MD Department of Otolaryngology Head and Neck Surgery, Ochsner Clinic Foundation, New Orleans, LA
Dosen pembimbing: dr. Sudin Sitanggang,
Sp.S PENDAHULUAN Pusing, merupakan keluhan tersering pada pasien berusia 75 tahun ke atas. Pusing, merupakan terminologi tersering yang digunakan untuk menggambarkan berbagai sensasi (vertigo, presinkop, disequilibrium), yang masing masing mempunyai sejumlah etiologi. Sulit bagi dokter untuk menentukan kualitas pusing pada pasien yang mengalami nya dan menentukan pengobatannya. Fokus dari artikel ini adalah sistem vestibuler sentral dan perifer. Kami akan mereview gangguan spesifik yang lebih sering terjadi pada sistem vestibuler ini dan menerangkan bagaimana keadaan pasien yang mempunyai gangguan pada sistem vestibuler dan mendiskusikan protokol manajemennya. . SISTEM VESTIBULER Sistem vestibuler secara luas dikategorikan menjadi komponen perifer dan sentral. Sistem perifer bilateral terdiri dari 3 kanalis semisirkularis (posterior, superior, lateral) dan organ organ otolith (utrikel dan sakulus). Kanalis semisirkularis mendeteksi gerakan kepala berputar sementara utrikel dan sakulus berespons terhadap percepatan linear dan gravitasi. Organ organ vestibuler dalam keadaan aktivitas tonik simetris yang bila tereksitasi akan menstimulasi sistem vestibuler sentral. Informasi ini, bersamaan dengan input propioseptif dan okuler, di proses oleh jalur vestibuler sentral (yaitu nucleus vestibuler ) dan mempertahankan keseimbangan dan posisi kita. KELAINAN VESTIBULER PERIFER Kelainan vestibuler perifer terbatas pada saraf kranial VII dan seluruh struktur distal. Pasien dengan kelainan perifer menunjukkan adanya nystagmus pada sisi contralateral yang akan berkurang dengan fiksasi visual. Nistagmus meningkat dengan gerakan kearah lesi dan lebih parah pada gerakan berlawanan dengan lesi. Pasien juga melaporkan rasa seperti akan jatuh. Gejala vegetative sering terjadi, dan mungkin terjadi nausea, muntah, dan kemungkinan timbul keringat dan bradikardi. SINDROM MENIERES Sindrom Meniere sering menggunakan sinonim MD (Meniere Disease) dan endolimfe hydrops, walaupun berbeda. Gejala yang timbul sangat bervariasi, dan pasien mengeluhkan keluhan predominan baik keluhan cohlear (tinnitus, menurunnya fungsi pendengaran) atau keluhan vestibuler (vertigo). Serangan umumnya timbul beberapa menit sampai dengan beberapa jam, paling sering menghilang setelah 2 sampai dengan 3 jam. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan keluhan yang timbul, sering bersamaan dengan nausea, muntah, dan diaphoresis. Pemeriksaan audiologik dan vestibuler tidak bisa diandalkan, tetapi menunjukkan adanya kelemahan kalori pada pemeriksaan electronystagmography (ENG) dan penurunan fungsi pendengaran tipe sensorineural pada audiografi. Tidak ada penyembuhan untuk MD dan tujuan terapi adalah menghilangkan gejala simptomatik. Pasien yang tidak berespons terhadap terapi medis dipertimbangkan untuk mendapatkan terapi pembedahan. BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO BPPV dianggap merupakan gangguan vestibuler perifer yang paling sering terjadi. Lebih sering terjadi pada wanita dan gejala umumnya timbul pada decade ke empat dan ke lima. Pasien dengan BPPV umumnya mengeluhkan vertigo yang timbul pada perubahan posisi kepala, berguling, atau bangkit dari tempat tidur, dan vertigo terkadang spesifik pada sisi tertentu. Vertigo terjadi mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit. Antar serangan dipisahkan oleh remisi, tetapi pasien juga dapat mengeluhkan kepala terasa ringan antar episode. BPPV klasik mencakup kanalis semisirkularis posterior dikarakteristikkan oleh keadaan berikut: nystagmus geotropic dengan masalah telinga, nigtasmus rotary predominan, terdapat periode laten selama beberapa detik, durasi terbatas kurang dari 20 detik, nystagmus berbalik saat pasien kembali ke posisi awal. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan hasil pemeriksaan fisik saat dilakukan manuver Dix-Hallpike. Elektro-okulografi dan videonistagmografi 2D digunakan terbatas. Terapi yang diberikan biasanya merupakan terapi suportif karena sebagian besar pasien akan mengalami perbaikan gejala secara spontan. Pada pasien dengan gejala gejala yang menetap, terapi lini pertama adalah manuver reposisi canalith. NEURONITIS VESTIBULER Neuronitis Vestibular merupakan penyebab kedua terbanyak yang menyebabkan vertigo vestibuler. Infeksi tersering disebabkan karena infeksi virus, biasanya dari keluaraga herpes virus namun juga bisa disebabkan karena invasi bakteri (misalnya Borrelia). Pasien datang dengan keluhan vertigo mendadak, berlangsung sampai dengan beberapa hari, sering dengan gejala vegetatif namun tidak didapati gejala cochlear. Keluhan vertigo yang bertambah parah secara bertahap berlangsung selama beberapa hari sampai dengan minggu, walaupun ketidak seimbangan tetap bertahan sampai beberapa bulan setelah penyakit akut telah menghilang. Pemeriksaan fisik sangat terbatas dan harus mencakup evaluasi audiometric dan ENG.Mungkin didapatkan nistagmus dan kelemahan kalorik pada sisi yang sakit. Terapi yang diberikan terutama hanya menghilangkan gejala berupa pemberian anti emetic dan anti nausea. LABIRINITIS Labirinitis merupakan gangguan inflamasi membran labirin, yang mempengaruhi vestibularis dan organ akhir cochlea. Dapat timbul unilateral atau bilateral,sering diawali dengan infeksi saluran nafas atas. Etiologi potensial termasuk pathogen virus, invasi bakteri, dan penyakit sistemik. Labirinitis virus biasanya terjadi pada orang dewasa pada decade ke empat sampai dengan ke tujuh. Labirinitis bakterialis bisa disebabkan karena infeksi otogenik (cholesteoma atau otitis media) dan meningitis. Pasien dengan labirinitis bisa datang dengan keluhan yang mengindikasikan kerusakan vestibuler dan cochlear. Vertigo timbul mendadak dan disertai dengan penurunan pendengaran. Terapi terutama ditujukan untuk eradikasi infeksi penyebab dan perawatan suportif. Efusi telinga tengah dan mastoiditis harus dikeringkan dan diterapi menggunakan antibiotic. Meningitis harus diterapi dengan antibiotic yang dipastikan dengan pemeriksaan kultur dan penetrasi system saraf dan konsultasi yang tepat. Pemberian anti emetic dan anti nausea akan membantu pada fase akut SCHWANNOMA VESTIBULAR Vestibular schwannoma (VS) merupakan neoplasma intrakranial yang paling sering menimbulkan gejala vestibuler, terdapat pada 1 dari tiap 100.000 orang per tahun. Neoplasma ini tumbuh lambat, tumor jinak yang berasal dari sel Schwann yang terletak pada bagian vestibuler saraf cranial VIII. Pasien dapat datang dengan vertigo episodik atau posisional, disequilibrium, tinitus, dan umumnya penurunan pendengaran asimetris. Awal penyakit ini, saat tumor berukuran kecil : Pasien mengeluh pusing, penurunan pendengaran, dan tinnitus, karena penekanan saraf vestibulocochlearis timbulnya kompensasi sentral bertambahnya ukuran tumor tumor dapat menekan saraf facialis atau saraf trigeminus kelemahan wajah dan mati rasa.
Terkadang tumor bertumbuh sampai ukuran
yang menekan batang otak dan serebelum. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan audiogram penting untuk merekam penurunan pendengaran dan tiap asimetris yang mungkin ada. Pemeriksaan radiografis dibuat keputusan untuk terapi yang akan dilakukan : eksisi, terapi radiasi, dan observasi dengan MRI serial. Dalam membuat keputusan ini, harus dipertimbangkan ukuran lesi, usia, dan kesehatan pasien serta gejala yang ada. FISTULA PERILIMFATIK Perilimfatik atau fistula telinga dalam terbentuk dari pertemuan abnormal antara ruang perilimfatik dan telinga tengah atau hubungan intramembranosa. Beberapa penyebab khusus adalah cedera ledakan, barotrauma, dan fisik. Pemeriksaan fisik menunjukkan episode nistagmus dengan tekanan positif yang diberikan kepada telinga melalui otoskopi (tes Fistula) atau peningkatan pada audiogram setelah berbaring dengan posisi Trendelenburg selama 30 menit (tes Fraser). Terapi konservatif : tirah baring, elevasi kepala, pemberian laksative, dan pemeriksaan audiogram serial dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui penurunan pendengaran dan vertigo. Tindakan pembedahan dilakukan pada pasien dengan gejala persisten atau memburuk. Tindakan pembedahan ini hanya berhasil mengidentifikasi fistula separuhnya saja. SINDROM SUPERIOR SEMICIRCULAR CANAL DEHISCENCE Berasal dari lapisan tulang tipis yang terletak pada kanalis semisirkularis superior. Minor dan kolega membuat teroi bahwa defek ini bertindak seperti jendela ketiga, tambahan dari jendela bulat dan jendela oval, yang membantu transfer suara dan tekanan kedalam system vestibuler. Sindrom ini ditandai dengan vertigo yang dipicu oleh peningkatan TIK atau suara yang bising, ketidakseimbangan kronis, tinnitus, dan hiperakusis. Pembedahan Tujuan yaitu ablasi kanali semisirkularis supertio atau menggantikan tulang yang menebal menggunakan beberapa bentuk material. Komplikasi yang sering terjadi adalah penurunan pendengaran sensorineural, cedera N.facialis, dan vertigo persisten. TRAUMA Keluhan vestibuler dapat timbul karena trauma kepala, trauma cervical, dan kerusakan pada sistem vestibularis perifer. Cedera tumpul labirin dapat mengikuti trauma tumpul kepala atau barotraumas dan dikarakteristikkan dengan kurangnya kapsul otik dan violasi membrane intralabirin. Trauma ledakan, seperti tamparan atau ledakan, terkadang menyebabkan kerusakan vestibuler. Pasien sering mengalami penurunan pendengaran pada frekuensi tinggi dengan penyembuhan spontan. Barotrauma disubklasifikasikan menjadi 2 kelompok : trauma alternobarik dan barotraumas telinga dalam atmosferik. Trauma alternobarik paling sering pada penyelam dan pilot. Gejala disebabkan akibat peningkatan tekanan telinga tengah terhadap tekanan ruangan. Hal ini meningkatkan tekanan yang menstimulasi system vestibuler dan cochlear sehingga timbul vertigo transient dan penurunan pendengaran. Sering sembuh dalam 15 menit.
Barotrauma atmosferik telinga dalam disebabkan karena
tekanan ekstrim yang menghancurkan struktur telinga tengah dan telinga dalam. Gejala akan berkurang dengan tirah baring dan elevasi kepala ; tetapi penurunan fungsi pendengaran yang progresif atau vertigo selama lebih dari 3 sampai dengan 5 hari memerlukan ekxplorasi pembedahan. Serta disarankan pasien harus berhenti menyelam selama minimal 3 bulan. GANGGUAN VESTIBULER SENTRAL
Keluhan disequilibrium dan ataxia serta
ketidakmampuan mereka untuk berdiri atau berjalan membedakan mereka dari pasien dengan lesi perifer, yang lebih mampu untuk berdiri atau bergerak dengan bantuan. Tidak seperti lesi perifer, nistagmus akibat perubahan sentral akan berubah arah sesuai dengan pergerakan, tidak dipengaruhi ooleh fiksasi, dan bisa arah vertical atau torsional. Pemeriksaan neurologis yang menyeluruh dan mencakup tes seperti tunjuk telunjuk-hidung. VESTIBULAR MIGRAINE Sebagai sindrom vaskuler akibat konstriksi dan dilatasi pembuluh darah intracranial. Pasien menggambarkan serangan episodic dari sakit kepala berat dan gejala gejala yang berkaitan seperti nausea, fotofobia, dan sensitivitas terhadap gerakan kepala. Berusia antara 30 sampia dengan 50 tahun Migraine dengan aura atau tanpa aura. Aura merupakan gejala neurologis yang reversible dan berlangsung selama lebih ari 15 menit atau kurang dan akan hilang dalam waktu satu jam bersamaan dengan dimulainya sakit kepala. Penanganan awal harus difokuskan pada menghindari pemicu migraine melalui modifikasi gaya hidup. Untuk pasien yang gagal menghilangkan gejala dengan melakukan modifikasi gaya hidup, maka diperlukan terapi obat obatan. Terapi profilaksis bervariasi tergantung (amitriptiline, benzodiazepines, beta-blockers, calcium channel blockers, dan selective serotonin reuptake inhibitors.) Serangan akut mungkin memerlukan antiemetic dan anti vertigo, seperti triptans. STROKE ISKEMIK VERTEBROBASILER Gejala stroke iskemik vetebrobasiler sangat bervariasi dan tergantung pada 3 cabang sirkumferensial utama yang mengalami okluasi, yaitu : arteri serebelar inferior, arteri serebellar inferior anterior, atau arteri serebelar superior. Bermacam proses dapat menyebabkan oklusi dari system vetebrobasiler. Yang paling sering adalah arterosklerosis, emboli, dan diseksi arteri vertebralis. Diseksi arteri vertebralis dapat terjadi akibat trauma atau manipulasi leher, atau dapat terjadi secara spontan.
Bila tersangka adanya stroke iskemik vertebrobasiler, maka
pemeriksaan menyeluruh yang mencakup pemeriksaan fisik, pencitraan, dan konsultasi neurologis untuk evaluasi dan terapi. INSUFISIENSI VERTEBROBASILAR Insufisiensi Vertebrobasilar adalah sama dengan transient ischemic attack (TIA) system vertebrobasiler. Berdasarkan definisi, pasien mengalami gejala yang sama dengan kondisi sebelumnya, tetapi gejala tersebut sembuh sendiri dalam waktu 24 jam. Bila dibiarkan tanpa terapi, proses gangguan secara bertahap akan berkembang menjadi stroke dengan sekuel yang permanen atau lebih lama. Insufisiensi vertebrobasiler merupakan penyebab tersering timbulnya vertigo pada orang tua. Gejala dari menit sampai dengan jam, tapi biasanya selama durasi 8 menit. Terapi : antiplatelets, antikoagulasi, kemungkinan trombolisis, dan angioplasty transluminal, dan konsultasi neurologis. KESIMPULAN Pusing merupakan keluhan yang umum dan dapat merupakan sejumlah proses penyakit. Penyebab yang sering menyebabkan vertigo dan disequilibrium terkait patologi system vestibuler sentral dan perifer.