo-esophageal
Resiko Imbalance cairan dan elektrolit
berhubungan dengan intake menurun dan
kehilangan cairan lambung
Resiko injury berhubungan dengan prosedur
operasi
Cemas berhubungan dengan keadaan penyakit
anaknya dan ketidak mampuan dalam merawat
anaknya
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
kondisi anaknya
Management Keperawatan
Pengkajian
Kaji seperti prosedur bayi baru lahir
Observasi manifestai AE atau TEF
(Excessive salivation, Tersedak,
sianosis, apnea, peningkatan
respiratory distress, distensi
abdomen)
Kaji prosedur diagnostic
(Radiography dada dan perut,
kateter yang melewati esophagus)
Monitor tanda dan gejala distress
pernafasan serta frekwensinya.
Implementasi
Meningkatkan Jalan nafas
efektif
Intake nutrisi adequate
Pengajaran pada
keluarga
Stenosis Pylorus
Hypertrophy
Definisi
Keadaan congenital dimana otot-otot
pylorus mengalami hypertrophy
obtruksi sebagian/total pada otot pylorus
Etiology
Belum jelas diketahui
Kemungkinan karena sel ganglion pylorus
Insiden
1 : 500 Kelahiran
4 : 1 laki-laki lebih dominant
Manifestasi Klinik
Biasanya pada bayi usia 3 4
minggu timbul muntah, secara
terus-menurus muntah proyektil
Konstipasi
BB sulit naik atau kehilangan BB
Dehidrasi
Pada palpasi teraba masa dikuaran
atas perut
Terlihat gerakan peristaltic lambung
Anak selau lapar dan haus
Pemeriksaan Diagnostik
Alkalis metabolik
Kehilangan serum NaCl dan K
pH > 7
CO2 meningkat
Urine alkalis, konsentrasi >
Ht, Hb meningkat,
Hasil Photo barium Meal terdapat
penyempitan saluran pylorus
Penatalaksanaan
Penanganan awal
Rehidrasi dan memperbaiki
keseimbangan elektrolit
Menangani alkalosis
Persiapan operasi
Diagnosa Keperawatan
Deficit volume cairan tubuh berhubungan
dengan muntah terus menerus
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah
Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan kondisi anaknya
Pengkajian
Kaji riwayat kesehatan, terutama
yang berhubungan dengan
kebiasaan makan dan pola makan
Observasi manifestasi klinik pylorus
hypertrophy stenosis
Muntah projectile biasa terjadi
setelah makan
Bayi selalu lapar
BB menurun
terdapat tanda dehidrasi
Distensi abdomen
Kaji prosedur diagnostic yang
dilakukan
Implementasi
Cairan tubuh terpenuhi
- Pertahankan pemberian cairan secara IV
- Monitor data laboratorium menentukan
- keseimbangan cairan dan elektrolit
- Monitor intake dan output dan BJ urine
- Monitor tanda vital dan berat badan
- Kaji turgor kulit dan membrane mucosa
- Nutrisi Adequat
- berikan makan setelah operasi dilakukan
Mulailan pemberian makanan secara oral
dengan porsi kecil tapi sering untuk
mencegah muntah
Observasi dan catat respon bayi/anak terhadap
makanan untuk menentukan jumlah dan jenis
makanan yang akan diberikan
Rencanakan pemberian ASI bila kondisi anak
sudah baik
Invaginasi
Definisi
Kondisi terjadinya invaginasi sebagian usus
bagian proximal masuk kebagian distal usus
Etiology
Biasanya tidak diketahui kemungkinan disebabkan
oleh meningkatnya moilitas usus
Factor predisposisi
Diverticulum Meckel
Polyp/kista dalam dinding
Malrotasi usus
Acut enteritis
Cacing
Diare
Manifestasi Klinik
Biasa timbul pada bayi usia 4 10
bulan (50 70%) dan anak antara 1 -2
tahun
Tanda/gejala
Nyeri perut paroksimal
Muntah-muntah
Setelah 24 jam berak lender dan
darah tanpa tinja
Distensi abdomen
Palpasi teraba tumor
Dehidrasi/demam
Ada tanda-tanda syok
Pemeriksaan Diagnostik
Photo abdomen tegak
tampak bagian paroximal
invaginasi, bagian distal kosong
Barim enema
Penatalaksanaan
24 48 jam pertama setelah
gejala timbul dicoba dengan
pendorongan barium enema
Bila gagal/timbul peritonitis
operasi
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan
invaginasi usus
Imbalance cairan dan elektrolit
berhubungan dengan muntah-
muntah
Perubahan eliminasi berhubungan
dengan obtruksi usus
Distress pernafasan berhubungan
dengan distensi abdomen
Cemas berhubungan dengan
kondisi penyakit anaknya
Intervensi Keperawatan
Pre operasi
Mempertahankan/mengembalikan
keseimbangan cairan dan elektrolit
monitor therapy cairan
parenteral
Mencegah muntah dan aspirasi
(pemasangan NGT, NPO)
Persiapan operasi jika ada tanda
syok, demam meningkat
Persiapan tranfusi
Observasi tanda vital
Menurunkan temperatur
Post Operasi
Memberikan perawatan post op
dengan baik, observasi
kemungkinan komplikasi
Mempertahankan dekompresi perut

Klien dipuasakan, beri perawatan


mulut
Catat, laporkan bila ada platus (+),
feces (+) peristaltic baik,
klien boleh makan peroral
+ Mulai pemberian air gula
+ Beri porsi kecil tapi sering
Penyakit Hirscprung
Definisi
Keadaan kongennital dimana tidak
terdapat sel-sel syaraf ganglion
parasimpatik pada satu segmen usus
bagian distal, terbanyak di rectosigmoid

Etiology
Penyebab tidak diketahui mungkin karena
herediter
Tidak adanya ganglion parasimpatis pada
daerah distal colon
Gangguan Physiologis
Tidak adanya/berkutangnya sel ganglion
parasimpatik didalam flexus aurbach
Tidak terjadi peristaltic pada bagian usus
yang terkena
+ Bagian ini biasanya menyempit
feces tidak bisa lewat
+ Usus bagian atas darai sisi yang
terkena, terakumulasi feces
Bagian proximal dari sisi yang terkena
dari colon berdilatasi diisi dengan
bahan feces + gas hypertrophy otot
Spincter anus/rectal bagian dalam gagal
untuk relax dan mengeluarkan feces +
gas abdominal distensi, konstipasi
Manifestasi Klinik
Tergantung dari derajat usus yang dipengaruhi
Muncul sejak lahir/minggu pertama kehidupan
Tidak ada meconiium
Muntah
Distensi abdomen
Konstipasi
Diare
Anorexia
Pada anak dan dewasa
Konstipasi
Distensi abdomen secara progresif
Dinding abdomen tipis vena vena terlihat
Aktivitas peristaltic dapat diobservasi
Konstipasi
Kegagalan untuk tumbuh malnutrisi
Evaluasi Diagnostik
Pemeriksaan rectal, rectal biopsi
Pemeriksaan Ro photo barium enema

Penangan/ tindakan
Keadaan acut wash out dengan garam
fisiologis
Usia anak besar + gejala kronik enema
isotonic, diet rendah sisa
Colostomy/illeustomy decompresi
usus, istirahatkan usus
Pengangkatan segmen aganglionik,
diikuti dengan anastomose dan
memperbaiki fungsi rectal bagian dalam
Diagnosa Keperawatan
Konstipasi berhubungan dengan obstruksi
Resiko kurangnya volume cairan tubuh
berhubungan dengan intake kurang, mual
dan muntah
Gangguan intergritas kulit berhubungan
dengan prosedur pembedahan dan
adanya insisi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan pembedahan
gastrointestinal
Nyeri berhubungan dengan insisi
pembedahan
Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kebutuhan irigasi, pembedahan,
dan perawatan colostomy
Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan colostomy dan irigasi
Implementasi
Mencegah atau mengatasi konstipasi
dan mempertahankan hidrasi
Mencegah infeksi pembedahan dan
colostomy serta mempertahankan
keutuhan kulit sekitar area pembedahan
Mempertahankan status nutrisi yang
adekuat
Memberikan kontrol nyeri yang adekuat
Meningkatkan pengetahuan tentang
kondisi pada orang tua dan anak
Perencanaan Pulang
Instruksikan orang tua
untuk mendemonstrasikan
cara irigasi dan perawatan
colostomy
Ajarkan orang tua cara
mengkaji distensi abdomen
dan obstruksi
Ajarkan orang tua mengkaji
bising usus
Anal Malformasi
Definisi
Adalah tidak komplinya perkembangan
embrionik pada distal usus (anus) atau
tertutupnya anus secara abnormal.
Etiologi
Secara pasti belum diketahui
Merupakan anomaly gastrointestinal
dan genitourinary
Manifestasi Klinis
Kegagalan lewatnya mekonium
saat/setelah lahir
Tidak ada atau stenosiskanal rectal
Adanya membrane anal
Fistula eksternal pada perineum

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fisik restum, kepatenan
rectal dan dapat dilakukan colok dubur
dengan menggunakan selang atau jari
Untrasound dan CT scan untuk
menentukan lesi.
Penatalaksanaan
Terapeutik
Pembedahan, kolostomi,
transversokolostomi (kolostomi
di kolon Transversum) dan
sigmoidostomi (kolostomi di
sigmoid). Bentuk yang aman
adalah double barrel atau laran
ganda.
Pengkajian
Kaji bayi setelah lahir pemeriksaan
fisik
Tanpa mekonium dalam 24 jam
setelah lahir
Gunakan thermometer rectal untuk
menentukan kepatenan rectal
Adanya tinja dalam urine dan
vagina
Kaji psikososial keluarga
Diagnosa Keperawatan
Inkontinen bowel (tidak efektif fungsi
ekskretorik) berhubungan dengan tidak
lengkapnya pembentukan anus
Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan kolostomi
Resiko infeksi berhubungan dengan
prosedur pembedahan
Kecemasan keluarga berhubungan dengan
prosedur pembedahan dan kondsisi bayi
Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kebutuhan perawatan di rumah
dan pembedahan
Implementasi
Meningkatkan fungsi usus dan
integritas kulit
Mencegah infeksi
Memberikan support
emosional
Memberikan pengajaran untuk
perawatan di rumah
DIARE
Definisi
Diare adalah kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air
besar lebih dari 3 X sehari dan
banyaknya lebih dari 200 250 gr.
Etiologi
- Faktor infeksi
- Faktor Malabsrpsi
- Faktor Makanan
- Faktor Psikologis
PATOFISIOLOGI
Gangguan Osmotik
Gangguan sekresi
Gangguan motilitas
usus
Kalsifikasi Diare
Ringan
Frekuensi BAB 2 3 X perhari, feces encer, demam,
kemungkinan muntah, tidur terganggu, rewel,
kehilangan cairan sampai 5 % dari berat badan,
dehidrasi ringan
Sedang
Kejadian secara perlahan-lahan dengan ciri-ciri :
dehidrasi ringan, kehilangan cairan sampai 5 10 %
dari berat badan
Berat
Kejadian secara tiba-tiba, resiko kematian tinggi
pada bayi dan anak, diare berat ditandai dengan
frekuensi BAB 2 12 X perhari, warna feces
kehijauan dan encer, terdapat mucus dan darah,
demam tinggi, muntah, anorecsia, kram abdomen,
stupor, irritable, konvulsi, dehidrasi berat, kehilangan
cairan 10 15 % dari berat badan.
Gejala klinik
Tergantung dari derajat dan type diare yaitu :
BAB lebih dari 3 x dengan jumlah 200 250
gr
Anoreksia, muntah
Feces encer dan terjadi perubahan warna
dalam beberapa hari
Terjadi perubahan tingkah laku : rewel,
irritable, lemah, pucat, konvulsi, flasifdity dan
merasa nyeri saat BAB
Respirasi cepart dan dalam
Kehilangan cairan /dehidrasi : urine output
menurun, turgor kulit jelek, kulit kering,
terdapat fontanel cekung, sunken eyes,
penurunan tekanan darah.
Diagnosa Keperawatan
Deficit volume cairan tubuh b/d
vomiting, diare
Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
ketidakmampuan tubuh mengabsorpsi
Resiko terjadinya gang. integritas kulit
Nyeri b/d distensi abdomen/kram
perut
Activity intolerance b/d kelemahan
Kurangnya pengetahuan orang tua
Cemas b/d kondisi anaknya
Implementasi
Rehidrasi
Mempertahankan integritas
kulit
Mencegah penyebaran infeksi
Meningkatkan nutrisi optimum
Meningkatkan pengetahuan
orang tua
Menurunkan takut/cemas
I. Pengertian
Suatu keadaan kekurangan atau tidak
adekuatnya nutrisi. Istilah lain adalah
undernutrisi, juga termasuk keadaan
nutrisi; overnutrisi yang dimanifestasikan
sebagai obesitas atau hyperavitaminosis.
II. Klasifikasi Kurang Kalori Protein
Menurut derajat Beratnya KKP
Klasifikasi Menurut Gomes
Klasifikasi
didasarkan atas berat badan
indivudu dengan berat badan yang
diharapkan pada anak sehat seumur.
Kwashiorkor
Disebabkan oleh kekuranan protein, baik
dari kualitas maupun kuantitasnya.
Kurangan protein dalam makanan
kekurangan asam amino essensial dalam
serum yang diperlukan untuk sintesis,
metabolisme dan pertumbuhan serta
perbaikan sel. Anak mengalami
kekurangan vitamin A, minral (besi,
kalsium, seng)
Marasmus
Disebabkan oleh kekurangan kalori dan
protein. Kekurangan protein biasnya
minimal atau tidak ada.
Faktor Penyebab KKP
Faktor diet
Peranan sosial
Faktor kepadatan penduduk
Faktor infeksi
Peranan kemiskinan
Manifestasi Klinik
KKP ringan dapat ditemui pada anak 9 2
tahun, gejala klinik yang dapat ditemukan :
Pertumbuhan linier berkurang atau terhenti
Kenaikan berat badan berkurang, terhenti dan
adakalanya berat badan menurun
Ukuran LLA menurun
Maturasi tulang terlambat
Rasio berat terhadap tinggi; Normal atau
Menurun
Tebal Lipatan kulit Normal atau menurun
Anemia ringan
Aktivitas dan perhatian anak berkurang
dibanding anak lain
Kelainan kulit atau rambut jarang ditemukan,
tapi kadang terjadi
Kwashiorkor
BB Dibawah 80 %, terdapat edema, TB berkurang
terutama KKP yang sudah berlangsung lama
Banyak menagis, pada stadium lanjut terlihat
sangat apatis
Edema ringan atau berat ditemukan pada sebagian
besar klien kwashiorkor, asites dapat mengiringi
edema.
Klien menolak segala macam makanan, Diare,
faece cair dan banyak mengandung asam laktat
karena berkurangnya produksi lactose dan enzim
disakarida lain, kadang ditemukan cacing dan
parasit.
Rambut mudah dicabut, kusam, kering, halus,
jarang dan warnanya berubah. Warna rambut hitam
merah, coklat, kelabu, atau putih.
Perubahan kulit Terjadi Crazy parament dermatosis
kering dan bersisik
Albumin serum rendah, Globulin serum kadang
menurun, kolesterol serum rendah.
Marasmus
Penampilan Muka terlihat tua, anak sangat kurus
Perubahan mental Anak menagis setelah makan,
kesadaran menurun sampai apatis pada marasmus
berat.
Kelainan kulit tubuh kulit kering, dingin, Mengendor
karena kehilangan lemak dibawah kulit dan penurunan
massa otot.
Rambut kepala kering tipis dan mudah rontok
Lemak dibawah kulit hilang hingga turgor berkurang
Otot atropi sehingga hingga tulang terlihat jelas
Saluran Cerna Diare atau konstipasi
Jantung bradikardi
Tekanan darah lebih rendah disbanding anak seumur
Saluran nafas frekwensi nafas menurun
System darah Hb Rendah
Kwashiorkor Marasmik
Memperlihatkan gejala campuran
antara marasmus dan kwashiorkor.
Berat badan menuru 60% dibawah
normal, edema, kelaianan rambut,
kelainan kulit, dan kelainan biokimia
darah.
Dampak KKP
Sistem GIT
Hepar
Pancreas
Ginjal
Jantung
Perkembangan mental
Dampak KKP jangka Panjang
- Penyakit infeksi : TBC, Radang paru lain,
Disentri
- Defisiensi zat gizi lain : Xerpthalmia,
stomatitis, dll
- System syaraf pusat kecerdasan
menurun
Diagnosa Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d tidak
adekuat-nya intake nutrisi
Kurangnya volume cairan tubuh b/d intake cairan
berkurang
Gangguan intergitas kulit b/d tidak adanya
kandungan makanan yang cukup, bedrest,
penekkanan pada daerah menonjol
Resiko infeksi b/d gangguan respon immune
sekunder akibat malnutrisi
Konstipasi b/d intake cairan kurang, bedrest
Diare b/d gangguan motilitas usus akibat infeksi
saluran cerna
Kurangnya pengetahuan b/d tidak tahunya
memberikan intake yang adekuat pada anak
Potensial gangguan tukem b/d Tidak adekuatnya
nutrisi, proses penyakit

Anda mungkin juga menyukai