Anda di halaman 1dari 112

Pemicu 4

Zazillah
405110087
Gangguan Mood
Suatu kelompok kondisi klinis yang
ditandai oleh hilangnya perasaan
kendali dan pengalaman subjektif
adanya penderitaan berat

Mood : Irama perasaan yang


mendalam, dipertahankan, dan
dirasakan secara subyektif yang
mempengaruhi perilaku dan
persepsi seseorang.
Gangguan Afektif
Gangguan afektif/mood : gangguan emosi
yang menetap penyimpangan fungsi
habitual
Penderita dengan mood meningkat :
expansiveness, flight of ideas, penurunan tidur,
peningkatan self esteem serta ide-ide
kebesaran
Penderita dengan mood terdepresi kehilangan
minat dan energi : perasaan bersalah, sulit
konsentrasi, kehilangan nafsu makan, punya
ide-ide kematian bahkan bunuh diri
Gejala lain : perubahan tingkatan aktivitas,
kemampuan bicara, kemampuan kognitif, dan
kemampuan vegetatif
Gangguan Afektif Bipolar
Manifestasi klinis :
- Ditandai dengan episode berulang sekurang-kurangnya
2, episode menunjukkan peningkatan mood, energi dan
aktivitas yang jelas terganggu ( mania atau hipomania ),
dan pada waktu lain berupa penurunan mood, energi
dan aktivitas ( depresi ) dengan masa remisi sempurna
diantaranya
- Episode manik mulai dengan tiba-tiba, berlangsung
antara 2 minggu sampai 4-5bulan
- Episode depresi berlangsung lebih lama, rata-rata 6
bulan
- Kedua episode seringkali didahului stresor, tetapi stresor
tidak esensial untuk penegakan diagnosis. Episode
pertama bisa timbul pada usia kanak sampai tua
- Masa remisi dan kekambuhan bervariasi, setelah usia
pertengahan cenderung makin pendek dan masa depresi
makin lama
Epidemiologi
Orang single beresiko
Manik biasanya pada laki-laki
Bipolar I : perempuan dan laki-laki
sama, onset dan awitan cepat ( rata-
rata 30tahun), perkotaan
Depresi berat : wanita, usia rata-rata
40tahun, pedesaan
Etiologi
Faktor biologis. Kelainan dalam metabolit amin
biogenik dalam darah dan CSS.
NE down regulation reseptor adrenergik beta
dalam respon antidepresan.
Adanya aktivasi reseptor adrenergik alfa 2
penurunan norepinefrin
Reseptor alfa 2 juga mengatur jumlah serotonin
Serotonin Penurunan serotonin gejala
depresi.
Dopamin Aktivitas dopamin menurun pada
depresi dan meningkat pada mania
Lain-lain GABA, vasopresin, opiat endogen,
adenylate cyclase, phosphotidilinositol, kalsium
Regulsi neuroendokrin
sekresi nokturnal melantonin
pelepasan prolaktin thd pemberian triptophan
FSH, LH, testosteron pd laki2
Hipersekresi kortisol
Gangguan tiroid
Penumpulan stimulasi pelepasan hormon pertumbuhan
yg diinduksi tidur
Faktor genetik
Kromosom 5, 11, X gangguan bipolar 1
Faktor psikososial
Stress lingkungan
Faktor kepribadian pramorbid
Faktor psikoanalitik dan psikodinamina
Ketidakberdayaan yang dipelajari
Teori kognitif
Pembangkitan (kindling)
Proses elektrofisiologi dimana stimulasi
subambang yg berulang dari suatu neuron
akhirnya menimbulkan suatu potensial aksi
Patfis gangguan mood mungkin melibatkan
pembangkitan di lobus temporalis
Irama sirkadian
regulasi abnormal irama sirkadian
Regulasi neuroimun
Ada kelainan imunologis pd pasien depresi
Pertimbangan neuroanatomis
Gangguan mood melibatkan patologis di
sitem limbik, ganglia basalis, dan hipotalamus
Kondisi medik atau obat
yang dapat memicu mania
Kondisi medik Obat dan Obat dan terapi
terapi
Gangguan endokrin atau -Alkohol
metabolic: -Antikonvulsan
-Addisons disease -Antidepresan
-Cushing syndrome -Bronkodilator
-Defisiensi Vit B12 -Cimetidin
Infeksi : -Dekongestan
-AIDS -Disulfiram
-Encephalitis -Halusinogen
-Neurosyphilis -Steroid
-Isoniazid
Gangguan neurologis: -Prokainamid
-Epilepsi (temporal lobe) -ECT
-Multiple sclerosis -hemodialisis
-Surgical trauma
Obat yang berhubungan
dengan gejala Manik
Amfetamin Disulfiram
Baclofen Hamusinogen
Bromide (intoksikasi dan
flashback)
Bromocriptine Hydralazine
Captopril Isoniazid
Cimetidine Levodopa
Kokain Methylphenidale
Kortikosteroid Metrizamide
(termasuk ACTH) Opiat dan opioid
Cyclosporine Procarbazine
Procyclidine
KLASIFIKASI
UTAMA
Gangguan depresi berat
Gangguan Bipolar I (termasuk episode manik)
TAMBAHAN
Siklotimik
Distimik
Sindrom yang berhubungan dengan depresi
(gangguan depresi ringan, gangguan depresi
singkat rekuren, gangguan disforik
pramenstruasi)
Gangguan yang berhubungan dengan
gangguan bipolar I (Gangguan Bipolar II)
Diagnosa menurut DSM-IV
gangguan bipolar I :1 atau lebih
episode manik dan kadang-kadang
depresi berat
Gangguan bipolar II : hipomanik +
depresi
Episode : manik tunggal, terkini manik,
terkini hipomanik, terkini campuran,
terkini depresi berat dan terkini tidak
tergolongkan
EPISODE MANIK
DSM-IV
Episode Manik
A. Periode tersendiri kelainan dan mood yang meninggi,
ekspansif, atau mudah tersinggung secara persisten,
berlangsung sekurangnya 1 minggu (atau durasi kapan
saja jika diperlukan perawatan)
B. Selama periode gangguan mood, 3 (atau lebih) gejala
berikut ini adalah menetap (empat jika mood hanya
mudah tersinggung) dan telah di temukan pada derajat
yang bermakna:
1. Harga diri yang melambung atau kebesaran
2. Penurunan kebutuhan untuk tidur (misalnya, merasa
telah beristirahat setelah tidur hanya 3 jam)
3. Lebih banyak bicara dibandingkan biasanya atau
tekanan untuk terus berbicara
4. Gagasan yang melompat-lompat atau pengalaman
subjektif bahwa pikirannya berpacu
Episode Manik
5. Mudah dialihkan perhatian (yaitu atensi terlalu
mudah dialihkan oleh stimuli eksternal yang tida
penting atau relevan)
6. Peningkatan aktivitas yang diarahkan oleh
tujuan (baik secara sosial, dalam pekerjaan atau
sekolah, atau secara seksual) atau agitasi
psikomotor
7. Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas
yang menyenangkan yang memiliki
kemungkinan tinggi adanya akibat yang
menyakitkan (misalnya, melakukan belanja yang
tidak dibatasi, tidak pilih-pilih dalam hubungan
seksual, atau investasi bisnis yang bodoh)
Episode Manik
C. Gejala tidak memenuhi kriteria untuk episode campuran

D. Gangguan mood adalah cukup parah untuk menyebabkan


gangguan dalam fungsi pekerjaan atau dalam aktivitas
sosial lazimnya atau hubungan dengan orang lain, atau
untuk membutuhkan perawatan untuk mencegah bahaya
bagi diri sendiri atau orang lain, atau terdapat ciri psikotik

E. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu


zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, suatu medikasi,
atau terapi lain) atau suatu kondisi medis umum
(misalnya, hipertiroidisme)

Catatan : episode mirip manik yang jelas disebabkan oleh


terapi antidepresan somatik (misalnya, medikasi, terapi
elektrokonvulsif, terapi cahaya) tidak boleh
diperhitungkan ke arah diagnosis gangguan bipolar I.
HIPOMANIA
Derajatnya lebih ringan daripada mania
Peningkatan ringan dari suasana perasaan
(mood) yang menetap (sekurang-
kurangnya beberapa hari berturut-turut)
disertai peningkatan energi dan
aktivitas
Tidak menimbulkan kekacauan berat dalam
pekerjaan dan penolakan keras dari
masyarakat
Pergaulan sosial euforik
HIPOMANIA
Manifestasi klinik
Peningkatan kemampuan bergaul, bercakap
Keakraban berlebihan
Peningkatan energi
Pengurangan kebutuhan tidur
Kadang-kadang lekas marah dan sombong
Bualan dan lawakan yang berlebihan
Konsentrasi dan perhatian sedikit terganggu
(kurang bisa duduk dengan tenang untuk
bekerja atau bersantai)
Episode Hipomanik
A. Suatu periode terpisah adanya mood yang
meninggi, ekspansif, atau mudah tersinggung, yang
berlangsung selama 4 hari, yang jelas berbeda dari
mood tidak terdepresi yang biasanya
B. Selama periode gangguan mood, 3 (atau lebih)
gejala berikut ini adalah menetap (4 jika mood
hanya mudah tersinggung) dan telah ditemukan
pada derajat yang bermakna:
1. Harga diri yang melambung atau kebesaran
2. Penurunan kebutuhan untuk tidur (misalnya,
merasa telah beristirahat setelah tidur hanya 3
jam)
3. Lebih banyak bicara dibandingkan biasanya atau
tekanan untuk terus berbicara
Episode Hipomanik
4. Gagasan yang melompat-lompat atau pengalaman
subjektif bahwa pikirannya berpacu
5. Mudah dialihkan perhatian (yaitu atensi terlalu mudah
dialihkan oleh stimuli eksternal yang tida penting atau
relevan)
6. Peningkatan aktivitas yang diarahkan oleh tujuan (baik
secara sosial, dalam pekerjaan atau sekolah, atau
secara seksual) atau agitasi psikomotor
7. Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan yang memiliki kemungkinan tinggi
adanya akibat yang menyakitkan (misalnya, melakukan
belanja yang tidak dibatasi, tidak pilih-pilih dalam
hubungan seksual, atau investasi bisnis yang bodoh)
Episode Hipomanik

C. Episode disertai oleh suatu perubahan fungsi yang


jelas yang tidak karakteristik dari orang tersebut
jika tidak simptomatik
D. Gangguan mood dan perubahan fungsi dapat dilihat
oleh orang lain
E. Episode tidak cukup parah untuk menyebabkan
gangguan jelas dalam fungsi sosial atau pekerjaan, atau
untuk membutuhkan hospitalisasi, dan tidak terdapat ciri
psikotik
F. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya, obat yang disalahgunakan, suatu medikasi, atau
terapi lain) atau suatu kondisi medis umum (misalnya,
hipertiroidisme)
Catatan : episode mirip hipomanik yang jelas disebabkan oleh
terapi antidepresan somatik (misalnya, medikasi, terapi
elektrokonvulsif, terapi cahaya) tidak boleh diperhitungkan
ke arah diagnosis gangguan bipolar II.
MANIA TANPA GEJALA
PSIKOTIK
Mood meninggi tidak sepadan
dengan keadaan individu dan dapat
bervariasi antara keriangan sampai
keadaan eksitasi yang tidak
terkendali.
Terjadi energi yang meningkat
Biasa terjadi pada usia antara 15-30
tahun
MANIA TANPA GEJALA
PSIKOTIK
Manifestasi klinis
Aktivitas berlebihan
Percepatan dan kebanyakan bicara
Berkurangnya kebutuhan tidur
Harga diri membubung
Terlalu optimis
Terjadi gangguan persepsi
Boros
Berkelakar di situasi yang tidak tepat
Mudah tersinggung dan curiga
MANIA TANPA GEJALA
PSIKOTIK
Pedoman diagnostik
Berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu
Cukup berat sehingga mengacaukan
hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas
sosial
Perubahan mood harus disertai dengan
energi yang meninggi dan gejala yang
disebut diatas (khususnya : percepatan
berbicara, kebutuhan tidur berkurang, dan
terlalu optimistis)
MANIA DENGAN GEJALA
PSIKOTIK
Bentuk mania yang lebih berat
Harga diri yang membumbung dan
gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham .
Pada kasus berat, waham kebesaran
atau religius tentang identitas mungkin
mencolok
Percepatan berbicaranya mengakibatkan
individu tidak dapat dipahami lagi
Kriteria episode campuran
A. Kriteria terpenuhi baik untuk Episode Manic dan untuk
Mayor Depressive Episode (kecuali untuk durasi) secara
bersamaan hampir setiap hari selama setidaknya periode
1 minggu.
B. Suasana gangguan cukup parah menyebabkan penurunan
fungsi ditandai dalam kerja atau dalam kegiatan sosial
biasa atau hubungan dengan orang lain, atau
mengharuskan rawat inap untuk mencegah kerugian
untuk diri sendiri atau orang lain, atau ada fitur psikotik.
C. Gejala tersebut tidak disebabkan oleh efek fisiologis
langsung dari suatu zat (misalnya, penyalahgunaan obat,
pengobatan, atau pengobatan lainnya), atau kondisi
medis umum (misalnya hipertiroidisme)
EPISODE DEPRESI
DSM-IV
DEPRESI
Gangguan kedaan tonus perasaan ditandai oleh
rasa kesedihan, apati, pesimisme, dan kesepian
kesedihan murung dan kesengsaraan.
Menurut Chaplin (2005) :
Normal gangguan kemurungan (kesedihan,
patah semangat) yg ditandai dgn perasaan tidak
pas, kegiatan, dan pesimisme menghadapi
masa yang akan datang.
Patologis ketidakmauan ekstrim untuk
mereaksi terhadap rangsang disertai harga diri,
delusi, tidak mampu, dan putus asa.
ETIOLOGI
Faktor psikososial : ada teori yang menjelaskan
bahwa situasi stres perubahan pada beberapa
jenis neurotransmitter dan pemindahan
intraneuronal di otak kehilangan fungsi neuron
tertentu dan hambatan >> pada hubungan
dalam sinaps.
USA peristiwa kehidupan yg paling banyak
menyebabkan depresi kehilangan orang tua
< 11 tahun dan kehilangan pasangan
hidup / kehilangan pekerjaan.
Episode depresif
Manifestasi klinis :
a.Gejala depresif
- konsentrasi dan perhatian berkurang
- harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- gagasan perasaan bersalah dan tidak
berguna, bahkan pada episode ringan sekali
pun
- pandangan pasa depan suram dan
pesimistis
- gagasan atau perbuatan membahayakan
diri atau bunuh diri
- nafsu makan berkurang
- kegelisahan , anxietas, dan agitas motorik
lebih menonjol pada waktu tertentu
- afek iritabel
- perilaku histrionik
- minum alkohol berlebihan
- eksaserbasi gejala fobik atau obsesif yang
sudah ada sebelumnya atau preokupasi
hipokondrik

Lama episode sekurang-kurangnya 2 minggu


atau lebih pendek bila gejalanya luar biasa
berat dan berlangsung cepat
Kriteria Major Depressive
episode
A. 5 atau lebih gejala muncul selama periode 2 minggu dan
menunjukkan perubahan fungsi ; minimal 1 dr gejala berikut (1)
mood depresi atau (2) kehilangan ketertarikan atau kesenangan
1) Depresi mood hampir sepanjang hari, hampir setiap hari
ditandai baik oleh laporan subyektif (misalnya merasa sedih
atau kosong) atau hasil observasi oleh orang lain (misalnya
tampak berkaca-kaca).
2) Ditandai dengan berkurangnya minat atau kesenangan dalam
semua atau hampir semua aktivitas hampir sepanjang hari,
hampir setiap hari ditandai baik secara subyektif atau
diobservasi oleh orang lain.
3) Berat badan turun signifikan tanpa diet atau penambahan
berat badan (misalnya perubahan lebih dari 5% dari berat
tubuh dalam sebulan), atau berkurangnya atau
bertambahnya selera makan hampir setiap hari.
4) Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.
Kriteria Major Depressive
episode
5)Agitasi psikomotor atau retardasi psikomotor hampir
setiap hari (tampak oleh orang lain, bukan perasaan
subyektif merasa gelisah atau melambat).
6)Kelelahan atau hilangnya energi hampir setiap hari.
7)Merasa tidak berguna atau perasaan bersalah yang
berlebihan atau tidak pada tempatnya hampir setiap
hari .
8)Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau
berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan,
hampir setiap hari.
9)Pemikiran berulang tentang kematian (tidak hanya
takut mati, ide bunuh diri berulang tanpa rencana
khusus, atau usaha bunuh diri).
B. Gejala tidak termasuk dalam kriteria episode
campuran
C. Penyebab gejala klinis yg penting yaitu kesedihan
atau kerusakan dalam hubungan sosial,
pekerjaan atau fungsi area penting lainnya
D.Gejala tidak berdasarkan efek psikologis langsung
dari zat ( ketergantungan obat terlarang,
obat2an) atau kondisi medis umum ( hipotiroid)
E. Tidak berhubugan dengan belasungkawa karena
kehilangan seseorang.
1. Episode depresif ringan
Pedoman diagnostik : sekurangnya 2 dari :
Mood yang depresif
Kehilangan minat dan kesenangan
Mudah lelah
*Ditambah sekurangnya 2 gejala dari episode
depresif
*tidak boleh ada gejala yang berat
*berlangsung sekurangnya 2 minggu
*resah tentang gejalanya dan sukar menjalankan
kegiatan pekerjaan dan sosial yang biasanya,
namun tidak berhenti berfungsi sama sekali
2. Episode depresif sedang
Pedoman diagnostik :
- Sekurangnya 2 dari 3 gejala paling
khas untuk episode depresi ringan
- Ditambah sekurangnya 3 ( sebaiknya 4
) gejala depresi lainnya
- Berlangsung sekurangnya 2 minggu
- Kesulitan nyata dalam kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga
3. Depresi berat / unipolar
Minimal 2 minggu ada 5 gejala :
Mood menurun
Minat dan kesenangan menurun
Gangguan tidur
Agitasi
Lelah
BB menurun atau meningkat
Rasa bersalah
Ingin bunuh diri
Konsentrasi menurun
Tidak memenuhi kriteria episode campuran\
Disfungsi sosial dan pekerjaan
Bukan karena obat atau kondisi medis umum
Bukan karena sedang berkabung
Kriteria diagnosa gangguan depresi
mayor, single episode

A. Keberadaan tunggal Mayor Depressive Episode


B. Mayor Depressive Episode tidak ada schizoafektif
Disorder dan tidak dibandingkan pada Skizofrenia,
Schizophreniform Disorder, Delusional Disorder, atau
Gangguan Psikotik tidak spesifik.
C. Tidak pernah ada Episode Manic, Episode campuran,
atau Episode Hypomanic.Catatanpengecualian ini
tidak berlaku jika semua manik-seperti, campuran
seperti, atau episode seperti-hypomanic karena zat
atau perlakuan induksi atau oleh efek fisiologis
langsung dari suatu kondisi medis umum.
Kriteria diagnosa gangguan
depresi mayor, episode
berulang
A. Ada dua atau lebih Mayor Depressive Episode.
Catatan:Untuk dipertimbangkan episode terpisah, harus ada
selang waktu minimal 2 bulan berturut-turut di mana
kriteria yang tidak terpenuhi untuk Mayor Depressive
Episode.
B. Mayor Depressive Episode tidak ada schizoafektif Disorder dan
Skizofrenia, Schizophreniform Disorder, Delusional Disorder,
atau Gangguan Psikotik Dinyatakan Tidak Tertentu.
C. Tidak pernah ada Episode Manic, Episode campuran, atau
Episode Hypomanic:.Catatanpengecualian ini tidak berlaku
jika semua episode seperti-manik, seperti-campuran, atau
seperti-hypomanic karena zat atau perlakuan induksi atau oleh
efek fisiologis langsung atau suatu kondisi medis umum,
Status Remisi
Remisi parsial : dalam 2 bulan ada
gangguan
Remisi penuh : dalam 2 bulan tidak
ada gangguan
Status kronik : gejala depresi
berlangsung 2 tahun
Specifiers Decribing Most
Recent Episode
Ciri katatonik : minimal 2 gejala :
Stupor
Ekolalia atau ekopraksia
Postur menetap
Aktivitas motor berlebih tanpa tujuan
Negativisme berat
Ciri melankolik : minimal 3 gejala :
Anhedonia
Mood khas depresif
Terbangun cepat
Agitasi psikomotor
Rasa bersalah
anoreksia
Specifiers Decribing Most
Recent Episode
Ciri atipikal : minimal 2 gejala :
BB meningkat
Paralisis lamban
Hipersomnia
Penolakan intrapersonal
Tidak memenuhi katatonik atau
melankolik
Pasca persalinan : 4 minggu setelah
persalinan
SIKLOTIMIA
DSM-IV
Etiologi siklotimia
Biological Factors
30 % mirip bipolar II disorder
Psychosocial Factors
Menurut teori psychodynamic,
cyclothymic ok trauma dan fiksasi pada
tahap oral perkembangan infant.
Hipomania sering dipicu oleh
depersonalisasi.
Epidemiologi Siklotimia
5-6 % populasi di dunia atau -1/3 pasien sakit
jiwa
Wanita = pria ,
wanita muda dan diatas 64 tahun,
pria pada segala umur
Biasanya bersamaan dengan penyakit mental
lainnya major depressive disorder.
Dapat juga berhubungan dengan penyakit
anxietas(especially panic disorder), substance
abuse, and borderline personality disorder.
Pasien distimic banyak konsumsi obat psikiatrik
(antidepresan, antimanic [lithium (Eskalith) and
carbamazepine (Tegretol), and sedative-hypnotics.]
Gangguan Siklotimik

Adalah suatu bentuk ringan dari


gangguan bipolar 2.
Ditandai oleh episode hipomania dan
episode depresi ringan.
Dalam DSM-IV dibedakan dari g3
bipolar 2 yang ditandai oleh adanya
episode depresif berat dan episode
hipomanik.
Gangguan Siklotimia
A. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa
periode dengan gejala gejala hipomania dan beberapa
periode dengan gejala-gejala depresi yang tidak
memenuhi kriteria untuk gangguan depresi mayor.
Untuk anak-anak dan remaja durasinya paling
sedikit satu tahun.
B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak
pernah bebas dari gejala-gejala pada kriteria A lebih
dari dua bulan pada suatu waktu.
C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik,
episode campuran, selama dua tahun gangguan
tersebut Catatan: Setelah dua tahun awal, siklotimia
dapat bertumpang tindih dengan manik atau episode
campuran (diagnosis GB I dan gangguan siklotimia
dapat dibuat) atau episode depresi mayor ( diagnosis
GB II dan gangguan siklotimia dapat ditegakkan)
D. Gejala-gejala pada kriteria A bukan
skizoafektif dan tidak bertumpangtindih
dengan skizofrenia, skizofreniform,
gangguan waham, atau dengan gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek
fisiologik langsung zat atau kondisi medik
umum
F. Gejala-gejala di atas menyebabkan
penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya
dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi
penting lainnya
DISTIMIA
DSM-IV
Distimia
Gangguan kronis yang ditandai oleh adanya
mood yang terdepresi (atau, pada anak-anak
dan remaja, mudah marah) yang berlangsung
hampir sepanjang hari pada sebagian besar hari

Dulu diklasifikasikan sebagai neurosis depresif


Distimia = disforia temperamental, kecenderungan
bawaan untuk mengalami mood yang terdepresi
Neurosis depresif = pola berpikir dan perilaku yang
maladaptif dan berulang yang menyebabkan depresi
Epidemiologi
Lebih sering pada wanita yang berusia <64
tahun dibandingkan laki-laki pada setiap usia
Juga lebih sering ditemukan pada orang
yang tidak menikah dan muda, dan orang
yang berpenghasilan rendah
Gangguan distimik sering kali disertai
dengan gangguan mental lain, dan
kemungkinan penderita menggunakan
berbagai macam medikasi psikiatrik
(antidepresan, antimanik, sedatif-hipnotik)
Faktor Resiko
Usia
Distimia memiliki onset pada usia muda,
dan terus berlanjut pada usia pertengahan
dan usia lanjut

Faktor psikososial
Menurut Freud, orang rentan terhadap
depresi jika tidak mendapatkan cinta/kasih
sayang yang bermakna atau kehilangan
objek cintanya
Etiologi
Faktor biologis
Beberapa penelitian menunjukkan keterkaitan
neurotransmitter serotonin dan noradrenergik
Gangguan tidur, memendeknya masa latensi
Rapid Eye Movement (REM), meningkatnya
densitas REM, dan terganggunya kontinuitas
tidur
Individu berkepribadian antisosial, ambang,
ketegantungan, histrionik, depresif dan
skizotipal cenderung mengalami gangguan
distimik
Etiologi
Faktor psikososial
Teori Sigmund Freud: orang yang rentan
depresi adalah orang yang tergantung secara
oral dan membutuhkan pemuasan narsisistik
yang terus-menerus
Teori kognitif: pada situasi di mana ada
ketidaksesuaian antara kenyataan dan fantasi,
timbul harga diri rendah dan rasa putus asa
Perjalanan Penyakit
Usia awitan
Seringkali terjadi pada usia sebelum
remaja, terus berlanjut hingga usia 20an
dengan gejala yang samar-samar
Setelah mengalami satu dekade gejala
biasanya pasien baru mencari bantuan
Sekitar 20% dari mereka yang
mengalami neurosis depresi berkembang
menjadi gangguan depresi berat
Perjalanan Penyakit
Penyesuaian sosial
Biasanya memiliki fungsi sosial yang stabil
Kestabilan terganggu meninggalkan
aktivitas sosial dan kegiatan yang
biasanya menyenangkan dan
mengkompensasi dengan terus bekerja
(mekanisme pertahanan)
Sering mengeluh perasaan kosong dan
tidak bahagia untuk kegiatan di luar
pekerjaan
Perjalanan Penyakit
Sering merasa sedih sejak lahir atau
sepanjang waktu
15-20% akan menjadi hipomanik, manik, atau
gangguan mood campuran setelah pubertas
Pada orang dewasa seringkali bersifat
unipolar dengan atau tanpa gangguan depresi
mayor dan jarang menjadi hipomanik atau
manik
Gejala hipomanik dapat terjadi saat
peningkatan dosis antidepresan
Gejala Klinis
Gangguan bersifat kronis, menetap, tanpa episode
Mood terdepresi
Perasaan muram
Murung
Rasa sedih
Berkurangnya dan tidak adanya minat pada
aktivitas biasa
Sarkastik, nihilistik
Cenderung memikirkan hal sedih, membutuhkan,
dan mengeluh
Tegang dan kaku
Menolak intervensi terapeutik
Tidak terdapat gejala psikotik
Gejala penyerta:
Perubahan nafsu makan
Perubahan pola tidur
Harga diri yang rendah
Hilangnya energi
Retardasi psikomotor
Penurunan dorongan seksual
Preokupasi obsesif dengan masalah kesehatan

Gangguan sosial
Sering ditemukan pada pasien yang bercerai,
pengangguran, dan bermasalah sosial
Niculescu dan Akisal mengemukakan 2
subtipe gangguan distimik:
Distimik anksietas
Rendah diri
Kegelisahan yang tidak berarah
Sensitif terhadap penolakan dalam berelasi dengan
orang lain
Cenderung mencari pertolongan
Distimik anergik
Energi rendah
Hipersomnia
Anhedonia
Berespon lebih baik terhadap antidepresan
(meningkatkan depamin dan norepinefrin)
Kriteria Diagnostik Gangguan
Distimik (DSM-IV)
Perlu ada mood yang terdepresi sekurang-
kurangnya 2 tahun (1 tahun untuk anak-
anak dan remaja)
Gejala-gejala tidak boleh memenuhi gejala
depresi berat
Tidak boleh ada episode manik atau
hipomanik
Diperoleh awitan awal (sebelum 21 tahun),
atau akhir (21 tahun dan lebih)
Memungkinkan ditemukan ciri atipikal
A. Mood terdepresi sepanjang hari. Lebih banyak
hari-hari dia mengalami mood terdepresi
dibandingkan tidak terdepresi, diperoleh dari
penjelasan subjektif atau pengamantan orang
lain, sekurang-kurangnya 2 minggu
Catatan:
Pada anak dan remaja mood-nya dalam bentuk mudah
tersinggung (iritabel) dan lamanya harus 1 tahun

B. Saat mood terdepresi ditemukan 2 atau lebih


gejala berikut:
1. Nafsu makan menurun atau berlebih
2. Insomnia atau hipersomnia
3. Energi menurun atau lelah
4. Harga diri menurun
5. Kurang konsentrasi atau sulit mengambil keputusan
6. Rasa putus asa
C. Selama periode 2 tahun gangguan (1 tahun pada
anak atau remaja) mereka tidak pernah bebas
gejala kriteria A dan B selama lebih dari 2 bulan
pada suatu waktu

D. Tidak pernah ada episode depresi berat selama 2


tahun pertama gangguannya (1 tahun untuk
anak dan remaja), tidak dalam bentuk gangguan
depresi berat kronis ataupun gangguan depresi
berat dalam remisi parsial
Catatan:
Mungkin terdapat episode depresi mayor sebelumnya
asalkan terdapat remisi lengkap (tidak ada tanda atau
gejala bermakna selama 2 bulan) sebelum perkembangan
gangguan distimik.
Selain hal tersebut, setelah 2 tahun sejak awal terjadinya
gangguan distimik (1 tahun pada anak dan remaja) dapat
saja timbul episode gangguan depresi berat timpang tindih
pada distimik
E. Tidak pernah terdapat episode manik, episode
campuran, atau episode hipomanik dan tidak
pernah memenuhi kriteria untuk gangguan
siklotimik
F. Gangguan tidak terjadi bersamaan dengan
gangguan psikotik kronis, seperti skizofrenia atau
gangguan waham
G. Gejala bukan merupakan efek fisiologi langsung
dari zat (obat yang disalahgunakan atau suatu
medikasi) atau suatu kondisi medis umum
H. Gejala menyebabkan penderitaan atau gangguan
yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lainnya
Sebutkan jika awitan awal (sebelum usia 21 tahun)
dan awitan lambat (pada usia 21 tahun atau lebih)
Untuk 2 tahun terakhir gangguan distimik disebut
ciri atipikal
Diagnosis Banding
Gangguan depresif ringan
Episode gejala depresif yang lebih ringan
dibandingkan dengan gejala gangguan depresif berat
Terdapat periode eutimik
Kedua hal di atas tidak terdapat pada gangguan
distimik
Gangguan depresif singkat rekuren
Periode singkat (<2 minggu) selama mana terdapat
episode depresif
Memiliki gangguan episodik
Tingkat keparahan gejala lebih tinggi dibanding
distimia
Pemeriksaan
Pemeriksaan status mental
Terdapat gangguan depresi
Pembicaraan terbata-bata, volume suara pelan
Mood turun sesuai afek
Kontak mata dan ekspresi wajah terbatas
Perlu evaluasi mengenai ide bunuh diri
Pemeriksaan fisik
Peningkatan atau penunuran berat badan yang
bermakna
Temperatur tubuh menurun
Refleks lambat
Gejala lain hipotiroid (pemeriksaan hormon tiroid)

Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan


neuropsikologi
Pemeriksaan untuk adanya penyalahgunaan atau
ketergantungan zat psikoaktif
Pemeriksaan darah lengkap
Tes fungsi tiroid
Tatalaksana
Pasien disarankan olah raga 3-4 kali
seminggu
Terbukti efektivitas penatalaksanaan
dengan psikoterapi dan farmakoterapi
secara bersamaan lebih besar
dibandingkan dilakukan terpisah
Psikoterapi
Terapi pilihan, mengatasi masalah yang
menimbulkan depresi
Konseling suportif, mengatasi
nyeri/ketidaknyamanan
Terapi kognitif, mengubah ide pesimis, harapan
tidak realistik, dan kritik diri yang menimbulkan
depresi, membantu menghadapi masalah dan
menerima masalah yang tidak dapat diubah
Problem solving therapy, mengubah siatuasi
kehidupan yang menimbulkan stres bermakna,
membantu perbaikan kemampuan coping atau
beradaptasi, dan konflik relasi
Farmakoterpi
Antidepressant (respon 55%)
Karena obat jangka panjang, perlu diperhatikan
ES, dosis awal dan peningkatan dosis
Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Tricyclic antidepressant
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
dapat ditoleransi lebih baik
Fluoxetin 20 mg, 1x sehari pada pagi hari dosis
maks. 80 mg
Sertralin 50 mg dosis maks. 200 mg/hari
Dosis obat tidak boleh diturunkan sebelum 6 bulan
setelah gejala membaik
Tindak Lanjut
Evaluasi apakah ada pikiran dan perilaku
yang dapat membahayakan dirinya sendiri
dan orang lain (jika ada rawat inap)
Edukasi pasien agar obat harus dilanjutkan
selama 6 bulan sebelum dosis diturunkan
Evaluasi efektivitas obat antidepresan
jangka panjang (efektivitas kurang
evaluasi dosis atau ganti golongan obat)
Prognosis
Prediksi ke depan dengan adanya tatalaksana
obat antidepresan seperti fluoxetine (Prozac),
bupropion (Wellbutrin), terapi kognitif dan
perilaku, memperlihatkan hasil yang baik
Hanya 10-15% pasien gangguan distimik
berada dalam remisi 1 tahun setelah diagnosa
awal
25% dari semua pasien gangguan distimik
tidak pernah mencapai pemulihan yang
lengkap
Komplikasi
Menurunkan kualitas hidup
Major depression
Bipolar
Susah bergaul dengan sosial
Masalah pada sekolah dan pekerjaan
Menurunnya produktivitas
Cemas
Gangguan makan
Keinginan untuk bunuh diri
BABY BLUES
(POST-PARTUM
DEPRESSION)
Defenisi
Depresi yang muncul setelah
melahirkan
Klasifikasi
Postpartum blues gangguan
mood ringan dan onset yang singkat
Postpartum major depression
gangguan mood berat
Postpartum psikosis
1. Baby blues
Menangis tanpa sebab yang jelas
Mudah kesal
Lelah
Cemas
Tidak sabaran
Enggan mempertahankan si bayi
Tidak percaya diri
Sulit beristirahat dengan tenang
Mudah tersinggung

Gejala berlangsung < 2 minggu


Faktor Resiko
Riwayat depresi pada proses
melahirkan
Riwayat depresi
Kurangnya support dari keluarga,
stabilitas pernikahan, dan riwayat
saat hamil.
Etiologi
Faktor hormonal
Genetik
Sosio-ekonomi
Stress
Emotional support
Diagnostic
The Diagnostic and Statistical Manual (DSMIV-
TR) delineates "postpartum" as a "modifier"
or addition to other diagnoses. For example, a
postpartum diagnosis could be described as
major depression with postpartum onset, or
bipolar disorder with postpartum onset, or
brief psychotic disorder with postpartum onset.
Postpartum "blues" is not an official
diagnostic entity but it is commonly seen by
practitioners.
The criteria used to diagnose depression is the same in postpartum
states. In addition to these criteria,
other symptoms may include fear or feelings of guilt about being a "bad"
mother, or possibly extreme fear that some harm will come to the baby.
Women with postpartum major depressive episodes may also have
severe anxiety,
panic attacks,
spontaneous crying long after the usual duration of "baby blues" (ie,
3-7 days postpartum),
disinterest in the new infant,
insomnia (manifested as difficulty falling asleep).
When assessing whether a symptom is a sign of depression or a
normal postpartum reaction, the individual's circumstances need to
be considered.
A woman's level of exhaustion or irritability may be quite normal when
her infant is 2 weeks old and nursing frequently, but
may not be normal when her baby is 4 months old and sleeping soundly
through the night. Sleep deprivation can cause fatigue and poor
concentration, but the degree of these symptoms needs to be carefully
assessed.
2. Psikosis pasca partus
Psikosis puerperal
Contoh gangguan psikotik yg tdk
tergolongkan yg terjadi pd
perempuan yg baru saja melahirkan
bayi.
Kegawatdaruratan psikiatri
Tanda dan gejala
Depresi ibu
Waham
Pikiran membahayakan diri sendiri
atau bayi
Ide bunuh diri dan membunuh bayi
Epidemiologi
1-2 per 1.000 kelahiran
50 persen pasien memiliki riwayat
keluarga dengan gangguan mood
Primipara
Wanita lebih banyak mengalami
Pria gangguan mental mayor akibat
stress menjadi ayah, suami merasa
digantikan oleh anak utk berkompetisi
memperebutkan cinta dan perhatian ibu
Etiologi
Gangguan mood, bipolar, depresif
Kondisi medis umum: infeksi, intoksikasi
obat, toksemia, kehilangan darah
Penurunan mendadak konsentrasi
estrogen dan progesteron segera
setelah melahirkan (pengobatan dgn
hormon tdk efektif)
Konflik perasaan ttg kehamilan (tdk mau
hamil, terperangkap dgn perkawinan yg
tdk bahagia, perselisihan saat hamil)
Diagnosis
Kriteria diagnostik spesifik tidak
dimasukkan ke dlm DSM IV
Diagnosis dapat ditegakkan bila
psikosis terjadi dalam waktu singkat
dengan kelahiran anak, meskipun
diagnosis gangguan mood menurut
DSM IV harus dipertimbangkan
dalam diagnosis banding.
Gejala Klinis
Mulai muncul dlm beberapa hari setelah persalinan (2-
3 minggu dan hampir selalu dlm 8 minggu stlh
persalinan)
Lelah
Insomnia
Gelisah
Episode penuh kesedihan
Labilitas emosi
Curiga
Konfusi
Inkoheren
Pernyataan irasional
Obsesif thd kesehatan bayi
Waham dan halusinasi
Ketidakmampuan berdiri, bergerak, berjalan
Materi waham dapat melibatkan ide
bahwa bayi mati atau cacat
Pasien dapat menyangkal kelahiran
dan mengekpresikan pikiran bahwa
dia tdk menikah, masih perawan,
tersiksa, dipengaruhi, suka melawan
Halusinasi yang memberitahu pasien
agar membunuh bayinya
DD
Postpartum blues
Keadaan normal yg hampir terjadi pd 50
persen perempuan stlh melahirkan
Postpartum blues dapat hilang sendiri,
berlangsung hanya beberapa hari,
ditandai dengan rasa takut, lelah,
ansietas, iritabilitas yang mulai segera
stlh kelahiran anak dan berkurang
keparahannya setelah berlangsung
seminggu
Depresi nonpsikotik pasca partus
Tidak ada waham atau halusinasi
Lebih berat dari postpartum blues transien
10-20 persen perempuan
Tanda gejala: kesedihan hati, merasa tdk
mampu sebagai org tua, gangguan tidur
Terdapat pikiran dan obsesional atau
berpikir keras untuk mencelakai bayinya
tetapi tidak ada keyakinan waham
Prognosis
Pada studi, pasien 5 persen bunuh
diri, 4 persen melakukan
pembunuhan bayi
Kehamilan berikutnya meningkatkan
peningkatan resiko episode lain
sebesar 50 persen
Pengobatan
Antidepresan dan litium (Eskalith)
kadang bersamaan dengan antipsikotik
Pasien dipindahkan ke unit psikiatri utk
mencegah usaha bunuh diri
Kunjungan ubu pd bayi harus dijaga
ketat resiko pembunuhan
Psikoterapi
Perubahan faktor lingkungan
Dukungan suami dan keluarga
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
Gangguan klinis
Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
Aksis II
Gangguan kepribadian
Retardasi mental
Aksis III
Kondisi medik umum
Aksis IV
Masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V
Penilaian fungsi secara global Global
Assessment of Functioning (GAF) Scale
AKSIS I
F00-F09: Gangguan Mental Organik (+ simtomatik)
F10-F19: Gg. Mental & Perilaku Zat Psikoaktif
F20-F29: Skizofrenia, Gg. Skizotipal & Gg. Waham.
F30-F39: Gg. Suasana Perasaan (Afektif/Mood)
F40-F48: Gg. Neurotik, Gg. Somatoform & Gg. Terkait
Stress.
F50-F59: Sindrom Perilaku Gg. Fisiologis/ Fisik
F62-F68: Perubahan Kepribadian Non-Organik, Gg.
Impuls, Gg. Seks.
F80-F89: Gg. Perkembangan Psikologis
F90-F98: Gg. Perilaku & Emosional Onset Kanak-Remaja
F99: Gangguan Jiwa YTT
Axis II : Gangguan kepribadian
dan retardasi mental
Gangguan kepribadian paranoid
Gangguan kepribadian skizoid
Gangguan kepribadian skizotipal
Gangguan kepribadian antisosial
Gangguan kepribadian ambang
Gangguan kepribadian histronik
Gangguan kepribadian narsistik
Gangguan kepribadian menghindar
Gangguan kepribadian tergantung
Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
Gangguan kepribadian yang tidak ditemukan
Retardasi mental
Axis III: Kondisi medis umum
Penyakit infeksi dan parasit (001-139)
Neoplasma (140-239)
Penyakit endokrin, nutrisional, dan metabolik dan gangguan
imunitas (240-279)
Penyakit pada darah dan organ pembentuk darah (280-289)
Penyakit pada sistem saraf dan organ indera (320-389)
Penyakit pada sistem sirkulasi (390-459)
Penyakit pada sistem pernafasan (460-519)
Penyakit pada sistem pencenaan (520-579)
Penyakit pada sistem genitourinarius (580-629)
Penyakit kehamilan, persalinan, dan nifas (630-676)
Penyakit pda kulit dan jaringan subkutan (680-629)
Penyakit pada sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat (710-
739)
Anomali kongenital (740-759)
Kondisi tertentu yang berasal dari periode perinatal (760-779)
Gejala, tanda, dan kondisi yang tidak jelas (780-799)
Cedera dan keracunan (800-999)
Axis IV: Masalah Psikososial
dan Lingkungan
Masalah dengan kelompok pendukung
primer
Masalah yang berhubungan dengan
lingkungan sosial
Masalah pendidikan
Masalah pekerjaan
Masalah perumahan
Masalah ekonomi
Masalah dengan akses kepada
pelayanan kesehatan
Masalah berhubungan dengan sistem
hukum/kejahatan
Masalah psikososial dan lingkungan lain
AKSIS V
Global Assessment of Functioning (GAF) Scale
100 - 91 Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak
tertanggulangi.

90 81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
yang biasa.
80 71 Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan,
sekolah, dll.
70 61 Beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik.
60 51 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

50 41 Gejala berat (serious), disabilitas berat.

40 31 Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi,


disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
30 21 Disabilitas berat dalam komunikasi & daya nilai, tidak mampu berfungsi
hampir semua bidang.
20 11 Bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi & mengurus diri.
10 01 Seperti diatas persisten & lebih serius.

0 Informasi tidak adekuat


TERAPI BIPOLAR
Tujuan terapi
Mengurangi gejala bipolar
Mencegah episode berikutnya
Meningkatkan kepatuhan pasien
pada pengobatan
Menghindari stressor yang dapat
memicu kejadian episode
mengembalikan fungsi-fungsi
kehidupan menjadi normal
Strategi terapi
Terapi non farmakologi
Psychoeducation for the patient and family
Psikoterapi
Stress reduction (relaxation, yoga, massage, etc)
Sleep, nutrition, exercise support outcomes
ECT(electroconvulsive therapy)
Terapi farmakologis menggunakan obat-obatmood
stabilizer Contoh:
Lini pertama :Lithium, Valproat, dll.
Lini kedua/alternatif: Carbamazepin, Gabapentin,
lamotrigin, topiramat (antikonsvulsan), nimodipin,
verapamil (Ca bloker), olanzapin, risperidon
(antipsikotik atipikal)
Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif
membantu orang dengan gangguan bipolar belajar mengubah
pola pikir yang berbahaya atau negatif dan perilaku
Terapi keluarga
meningkatkan komunikasi dan pemecahan masalah
Interpersonal dan terapi ritme sosial
membantu orang dengan gangguan bipolar meningkatkan
hubungan mereka dengan orang lain, mengelola rutinitas
sehari-hari,jadwal tidur yang teratur dapat membantu
melindungi episode manik .
Psychoeducation
mengajarkan orang-orang dengan gangguan bipolar tentang
penyakit dan pengobatannya.
Perawatan ini membantu orang mengenali tanda-tanda
kambuh, sehingga mereka dapat mencari pengobatan awal
Biasanya dilakukan di dalam kelompok, psychoeducation juga
mungkin bermanfaat bagi anggota keluarga dan perawat.
Treatment guidelines
Mild to moderate symptoms of mania or mixed
episode
1. Mulai dg Litium atau valproat atau antipsikotik
atipikal (olanzapin, quetiapin, risperidon)
Alternatif antikonvulsan: karbamazepin, lamotrigin,
atau oxcabarzepin

2. Jika respon tidak adekuat: tambah benzodiazepin


(lorazepam atau klonazepam) jika perlu (utk agitasi
atau insomnia)

3. Jika respon tdk adekuat, pertimbangkan


- kombinasi Li + antikonvulsan or antipsikotik atipikal
- kombinasi antikonvulsan + antikonvulsan or
antipsikotik atipikal
Treatment guidelines
Moderate to severe symptoms of mania or mixed episode
1. Mulai dg kombinasi 2 obat : Litium atau valproat +
antipsikotik atipikal (olanzapin, quetiapin, risperidon)
Alternatif antikonvulsan : karbamazepin, lamotrigin, atau
oxcabarzepin

2. Jika respon tidak adekuat: tambah benzodiazepin


(lorazepam atau klonazepam) jika perlu (utk agitasi atau
insomnia)

3. Jika respon tdk adekuat, pertimbangkan kombinasi 3 obat:


- Li + antikonvulsan + antipsikotik atipikal
- antikonvulsan + antikonvulsan + antipsikotik atipikal

4. Jika respon tdk adekuat, pertimbangkan ECT utk mania dg


psikosis atau katatonia, atau tambahkan klozapin
Treatment guidelines
Mild to moderate symptoms of
depressive episode
Mulai dg atau optimasi penggunaan
mood stabilzer : Litium atau
lamotrigin
Alternatif : karbamazepin, lamotrigin,
atau oxcabarzepin
Treatment guidelines
Moderate to severe symptoms of depressive episode
1. Mulai dg kombinasi 2 obat : Litium atau lamotrigin +
antidepresan; atau Li + lamotrigin
Alternatif antikonvulsan : karbamazepin, lamotrigin,
atau oxcabarzepin
2. Jika respon tidak adekuat, tambah antipsikotik atipikal
jika ada tanda-tanda psikotik (halusinasi, delusi)
3. Jika respon tdk adekuat, pertimbangkan kombinasi 3
obat:
- Li + antikonvulsan + antidepresan
- Lamotrigin+ antikonvulsan + antidepresan
4. Jika respon tdk adekuat, pertimbangkan ECT
Kesimpulan
Berdasarkan kasus, pasien ini
mengalami gangguan mood episode
manik.
Saran
Pasien diberikan psikoterapi dan
terapi farmokologi yang sesuai
Pasien diberikan dukungan secara
sosial

Anda mungkin juga menyukai