Anda di halaman 1dari 25

Vertigo: Sebuah Tinjauan Mengenai

Gangguan Vestibuler Perifer dan Sentral

Timothy L. Thompson, MD, Ronald Amedee,


MD Department of Otolaryngology Head
and Neck Surgery, Ochsner Clinic
Foundation, New Orleans, LA

Dosen pembimbing: dr. Sudin Sitanggang,


Sp.S
PENDAHULUAN
Pusing, merupakan keluhan tersering pada pasien
berusia 75 tahun ke atas.
Pusing, merupakan terminologi tersering yang
digunakan untuk menggambarkan berbagai sensasi
(vertigo, presinkop, disequilibrium), yang masing
masing mempunyai sejumlah etiologi.
Sulit bagi dokter untuk menentukan kualitas pusing
pada pasien yang mengalami nya dan menentukan
pengobatannya.
Fokus dari artikel ini adalah sistem vestibuler sentral
dan perifer. Kami akan mereview gangguan spesifik
yang lebih sering terjadi pada sistem vestibuler ini dan
menerangkan bagaimana keadaan pasien yang
mempunyai gangguan pada sistem vestibuler dan
mendiskusikan protokol manajemennya. .
SISTEM VESTIBULER
Sistem vestibuler secara luas dikategorikan menjadi
komponen perifer dan sentral.
Sistem perifer bilateral terdiri dari 3 kanalis
semisirkularis (posterior, superior, lateral) dan organ
organ otolith (utrikel dan sakulus).
Kanalis semisirkularis mendeteksi gerakan kepala
berputar sementara utrikel dan sakulus berespons
terhadap percepatan linear dan gravitasi.
Organ organ vestibuler dalam keadaan aktivitas tonik
simetris yang bila tereksitasi akan menstimulasi
sistem vestibuler sentral. Informasi ini, bersamaan
dengan input propioseptif dan okuler, di proses oleh
jalur vestibuler sentral (yaitu nucleus vestibuler ) dan
mempertahankan keseimbangan dan posisi kita.
KELAINAN VESTIBULER PERIFER
Kelainan vestibuler perifer terbatas pada saraf
kranial VII dan seluruh struktur distal.
Pasien dengan kelainan perifer menunjukkan
adanya nystagmus pada sisi contralateral yang
akan berkurang dengan fiksasi visual.
Nistagmus meningkat dengan gerakan kearah
lesi dan lebih parah pada gerakan berlawanan
dengan lesi.
Pasien juga melaporkan rasa seperti akan jatuh.
Gejala vegetative sering terjadi, dan mungkin
terjadi nausea, muntah, dan kemungkinan
timbul keringat dan bradikardi.
SINDROM MENIERES
Sindrom Meniere sering menggunakan sinonim
MD (Meniere Disease) dan endolimfe hydrops,
walaupun berbeda.
Gejala yang timbul sangat bervariasi, dan
pasien mengeluhkan keluhan predominan baik
keluhan cohlear (tinnitus, menurunnya fungsi
pendengaran) atau keluhan vestibuler
(vertigo).
Serangan umumnya timbul beberapa menit
sampai dengan beberapa jam, paling sering
menghilang setelah 2 sampai dengan 3 jam.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan
keluhan yang timbul, sering bersamaan dengan
nausea, muntah, dan diaphoresis.
Pemeriksaan audiologik dan vestibuler tidak bisa
diandalkan, tetapi menunjukkan adanya kelemahan
kalori pada pemeriksaan electronystagmography
(ENG) dan penurunan fungsi pendengaran tipe
sensorineural pada audiografi.
Tidak ada penyembuhan untuk MD dan tujuan
terapi adalah menghilangkan gejala simptomatik.
Pasien yang tidak berespons terhadap terapi medis
dipertimbangkan untuk mendapatkan terapi
pembedahan.
BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL
VERTIGO
BPPV dianggap merupakan gangguan vestibuler
perifer yang paling sering terjadi.
Lebih sering terjadi pada wanita dan gejala
umumnya timbul pada decade ke empat dan ke lima.
Pasien dengan BPPV umumnya mengeluhkan vertigo
yang timbul pada perubahan posisi kepala,
berguling, atau bangkit dari tempat tidur, dan vertigo
terkadang spesifik pada sisi tertentu. Vertigo terjadi
mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit.
Antar serangan dipisahkan oleh remisi, tetapi pasien
juga dapat mengeluhkan kepala terasa ringan antar
episode.
BPPV klasik mencakup kanalis
semisirkularis posterior
dikarakteristikkan oleh keadaan
berikut: nystagmus geotropic dengan
masalah telinga, nigtasmus rotary
predominan, terdapat periode laten
selama beberapa detik, durasi
terbatas kurang dari 20 detik,
nystagmus berbalik saat pasien
kembali ke posisi awal.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa
dan hasil pemeriksaan fisik saat dilakukan
manuver Dix-Hallpike. Elektro-okulografi dan
videonistagmografi 2D digunakan terbatas.
Terapi yang diberikan biasanya merupakan
terapi suportif karena sebagian besar pasien
akan mengalami perbaikan gejala secara
spontan. Pada pasien dengan gejala gejala
yang menetap, terapi lini pertama adalah
manuver reposisi canalith.
NEURONITIS VESTIBULER
Neuronitis Vestibular merupakan penyebab
kedua terbanyak yang menyebabkan vertigo
vestibuler.
Infeksi tersering disebabkan karena infeksi
virus, biasanya dari keluaraga herpes virus
namun juga bisa disebabkan karena invasi
bakteri (misalnya Borrelia).
Pasien datang dengan keluhan vertigo
mendadak, berlangsung sampai dengan
beberapa hari, sering dengan gejala vegetatif
namun tidak didapati gejala cochlear.
Keluhan vertigo yang bertambah parah secara
bertahap berlangsung selama beberapa hari sampai
dengan minggu, walaupun ketidak seimbangan
tetap bertahan sampai beberapa bulan setelah
penyakit akut telah menghilang.
Pemeriksaan fisik sangat terbatas dan harus
mencakup evaluasi audiometric dan ENG.Mungkin
didapatkan nistagmus dan kelemahan kalorik pada
sisi yang sakit.
Terapi yang diberikan terutama hanya
menghilangkan gejala berupa pemberian anti
emetic dan anti nausea.
LABIRINITIS
Labirinitis merupakan gangguan inflamasi membran
labirin, yang mempengaruhi vestibularis dan organ akhir
cochlea. Dapat timbul unilateral atau bilateral,sering
diawali dengan infeksi saluran nafas atas.
Etiologi potensial termasuk pathogen virus, invasi bakteri,
dan penyakit sistemik.
Labirinitis virus biasanya terjadi pada orang dewasa pada
decade ke empat sampai dengan ke tujuh.
Labirinitis bakterialis bisa disebabkan karena infeksi
otogenik (cholesteoma atau otitis media) dan meningitis.
Pasien dengan labirinitis bisa datang dengan keluhan
yang mengindikasikan kerusakan vestibuler dan cochlear.
Vertigo timbul mendadak dan disertai dengan penurunan
pendengaran.
Terapi terutama ditujukan untuk eradikasi
infeksi penyebab dan perawatan suportif.
Efusi telinga tengah dan mastoiditis harus
dikeringkan dan diterapi menggunakan
antibiotic.
Meningitis harus diterapi dengan antibiotic yang
dipastikan dengan pemeriksaan kultur dan
penetrasi system saraf dan konsultasi yang
tepat.
Pemberian anti emetic dan anti nausea akan
membantu pada fase akut
SCHWANNOMA VESTIBULAR
Vestibular schwannoma (VS) merupakan
neoplasma intrakranial yang paling sering
menimbulkan gejala vestibuler, terdapat
pada 1 dari tiap 100.000 orang per tahun.
Neoplasma ini tumbuh lambat, tumor jinak
yang berasal dari sel Schwann yang terletak
pada bagian vestibuler saraf cranial VIII.
Pasien dapat datang dengan vertigo
episodik atau posisional, disequilibrium,
tinitus, dan umumnya penurunan
pendengaran asimetris.
Awal penyakit ini, saat tumor berukuran
kecil :
Pasien mengeluh pusing, penurunan
pendengaran, dan tinnitus, karena
penekanan saraf vestibulocochlearis
timbulnya kompensasi sentral
bertambahnya ukuran tumor tumor dapat
menekan saraf facialis atau saraf trigeminus
kelemahan wajah dan mati rasa.

Terkadang tumor bertumbuh sampai ukuran


yang menekan batang otak dan serebelum.
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan audiogram penting untuk
merekam penurunan pendengaran dan tiap
asimetris yang mungkin ada.
Pemeriksaan radiografis dibuat keputusan
untuk terapi yang akan dilakukan : eksisi,
terapi radiasi, dan observasi dengan MRI serial.
Dalam membuat keputusan ini, harus
dipertimbangkan ukuran lesi, usia, dan
kesehatan pasien serta gejala yang ada.
FISTULA PERILIMFATIK
Perilimfatik atau fistula telinga dalam terbentuk dari pertemuan
abnormal antara ruang perilimfatik dan telinga tengah atau
hubungan intramembranosa. Beberapa penyebab khusus adalah
cedera ledakan, barotrauma, dan fisik.
Pemeriksaan fisik menunjukkan episode nistagmus dengan
tekanan positif yang diberikan kepada telinga melalui otoskopi
(tes Fistula) atau peningkatan pada audiogram setelah berbaring
dengan posisi Trendelenburg selama 30 menit (tes Fraser).
Terapi konservatif : tirah baring, elevasi kepala, pemberian
laksative, dan pemeriksaan audiogram serial dan pemeriksaan
fisik untuk mengetahui penurunan pendengaran dan vertigo.
Tindakan pembedahan dilakukan pada pasien dengan gejala
persisten atau memburuk. Tindakan pembedahan ini hanya
berhasil mengidentifikasi fistula separuhnya saja.
SINDROM SUPERIOR SEMICIRCULAR
CANAL DEHISCENCE
Berasal dari lapisan tulang tipis yang terletak pada
kanalis semisirkularis superior. Minor dan kolega
membuat teroi bahwa defek ini bertindak seperti
jendela ketiga, tambahan dari jendela bulat dan jendela
oval, yang membantu transfer suara dan tekanan
kedalam system vestibuler.
Sindrom ini ditandai dengan vertigo yang dipicu oleh
peningkatan TIK atau suara yang bising,
ketidakseimbangan kronis, tinnitus, dan hiperakusis.
Pembedahan Tujuan yaitu ablasi kanali semisirkularis
supertio atau menggantikan tulang yang menebal
menggunakan beberapa bentuk material. Komplikasi
yang sering terjadi adalah penurunan pendengaran
sensorineural, cedera N.facialis, dan vertigo persisten.
TRAUMA
Keluhan vestibuler dapat timbul karena trauma
kepala, trauma cervical, dan kerusakan pada
sistem vestibularis perifer.
Cedera tumpul labirin dapat mengikuti trauma
tumpul kepala atau barotraumas dan
dikarakteristikkan dengan kurangnya kapsul otik
dan violasi membrane intralabirin.
Trauma ledakan, seperti tamparan atau ledakan,
terkadang menyebabkan kerusakan vestibuler.
Pasien sering mengalami penurunan pendengaran
pada frekuensi tinggi dengan penyembuhan
spontan.
Barotrauma disubklasifikasikan menjadi 2 kelompok : trauma
alternobarik dan barotraumas telinga dalam atmosferik.
Trauma alternobarik paling sering pada penyelam dan pilot.
Gejala disebabkan akibat peningkatan tekanan telinga
tengah terhadap tekanan ruangan. Hal ini meningkatkan
tekanan yang menstimulasi system vestibuler dan cochlear
sehingga timbul vertigo transient dan penurunan
pendengaran. Sering sembuh dalam 15 menit.

Barotrauma atmosferik telinga dalam disebabkan karena


tekanan ekstrim yang menghancurkan struktur telinga
tengah dan telinga dalam. Gejala akan berkurang dengan
tirah baring dan elevasi kepala ; tetapi penurunan fungsi
pendengaran yang progresif atau vertigo selama lebih dari
3 sampai dengan 5 hari memerlukan ekxplorasi
pembedahan. Serta disarankan pasien harus berhenti
menyelam selama minimal 3 bulan.
GANGGUAN VESTIBULER SENTRAL

Keluhan disequilibrium dan ataxia serta


ketidakmampuan mereka untuk berdiri atau
berjalan membedakan mereka dari pasien
dengan lesi perifer, yang lebih mampu untuk
berdiri atau bergerak dengan bantuan.
Tidak seperti lesi perifer, nistagmus akibat
perubahan sentral akan berubah arah sesuai
dengan pergerakan, tidak dipengaruhi ooleh
fiksasi, dan bisa arah vertical atau torsional.
Pemeriksaan neurologis yang menyeluruh dan
mencakup tes seperti tunjuk telunjuk-hidung.
VESTIBULAR MIGRAINE
Sebagai sindrom vaskuler akibat konstriksi dan dilatasi pembuluh
darah intracranial.
Pasien menggambarkan serangan episodic dari sakit kepala berat dan
gejala gejala yang berkaitan seperti nausea, fotofobia, dan sensitivitas
terhadap gerakan kepala. Berusia antara 30 sampia dengan 50 tahun
Migraine dengan aura atau tanpa aura. Aura merupakan gejala
neurologis yang reversible dan berlangsung selama lebih ari 15 menit
atau kurang dan akan hilang dalam waktu satu jam bersamaan
dengan dimulainya sakit kepala.
Penanganan awal harus difokuskan pada menghindari pemicu
migraine melalui modifikasi gaya hidup. Untuk pasien yang gagal
menghilangkan gejala dengan melakukan modifikasi gaya hidup,
maka diperlukan terapi obat obatan. Terapi profilaksis bervariasi
tergantung (amitriptiline, benzodiazepines, beta-blockers, calcium
channel blockers, dan selective serotonin reuptake inhibitors.)
Serangan akut mungkin memerlukan antiemetic dan anti vertigo,
seperti triptans.
STROKE ISKEMIK VERTEBROBASILER
Gejala stroke iskemik vetebrobasiler sangat bervariasi dan
tergantung pada 3 cabang sirkumferensial utama yang
mengalami okluasi, yaitu : arteri serebelar inferior, arteri
serebellar inferior anterior, atau arteri serebelar superior.
Bermacam proses dapat menyebabkan oklusi dari system
vetebrobasiler. Yang paling sering adalah arterosklerosis,
emboli, dan diseksi arteri vertebralis. Diseksi arteri
vertebralis dapat terjadi akibat trauma atau manipulasi
leher, atau dapat terjadi secara spontan.

Bila tersangka adanya stroke iskemik vertebrobasiler, maka


pemeriksaan menyeluruh yang mencakup pemeriksaan
fisik, pencitraan, dan konsultasi neurologis untuk evaluasi
dan terapi.
INSUFISIENSI VERTEBROBASILAR
Insufisiensi Vertebrobasilar adalah sama dengan transient
ischemic attack (TIA) system vertebrobasiler. Berdasarkan
definisi, pasien mengalami gejala yang sama dengan
kondisi sebelumnya, tetapi gejala tersebut sembuh sendiri
dalam waktu 24 jam. Bila dibiarkan tanpa terapi, proses
gangguan secara bertahap akan berkembang menjadi
stroke dengan sekuel yang permanen atau lebih lama.
Insufisiensi vertebrobasiler merupakan penyebab
tersering timbulnya vertigo pada orang tua. Gejala dari
menit sampai dengan jam, tapi biasanya selama durasi 8
menit. Terapi : antiplatelets, antikoagulasi, kemungkinan
trombolisis, dan angioplasty transluminal, dan konsultasi
neurologis.
KESIMPULAN
Pusing merupakan keluhan yang
umum dan dapat merupakan sejumlah
proses penyakit.
Penyebab yang sering menyebabkan
vertigo dan disequilibrium terkait
patologi system vestibuler sentral dan
perifer.

Anda mungkin juga menyukai