Anda di halaman 1dari 35

Uji Fitokimia Bunga Kembang sepatu

(Hisbiscus rosa sinensis L)

Andhika Primahadi
405110075

Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara
2015

LOGO
Latar Belakang
Penggunaan obat-obatan kimia atau sintetis
(obat moderen) dikhawatirkan dapat
menimbulkan efek samping yang merugikan
kesehatan.

Kini banyak ditawarkan kepada masyarakat


tentang pola hidup alamiah, Back to Natural
kembali kepada alam

LOGO
Latar Belakang
obat herbal relatif lebih murah dari pada obat
sintetis dan bahannya juga dapat dengan
mudah didapat disekitar lingkungan kita, bahkan
dapat ditanam sendiri
Bunga kembang sepatu dapat digunakan untuk
penobatan pengobatan penyakit contohnya
batuk berdahak, radang saluran nafas
(bronkhitis) , mimisan, disentri dan lain-lain

LOGO
Identifikasi Masalah :
Golongan senyawa apa saja kah yang terdapat
pada ekstrak kloroform tanaman Hisbiscus Rosa
Sinensis L (kembang sepatu)?
Golongan senyawa apa saja yang sama pada
tanaman segar dengan ekstrak tanaman?
Pembatasan Masalah :
Penelitian ini dibatasi pada uji kandungan
senyawa metabolit sekunder melalui skrining
fitokimia pada ekstrak kloroform tanaman
Hisbiscus Rosa Sinensis L (kembang sepatu)
LOGO
Rumusan Masalah :
Bagaimanakah profil fitokimia tanaman segar
dan ekstrak kloroform bunga kembang sepatu
(Hisbiscus Rosa Sinensis L) ?

Manfaat Penelitian :
Memberikan informasi bahwa tanaman
hisbiscus rosa sinensis L (kembang sepatu)
dapat menjadi salah satu tanaman obat

LOGO
Mengetahui adanya kandungan senyawa
metabolit sekunder pada tanaman
Hisbiscus Rosa Sinensis L (kembang
sepatu).
Menjadi salah satu dasar penelitian
selanjutnya, sehingga nantinya dapat
digunakan sebagai salah satu obat
alternatif yang relatif murah dan aman

LOGO
Tujuan penelitian
Tujuan umum :
Untuk mengetahui golongan senyawa apa saja
yang terdapat di dalam tanaman Hisbiscus Rosa
Sinensis L (kembang sepatu) melalui skrining
fitokimia
Tujuan khusus :
Menguji senyawa metabolit sekunder dari
skrining fitokimia tanaman Hisbiscus Rosa
Sinensis L (Kembang Sepatu).

LOGO
Tinjauan pustaka
Tanaman bunga kembang sepatu
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L

LOGO
Tinjauan pustaka
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam
arti luas adalah segala jenis zat kimia atau
nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan,
termasuk sayuran dan buah-buahan. Fitokimia
biasanya digunakan untuk merujuk pada
senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang
tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi
memiliki efek yang menguntungkan bagi
kesehatan atau memiliki peran aktif bagi
pencegahan penyakit

LOGO
Tinjauan pustaka
Metabolit primer adalah substansi yang
digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan organisme yang bersangkutan.
Contoh senyawa-senyawa metabolit primer
adalah karbohidrat, asam nukleat, dan lipid .

LOGO
Tinjauan pustaka
Metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa
hasil biosintetik turunan dari metabolit primer
yang umumnya dihasilkan oleh organisme yang
berguna untuk pertahanan diri dari lingkungan
maupun serangan organisme lain. Senyawa
metabolit sekunder yang umum terdapat pada
tumbuhan adalah : alkaloid, flavonoid, steroid,
saponin, terpenoid, dan tanin

LOGO
Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa tanpa
warna, bersifat optis aktif, kebanyakan
berbentuk Kristal tetapi hanya sedikit yang
berupa cairan pada suhu kamar

LOGO
Fenolik
Fenolik merupakan senyawa yang
mempunyai cincin aromatik dengan satu
atau lebih gugus hidroksil

LOGO
Flavonoid
Flavonoid adalah kelompok senyawa metabolit
sekuner terbesar yang ditemukan di alam
terutama pada jaringan tumbuhan. Senyawa ini
terdapat dalam sel tumbuhan dan terakumulasi
dari tubuh tumbuhan sebagai zat pertahanan
terhadap serangga dan penyakit.

LOGO
Steroid dan terpenoid
Terpenoid merupakan kelompok senyawa metabolit
sekunder kedua terbesar yang terlibat dalam proses
penyambungan metabolism tumbuhan sebagai toksin
untuk pertahanan tumbuhan dan menjadi enzim
pencernaan. Steroid adalah terpenoid yang kerangka
dasarnya terbentuk dari sistem cincin siklopentana
perhidrofenantrena.

LOGO
tannin
didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang
memiliki berat molekul yang cukup tinggi (lebih
dari 1000) dan dapat membentuk kompleks
dengan protein. Berdasarkan strukturnya tannin
dibedakan menjadi dua kelas yaitu tannin
terkondensasi dan tannin terhidrolisis

LOGO
Ekstraksi
Ekstraksi dapat didefinisikan sebaga metode
pemisahan komponen dari suatu campuran
dengan menggunakan suatu pelarut yang
sesuai.

LOGO
Ekstraksi
Berdasarkan suhu ekstraksinya, dikenal dua tipe ekstraksi
yaitu :
Metode ekstraksi dingin dilakukan ketika senyawa yang
terdapat dalam simplisia tidak tahan terhadap panas
atau belum diketahui tahan atau tidaknya, antara lain
maserasi dan Perkolasi
Metode ekstraksi panas digunakan jika senyawa-
senyawa yang terkandung sudah dipastikan tahan
panas. metode ekstraksi yang membutuhkan panas
antara lain: Dekok, Infus, Refluks, Sokheltasi, Coque,
Seduhan

LOGO
Ekstraksi
Berdasarkan lama waktu pengerjaanya, proses ekstraksi
dapat digolongkan menjadi berikut:
Ekstraksi jangka pendek: teknik ekstraksi yang biasanya
digunakan untuk memisahkan suatu zat (bentuk cair),
dengan dasar perbedaan kelarutan zat tersebut pada
dua pelarut yang tidak saling melarutkan
Ekstraksi jangka panjang: teknik ekstraksi yang biasanya
digunakan untuk memisahkan bahan alam (bentuk
padat) yang terdapat pada tumbuhan atau hewan.
Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa
organik dari jaringan tumbuhan kering ialah dengan
mengekstraksi bagian tumbuhan tersebut melalui proses
perendaman dengan menggunakan pelarut tertentu.
LOGO
Ekstraksi
Maserasi
Adalah salah satu jenis metode ekstraksi dengan sistem
tanpa pemanasan atau dikenal dengan ekstraksi dingin,
kelebihan pada metode ini pelarut dan sampel tidak
mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi
merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk
senyawa yang tahan panas ataupun tidak tahan panas.
Biasanya metode ini digunakan untuk mengekstrak
senyawa yang tidak tahan panas (termolabil) atau
senyawa yang belum diketahui sifatnya. Kekurangan
dari metode ini adalah memerlukan pelarut yang banyak
dan waktu yang lama.

LOGO
Ekstraksi
Evaporasi
Proses evaporasi digunakan untuk melakukan
ekstraksi, penguapan pelarut yang efisien dan
lembut. Alat yang digunakan untuk proses
evaporasi ini adalah rotary evaporator.

LOGO
Polaritas adalah suatu kemampuan senyawa untuk membuat/membentuk
dipol.1 Berdasarkan polaritasnya, pelarut dapat dibedakan menjadi 3
golongan yaitu:
Pelarut polar: Memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk
mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut polar
cenderung universal digunakan karena biasanya walaupun polar, tetap
dapat menyaring senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah.
Contoh pelarut polar adalah etanol, air, asam asetat, dan methanol.10
Pelarut nonpolar: Baik untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang sama
sekali tidak larut dalam pelarut polar. Contonya adalah heksana dan eter.10
Pelarut semipolar: Memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandigkan
dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-senyawa
semipolar dari tumbuhan. Contohnya adalah asetat,aseton, dan kloroform

LOGO
Metodologi penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium


Kimia Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara dan FMIPA Jurusan kimia
UNJ.
waktu penelitian dimulai dari Januari 2014
hingga Desember 2014

LOGO
Metodologi penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian:
Gelas ukur,neraca analitik,pemanas
air,mortar,blender,aluminium foil,plat
tetes,rotary evaporation,gunting,Jerigen.
Bahan yang digunakan dalam penelitian :
H2SO4 2N,metanol teknis,amoniak,HCl
pekat,amil alkohol,FeCl3 1%,Anhidrida
asetat,Pereaksi Mayer dan Dragendorff,NaOH
10%,CHCL3

LOGO
Metodologi penelitian

Determinasi Tumbuhan
Untuk mengetahui nama jenis
tumbuhan,dilakukan identifikasi jenis dan
deskripsi morfologi tumbuhan di laboratorium
Herbarium Bogoriense, bogor.
Pengumpulan dan pengelolahan sampel
Bunga kembang sepatu segar yang telah
dihaluskan dengan blender dan ditimbang
seberat 500 gram dan bunga kembang sepatu
kering yang telah dihaluskan dengan blender
dan ditimbang seberat 200 gram
LOGO
Metodologi penelitian
Pembuatan Ekstrak
Sampel kering diiris halus/diblender kemudian
dilakukan proses maserasi (perendaman)
menggunakan pelarut khloroform kemudian
ditampung menggunakan gelas ukur , kemudian
dimasukan ke dalam jerigen untuk selanjutnya
dilakukan proses evaporasi

LOGO
Metodologi penelitian
Uji fitokimia
Pengujian golongan alkaloid
Ekstrak sampel ditambahkan 10 mL
diklorometana:amoniak (9:1), kemudian
ditambahkan 20 tetes H2SO4 2 N, dikocok dan
didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan
bagian atas direaksikan dengan pereaksi Mayer.
Jika sampel mengandung alkoloid akan
terbentuk endapan putih

LOGO
Metodologi penelitian
Pengujian golongan flavonoid, fenolik dan saponin :
Ekstrak sampel ditambahkan sedikit bubuk magnesium,
1 mL HCl pekat dan 1 mL amil alkohol, flavonoid
berwarna merah kuning atau jingga pada lapisan amil
alkohol. Ekstrak sampel ditambahkan larutan FeCl3 1%.
Adanya fenolik ditunjukkan dengan terbentuknya warna
biru atau biru ungu. Ekstrak sampel dikocok dengan
kuat, terbentuk busa selama 15 menit dan tidak hilang
dengan penambahan 1 tetes HCl pekat menunjukkan
adanya senyawa saponin.

LOGO
Metodologi penelitian
Pengujian golongan steroid dan triterpenoid
Ekstrak sampel ditambahkan 10 mL diklorometana,
kemudian diteteskan pada plat tetes lalu dikeringkan.
Selanjutnya ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asetat.
Adanya steroid ditunjukkan dengan terbentuknya warna
hijau-biru. Sedangkan adanya triterpenoid ditunjukkan
dengan terbentuknya warna merah-ungu, dan bila
terdapat keduanya akan terbentuk warna merah-biru-
ungu dengan terbentuk cincin ditengahnya.

LOGO
Hasil penelitian
Hasil Uji Fitokimia sample segar dan ekstrak

Uji golongan Tanaman segar ekstrak tanaman


Alkaioid - -
Fenolik + -
Flavonoid - -
Saponin + -
Steroid - ++
Terpenoid + ++

LOGO
Pembahasan
Hasil uji fitokimia pada tanaman segar dan ekstrak
kloroform Hisbiscus Rosa Sinensis L (kembang sepatu)
terdeteksi senyawa metabolit sekunder ,yaitu
fenolik,saponin,steroid dan terpenoid.
Pada uji tanaman segar dperoleh terpenoid dengan hasil
+ sedangkan pada sediaan ekstrak didapatkan steroid
dan terpenoid dengan hasil ++. Hal ini disebabkan
karena proses maserasi menggunakan pelarut
khloroform yang bersifat semipolar sehingga melarutkan
senyawa-senyawa metabolit sekunder semipolar pada
kembang sepatu

LOGO
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji fitokimia ,Hisbiscus Rosa
Sinensis L (Bunga Kembang sepatu)
mengadung senyawa terpenoid yang memiliki
aktifitas biologis sebagai antibakteri
Hal ini didukung oleh penelitian untuk
menganalisis aktifitas antibakteri yang dimiliki
tanaman kembang sepatu dimana ditunjukan
dengan zona inhibisi yang tinggi terhadap
pertumbuhan bakteri.

LOGO
Kesimpulan
Pada uji fitokimia sampel kembang sepatu pada sampel
segar didapatkan fenolik, tanin, saponin dan terpenoid
dengan hasil + sedangkan pada sediaan sampel ekstrak
didapatkan steroid dan terpenoid dengan hasil ++.
Bunga kembang sepatu diduga memiliki sifat antibakteri
karena adanya senyawa terpenoid.

LOGO
Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut
yaitu melakukan uji kuantitatif.

LOGO
TERIMA KASIH

LOGO

Anda mungkin juga menyukai